Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aliy Arivin Anward
"Skripsi ini membahas tentang strategi mata pencaharian penambang Intan Cempaka. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan modal dalam kegiatan pendulangan intan dan untuk mengetahui strategi mata pencaharian yang digunakan oleh para penambang intan Cempaka. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan pengumpulan data primer. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah strategi mata pencaharian dan teori tentang pekerja tidak tetap. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat (1) proses pendulangan intan yang terdiri dari modal dan tahapan pendulangan intan, dan (2) strategi mata pencaharian penambang intan Cempaka dalam menghadapi pendapatan yang tidak menentu. Beberapa strategi mata pencaharian yang dilakukan oleh para penambang berlian adalah Hoard (Menyimpan makanan dan aset), Deplete (Menjual Aset), Claims (Membuat hutang dan pinjaman, dan Diversify (Mencari sumber mata pencaharian baru).
This thesis discusses the livelihood strategy of the Intan Cempaka miner. This study aims to describe the capital in diamond panning activities and to find out the livelihood strategies used by the Cempaka diamond miners. This study uses a qualitative approach with primary data collection. The theory used in this research is the livelihood strategy and the theory about precarious workers. The results showed that there were (1) diamond panning processes consisting of capital and stages of diamond panning, and (2) Cempaka diamond miners' livelihood strategies in dealing with uncertain incomes. Some of the livelihood strategies undertaken by diamond miners are Hoard (Saving food and assets), Deplete (Selling Assets), Claims (Creating debt and loans, and Diversify (Seeking new sources of livelihood).
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arsiwidianti Rahmah
"Penelitian ini membahas mengenai praktik gadai lahan sawah yang dilakukan oleh masyarakat tani di Desa Jalatrang sebagai strategi penghidupan untuk memenuhi kebutuhan hidup yang sifatnya mendesak. Melalui pendekatan etnografi dengan melakukan observasi partisipan dan wawancara mendalam, penelitian ini mencoba memahami bagaimana proses serta relasi-relasi yang terbentuk dalam praktik gadai lahan sawah dapat membantu masyarakat tani di Desa Jalatrang keluar dari situasi terdesak secara finansial. Pembentukan strategi penghidupan yang dilakukan oleh masyarakat tani di Desa Jalatrang melalui praktik gadai lahan sawah ini menunjukkan adanya pemanfaatan modal alam dan sosial oleh petani guna menciptakan sustainable livelihoods yang dapat membantu mereka terhindar dari guncangan rumah tangga. Praktik gadai lahan sawah oleh masyarakat tani di Desa Jalatrang juga memperlihatkan adanya diferensiasi kelas petani antara pihak penggadai dan pihak pemberi pinjaman. Ketergantungan antar kelas petani inilah yang menopang keberlangsungan praktik gadai lahan sawah di Desa Jalatrang hingga saat ini. Praktik gadai lahan sawah akan terus dilakukan selama relasi antar kelas petani itu berlangsung karena relasi tersebut membawa keuntungan bagi kedua belah pihak. Terlepas dari faktor keuntungan secara ekonomi, praktik gadai lahan sawah ini juga didasarkan pada alasan moral terhadap sesama sehingga dalam praktiknya mencerminkan keselarasan antar moral dan ekonomi.

