Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Pekik Nyaring primary health care is one of the primary health care that becomes the target of family health and nutrition project (KKG) and considered as pilot project fromthe 10 primary health cares of project target in district of North Bengkulu ....."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Hermawanto
"Amfetamin merupakan salah satu NAPZA yang paling banyak digunakan di Indonesia. Salah satu komponen penting dalam penatalaksanaan penggunaan stimulan tipe amfetamin (STA) adalah mencegah terjadinya gejala putus zat. Penggunaan repetitive Transcranial Magnetic Stimulation (rTMS) dapat digunakan sebagai salah satu modalitas terapi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas penggunaan rTMS untuk mencegah gejala putus zat pada pengguna STA. Penelitian ini dilakukan secara kuasi eksperimental dengan 18 pria pengguna STA. Subjek dikelompokkan menjadi 2 kelompok. Kelompok perlakuan mendapatkan terapi rTMS 10 Hz selama 10 sesi dalam 2 periode, masing-masing 5 sesi. Evaluasi gejala putus zat dilakukan pada hari pertama, keenam dan ketiga belas. Penelitian ini menemukan adanya perbedaan signifikan gejala putus zat pada hari keenam pada kedua kelompok (p: 0,003; effect size: 1,163; 95% CI: 0,457-1,869). Pada kelompok perlakuan, gejala putus zat secara signifikan berkurang pada hari keenam (p: 0,047) dan dipertahankan hingga hari ketiga belas (p: 0,015). Sedangkan pada kelompok kontrol terjadi peningkatan gejala putus zat pada hari keenam dan baru mengalami penurunan yang signifikan pada hari ketiga belas (p: 0,002). Studi ini menyimpulkan bahwa penggunaan rTMS efektif dalam mempercepat terjadinya perbaikan gejala putus zat pada pengguna STA.

Amphetamines are one of the most widely used drugs in Indonesia. One of the important components in amphetamine-type stimulants (STA) therapy is to prevent withdrawal symptoms. The repetitive Transcranial Magnetic Stimulation (rTMS) can be used as a therapeutic modality. The aim of this study was to determine the effectiveness of using rTMS to prevent withdrawal symptoms in STA users. This study was conducted in a quasi-experimental with 36 male STA users. Subjects were grouped into 2 groups. The treatment group received 10 Hz rTMS therapy for 10 sessions in 2 periods, 5 sessions each. Evaluation of withdrawal symptoms was carried out on the first, sixth and thirteenth days. This study found a significant difference in withdrawal symptoms on the sixth day between two groups (p: 0.003; effect size: 1.163; 95% CI: 0.457-1.869). In the treatment group, withdrawal symptoms were significantly reduced on the sixth day (p: 0.047) and maintained until the thirteenth day (p: 0.015). Meanwhile in the control group, there was an increase in withdrawal symptoms on the sixth day and only experienced a significant decrease on the thirteenth day (p: 0.002). This study concludes that the use of rTMS is effective in accelerating the improvement of withdrawal symptoms in STA users.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Medina K. Siswantara
"ABSTRAK
Dalam pengajaran bahasa Inggris di Sekolah Dasar sering ditemukan
kesenjangan antara nilai tes prestatif dan kemampuan berkomunikasi siswa baik secara
lisan maupun tulisan (Hilam, 2001). Salah satu penyebab hal ini menurut Kusuma (1987)
adalah penekanan pada aspek grammar. Di samping itu hasil survey Beeby (1991)
menjelaskan bahwa pada umumnya materi peiajaran yang diberikan hanya terbatas pada
apa yang terdapat dalam buku-buku teks.
Pembelajaran bahasa Inggris pada anak-anak usia 10-11 tahun yang berada
dalam tahap Konkret operasional (Piaget, 1952 dalam Berk,1997) dan tahap kelas tinggi
Sekolah Dasar (Munandar, 1985) seharusnya melibatkan partisipasi siswa secara aktif
dalam situasi yang kontekstual, menyenangkan, komunikatif, serta merangsang seluruh
indera agar lebih mudah dicerna dan dihayati (ILarcom, 1997). Dengan demikian
diharapkan pembelajaran dapat mencapal sasaran 3 domain yaitu kognitif, afektif dan
psikomotor.
