Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 17 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ambiya Ikrami Adji
"ABSTRAK
Setiap orang di dunia pernah mengalami kehilangan seperti kehilangan benda, kepercayaan, dan orang yang dicintainya. Khususnya untuk kehilangan seorang teman sangatlah menyedihkan terutama jika ia meninggal. Setiap orang yang ditinggalkan akan merasa sedih dan mereka akan mengekspresikan rasa duka cita mereka dengan menuturkan kata atau ungkapan tertentu seperti ?turut berduka cita atas kehilangan yang menimpamu?. Namun, ada beberapa cara lain untuk mengekspresikan duka cita. Jurnal ini memaparkan bagaimana orangorang mengekspresikan rasa duka cita mereka dan bagaimana mereka merespon berita tentang kematian dan bunuh diri Jochem, sang tokoh utama dalam film Spijt!. Jurnal ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dalam menganalisis pertuturan dari tokoh-tokoh dalam film Spijt! setelah kematian Jochem.
Hasil analisis menunjukkan bahwa ada dua cara untuk berbelasungkawa yaitu dalam bentuk verbal dan nonverbal. Bentuk verbal dilakukan dengan pertuturan lokusioner yang didengar oleh mitra tutur, contohnya pengumuman berita kematian Jochem dan pertuturan perlokusioner sebagai respon terhadap pertuturan ilokusioner ?Jeetje lieverd, me erg. Wat vreselijk.?. Sedangkan, bentuk non verbal direpresentasikan oleh bahasa tubuh dan mimik wajah.

ABSTRACT
Everyone in the world has experienced the loss of their belongings, trust, and their loved ones. In particular, losing a friend is very saddening, especially when he or she passed away. The ones who are left behind will be sad and they will express their condolences with certain sentences or words, such as, ?I am sorry for your loss?. However, there are some other ways to express condolences. This paper will identify how people express their condolences and how they respond to what they hear about the sudden death and suicide of Jochem, the main personage in the film Spijt!. Using the descriptive qualitative method, the speech acts of the remaining personages after the death of Jochem are being analysed.
The result of this study shows that there are two ways of expressing condolences, the verbal form and the non verbal form. The verbal form is represented by locutionary acts which are heard by the listener for example the announcement of Jochem?s death and the perlocutionary acts are responds to ilocutionary acts for example ?Jeetje lieverd, me erg. Wat vreselijk.? Meanwhile, the non verbal form uses the body language and the face expressions.
"
2016
MK-PDF
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
R. Barrasmara Sandyaputra
"
ABSTRACT
This research studies how being imperative can determine position in meeting conversations. The corpus of this research is the film series Arrow which focuses more on the character Oliver Queen. From there, it will be analyzed further by using Austins and Grices theory. The research will use transcripts to help understanding each utterance from the characters especially from Oliver Queen. As a conclusion, this research explains that language strategy can point out the dominant and the submissive in meetings conversations."
2016
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Muh. Junaidi
"ABSTRACT
Politeness, speech act and discourse have become an interest area of language use in context. Attention has been drawn to the universality of politeness strategies across the culture. This study examines the nature of pattern of communication in terms of politeness, speech acts and discourse in sasak speech community. The subject of the studi is 1 Tuan Guru giving religious speech in silkur village. Participantobservaton is used as the method of data collection in this study. A video recording was used to collect data. Result of the study shows that reminding and sugesting are not acts of indicating or threatening addressees' negative face, but possitive strategies used to minimized the threat for adresses' possitive face and negative one as means of saving addressees' negative face. These three variables were interrealted to dechiper the nature of speech pattern of language use in the sasak speech community. the notion of face should be analyzed according to norms and cultural values such acts in different speech communities. Hence, the universality of communicative action and the type of speech act in a given speech community are crucial variable to sctinize the language use in context."