This study discusses the practice of land pawning carried out by farming society in Desa Jalatrang as a livelihood strategy to meet urgent life needs. Through an ethnographic approach by conducting participant observation and in-depth interviews, this study tries to understand how the processes and relationships formed in the practice of land pawning can help the farming society in Desa Jalatrang to get out of a precarious situation. The formation of livelihood strategies carried out by farming society in Desa Jalatrang through the practice of land pawning shows the use of natural and social capital by farmers to create sustainable livelihoods that can help them to avoid household shocks. The practice of land pawning by the farming society in Desa Jalatrang also shows the differentiation of the farmer class between the pawnbroker and the money lender. This interdependence between classes of farmers has supported the continuity of lawn pawning practice in Desa Jalatrang to this day. The practice of land pawning will continue as long as the relationship between the farmer classes lasts because the relationship brings benefits to both parties. Despite the economic benefits, the practice of land pawning is also based on moral aspect towards family or others so that in practice it reflects the harmony between morals and the economy factors"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Nadiah Maharani
"Kecamatan Ciwidey merupakan kawasan agropolitan peruntukan pertanian yang memiliki potensi tinggi untuk pengembangan jenis pertanian salah satunya adalah pertanian padi sawah. Padi sawah di Kecamatan Ciwidey mengalami eksistensi ditandai atas penurunan luasan lahan pertanian padi sawah. Menurunnya luasan lahan padi sawah akan berimbas pada rendahnya besaran pendapatan yang diterima petani padi sawah. Rendahnya pendapatan yang dimiliki petani padi sawah akan mendorong petani padi sawah untuk melakukan berbagai kegiatan strategi penghidupan. Dalam melakukan strategi penghidupan, rumah tangga petani padi sawah memiliki peran penting untuk mengambil keputusan paling mendasar. Kondisi demografi rumah tangga dan kondisi ekonomi rumah tangga menjadi karakteristik terbentuknya tipologi rumah tangga. Rumah tangga tangga petani padi sawah di Kecamatan Ciwidey terdiri dari rumah tangga petani miskin, rumah tangga petani sederhana, rumah tangga petani kaya dan rumah tangga petani sejahtera. Secara spasial rumah tangga petani miskin terkonsentrasi paling dominan pada aksesibilitas rendah yang ditunjukan pada jaringan jalan lokal bentuk medan terjal berbukit. Sedangkan pada aksesibilitas tinggi terkonsentrasi paling dominan pada rumah tangga petani sederhana dan rumah tangga petani kaya. Fenomena yang terjadi dalam penelitian ini ialah rumah tangga petani sejahtera hanya berada pada aksesibilitas rendah. Variasi spasial tipologi rumah tangga petani padi sawah menjadi dasar dari strategi penghidupan petani padi sawah. Petani padi sawah bukan hanya memiliki satu jenis strategi, melainkan bisa lebih dari satu jenis strategi penghidupan. Strategi penghidupan petani padi sawah yang paling dominan pada aksesibilitas tinggi ialah strategi intensifikasi, strategi diversifikasi pertanian, dan strategi diversifikasi non pertanian. Sedangkan pada aksesibilitas yang rendah, petani padi sawah paling dominan melakukan ekstensifikasi pertanian, ekstensifikasi campuran dan migrasi non pertanian
Ciwidey District is an agropolitan area allotment that has a high potential for the development of agriculture, one of which is paddy rice farming. Rice lowland in The Ciwidey Subdistrict decrease in the area of paddy rice farming. The decrease in the area of paddy rice will impact on the low amount of income received by rice paddy farmers. The low income of the paddy rice farmers will encourage the paddy farmers to carry out various livelihood strategy activities. In carrying out livelihood strategies, households of lowland rice farmer have an important role to make the most basic decisions. Demographic conditions of households and economic conditions of households are characteristic of the formation of household typologies. Lowland rice farmer households in Ciwidey District consist of poor farmer households, simple peasant households, rich peasant households, and prosperous peasant households. Spatially, poor farmers' households are concentrated most dominantly on low accessibility as indicated by the local road network in the form of hilly terrain. While the high accessibility is concentrated most dominantly in simple farm households and rich farm households. The phenomenon that occurs in this research is that prosperous farm households only have low accessibility. Spatial variation in the typology of households of paddy rice farmers is the basis of the livelihood strategies of paddy rice farmers. Paddy rice farmers not only have one type of strategy but can be more than one type of livelihood strategy. The most dominant rice farmers' livelihood strategies in high accessibility are intensification strategies, agricultural diversification strategies, and non-agricultural diversification strategies. Whereas in the low accessibility, the most dominant paddy rice farmers carried out agricultural extensification, mixed extensification, and non-agricultural migration."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jauhar Nurandyo
"Latar belakang dari penelitian ini adalah kebijakan yang dikeluarkan oleh Kementrian Kehutanan terkait perluasan hutan konservasi melalui taman nasional dan berdampak secara signifikan kepada masyarakat sekitar hutan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kegiatan adaptasi yang dilakukan oleh Kelompok Tani Hutan Satria Mandiri, yaitu salah satu komunitas masyarakat yang adaptasinya dikatakan berhasil karena tidak kembali merambah hutan sebagai dampak positif pendampingan dan bantuan yang diberikan oleh taman nasional Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan jenis penelitian yaitu deskriptif. Informan dalam penelitian ini terdiri dari anggota dan ketua Kelompok Tani Hutan Satria Mandiri, tokoh utama pendampingan yang juga direktur Negri Kopi, serta salah satu karyawan Negri Kopi yang berperan di bagian pemasaran. Penelitian ini menggambarkan tentang bagaimana proses petani beradaptasi untuk mempertahankan penghidupannya dan memanfaatkan berbagai kelebihan yang mereka miliki untuk mencapai sustainable livelihood. Penelitian ini menyarankan kepada pemerintah lokal, untuk mendukung dan membantu promosi dari berbagai produk yang menjadi komoditas utama masing-masing kampung seperti Kampung Pojok dengan kopi, ataupun Kampung Sarongge dengan ekowisata, sebagai bentuk apresiasi atas usaha petani dalam beradaptasi dengan perluasan wilayah Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP).

