Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 15 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Fungi insecticide or well known as mycoinsecticide is produced from propagules of entomopaghonous fungi. It is a comman knowledge that fungi can kill insects, individually or in epizootics and methods for isolation and exploration of fungi are well known..."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Raynaldi Prabowo
"Kapang entomopatogen Metarhizium majus UICC 295 dapat tumbuh pada substrat yang mengandung kitin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan M. majus UICC 295 pada konsentrasi tepung jangkrik 10% (b/v), 15% (b/v), 20% (b/v), dan 25% (b/v) dalam Sabouraud Dextrose Yeast extract Agar (SDYA) 10% (b/v) dan mengetahui kemampuan kapang dalam menggunakan tepung jangkrik sebagai substrat pada SDYA 10% (b/v) yang dilihat dengan Scanning Electron Microscope (SEM). Metarhizium majus UICC 295 ditumbuhkan pada variasi konsentrasi tepung jangkrik dalam SDYA mengggunakan metode blok agar (diameter 6 mm) di suhu 26,5°C dalam kondisi gelap. Hasil menunjukkan penambahan variasi konsentrasi tepung jangkrik dalam SDYA mampu meningkatkan diameter koloni rata-rata dibandingkan dengan kontrol (SDYA 100% dan 10%). Diameter koloni rata-rata terbesar diperoleh pada penambahan tepung jangkrik 10% dalam SDYA 100% dan penambahan tepung jangkrik 15% dalam SDYA 10% dengan persentase kenaikan masing-masing sebesar 73,38±4,11% dan 69,78±3,56%. Penambahan tepung jangkrik juga menghasilkan sporulasi berwarna olive green secara merata dan pertumbuhan miselia yang rapat pada koloni. Hasil SEM memperlihatkan pertumbuhan M. majus UICC 295 dengan adanya konidia dan hifa (miselia) pada substrat, dan perubahan struktur substrat (tepung jangkrik 15% dalam SDYA 10%) berupa rongga dibandingkan dengan kontrol. Hasil penelitian menunjukkan M. majus UICC 295 dapat menggunakan tepung jangkrik sebagai substrat dan nutrien untuk pertumbuhan.

Entomopathogenic fungus Metarhizium majus UICC 295 is able to grow on substrates containing chitin. The objectives of this study were to investigate the growth M. majus UICC 295 on 10% (w/v), 15% (w/v), 20% (w/v), and 25% (w/v) cricket powder in 10% (w/v) Sabouraud Dextrose Yeast extract Agar (SDYA) and to observe the ability of M. majus UICC 295 to utilize cricket powder as a substrate in 10% SDYA (w/v) using Scanning Electron Microscope (SEM). Agar blocks (6 mm in diameter) containing M. majus UICC 295 colonies were inoculated on the media with addition of various concentrations of cricket powder in SDYA, then incubated at 26.5°C for 10 days in the dark. The results showed that M. majus UICC 295 were able to increase the average colony diameter in all concentrations of cricket powder in SDYA compared to control (100% and 10% SDYA). The largest average colony diameter was observed in 10% cricket powder in 100% SDYA and 15% cricket powder in 10% SDYA with increase percentage 73,38±4,11% and 69,78±3,56%, respectively. All concentrations of cricket powder supported colony’s growth with olive green sporulation and dense mycelia. SEM results showed M. majus UICC 295 growth by the presence of conidia and hyphae (mycelia) on the substrate and changes in the substrate (15% cricket powder in 10% SDYA) as cavities compared to control. This study showed that M. majus UICC 295 utilized cricket powder as a substrate and a nutrient for growth.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ajeng Nurcahyani
"Produksi Carbon Nanotube (CNT) mengalami permasalahan dengan terbatasnya hasil CNT jenis Aligned yang dikarenakan oleh banyaknya parameter desain yang mempengaruhi proses sintesis. Penelitian dengan tujuan untuk mendapatkan ACNT dilakukan dengan memvariasikan parameter desain yang digunakan, yaitu konsentrasi metana, jenis substrat, dan penghilangan hidrogen dari proses sintesis. Sintesis ACNT dilakukan dengan menggunakan Floating Catalyst CVD (FC-CVD) melalui reaksi dekomposisi katalitik metana. Hasil karakterisasi FE-SEM belum menunjukkan adanya CNT yang terbentuk sempurna dikarenakan proses deposisi katalis yang belum tepat terjadi sehingga