Mataram: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, 2017
400 MBSN 11:1 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Rangga Ferizky Fadli
"Dalam dunia perfilman saat ini dikenal istilah sulih suara atau dubbing, sebuah istilah yang merujuk pada kegiatan mengubah audio percakapan dalam sebuah film menjadi bahasa lain sehingga bahasa film tersebut dapat dimengerti oleh masyarakat luas. Analisis dilakukan pada sebuah film animasi karya Hayao Miyazaki yang berjudul Spirited Away. Bahasa yang digunakan dalam film ini adalah bahasa Jepang, namun setelah ditayangkan di Netflix, memiliki beberapa opsi pilihan sulih suara dalam bahasa lain, salah satunya yaitu bahasa Arab. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis bagaimana tindak tutur ekspresif berbahasa Arab digunakan dalam film Spirited Away yang telah disulih suara berbahasa Arab. Dalam proses analisis data, data dianalisis berdasarkan teori tindak tutur ekspresif yang dikemukakan oleh Searle (1976), dan Guiraud, et al. (2011) serta teori tindak tutur ekspresif milik Austin (1962). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif deskrpitif dengan pendekatan pragmatik. Setelah dilakukan analisis, ditemukan tindak tutur ekspresif sebanyak 53 data dalam film Spirited Away. Tuturan tersebut terdiri atas: (1) Thanking (terima kasih) sebanyak 15 data; (2) Disapproving (ketidaksetujuan) sebanyak 8 data; (3) Praising (memuji) sebanyak 5 data; (4) Accusing (menuduh) sebanyak 5 data; (5) Welcoming (ungkapan menyambut atau selamat datang) sebanyak 5 data; (6) Approving (menyetujui) sebanyak 3 data; (7) Sadness (kesedihan) sebanyak 3 data; (8) Protesting (memprotes) sebanyak 3 data; (9) Guilt (rasa bersalah) sebanyak 2 data; (10) blaming (menyalahkan) sebanyak 2 data; (11) Apologizing (meminta maaf) sebanyak 2 data. Hasil analisis menunjukkan bahwa sulih suara bahasa Arab dalam film ini memadukan dua budaya, yaitu Jepang dan Arab, dalam aspek keramahtamahan dan kesopanan dalam interaksi sosial.

In the world of filmmaking today, the term dubbing is well known. It refers to the activity of changing the audio conversations in a film into another language so that the film's language can be understood by a wider audience. An analysis is conducted on an animated film by Hayao Miyazaki titled "Spirited Away." The language used in this film is Japanese, but after being broadcasted on Netflix, it offers several dubbing options in other languages, including Arabic. The aim of this research is to analyze how expressive speech acts in the Arabic language are used in the film "Spirited Away" after being dubbed in Arabic.During the process of data analysis, the data is analyzed based on the theory of expressive speech acts proposed by Searle (1976) and Guiraud, et al. (2011), as well as Austin's (1962) theory of expressive speech acts. The method used in this research is qualitative-descriptive research with a pragmatic approach. After the analysis, a total of 53 instances of expressive speech acts were found in the film "Spirited Away." These expressions consist of: (1) Thanking with 15 instances; (2) Disapproving with 8 instances; (3) Praising with 5 instances; (4) Accusing with 5 instances; (5) Welcoming with 5 instances; (6) Approving with 3 instances; (7) Sadness with 3 instances; (8) Protesting with 3 instances; (9) Guilt with 2 instances; (10) Blaming with 2 instances; (11) Apologizing with 2 instances. The analysis results indicate that the Arabic dubbing in this film combines two cultures, Japanese and Arab, in terms of hospitality and politeness in social interactions."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Diah Kumalasari
"[ABSTRAK
Penelitian ini membahas Openingszinnen (rayuan Bahasa Belanda) yang mengandung tindak tutur dan implikatur di dalam setiap kalimatnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memaparkan tindak tutur lokusi dan ilokusi serta jenis-jenis tindak tutur yang muncul pada rayuan tersebut. Metode yang digunakan untuk menganalisis korpus berupa Openingszinnen yang terdapat pada laman www.leukespreuk.nl adalah metode kualitatif. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa sebagian besar kalimat dalam Openingszinnen diawali dengan sebuah pertanyaan retoris dan dilanjutkan dengan penjelasan yang memiliki implikatur mengenai pertanyaan tersebut. Implikatur dan jenis tindak tutur dalam setiap kalimat berbeda-beda, ada yang bermaksud untuk memuji kecantikan seorang wanita, ada yang mengharapkan suatu tindakan dari pendengar, ada yang sekedar ingin memperlihatkan bahwa ia sedang jatuh cinta bahkan ada pula kalimat yang bersifat vulgar, seperti mengajak berciuman atau bercinta satu malam.ABSTRACT This journal discusses about Openingszinnen or pick up lines in Dutch that contains implication and speech acts. The main approach of this journal is to give detail explaination for every single speech acts, implication and also to find the classification of speech acts in Openingszinnen. This study uses qualitative methods to analyze a corpus of Openingszinnen from a website www.leukespreuk.nl. It can be concluded that rhetorical question can be found very often in the beginning of every sentence in Openingszinnen. The explanation about the rhetorical question that contains implication can be seen in the following sentence. The intentions of the implication and the classification of speech acts are different, to praise the beauty of a woman, to expect something from the listeners, to show that the speaker is in love and even have vulgar intention, such as asking for kisses or one night stand love., This journal discusses about Openingszinnen or pick up lines in Dutch that contains implication and speech acts. The main approach of this journal is to give detail explaination for every single speech acts, implication and also to find the classification of speech acts in Openingszinnen. This study uses qualitative methods to analyze a corpus of Openingszinnen from a website www.leukespreuk.nl. It can be concluded that rhetorical question can be found very often in the beginning of every sentence in Openingszinnen. The explanation about the rhetorical question that contains implication can be seen in the following sentence. The intentions of the implication and the classification of speech acts are different, to praise the beauty of a woman, to expect something from the listeners, to show that the speaker is in love and even have vulgar intention, such as asking for kisses or one night stand love.]"