The background of this research is the policy issued by the Ministry of Forestry on expanding conservation forest through national parks which has a significant impact on the communities surrounding the forest. This research aims to describe the adaptation activities which is conducted by Kelompok Tani Hutan Satria Mandiri, one of the forest community that was said to be successful because they did not return to the forest as a positive impact of the assistance and aid by external parties and the National Park itself. This research uses a qualitative method with a descriptive type of research. Informants on this research were chosen using snowball sampling technique. It consists of members and leader from the Satria Mandiri Forest Farmers Group and their partners who assist them in adaptation, who are also the chief directors of the Negri Kopi. This thesis discusses how Kelompok Tani Hutan Satria Mandiri way of adaptation and livelihood strategy are able to protect their livelihood, utilizing their advantages to reach sustainable livelihood. In an effort to a better understanding the adaptation of Kelompok Tani Hutan Satria Mandiri, this research uses the Household Livelihood Framework (HLS).
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simanjuntak, Angel Theresia Rouli
"Penghidupan meliputi orang-orangnya, aset, kemampuan, pendapatan, dan aktivitas untuk kehidupan. Penghidupan dikatakan berkelanjutan ketika teratasi dari tekanan, bertahan serta meningkatkan kapasitasnya untuk sekarang dan masa depan, sementara tidak merusak alam. Pendekatan penghidupan berkelanjutan merupakan salahsatu jenis pendekatan dalam intervensi penghidupan untuk mencapai keberlanjutan. Pulau Mare dan sekitarnya merupakan kawasan lindung yang memiliki keanekaragaman hayati dan potensi tinggi untuk kegiatan perikanan dan kelautan. Ada peraturan dan batasan yang diberlakukan dalam pemanfaatan maupun pengelolaan kawasan lindung. Pada Pulau Mare dan sekitarnya juga terdapat desa-desa pesisir yang memungkinkan adanya perbedaaan karakteristik ruang. Pentingnya keberadaan kawasan lindung berimbas pada penghidupan manusia di sekitar desa sebagai tempat tinggal nelayan. Pembangunan desa dan kondisi perairan potensial menjadi karakteristik terbentuknya tipologi desa nelayan. Tipologi desa nelayan terbagi menjadi desa berkembang dan desa belum berkembang, serta desa dengan jarak dekat (< 4 mil) dan jarak jauh (>4 mil) terhadap perairan potensial. Variasi spasial tipologi desa nelayan menjadi dasar dari pola penghidupan berkelanjutan nelayan di Pulau Mare dan sekitarnya. Nelayan yang tinggal pada tipologi desa yang sama, belum tentu memiliki aset, strategi dan hasil penghidupan yang sama. Fenomena pada penelitian ini adalah nelayan pada desa berkembang dengan jarak dekat terhadap perairan potensial, paling banyak merupakan nelayan dengan tingkat kesejahteraan tinggi.