menyebabkan karakteristik karbon berdiameter besar dan berbentuk amorf. Konsentrasi metana yang digunakan adalah 0,003M; 0,006 M; 0,012 M; 0,0148 M. Peningkatan konsentrasi metana menghasilkan peningkatan ukuran diameter CNT dari 28,28 nm untuk konsetrasi terendah hingga 66,72 nm untuk konsentrasi tertinggi. Konversi metana dan kemurnian hidrogen untuk 0,003 M adalah 80,57% dan 38,37% dan terus menurun untuk konsentrasi 0,0148 M mencapai 30,46% dan 19,21%. Sintesis dengan substrat SiO2 dan Al2O3 menghasilkan kualitas CNT, konversi metana, serta kemurnian hidrogen yang lebih baik dan lebih tinggi untuk SiO2. Nilai konversi metana serta kemurnian hidrogen yang dihasilkan pada reaksi tanpa hidrogen menghasilkan nilai yang rendah, yaitu 9,00% dan 1,26%. Hal tersebut secara signifikan menunjukkan bahwa peran hidrogen pada proses sintesis ACNT dengan metode FC-CVD sangat besar karena hidrogen mampu menurunkan suhu perengkahan ferrocene.

The production of Carbon Nanotubes (CNT) are having problem with the limited results of the Aligned CNT due to multiplicity of design parameters that affect the process of synthesis. Research with the goal to get the ACNT performed by varying the design parameters are used, namely methane concentration, type of substrate, and the removal of hydrogen from the process of synthesis. ACNT synthesis performed using Floating Catalyst CVD (FC-CVD) through catalytic decomposition of methane. Results of the characterization of FE-SEM has not shown the existence of CNT formed perfect due to the catalyst deposition process that has not exactly happened that caused a large diameter and amorphous-shaped carbon characteristics. Methane concentration used was 0,003 M; 0,006 M; 0,012 M; 0,0148 M. Increasing concentrations of methane generating augmenting the size of CNT diameter, out of the lowest concentrations was 28,28 nm to 66,72 nm for the highest concentration. Methane conversion and hydrogen purity to 0,003 M was 80,57% and 38,37% and continues to decline reach 30,46% and 19,21% for concentration of 0,0148 M. Synthesis with SiO2 and Al2O3 substrates produced quality of CNT, methane conversion, and hydrogen purity as well as a better and higher for SiO2. The value of methane conversion as well as the purity of the hydrogen produced in the reaction without hydrogen produces a low value, i.e. 9,00% and 1,26%. This significantly indicating that the role of hydrogen in ACNT process synthesis with FC-CVD method is enormous because hydrogen is able to lower the temperature of ferrocene decomposition."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
T41849
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pulung Karo Karo
"Telah dibuat lapisan tipis CdS dengan metode koevaporasi CdS dan S dan telah diuji dengan XRD, UV-VIS Spectrophotometer, dan pengukuran hambatan. Lapisan yang terbentuk dipengaruhi beberapa parameter seperti, temperatur substrat, jarak antara sumber dan substrat, dan jarak antara sumber CdS dan sumber S. Hasil XRD menunjukkan bahwa lapisan yang terbentuk adalah CdS dengan preferred orientation pada bidang (0002}, dengan struktur hexagonal. Perlakuan panas yang diberikan pada temperatur 200°C di ruang vakum akan menurunkan besar hambatan, dan menaikkan respon terhadap cahaya."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Randy
"Organic Light Emitting Diode OLED adalah sebuah LED yang menggunakan bahan organik pada emissive layer-nya yang akan menghasilkan cahaya saat dialiri oleh listrik. Salah satu kelebihan yang dimiliki OLED adalah kemudahannya untuk difabrikasi. Dengan menggunakan metode laminasi, di laboratorium nano-device Departemen Elektro telah berhasil difabrikasi dan diuji beberapa parameter yang berpengaruh terhadap performa divais OLED. Dari penelitian yang telah dilakukan tersebut didapatkan bahwa penggunaan anoda terbaik adalah TC-07S, katoda terbaik adalah alumunium, dan kecepatan spincoating emissive layer-nya adalah 3000 rpm. Pada penelitian ini akan diujikan pengaruh penumbuhan anoda TC-07S pada substrat yang berbeda, yaitu plastik laminasi, plastik PET dengan lapisan ITO, dan kaca dengan lapisan FTO.
