Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Naufal Hafizh
"Penyakit kardiovaskuler merupakan salah satu penyakit mematikan di dunia termasuk di Indonesia. Risiko terserang penyakit ini pun cukup tinggi pada masyarakat bahkan dapat menyebabkan kematian. Penyakit kardiovaskuler dapat dicegah dengan mengkonsumsi asam lemak tak jenuh yang berasal dari minyak ikan. Namun, ketersediaan ikan dan juga kualitas perairan Indonesia yang belakangan ini terpapar pencemar menjadi salah satu tantangan terbesar.
Dari masalah tersebut, diperlukan sumber alternatif asam lemak tak jenuh yang dapat memproduksi lipid dalam jumlah besar, tidak membutuhkan lahan yang luas, dan ekonomis. Terdapat berbagai jenis mikroorganisme yang dapat digunakan sebagai sumber alternatif asam lemak.
Pada penelitian ini akan digunakan mikroorganisme kapang jenis Rhizopus oligosporus. Kapang digunakan dalam penelitian ini sebab memiliki berbagai keuntungan seperti lebih mudah dalam penanganan, dapat tumbuh dalam pH rendah serta dapat mendegradasi sumber karbon yang kompleks. Penelitian menggunakan metode fermentasi terendam dengan strategi temperature shift dengan variasi konsentrasi glukosa dan laju agitasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan asam lemak tak jenuh yang didapat dalam kondisi optimum baik dari konsentrasi glukosa 100 g L maupun laju agitasi 120 rpm sebesar 41,77 pada MUFA dan 13,41 pada PUFA dan diperoleh pula asam oleat dan linoleat tertinggi berturut-turut sebesar 41,06 dan 13,41.

Cardiovascular disease is one of the biggest killing disease in the world especially in Indonesia. The percentage risk of stricken by this disease is so high in community and even causing death. This risk is actually can be prevent with dietary consume of unsaturated fatty acid that often found in fish oil. However, the fish availability and the quality of Indonesias ocean that nowadays polluted becomes the biggest threat.
With the problem above, the alternative sources of omega 3 and omega 6 are needed whereas the source must be able to produce lipid in large number without taking a large amount of land and also economic. There are several kind of microorganism that can be use as an alternative source of fatty acid.
In this research, Rhizopus oligosporus is used as fungi microorganism. Mold is used in this research, because it has a lot of advantages such as ease to handle, easily grow in low pH and able to degradate more complex carbon sources. In this research, the fermentation is processed with submerged fermentation with temperature shift strategy with variation of glucose concentration and agitation rate.
The results showed that the unsaturated fatty acid content obtained in the optimum conditions both from the glucose concentration of 100 g/L and agitation rate of 120 rpm are 41.77 in MUFA and 13.41 in PUFA and the highest highest oleic and linoleic acids were also obtained at 41.06 and 13.41.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shri Hanifa Shinta Devi
"Asam oleat merupakan asam lemak tak jenuh rantai panjang yang tergolong MUFA (Mono Unsaturated Fatty Acid). MUFA memiliki sifat yang lebih stabil dan memiliki peran yang lebih baik dibandingkan PUFA (Poly Unsaturated Fatty Acid) dalam menurunkan faktor risiko sindrom metabolik. Sindrom metabolik adalah kumpulan faktor risiko metabolik yang berhubungan langsung dengan penyakit kardiovaskular. Prevalensi sindrom metabolik diperkirakan akan terus meningkat. Dalam penelitian ini, ragi Rhodotorula glutinis, yang diklasifikasikan sebagai mikroorganisme berminyak, digunakan dengan asam oleat sebagai komposisi produk terbesar. Metode fermentasi terendam digunakan dengan media Yeast Malt Broth, pH 4, kecepatan pengadukan 120 rpm, dan suhu media budidaya sebagai variabel bebas. Selain itu, pengaruh strategi budidaya pergeseran suhu pada pertumbuhan ragi dan pembentukan asam lemak juga diperiksa. Strategi pergeseran suhu dilakukan dengan menumbuhkan ragi pada suhu optimal untuk pertumbuhan biomassa. Kemudian, suhu kultivasi diturunkan saat ragi memasuki fase diam. Metode ekstraksi yang digunakan adalah sonikasi menggunakan pelarut kloroform dan metanol berdasarkan metode Bligh and Dyer untuk mencapai hasil ekstraksi yang optimal dalam waktu singkat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa suhu optimum untuk pertumbuhan Rhodotorula glutinis adalah 31oC dan untuk pembentukan asam oleat adalah 25oC. Pada penelitian ini, strategi pergeseran suhu dapat meningkatkan biomassa dari 11,06 g/L menjadi 11,94 g/L dan meningkatkan produksi lipid dari 3,24 g/L menjadi 4,58 g/L namun menurunkan kadar asam oleat dari 47,77% menjadi 43 %.
Oleic acid is a long-chain unsaturated fatty acid belonging to MUFA (Mono Unsaturated Fatty Acid). MUFA has more stable properties and has a better role than PUFA (Poly Unsaturated Fatty Acid) in reducing risk factors for metabolic syndrome. Metabolic syndrome is a collection of metabolic risk factors that are directly related to cardiovascular disease. The prevalence of metabolic syndrome is expected to continue to increase. In this study, the yeast Rhodotorula glutinis, which is classified as an oily microorganism, was used with oleic acid as the largest product composition. Submerged fermentation method was used with Yeast Malt Broth media, pH 4, stirring speed 120 rpm, and temperature of culture media as independent variables. In addition, the effect of temperature shift cultivation strategy on yeast growth and fatty acid formation was also examined. The temperature shift strategy was carried out by growing yeast at the optimal temperature for biomass growth. Then, the cultivation temperature is lowered as the yeast enters the stationary phase. The extraction method used is sonication using chloroform and methanol solvents based on the Bligh and Dyer method to achieve optimal extraction results in a short time. The results showed that the optimum temperature for the growth of Rhodotorula glutinis was 31oC and for the formation of oleic acid was 25oC. In this study, the temperature shift strategy could increase biomass from 11.06 g/L to 11.94 g/L and increase lipid production from 3.24 g/L to 4.58 g/L but decrease oleic acid content from 47, 77% to 43%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library