Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
I Wayan Seriyoga Parta
Denpasar: Pusat Penerbitan LPPM Institut Seni Indonesia Denpasar, 2017
300 MUDRA 32:3 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Johanis Palar Mogea
"Revisi marga Arenga dilakukan dengan memanfaatkan data-data morfologi, anatomi, geografi dan ekologi. Kunci identifikasi seksi dan jenisnya disajikan, berikut pertelaan lengkapnya. Jenis-jenis tersebut tetap ditampung dalam seksi Arenga (12 jenis) dan seksi Didymosperma (10 jenis). Marga ini sebelumnya memiliki 23 jenis dengan 2 varietas, dalam revisi ini direduksi menjadi 22 jenis dengan 4 varietas, termasuk penambahan 4 jenis dan satu anak jenis yang baru pertama kali dipertelakan, yaitu: tiga jenis yang berasal dari Sumatra (A. longipes, A. talamauensis dan A. plicata), satu jenis dari Kalimantan (A. distincta) serta satu anak jenis yang tersebar di Kep. Ryukyu, Taiwan dan Hainan (A. tremula subsp. longistamina). Selain itu disusun 4 kombinasi dan 9 sinonim baru.
Marga ini tersebar luas mulai dari India, Assam Utara, Asia Tenggara sampai ke Papua Nugini; kemudian dari Kep. Ryukyu, Taiwan, Cina Selatan, P. Christmas di Lautan Hindia sampai ke Queensland (Australia Utara). Sebagian besar tumbuh di dataran rendah hutan hujan tropika. Ada 10-jenis yang endemik. Populasi A. retroflorescens dan A. caudata var. stenophylla agak jarang; A. gracilis, A. nana, A. talamauensis, dan A. plicata sangat jarang; status kelangkaan A. listeri rawan; dan A. longipes genting. Lebah Trigona irridipennis merupakan serangga penyerbuk utama pada aren (A. pinnata)
Aren telah lebih dari 200 tahun dibudidayakan khususnya di Indonesia , untuk dimanfaatkan tepung dan gulanya, kegunaan lainnya antara lain: sebagai bahan baku untuk bermacam-macam kerajinan tangan, peralatan serta perlengkapan rumah tangga, dan untuk penghijauan. Potensi tumbuhan ini dalam perhutanian dan sebagai sumber bahan baku kayu peralatan dan bangunan dapat diharapkan.
Sagu baruk (A. microcarpa) dapat disarankan untuk dikembangkan sebagai tanaman pertanian sumber karbohidrat. Tepung dari jenis yang lainnya (A. tremula subsp. longistamina, A. brevipes dan A. undulatifolia) dapat pula dimakan.
Ada 6 jenis Arenga yang berpotensi sebagai tanaman hias. Satu di antaranya (A. caudata var. hookeriana) terindah sebagai tanaman pot.

A revision of the genus Arenga was carried out using morphological, anatomical, geographical and ecological data. A key of identification to the sections and species, as well as full descriptions of the species are given. These species are still accommodated in the section Arenga (12 species) and Didymosperma (10 species). The genus which was previously consists of 23 species with 2 varieties, in this revision it was reduced into 22 species with 4 varieties, including 4 species and 1 subspecies which were described for the first time, namely: A. longipes, A. talamauensis, A. plicata (all from Sumatra); A. distincta (from Borneo), and A. tremula subsp. longistamina which is distributed in the Ryukyu Islands, Taiwan and Hainan are described for the first time. In addition 4 new combinations and 9 new synonyms are presented.
The genus is widespread from India, Upper Assam, India, throughout S.E. Asia to Papua New Guinea; and from the Ryukyu Islands, Taiwan, South China, Christmas Island of the Indian Ocean to Queensland (North Australia). Most of them grow on lowlands of tropical rainforests. There are 10 endemic species. The wild populations of A.retroflorescens and A. caudata var. stenophylla are fairly rare; A. nana, A. gracilis, A. tala﷓
mauensis, and A. plicata are very rare; the conservation status of A. 7isteri is vulnerable, and A. longipes is endangered. Trigona irridipennis is the main insect pollinator in the sugarvalrn (A. pinnata).
The sugar palm has been in semi cultivation since more than two hundred years; mainly in Indonesia for its flour and sugar. Other uses such as for handicrafts, various household tools and equipments, and reforestation are widely known; in addition, its utilization in agro-forestry and as a raw material for wood industry and constructions may be expected.
Saqu baruk (A. microcarpa) may be suggested as a new carbohydrate-producing crop. Edible flour may be obtained as well from A. brevipes, A. undulatifolia and A. tremula subsp. longistamina.
Six species may be potential ornamentals; one of them (A. caudata var. hookeriana) is the most attractive indoor plant."