Berdasarkan hasil fabrikasi yang telah dilakukan, didapatkan bahwa tingkat keberhasilan yang tertinggi adalah divais OLED yang difabrikasi dengan menggunakan substrat plastik laminasi sebagai substrat untuk menumbuhkan TC-07S. Divais ini berhasil mengemisikan cahaya dan memiliki karakteristik arus terhadap tegangan karakteristik I-V seperti dioda. Di samping itu, dilakukan pengujian lebih lanjut pengaruh kecepatan spincoating TC-07S pada permukaan substrat plastik laminasi terhadap karakteristik I-V. Dari hasil pengujian tersebut didapatkan bahwa kecepatan spincoating 1000 rpm merupakan kecepatan yang paling optimal.

Organic Light Emitting Diode OLED is an LED that use organic material for the emissive layer. One of the advantage of OLED is the simplicity in the fabrication process. Using lamination method the device has been successfully fabricated and analyzed in nano device laboratory. From that previous results, it is known that TC 07S is the best material for anode, while the alumunium is the best for cathode. It is also known that the optimum speed of spincoating to grow the emissive layer is 3000 rpm.
In this research we fabricate and analyze the effect of spincoating of TC 07S on different substrate such as lamination plastic, PET plastic with ITO layer, and glass with FTO layer. In this research we found that the lamination plastic is the best substrate that provide highest success rate in the fabrication process. We also found that 1000 rpm is the optimum speed to grow TC 07S on lamination plastic.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Fathurrahman
"Sintesis senyawa Cu2ZnSnS4 menggunakan pelarut etanol memiliki keunggulan dari harga yang relatif murah dan ramah lingkungan. Pada penelitian ini, diamati pengaruh perbedaan substrat soda lime glass dan mo-coated glass terhadap kristalinitas, morfologi, sifat listrik dan sifat optik lapisan tipis Cu2ZnSnS4 hasil deposisi menggunakan metode dip coating dengan pelarut etanol. Hasil uji XRD menunjukkan substrat soda lime glass memiliki kristalinitas lebih tinggi dibanding substrat mo-coated glass. Morfologi lapisan menunjukan terjadinya keretakan pada kedua sampel dan beberapa rongga yang dapat diminimalisir dengan optimalisasi sistem prekursor dan perlakuan termal yang diberikan. Substrat mo-coated glass dapat menurunkan nilai resistivitas pada lapisan tipis Cu2ZnSnS4. Nilai energi celah pita untuk kedua sampel didapatkan sekitar 2,2 eV yang kurang sesuai dikarenakan kehadiran fasa sekunder yang cukup tinggi.