Metode yang maslh sering digunakan saat ini adalah metode Konvensional, yaitu
yang berdasarkan prinsip-prinsip Teacher-centered. Dalam penelitian ini akan disusun
suatu metode yang kemungkinan akan mampu mengembangkan domain afektif di
samping domain kognitif dan psikomotor dengan berfokus pada pemahaman bacaan.
Metode ini disebut Muiti Stimulan, dan disusun berdasarkan prinsip-prinsip Learnercentered.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui metode manakah dl antara metode
Konvensional dan Muiti Stimulan yang lebih efektif untuk membantu anak usia 10-11
tahun memahami bacaan bahasa inggris. Peneliti melakukan studi eksperimental
dengan tipe controlled lab expeiiment dan disain Two group Pretest and Posttest Design.
Sebanyak 40 orang subyek dibagi ke dalam 2 kelompok independen yang artinya tidak
saling berhubungan karena mendapatkan treatment yang berbeda (Siegel, 1997). Alat
ukur berupa tes prestatif yang berfungsi sebagai evaluasi formatif dan sumatif. Di akhir
pemberian treatment dilakukan probing interview yang dianalisa secara kualitatif untuk
mengungkap faktor-faktor afektif subyek. Analisis menggunakan uji statistik
nonparametrik yaitu dengan uji U Mann-Whitney pada p<0,05. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan efektivitas antara kedua metode pengajaran
dengan perkataan lain hipotesa penelitian ditolak dan hipotesa nol diterlma.
Penyebab ditolaknya hipotesis penelitian kemungkinan karena berbagai hal
seperti sampling error, waktu pemberian treatment yang terlalu singkat sehlngga program
dipadatkan, faktor instruktur, serta proactive Inhibition dan habltuatlon dalam proses
belajar. Mesklpun demikian dalam penelitian Ini ditemukan faktor-faktor afektif yang
menjadi pendorong dalam proses pembelajaran. Pada metode Muiti Stimulan dapat
disimpulkan bahwa subyek memillkl sifat yang lebih positif terhadap pelatlhan, guru dan
keglatan pembelajaran. Hasil ini sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Horwitz
(1979) yang menjelaskan bahwa tidak ada perbedaan prestasi akademik yang bermakna
antara subyek dalam kelompok Teacher-centered dan Learner-centered. Tetapi pada
kelas Learner-centered siswa lebih menunjukkan sikap positif terhadap guru, sekolah
lebih bersikap otonomi dan kooperatif dengan kedua jenis kelamin."
2002
S2795
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anindita Pramodya Wardani
"Tulisan ini merupakan studi yang mengungkap keterkaitan event temporer dengan pergeseran variabel interioritas. Event temporer yang dibahas dalam studi ini adalah gig musik yang diadakan secara berkala pada setting interior, Yesterday Backyard Kafe Bar. Variabel interioritas dalam ruang interior meliputi boundary, performance, intimacy, betweenness, dan atmosphere. Hal ini diakibatkan oleh adanya komponen yang terdapat dalam event temporer meliputi aspek visual tata cahaya, aksi performer, dekorasi , dan auditori genre, tempo, dinamika yang menjadi stimulan bagi variabel interioritas dalam ruang. Shifting variabel interioritas terjadi karena adanya pergeseran kondisi ruang interior yang berbeda dari kondisi awalnya. Masing- masing komponen yang terkandung dalam event temporer dapat membuat satu atau lebih variabel interioritas mengalami shifting. Hasil studi ini menunjukan bahwa event temporer dapat memengaruhi terjadinya shifting variabel interioritas dalam ruang interior.

