Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sri Saraswati
"The media play a pivotal role in the democratization process in Indonesia and this is among others apparent in the surge of films, both fiction and documentaries that have been produced after the end Suharto?s decades of control over the media. It is important to note, however, that compared with fiction films, the documentary genre remains rather unpopular in Indonesia. Indonesian documentary films struggle to depict stories of the subaltern and those living in the ?periphery? in order for them to be seen and heard by the greater masses and by those in power ? the ones in the ?centre? or Jakarta. This paper discusses the connection between urban and rural voices and its impact in the documentary films Nona nyonya? (Miss mrs?, 2008) and Untuk apa? (What?s the point?, 2008) produced by Kalyana Shira Films, an organization well-known for its work on gender issues using film as medium. Departing from the notion that the film industry itself is still largely Jakarta-centred, this article focuses on the way urban settings and voices are used to create rhetoric, and the impact of the domination of these urban voices over the rural ones."
Depok: Faculty of Humanities University of Indonesia, 2012
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Fitaqi Almada
"Studi ini mengeksplorasi aktivitas ruang publik yang dihadirkan di Radio Marsinah FM. Dalam konteks gerakan buruh perempuan di Indonesia, Radio Marsinah FM telah menjadi platform penting untuk memperjuangkan kesetaraan gender dan kelompok marginal. Dengan menggunakan metode penelitian kualitatif, penelitian ini menemukan bahwa Radio Marsinah FM telah menunjukkan perannya dalam menciptakan ruang publik melalui tiga aspek, yaitu membangun partisipasi, melakukan pengawasan, dan independensi yang berpihak. Penelitian juga menganalisis siaran Union, salah satu program unggulan berupa talkshow interaktif dan diskusi publik tentang diri dan persoalan masyarakat khususnya perempuan. Temuan menunjukkan bahwa siaran Union tidak hanya menjadi sarana informasi dan diskusi, tetapi juga menjadi wadah untuk membangun pemberdayaan di antara buruh perempuan, mendorong kesadaran akan hak-hak mereka, dan memperkuat solidaritas buruh. Untuk melengkapi diskusi mengenai ruang publik, kami juga mempertimbangkan kritik ruang publik Nancy Fraser (1990) dengan gagasan subaltern counterpublics—ruang publik bagi kelompok marginal atau tersubordinasi.

This study explores the public sphere activities presented at Radio Marsinah FM. In the context of the women's labor movement in Indonesia, Radio Marsinah FM has become an important platform to fight for gender equality and marginalized groups. Using qualitative research methods, this study found that Radio Marsinah FM has demonstrated its role in creating public sphere through three aspects, namely building participation, conducting surveillance, and impartial independence. The research also analyzed the Union broadcast, one of the flagship programs in the form of interactive talk shows and public discussions about themselves and community issues, especially women. The findings show that the Union broadcast is not only a means of information and discussion, but also a place to build empowerment among women workers, encourage awareness of their rights, and strengthen labor solidarity. To complement the discussion on public sphere, we also consider Nancy Fraser's (1990) critique of public sphere with the idea of subaltern counterpublics-public sphere for marginalized or subordinated groups."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia;Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia;Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia;Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sinaga, Pratiwi Ulam Tiodora
"Skripsi ini mengangkat tentang posisi perempuan dalam kehidupan Suku Bangsa Batak. Batak sebagai salah satu suku bangsa digunakan penulis sebagai contoh dari sekian banyak dan beragamnya suku bangsa di (Indonesia yang menggunakan garis keturunan patrilineal. Penulisan ini menyinggung bahwa garis keturunan yang patrilineal tidak dapat menghilangkan identitas seseorang perempuan dari suku bangsanya. Melalui metode analisis literatur dan pengalaman perempuan, penulisan ini bermaksud untuk mengubah pola pikir yang maskulin dan menutup diri pada suar hati dapat memberi ruang kompromi pada dalam relasi antar individu. Pembahasan mengenai cara pemberian ruang bagi perempuan dalam Suku Bangsa Batak akan didukung dengan teori etika kepedulian sebagi bentuk kompromi yang ditawarkan oleh pemikiran feminis multikultur. Etika kepedulian akan membawa pola pikir yang baru dalam tradisi Suku Bangsa Batak sebagai salah satu suku bangsa Indonesia. Lunturnya bisa terhadap posisi perempuan dan terdengarnya suara kesadaran perempuan akan menciptakan ruang yang penuh dengan kompromi dalam melahirkan keputusan."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2009
S16140
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library