The synthesis of Cu2ZnSnS4 compounds using ethanol solvents has the advantage of a relatively cheap and environmentally friendly. In this study, we observed the effect of soda lime glass substrate and molybdenum coated glass substrate the crystallinity, morphology, electrical properties and optical properties of Cu2ZnSnS4 by dip coating with ethanol solvent. The XRD test results showed that the soda lime glass substrate has higher crystallinity than the molybdenum coated glass substrate. The morphology of the coating indicates the presence of cracks in both samples and some cavities that can be minimized by optimizing the precursor system and the thermal treatment. The molybdenum coated glass substrate can decrease the resistivity in the Cu2ZnSnS4 thin film. The band gap energy for both samples was found to be about 2.2 eV which was less suitable due to the presence of a fairly high secondary phase.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Raihan
"Ozon adalah zat berbentuk gas yang dapat ozon dijumpai di stratosfer. Ozon diciptakan oleh ozon generator dan lampu UV-C. Ozon terbentuk dari molekul oksigen yang terpapar energi yang tinggi sehingga molekul oksigen terpisah menjadi atom oksigen tunggal dan bergabung dengan molekul oksigen yang lain. Pada penelitian ini ozon dimanfaatkan unruk membersihkan permukaan substrat. Walaupun banyak zat pembersih yang sudah ada namun ozon dapat bereaksi dengan partikel sekalipun sehingga tidak ada zat pengotor yang tersisa di permukaan substrat. Pada penelitian ini dibuat sistem pembersih permukaan substrat yang murah tanpa harus kontak langsung dengan benda yang ingin dibersihkan. Ozon generator yang digunakan memiliki kemampuan menghasilkan ozon 18 gram per jam dan ditambah lampu UV-C dengan panjang gelombang 254 nm. Sampel yang digunakan adalah kaca preparat dan dilihat seberapa bersih permukaan tersebut dengan melihat sifat hidrofobik dan hidrofilik. Permukaan substrat yang memiliki sifat hidrofobik maka saat sampel dioleskan air akan menggumpal dan permukaan substrat yang memiliki sifat hidrofilik maka saat sampel dioleskan air akan menyebar tanpa terbentuk gumpalan air. Hasil ini akan menunjukkan tingkat kebersihan pada permukaan substrat dengan ozon.

Ozone is gas substance that can be found in the stratosphere. Ozone appeared by ozone generator and UV-C ray. Ozone created by oxygen molecules when high energy strikes it and they split into freed oxygen atom that combine with another oxygen molecule. In earth surface, ozone created by ozone generator and UV-C lamp. In this research, ozone is used for substrate surface cleaner. There were many substances can use for cleaner but ozone attacks other molecules on substrate surface without touch substrate surface. Ozone generator produces 18 gram per hour ozone. Additional, UV-C lamp produces ozone by 254 nm wavelength. Slide microscope is glass material that use for check cleanliness level with hydrophobic and hydrophobic surface. Substrate surface has resists wetting is called hydrophobic surface when dropped water on surface. Substrate surface allows wetting is called hydrophilic surface when dropped water on surface. This process results substrate surface cleanliness level with ozone treatment."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nabila Gayatri Widayana
"Metarhizium majus UICC 295 memiliki kemampuan untuk menggunakan cangkang Crustacea yang mengandung kitin sebagai substrat. Penelitian bertujuan untuk mengamati pertumbuhan M. majus UICC 295 pada tepung cangkang kerang tahu dengan variasi konsentrasi 10% (b/v), 15% (b/v), 20% (b/v) dan 25% (b/v) dalam Sabouraud Dextrose Yeast Extract Agar (SDYA) 10%. Selain itu, mengamati kemampuan M. majus UICC 295 dalam menggunakan tepung cangkang kerang tahu sebagai substrat pada SDYA 10% menggunakan Scanning Electron Microscopy (SEM). Metarhizium majus UICC 295 pada SDYA 100%, suhu 26,5°C, umur 7 hari dalam kondisi gelap diinokulasikan ke medium dengan variasi konsentrasi tepung cangkang kerang tahu dalam SDYA menggunakan metode peletakan langsung blok agar, suhu 26,5°C, selama 10 hari dalam kondisi gelap. Hasil menunjukkan M. majus UICC 295 tumbuh pada semua variasi konsentrasi tepung cangkang kerang tahu dalam SDYA 10%. Morfologi koloni yang terbentuk bervariasi berdasarkan pigmentasi, sporulasi, dan kerapatan miselium. Ukuran diameter koloni rata-rata tertinggi pada medium dengan penambahan tepung cangkang kerang tahu 15% dalam SDYA 10% menunjukkan penurunan sebesar 9,25% dibandingkan pada SDYA 10% (kontrol). Hasil SEM memperlihatkan pertumbuhan M. majus UICC 295 dengan adanya konidia dan hifa, serta menyebabkan perubahan struktur pada tepung cangkang kerang tahu 15% dalam SDYA 10% dengan terbentuknya rongga dan retakan. Hasil menunjukkan M. majus UICC 295 memiliki kemampuan untuk menggunakan tepung cangkang kerang tahu sebagai substrat dan nutrien untuk pertumbuhan.