1991
D218
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuke Yulianingsih
"ABSTRAK
Ruang lingkup dun metode penelitian: Gula pasir dan gula aren adalah dua jenis pemanis, yang pemakaiannya sangat luas di Indonesia. Kedua jenis gula ini disukai karena rasa manisnya, dan mengandung sukrosa dengan jumlah berbeda. Hasil penelitian terdahulu menunjukkan bahwa sukrosa merupakan jenis karbohidrat yang merupakan penyebab terjadinya karies gigi.Tetapi penelitian tentang gula pasir dan gula aren serta perbedaan pengaruhnya terhadap aktifitas karies gigi, sejauh yang peneliti ketahui belum pernah dilakukan. Hai ini menjadi sangat penting mengingat prevalensi karies gigi di Indonesia cukup tinggi yaitu 80% dari penduduk Indonesia. Berdasarkan hal diataslah penelitian ini dilakukan, dengan tujuan untuk melihat apakah ada perbedaan pengaruh dari gula pasir dan gula aren terhadap aktifitas karies gigi.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan menggunakan 60 ekor tikus jantan jenis ?Wistar? sebagai subjek, yang dibagi secara acak menjadi tiga kelompok A, B dan C. Kelompok A adalah kelompok yang diberi makanan kontrol, yaitu makanan dasar yang biasa dimakan sehari-harinya sebelum penelitian. Kelompok B diberi makanan eksperimen 1 (56% dari berat total adalah makanan dasar + 44% dari berat total adalah gula pasir). Kelompok C adalah kelompok yang diberi makanan eksperimen 2 (56% dari berat total adalah makanan dasar + 44% dari berat total adalah gula aren). Gula pasir yang digunakan adalah gala pasir yang mengandung 95,56% sukrosa, sedangkan gala aren mengandung 77,82% sukrosa. Tes aktifitas karies gigi dilakukan dengan metode kolorimetrik Cariostat yang dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama empat minggu setelah diberi makanan sesuai pengelompokannya, dan tahap kedua, empat minggu setelah tahap pertama. Disini dilalukan juga pengukuran perubahan pH plak dengan pHmeter serta berbagai faktor yang mungkin dapat mempengaruhi aktifitas karies gigi yaitu; jumlah konsumsi makanan perhari, jumlah kandungan sukrosa yang dimakan perhari, kandungan serat dari makanan, kandungan fluor, dan pH saliva.
Hasil dan kesimpulan Hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya perbedaan antara pengaruh gula pasir dan gula aren terhadap aktifitas karies gigi, serta pengaruh gula aren lebih besar daripada gula pasir (pH plak berbeda bermakna (p< 0,05). Hal ini tidak sesuai dengan kandungan sukrosa yang lebih besar pada gula pasir, sehingga dapat disimpulkan bahwa masih ada faktor-faktor lain yang mempengaruhi aktifitas karies gigi yang tidak diperiksa pada penelitian ini.

ABSTRACT
Scope and method of study : Cane sugar and palm sugar are two different types of sweeteners which are widely used in Indonesia. These two kinds of sugar are liked for their sweet taste and contain sucrose at different amount. Results from previous studies indicate that sucrose is the type of carbohydrate causing the formation of dental caries. However, study on cane sugar and palm sugar and their influence difference on caries activity has never been conducted as far as the research?s knowledge. This becomes very important due to the prevalence of dental caries in Indonesia which is quite high, 80% of the Indonesian population. Based on the above reason the study is conducted with the purpose to see the influence differences of cane sugar and palm sugar on caries activity.
This study was an experimental study on 60 rats, which randomly divided into three groups, A, B, and C. Group A was fed a controlled diet (basic food normally given before the experiment), group B was fed experimental diet 1 (56% of total weight is basic food + 44% Of total weight is cane sugar). Group C was fed experimental diet 2 {56% of total weight is basic food + 44% of total weight is palm sugar). The cane sugar contained 95,56% sucrose, and palm sugar contained 77,82% sucrose. Tests on caries activity using Cariostat coloriemetric method in two stages. The first stage was performed four weeks after the group had been put on their respective diets, and the second stage is four weeks after the first stage test. Measurement of pH plaque changes by pHmeter and several factors which may influence caries activity such as the amount of food consumed per day, the amount of sucrose content consumed per day, fiber content, fluor content, and pH saliva, are also conducted in this study.
Findings and conclusion : The result of this study shows the influence differences between cane sugar and palm sugar on caries activity, and the influence of palm sugar is greater than cane sugar (pH plaque difference is significant of p< 0,05). This is not in accordance with the sucrose content which cane sugar is higher than palm sugar, so it can be concluded that there are other factors which influence caries activity not observed in this study.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library