This study examines the interrelation between temporary event with the shifting of interiority variables. The temporary event discussed in this study is music gig held periodically at interior setting, Yesterday Backyard Cafe Bar. Interiority variables in interior space consist of boundary, performance, intimacy, betweenness, and atmosphere. The presence of components contained in temporary event are the visual aspect, including lighting, performer action, decoration, and auditori aspect, including genre, tempo, dynamics which become stimulant for interiority variables in space. Shifting variables interiority occurs because of the interior space conditions are changing from the initial conditions. Each component contained in a temporary event can maje various shifting of interiority variables. The results of this study show that temporary event can influence the occurrence of shifting interiority variables in interior space."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S68915
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Adib Rafii
"Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh government support terhadap tingkat partisipasi Karang Taruna Unit RW di Kota Jakarta Timur. Pendekatan penelitian yang digunakan yaitu pendekatan kuantitatif dengan teknik pengumpulan data campuran dengan tujuan agar data kuantitatif sebagai sumber data untuk pengujian inferensial, dan data kualitatif sebagai data pendukung untuk mendeskripsikan fakta yang ada di lapangan Penelitian ini menggunakan kerangka teori government support oleh Korosec & Berman (2006) dan juga tingkatan partisipasi oleh Arnstein (1969) dengan keseluruhan indikator berjumlah empat belas (14). Objek penelitian ini adalah Karang Taruna Unit RW dengan kriteria subjek penelitian antara lain; Ketua Karang Taruna Unit RW, Karang Taruna sudah memiliki SK Kelurahan, dan Karang Taruna sudah menerima dana stimulan. Analisis statistik deskriptif dalam penelitian ini menggunakan pemusatan data modus, dan analisis inferensial yang digunakan adalah analisis regresi sederhana. Hasil analisis menunjukkan bahwa government support berpengaruh terhadap tingkat partisipasi Karang Taruna Unit RW di Kota Jakarta Timur. Analisis deskriptif juga mensugesti bahwa dukungan anggaran dapat meningkatkan tingkat partisipasi dari Karang Taruna.

This study aims to test the impact of government support on the participation level of Karang Taruna on community level in East Jakarta. This study uses quantitative approachment with mixed method technique of obtaining data purposively to test the inferential implication of the quantitative data, and qualitative data to capture the descriptive phenomenon based on field observation. This study uses the framework of government support defined by Korosec & Berman (2006) and the ladder of participation based on Arnstein (1969) with total of fourteen (14) indicators being used. The object of this study is Karang Taruna on community level with the criteria of subject; The Head of Karang Taruna on community level, Karang Taruna has been approved by local District, and Karang Taruna has already received dana stimulan bonus. The measure of central tendency in this study uses mode, while the Inferential analysis being used is simple regression. Study shows that government support gives impact on the participation level of Karang Taruna on community level in East Jakarta. Study also suggest that monetary support can raise the participation level of Karang Taruna."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abelarania Putri Purdynta
"Skripsi ini membahas mengenai kehadiran skin yang dinamis pada arsitektur yang rigid. Melalui penerapan konsep pakaian pada perspektif fashion ke dalam arsitektur. Dimana pakaian dan skin memiliki irisan pada fungsinya, yaitu merupakan lapisan terluar atau kulit kedua yang berperan sebagai pelindung. Diskusi dinamika skin sebagai permukaan terluar pada arsitektur kerap hanya berelasi dengan performa arsitektur itu sendiri tanpa terhubung dengan sekitarnya. Sifat dinamis dapat terjadi melalui interaksi skin terhadap elemen lingkungan sekitar. Elemen lingkungan sekitar berperan sebagai stimulan yang akan mengidentifikasi sifat dinamis pada skin. Stimulan dapat berupa nature element dan culture element yang sifatnya selalu berubah dan tidak dapat dipastikan. Stimulan bersifat selalu berubah, sehingga ketika skin dapat merespon stimulan tersebut menghasilkan dynamic response yang merupakan performa transformatif. Performa transformatif bekerja secara terus-menerus hingga membentuk kualitas temporal dalam arsitektur. Studi ini mengeksplorasi adaptasi tersebut melalui studi kasus dari respon skin bangunan The Bund Finance Centre terhadap angin dan respon proyeksi visual warna Evoke pada fasad bangunan Katedral York Minster terhadap kebisingan sekitar. Skin yang terus bertransformasi dan menghasilkan bentuk ataupun kualitas temporalitas baru. Transformasi yang terjadi pada skin mengungkapkan bahwa bangunan dapat merespon perubahan lingkungan secara real-time melalui skin. Pemahaman akan transitory skin mampu memperlihatkan bahwa memiliki keterhubungan temporal dengan sekelilingnya yang kemudian dapat menghadirkan kemampuan elemen-elemennya untuk berinteraksi dan beradaptasi dengan perubahan lingkungan sekitar.