Metarhizium majus UICC 295 has the ability to utilize crustacean shells containing chitin as substrates. This study aims were to observe the growth of M. majus UICC 295 on hard clam shell powder with concentrations of 10% (w/v), 15% (w/v), 20% (w/v) and 25% (w/v) in 10% (w/v) Sabouraud Dextrose Yeast Extract Agar (SDYA), and to observe M. majus UICC 295 ability to utilize hard clam shell powder as a substrate in 10% SDYA using a Scanning Electron Microscopy (SEM). Block agar containing 7-days old M. majus UICC 295 was grown on various substrate concentrations and incubated in the dark at 26.5°C for 10 days. The results showed that M. majus UICC 295 was able to grow in various concentrations of hard clam shell powder in 10% SDYA. Colony morphology showed variation in pigmentation, sporulation, and mycelium density. The largest average colony diameter size in 15% hard clam shell powder in 10% SDYA showed a 9.25% decrease compared to colony diameter in SDYA 10% (control). The SEM result showed growth of M. majus UICC 295 on 15% hard clam shell powder in 10% SDYA by the presence of conidia and hyphae, and changes of the hard clam powder structure as indicated by the formation of cavities and cracks. These results showed that M. majus UICC 295 has the ability to utilize hard clam shell powder as a substrate and nutrient for growth.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Retno Sumekar
"Hutan mangrove didefinisikan sebagai tipe hutan dengan kekhasannya, pada umumnya tumbuh di sepanjang pantai atau muara sungai dan hanya dapat tumbuh di daerah beriklim tropis dan/atau subtropis. Lingkungan tempat tumbuh vegetasi mangrove dipengaruhi oleh pasang surut air laut, salinitas, topografi dan sifat fisika kimia tanah.
Pada tahun 80 an kawasan mangrove di Kabupaten Bangkalan mengalami alihfungsi yang berlebihan. Kegiatan alih fungsi tersebut pada akhirnya mengakibatkan dampak yang cukup serius terhadap siklus kehidupan laut dan berpengaruh pula pada ekosistem darat. Dampak yang sangat terasa adalah terjadinya abrasi, hilangnya beberapa jenis biota pantai dan adanya intrusi air laut serta berkurangnya penghasilan nelayan tradisional.
Untuk menanggulangi kerusakan dan punahnya kawasan mangrove di Kato. Bangkalan, khususnya di pantai Desa Tengket dan Kool, maka Pemerintah Daerah telah melakukan program reboisasi dan rehabilitasi. Pelaksanaan penghijauan yang di mulai sejak tahun 1987, dan dalam kurun waktu 10 tahun keberhasilan di Desa Tengket cukup tinggi, artinya vegetasi jenis R.mucronata dan A.marina dapat tumbuh dengan subur. Sebaliknya di Desa Kool untuk jenis R.mucronata tumbuh kerdil, sedangkan A.marina tidak tumbuh.