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2015
MK-PDF
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Hanny Alfa Avionita
"ABSTRAK
Penelitian ini berfokus pada tindak tutur ilokusi dan perlokusi dalam comic strip daring Is Lieb? karya Eylou. Korpus data dari penelitian ini adalah enam episode comic strip daring Is Lieb? yang berjudul Riskant, Ehrlich, Lange Her, Keine Sorgen, Bett, dan Wenn Du Tot Warst. Keenam episode yang dianalisis bertemakan keintiman dalam hubungan sebuah pasangan. Dalam tugas akhir ini dibahas jenis dan fungsi dari masing-masing tindak tutur yang ada dalam tiap episode. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori tindak tutur (speech acts) oleh Searle. Namun, untuk beberapa dialog yang tidak dapat dijelaskan dengan teori tindak tutur (speech acts) oleh Searle dijelaskan dengan fenomena bahasa wanita dan bahasa pria (Frauensprache und Mannersprache) berdasarkan teori dari Deborah Tannen. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan studi pustaka. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat empat jenis tindak tutur ilokusi yang terdapat pada keenam episode yang dianalisis, yaitu tindak tutur asertif, direktif, ekspresif, dan komisif. Namun, tindak perlokusi yang terdapat dalam keenam episode tidak sesuai dengan yang diharapkan oleh karakter penutur dalam comic strip ini. Hal ini kemungkinan dibuat untuk menciptakan unsur komedi dalam komik."
2019
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Andriani
"Setiap filsuf mencoba mencari totalitas kebenaran realitas. Realitas menjadi ?ada? bila dibahasakan. Bahasa membuat objek yang tadinya tidak dikenali, menjadi teridentifikasi dan termaknai. Namun, bahasa selalu berpolar, terbatas dan kontingen sehingga kebenaran objektif yang ingin dicapai pun tidak pernah tuntas terungkap, ia selalu lepas. Ketidakmungkinan menemukan realitas objektif juga disebabkan oleh adanya proses speech-acts di dalam komunikasi. Ketika seorang filsuf menyampaikan kebenaran realitas, ia tidak hanya sekedar mengemukakan apa yang ia temukan melalui ucapan konstantif, tetapi dibalik tuturannya, ada tindakan performative agar orang percaya terhadap apa yang ia temukan. Mereka membuat kebenaran subjektif seolah-olah objektif.