Livelihood includes people, assets, abilities, income, and activities for life. Livelihoods are said to be sustainable when they are overcome from pressure, survive, and increase their capacity for the present and future, while not destroying nature. The sustainable livelihood approach is one type of approach in livelihood interventions to achieve sustainability. Mare Island and its surroundings are protected areas that have high biodiversity and high potential for fisheries and marine activities. There are rules and restrictions that apply to the use and management of protected areas. On Mare Island and its surroundings there are also coastal villages which allow for different spatial characteristics. The importance of the existence of protected areas has an impact on the livelihoods of people around the village as a place for fishermen to live. Village development and potential water conditions characterize the formation of a fishing village typology. Typology of fishing villages is divided into developing and underdeveloped villages, as well as villages with short distances (<4 miles) and long distances (> 4 miles) to potential waters. The spatial variations in the typology of fishing villages are the basis for the sustainable livelihood patterns of fishermen in Mare Island and its surroundings. Fishermen who live in the same village typology do not necessarily have the same assets, strategies, and livelihood outcomes. The phenomenon in this study is that fishermen in developing villages with a close distance to potential waters are mostly fishermen with a high level of well-being."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maurilla Zahra Sahirah
"Kabupaten Banyumas memiliki beberapa komoditas unggulan seperti di Kecamatan Sumbang yang dikenal dengan penghasil jagung. Walaupun demikian, jika dilihat dari data per tahunnya, luas panen jagung di Kecamatan Sumbang berkurang sekitar 107,8 ha. Sejalan juga dengan maraknya terjadi konversi lahan. Hal ini akan berimbas pada rendahnya pendapatan petani karena petani sangat bergantung pada lahan panen jagung. Adanya tekanan tersebut mendorong petani jagung untuk melakukan berbagai strategi penghidupan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode kuantitatif dengan pengumpulan data secara multistage sampling dengan mengkombinasikan purposive sampling untuk pemilihan lokasi petani dan proportional random sampling untuk pemilihan sampel petani. Sampel diambil dengan teknik kuesioner terhadap 56 petani jagung yang tergabung dalam kelompok tani. Analisis aset dilakukan dengan menggunakan pendekatan Sustainable Livelihood Approach (SLA), deskriptif kuantitatif dan keruangan. Hasil dari penelitian menunjukan bahwa pola kepemilikan aset petani berasosiasi sebagian dengan karakteristik rumah tangga petani dan kondisi tekanan lahan pertaniannya. Berdasarkan persebaran lokasi lahan petani, petani yang lahan pertaniannya berlokasi di kondisi tekanan lahan tinggi dekat dengan jalan lokal serta terletak di aksesibilitas tinggi memiliki aset alam yang lebih unggul daripada di kondisi tekanan lahan rendah hingga sedang. Sementara itu, karakteristik rumah tangga akan mempengaruhi kekuatan aset finansial. Petani dengan anggota rumah tangga sedikit dalam satu atap serta lebih banyak usia tidak produktif yang tidak bekerja dan petani dengan anggota rumah tangga besar dalam satu atap serta lebih banyak usia produktif yang bekerja menjadi pembeda kondisi aset finansialnya. Kemudian, karakteristik rumah tangga juga mempengaruhi aset pada setiap kondisi tekanan lahan. Kepemilikan aset manusia, finansial, dan aset fisik akan mempengaruhi petani dalam menerapkan strategi penghidupan. Tingginya aset fisik, finansial, manusia membuat petani melakukan strategi akumulasi daripada sekadar strategi konsolidasi. Namun, kondisi tekanan lahan juga menentukan pilihan strategi. Unggulnya aset finansial dan fisik di lokasi lahan dengan tekanan tinggi menyebabkan petani dapat melakukan strategi akumulasi. Unggulnya aset manusia di lokasi dengan tekanan lahan sedang menyebabkan petani melakukan strategi konsolidasi.

Banyumas Regency has several superior commodities such as in the Sumbang District which is known as a maize producer. the annual data, the maize farm area in Sumbang has decreased by around 107.8 ha. It will impact farmers income because farmers are very dependent on maize farm areas. The existence of this pressure encourages maize farmers to carry out various livelihood strategies. This study used a quantitative method with multistage sampling by combining purposive sampling for the farmers locations and proportional random sampling for the farmers samples. Samples were taken using a questionnaire technique to 56 maize farmers who are members of farmer groups. Asset analysis is carried out using the Sustainable Livelihood Approach (SLA), descriptive quantitative, and spatial analysis. The results of the study indicate that the condition of farmer's asset ownership is partially associated with the characteristics of the farmer's household and land pressure condition. Based on the distribution of farmers' land locations, farmers whose land is in high-pressure land close to local roads and located in high accessibility have natural assets that are superior to those in conditions of low to moderate land pressure. Meanwhile, household characteristics will affect the strength of financial assets. Farmers with few household members under one house and more non-productive age who do not work and farmers with large household members under one house and more productive age are significantly different in their financial assets. Then, household characteristics also affect each land pressure condition. The ownership of human, financial and physical assets will influence farmers in implementing livelihood strategies. However, land pressure conditions also determine the choice of strategy. The superiority of financial and physical assets in land areas with high pressure causes farmers to carry out an accumulation strategy. The superiority of human assets in locations with moderate land pressure causes farmers to carry out a consolidation strategy."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library