Perbedaan keberhasilan ini di duga disebabkan oleh perbedaan kualitas substrat pendukung pertumbuhan vegetasi di kedua desa tersebut. Jika dugaan ini benar, maka hal ini merupakan masalah penelitian yang menarik untuk di teliti.
Dengan mengacu pada hasil penelitian Hardjowigeno (1989) dan Aksornkoae (1993), yang disebut dengan substrat pendukung adalah (1) Kualitas sifat fisik kimia tanah, tekstur dan warna tanah, kandungan C organik tanah dan mineral-mineral lain yang diperlukan untuk pertumbuhan (N, Ca, P, K, Mg dan S); (2) Salinitas dan pH tanah; (3) Lama penggenangan yang dipengaruhi pasang surut air laut.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pertumbuhan vegetasi mangrove dengan sistem zonasi yang ada. Untuk selanjutnya penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi penentu kebijakan pada instansi terkait dalam pengambilan keputusan untuk kelancaran dan keberhasilan program penghijauan kawasan hutan mangrove, dengan menekan kegagalan serendah mungkin.
Di kawasan penelitian Desa Tengket diperoteh hasil bahwa: tekstur tanahnya halus dengan warna tanah abu-abu kehitaman. Kandungan bahan C organik, Nitrogen dan bahan mineral Ca, K, P, Mg, dan S yang dibutuhkan vegetasi untuk pertumbuhan tergolong pada kategori sedang sampai tinggi (3 - 5%), sehingga mendukung pertumbuhan kedua jenis vegetasi yang ada.
Salinitas tanah di bawah tegakan R.mucronata dan A.marina adalah 2,1 %o pada saat pasang surut dengan pH 5,1, dan 9,2%o pada saat pasang naik, pHnya mencapai 6,1. Salinitas dan pH yang ada, mendukung pertumbuhan kedua jenis vegetasi tersebut di atas.
Sebaliknya kondisi kawasan penelitian Desa Kool dari hasil uji laboratorium menghasilkan bahwa: tekstur tanahnya adalah kasar dengan kandungan kalsium cukup tinggi, dan warna tanahnya adalah cokiat kemerahan. Kandungan bahan C organik, Nitrogen kurang dari 1%, dan bahan mineral K, P, Mg, dan S berkisar antara rendah sampai sangat rendah (0,2 - <0,1%). Salinitasnya mencapai 1- 1,1%o pada saat pasang surut, dan 7,2 °Ion pada saat pasang naik. Pada kawasan ini, baik tekstur, sifat fisik kimia tanah, salinitas dan pH tidak mendukung pertumbuhan vegetasi R.mucronata dan A.marina.
Topografi tanah juga berpengaruh terhadap pertumbuhan vegetasi mangrove. Pada pantai Desa Kool yang mempunyai kemiringan sejajar permukaan taut terjadi kecenderungan pada saat pasang naik, airnya dapat jauh mencapai daratan, dengan kecepatan surutnya cukup tinggi. Kondisi tersebut menyebabkan lama penggenangan atau frekuensi genangannya juga berlangsung cepat. Kemiringan pantai Desa Tengket berkisar ? 1°, sehingga proses penggenangan air laut pada saat pasang naik terjadi cukup lama.
Dengan kondisi substrat pendukung yang telah disebutkan di atas, maka kerapatan vegetasi yang tumbuh di kawasan pantai Desa Tengket mencapai 3228 tegakanJha. Sebaliknye vegetasi yang tumbuh di kawasan penelitian Desa Kool berkisar 911 tegakan/ha.
E. Daftar Kepustakaan : 45 ( 1928 - 1999).

Influence of the Substrate Support to the Mangrove Vegetation Growth (A Case Study : Coastal Forest in Tengket and Kool Villages, Bangkalan District, Madura- East Java)Forest of the mangrove categorized as a typical forest with its uniqueness, generally grows at the coastal or at the estuary, and only able to grow in the tropical and or sub-tropical climate area. The place of the mangrove forest vegetation influenced by tidal, salinity, topography and physical and chemical properties of the soil it self.