Every philosopher always in effort to find truth of reality. Reality could be ?valid? if it expressed. Language makes unidentified object have meaning. But language expressed in polarity, imitation, and contingency so the idealized objective truth always in pursuit. The impossibility of finding objective reality also caused by speech-acts process in communication. When a philosopher delivers a truth of reality, s/he not only giving what s/he found by constantive utterance but also implies performative act to influence people. They turn subjective truth into objective ones."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S16121
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yusri
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana representasi tuturan calon gubernur Sulawesi Selatan menjelang
pemilihan gubernur tahun 2013 khususnya dalam aspek kesopanan berbahasa dan bagaimana hubungan antara budaya
tutur masyarakat Sulawesi Selatan dengan maksim kesopanan berbahasa yang secara universal diikuti. Penelitian ini
menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan pragmatik. Data dalam penelitian ini ialah data tertulis,
yakni tuturan para calon gubernur Sulawesi Selatan yang diambil dari media cetak terbesar di Sulawesi Selatan, yakni
Harian Fajar dan Tribun Timur selama 4 bulan, yaitu bulan April, Mei, Juni, dan Juli. Data yang berupa tuturan para
politisi dikaji berdasarkan maksim-maksim yang secara universal diikuti untuk menunjukkan kesopanan berbahasa
terhadap lawan tuturnya. Dalam melakukan pemaknaan, peneliti juga memperhatikan konteks tutur budaya masyarakat
Sulawesi Selatan. Maksim-maksim yang digunakan adalah maksim kebijaksanaan, maksim kedermawanan, maksim
penghargaan, maksim kesederhanaan, maksim pemufakatan, dan maksim simpati. Penelitian ini menemukan bahwa
tuturan calon gubernur Sulawesi Selatan yang sesuai dengan maksim kesopanan berbahasa cenderung mengikuti
maksim penghargaan, tuturan calon gubernur Sulawesi Selatan yang melanggar maksim kesopanan berbahasa
cenderung mengikuti maksim kesederhanaan. Berdasarkan berbagai tuturan yang dianalisis, dapat dilihat bahwa tuturan
calon gubernur Sulawesi Selatan cenderung sesuai dengan maksim kesopanan berbahasa. Beberapa tuturan yang
diinterpretasikan dengan konteks budaya tutur masyarakat Sulawesi Selatan memperlihatkan bahwa terdapat kesesuaian
antara budaya tutur masyarakat Sulawesi Selatan dengan maksim kesopanan berbahasa yang peneliti gunakan.
The research looks into the Governor Candidate of South Sulawesi’s representation of speech acts leading up to the
governor’s election in 2013, in particular into politeness and the relation between cultural speech acts in South Sulawesi
society and universal politeness maxim. The research is qualitative with pragmatic approach. This research uses written
data from the utterances of the South Sulawesi’s incumbent Governors printed in the biggest mass media in South
Sulawesi—Harian Fajar and Tribun Timur—for 4 months, in April, May, June, and July. The data, in the form of
utterances produced by the politicians, are analyzed based on maxims that are universally used to show politeness
towards their addresses. In analyzing meanings, researchers also consider the cultural context in which speech acts
occured in South Sulawesi society. The maxim involved tact maxim, generosity maxim, approbation maxim, modesty
maxim, agreement maxim, and sympathy maxim. The research finds that the utterances by the incumbent Governors of
South Sulawesi conform to politeness maxim in accordance with approbation maxim, while the utterances by the
governor candidate of South Sulawesi that violate the politeness maxim tend to adhere to modesty maxim. Utterances
that are analyzed show that the utterances produced by the governor candidate of South Sulawesi are more likely to
conform to politeness maxim. Several utterances that are interpreted within South Sulawesi cultural context of speech
acts show that there is appropriateness between cultural speech act in South Sulawesi society and maxim of politeness
used in this research."
Universitas Negeri Makassar. Lembaga Penelitian, 2012
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Christian Marcellino Budiman
"Penelitian ini meneliti tentang tuturan memuji dalam 14 data dalam bentuk unggahan dalam media sosial Instagram dengan tulisan pendek berbahasa Jepang tentang produk roti yang terlampir dalam penelitian ini melalui perspektif dari J. L. Austin (1962), John Searle (1979), dan I Dewa Putu Wijana (1996). Penelitian ini diteliti dengan teknik analisis wacana dan menjelaskan secara deskrpitif sehingga bisa dimasukkan kepada dua kategori dengan tujuan menentukan jenis tuturan memuji. Penelitian ini telah menemukan adanya tuturan memuji langsung dan taklangsung pada data yang terlampir.