This study discusses the presence of dynamic skin in rigid architecture through the application of clothing concepts from a fashion perspective. Both clothing and skin share a functional overlap as the outermost layer or second skin, acting as a protective barrier. Discussions on the dynamics of skin as the outer surface in architecture often focus solely on the architecture's performance without considering its connection to the surrounding environment. The dynamic nature of the skin can occur through its interaction with the surrounding environmental elements. The surrounding environmental elements act as stimuli that identify the dynamic properties of the skin. These stimuli can take the form of natural and cultural elements, which are constantly changing and unpredictable. As the stimuli are always changing, when the skin can respond to these stimuli, it produces a dynamic response, resulting in transformative performance. Transformative performance operates continuously to shape temporal qualities within the architecture. This study explores such adaptation through case studies of the skin response of The Bund Finance Centre to wind and the visual projection response of Evoke's color on the facade of York Minster Cathedral to surrounding noise. The continuously transforming skin generates new forms or temporal qualities. The transformations occurring in the skin reveal that buildings can respond to environmental changes in realtime through their skin. Understanding the transitory skin demonstrates its temporal connection to its surroundings, enabling its elements to interact and adapt to changes in the surrounding environment."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyudi Mulyaningrat
"ABSTRAK
Penyalahgunaan NAPZA setiap tahunnya semakin merambah pasar anak muda remaja dan menjadi hal yang sangat mengkhawatirkan. Dampak penyalahgunaan NAPZA meliputi berbagai aspek khususnya jenis stimulan dan halusinogen di DIY. Peran orangtua terutama ibu sangat penting dalam merawat remaja pengguna NAPZA. Ibu merupakan sosok paling dekat dengan anak sehingga peran merawat remaja dengan masalah NAPZA sangat lekat dengannya. Pengalaman ibu tersebut belum digali secara dalam, sehingga tujuan penelitian ini yaitu untuk mendapatkan gambaran pengalaman ibu dalam merawat remaja pengguna NAPZA jenis stimulan dan halusinogen. Desain penelitian adalah kualitatif dengan pendekatan fenomenologi yang melibatkan delapan partisipan. Data dikumpulkan dengan indepth interview dan dianalisis menggunakan metode Colaizzi. Hasil penelitian didapatkan enam tema, yaitu respon berduka ibu oleh remaja pengguna NAPZA, dukungan orang terdekat memberikan motivasi dan kekuatan bagi ibu, mencari dan mempertahankan kesembuhan sebagai upaya ibu merawat remaja pengguna NAPZA, perilaku remaja sebagai penyebab penyalahgunaan NAPZA, perilaku remaja sebagai dampak penyalahgunaan NAPZA, serta beban yang dirasakan ibu sebagai akibat penyalahgunaan NAPZA oleh remaja. Hasil penelitian ini merekomendasikan bahwa ibu sebagai sosok paling dekat, merupakan kunci mencari dan mempertahankan kesembuhan remaja pengguna NAPZA dan sebagai fokus utama intervensi akibat penyalahgunaan NAPZA oleh remaja.

ABSTRACT
Drug abuse annually reaches the youth market adolescents and becomes a very worried thing. Impact of drug abuse covers various aspects, especially types of stimulants and hallucinogens in Yogyakarta. The role of parents, especially mothers, is very important in taking care of adolescent drug users. Mother is the closest person to the child so that the role of caring for adolescents with drug problems is very attached to it. The mother 39 s experience has not been explored in depth, so the purpose of this research is to get a picture of mother experience in taking care of adolescent of drug user type of stimulant and hallucinogen. The study design was qualitative with a phenomenology approach involving eight participants. Data were collected by indepth interview and analyzed using Colaizzi method. The research result got six theme, that is mothers agony response by adolescent of drug user, support of the nearest person give motivation and strength for mother, seek and maintain healing as effort of mother to take care of adolescent drug user, adolescent behavior as the cause of drug abuse, adolescent behavior as the effect of drug abuse, and the burden felt by the mother as a result of drug abuse by adolescents. The results of this study recommend that the mother as the closest person, is the key to finding and maintaining the cure of adolescent drug users and as the main focus of intervention due to drug abuse by adolescents."