As it could be found at other places in Indonesia, mangrove area in Bangkalan district has been extreemly changed. At last, that activity leads to a serious impact to the ecosystem of marinaI and terrestrial. Abrasion, loss of several coastal biotic species, seawater intrusion and finally revenue decrease of the traditional fishermen are impact of the mangrove deforesting area.
To avoid deterioration loss of that mangrove area, Regional Government organize Reboisation programme and Rehabilitation of the mangrove area surrounding northern coastal of Tengket and Kool villages. Rehabilitation programme has been performed for 10 years, starting in 1987, resulting difference yield from that two above villages.
Vegetations of R mucronafa and A marina grows well in Tengket village, while in Kool village, vegetation of R mucronata grows bad even A marina can not be grew at all.
This difference might be caused by the quality different of the substrate support of the vegetation on that two villages. Should this suggestion correct, it would be interesting resesarch to be realized.
Rfer to the result of Hardjowigeno (1989) and Aksornkoeae (1993) research the meaning of the supporting substrate is (1) Quality of the soil, chemicaly and phisically, textures and the colour, C organic content, and other minerals required for vegetation, i,e, N, Ca, P, K, Mg and S; (2) Salinity and pH of the soil; (3) Duration time of inundation caused by tidal.
The purpose of this research is to find such factors influencing the growth of mangrove vegetation with existing zonation. Furthermore this research result can be used as an input to the policy maker in the related institution to take a decision for the successfull of the reboisation programme of mangrove forest area by minimizing failness.
Research are of Tengket village resulting that its soil textures was smooth ,colouring greys to blackish. C Organic contents, Nitrogen and other ninerals such as Ca, K, P, Mg and S required for vegetation categorized as enough up to high (3 - 5%), so supporting both vegetation.
Soil salinity and its pH influence vegetation grow living on top off it. Rhizophora mucronata grows well at salinity between 2,1%o at pH 6,1 while salinity soil for Avicennia marina higher than 9,2 %o at pH 6,5 (inundation) and 5,5 (dry). Rhizophora mucronata grows well at high salinity, while Avicennia marina grows at fluctuated salinity.
But research are of Kool village resulting that its soil textures was sandy with high calsium content, soil colouring is brown to radish. C Organic contents, Nitrogen for less than 1% and other ninerals such as K, P, Mg and S required for vegetation categorized as between low up to very low (0,2 - < 0,1%). Soil salinity in Kool village 1-1,1%o and pH 7,6 (dry condition) and salinity reach 7,2%o and pH 8,8 if inundation take place. Support substrate in Kool village not support R.mucronata and A.marlna to grow well.
Based on the laboratory analysis, conclusion could be taken thar Rhizophora mucronata species used in the reboisation programme at Tengket village coastal are agreewith kind of soils and its textures and other conditionrequired for growing. Hence Rhizophora mucronata vegetation can be grow well, and become 15 - 20 meters high within 10 years. For the Kool village control area, reboisation with Rhizophora mucronata could not grow well, since texture and its kind of soil on that area were corally with thin layer mud. With the same reboisation duration, the vegetation only reach 1 - 1,5 meter high. Due to the kind of soil in Kool village only Rhizophora stylosa vegetation could be grew well.
Based on condition of the supporting substrate as described above, density of the vegetation growth on the shore of Tengket village reaching 3228 vegetation / ha. On the contrary, vegetation growths on the shore of Kool village reach about 911 vegetation/ha.
E. Bibliography: 45 (1928 - 1999)
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2002
T8199
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"The Ciguatera Fish Poisoning (CFP) causing microorganisms were observed at the reef flat of Panjaliran Barat Islands and Pramuka Islands District,Seribu Island national Park,North Jakarta , Indonesia...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>