This research has done a research of compliment speech acts in 14 pieces of data in the form of Instagram posts of bread-related products that have captions in Japanese language that was attached onto this research with the perspectives of J. L. Austin (1962), John Searle (1979) and I Dewa Putu Wijana (1996). This research was done using the discourse analysis method and giving descriptive explanations toward the compliment acts that is categorized within two categories with the purpose of determining what kind of speech act is used. This research has found the usage of direct and indirect speech act on the aforementioned attached data."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Jihan Fadhilah
"Saat ini, memelihara hewan adalah bagian dari hidup masyarakat. Tempat yang menjadi sarana sekaligus prasarana perawatan hewan peliharaan adalah Pet Shop. Ulasan-ulasan yang dilontarkan pada laman Google Review sebuah Pet Shop berasal dari pengalaman pemilik hewan yang pernah mengunjungi Pet Shop tersebut. Masalah yang akan diangkat dari penelitian ini adalah jenis tindak tutur memuji, strategi pujian dan hubungan antara jenis tindak tutur memuji dan strategi pujian. Penelitian ini dirancang dengan menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Pedekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan dengan teknik analisis konten. Teori yang digunakan adalah teori jenis tindak tutur memuji Holmes (1988) dan strategi pujian Herbert (1986). Data yang dianalisis adalah tuturan yang terdapat dalam ulasan laman Google Review Mikky Pet Shop. Berdasarkan analisis data ditemukan 4 jenis tindak tutur yang terdiri atas 11 tindak tutur memuji penampilan, 23 tindak tutur memuji kemampuan atau kinerja, 17 tindak tutur memuji kepemilikan, dan 13 tindak tutur memuji kepribadian. Kemudian strategi yang ditemukan sebanyak 7 strategi pujian, yaitu kekaguman sebanyak 7 tindak tutur, anggapan sebanyak 43 tindak tutur, kontras sebanyak 1 tindak tutur, evaluasi sebanyak 15 tindak tutur, penjelasan sebanyak 21 tindak tutur, dan permintaan sebanyak 2 tindak tutur dan pernyataan keinginan sebanyak 1 tindak tutur. Strategi-strategi ini mayoritas memiliki pola yang sama, yaitu memuji pelayanan dari Mikky Pet Shop. Namun dalam penelitian ini, tidak ditemukan tindak tutur memuji dengan strategi candaan. Setelah dihubungkan, artikel ini menemukan bahwa ada hubungan antara jenis tindak tutur menurut Holmes (1988) dan strategi pujian menurut Herbert (1986). Secara keseluruhan, strategi anggapan paling banyak digunakan untuk tiap-tiap jenis tindak tutur memuji. Jenis-jenis tersebut adalah tindak tutur memuji penampilan, tindak tutur memuji kepemilikan, dan tindak tutur memuji kepribadian. Pengecualian terlihat pada tindak tutur memuji kinerja dan kemampuan. Untuk tindak tutur kinerja dan kemampuan, strategi yang paling banyak digunakan adalah strategi evaluasi.

Nowadays, raising animals is part of people's lives. A place that is both a facility and an infrastructure for pet care is a Pet Shop. Reviews made on the Google Review page for a Pet Shop come from the experience of animal owners who have visited the Pet Shop. The issues that will be raised from this study are the classification of speech acts of compliment, compliment strategies and the relationship between the classification of speech acts of compliment and compliment strategies. This study designed using a qualitative descriptive approach. The approach used in this study is an approach with content analysis techniques. The theory used is the speech act compliment’s classification by Holmes (1988) and compliment strategy by Herbert (1986). The data analyzed are the speech acts contained in the Google Review page of Mikky Pet Shop. The findings found 4 classifications of speech acts of compliment. The 4 classifications of speech acts consist of 11 speech act of complementing appearance, 23 speech act of complementing ability or performance, 17 speech act of complementing possession, and 13 speech act of complementing personality. Then the strategies found were 7 compliment strategies, namely 7 speech acts of admiration, 43 speech acts of assumption, 1 speech act of contrast, 15 speech acts of evaluation, 21 speech acts of explanation, and 2 speech acts of requests and 1 speech act of statements wishes. The majority of these strategies have the same pattern, complementing the services of Mikky Pet Shop. However, in this study, there were no speech acts using joking strategies. After being linked, this article finds that there is a relationship between the classification of speech acts according to Holmes (1988) and compliment strategies according to Herbert (1986). Overall, the assumption strategy is most widely used for each type of speech act of compliment. These types are speech acts complementing appearance, speech acts complementing possession, and speech acts complementing personality. Exceptions are seen in speech acts praising performance and ability. For performance and ability speech acts, the most widely used strategy is the evaluation strategy."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>