2017
T48086
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tyas Pinendita
"Melihat fenomena semakin banyaknya anak-anak yang bermain di ruang luar, selama masa golden age mereka membutuhkan tahap perkembangan yang optimal. Selain kota merupakan tempat yang menarik bagi anak-anak, kota juga memiliki resiko dan tantangan terhadap kesehatan dan perkembangan anak di usia emas. Maka, untuk menciptakan Kawasan Ramah Anak yang inklusif perlu melihat kota melalui mata mereka (Brown et al, 2019). Penelitian ini berfokus kepada dua unsur penting yang dibutuhkan dalam Kawasan Ramah Anak yaitu kemandirian dan kreativitas. Kedua unsur dapat ditunjang dengan metode Montessori sebagai stimulan (Montessori, 1914). Namun, gagasan tersebut mendapatkan kritik dari W.H Kilpatrick (1935) bahwa beliau menilai Montessori membatasi kemampuan kreativitas anak karena tidak semua jenis permainan dapat dilakukan di dalam kelas. Berbagai kritik juga menekankan hal yang serupa bahwa metode tersebut tidak menganjurkan segala jenis aktivitas dapat dilakukan karena sistem yang terstruktur (Beck, 1961). Melihat adanya celah penelitian terkait dengan keterbatasan metode pedagogi Montessori bahwa metode tersebut hanya dilakukan di lingkungan sekolah-sekolah Montessori saja. Sehingga penelitian mencoba untuk mengadopsi pendekatan Montessori ke ranah urban demi mewujudkan Kawasan Ramah Anak yang optimal dan membuka kesempatan bagi mereka dengan mengasah sensory experience, kemampuan sensorik, motorik, kemandirian, serta kreativitas. Penelitian mencoba memahami bagaimana metode Montessori dapat mewujudkan Kawasan Ramah Anak guna menstimulasi perkembangan mereka dan apa arahan yang tepat untuk menyusun guideline Kawasan Ramah Anak yang dapat menstimulasi kemandirian dan kreativitas. Penelitian berlokasi di Kawasan Pondok Pinang, Jakarta Selatan. Penelitian melihat bahwa pendekatan Montessori dapat mewujudkan Kawasan Ramah Anak melalui 5 unsur penting yaitu (1)sensory experiences, (2)exploratory, (3)collaborative, (4)constructive, dan (5)imaginative. Kelima unsur tersebut berfungsi untuk menstimulasi kemampuan kreativitas dan menciptakan kemandirian untuk mengoptimalkan fungsi ruang sebagai Kawasan Ramah Anak yang interaktif dan atraktif.

Observing the phenomenon where numerous children play outside during the golden age period concludes that they need an optimal development stage. A city is an enticing place for children, but it has risks and challenges against child health and development in the golden age period. Therefore, creating an inclusive Child-Friendly Neighborhood requires a city observation through their eyes (Brown et al., 2019). This study focuses on two fundamental elements necessary in a Child-Friendly Neighborhood, i.e., independence and creativity. Both elements are supported by the Montessori method as a stimulus (Montessori, 1914). However, this notion received a critic from W.H Kilpatrick (1935) where he judged Montessori as limiting child creativity since not all games are playable in class. Various critics emphasize that this method does not include all activities due to the structured system (Beck, 1961). Discovering a study gap regarding the Montessori pedagogic method limitation where the method is only applicable in Montessori school areas, the current study attempted to adopt the Montessori approach to urban areas to realize an optimal Child-Friendly Neighborhood and open an opportunity for them by honing sensory experiences, sensory and motoric abilities, independence, and creativity. The study attempted to understand how the Montessori method can realize a Child-Friendly Neighborhood to stimulate their development and the appropriate direction to arrange the Child-Friendly Neighborhood’s guideline stimulating independence and creativity. The study was located in the Pondok Pinang Neighborhood, South Jakarta. The study examined that the Montessori approach can realize a Child-Friendly Neighborhood through five vital elements: (1) sensory experiences, (2) exploratory, (3) collaborative, (4) constructive, and (5) imaginative. These five elements stimulate creativity and create independence to optimize the space function as an interactive and attractive Child-Friendly Neighborhood."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library