Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 15 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mohammad Priyono
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T36565
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurhanna Fujiko Kamaruddin
"Krisis ekonomi serta rencana pengurangan bea masuk antar negara di kawasan ASEAN membuat dipertanyakannya potensi pasar di wilayah ASEAN dan resiko lingkungan investasi yang selama ini dianggap sebagai daya tarik utama, serta mengakibatkan restrukturisasi industri otomotif di kawasan ASEAN. Selama ini, di wilayah ASEAN, produsen otomotif membuat pabrik perakitan di masing-masing negara, dan bersaing secara domestik di masing-masing negara untuk memperoleh pangsa pasar terbesar di negara tersebut. Hal ini mengakibatkan tingginya harga kendaraan dengan ragam yang terbatas dan dukungan pemasok domestik skala kecil dan terbatas, sehingga impor komponen CKD masih cenderung tinggi.
Di pihak lain, pelaksanaan AFTA membuka peluang bagi industri otomotif Indonesia untuk melakukan ekspor ke kawasan ASEAN, karena produk komponen Indonesia dapat menjadi lebih kompetitif di kawasan ASEAN akibat penurunan bea masuk hingga tinggal sebesar 0% hingga 5% dengan kandungan ASEAN paling sedikit 40%, penghapusan hambatan non-tarif, prosedur bea cukai yang umum serta liberalisasi investasi dan jasa; apalagi wilayah ASEAN memiliki populasi total sekitar 500 jutajiwa dengan GDP sebesar US$ 750 milyar.
Krisis ekonomi, pelaksanaan AFTA, dan globalisasi memberikan tiga isu utama yang hams dipikirkan oleh perusahaan otomotif. Pertama, peninjauan ulang pengadaan komponen yang selama ini mayoritas diperoleh dari negara maju, karena menurunnya nilai tukar Rupiah membuat biaya pengadaan komponen menjadi sangat mahal. Kedua, pelaksanaan AFTA berarti semakin ketatnya persaingan bisnis akibat masuknya pemain dari kawasan ASEAN, karena memiliki rangkaian produk otomotif yang hampir serupa. dengan Indonesia dengan harga yang kompetitif akibat penurunan tarif masuk. Di pihak lain AFT A juga membuka peluang ekspor komponen dari Indonesia. Ketiga, tekanan persaingan yang semakin meningkat membuat siklus pengembangan produk menjadi sangat cepat, ditambah dengan keharusan akan menyediakan produk dan jasa dalam waktu yang cepat, serta pemasok spesialis teknik semakin banyak, sehingga muncul fungsi tertentu di dalam perusahaan yang lebih efektif dan efisien jika tidak dikerjakan sendiri.
Kondisi demikian merupakan latar belakang meningkatnya kegiatan Outsourcing di dalam perusahaan otomotif di Indonesia, karena dengan melaksanakan outsourcing, perusahaan dapat memfokuskan dirinya pada kegiatan yang paling memberikan keunggulan bersaing (competitive advantages).
Penulis memilih topik "Global outsourcing sebagai Strategi PT. XYZ dalam Menghadapi AFTA" untuk mempelajari bagaimana antisipasi perusahaan ini dalam menghadapi ketiga isu tersebut di atas, yang difokuskan dalam metoda pengadaan kompone!l yang selama ini diperoleh dari Jepang. Perusahaan ini dipilih karena PT. XYZ merupakan pemimpin pasar otomotif di Indonesia, memiliki tingkat kandungan lokal yang tinggi, serta memiliki perusahaan afiliasi di kawasan A SEAN dan jaringan pemasok di seluruh Indonesia.
Metoda penelitian yang digunakan adalah analisis terhadap data sekunder dari badan ekonomi seperti WTO, Bank Indonesia, dan OECD, untuk melihat lingkungan bisnis saat ini, serta pengamatan dalam pelaksanaan outsourcing di PT.XYZ sebagai perusahaan perakit otomotif dan A TPM merk XYZ, yang telah melakukan outsourcing dalam operasinya.
Aspek yang dianalisis adalah metoda penentuan strategi sourcing, yang meliputi pemilihan supplier, pemilihan komponen yang akan di-outsource, manajemen pengadaan komponen dari kawasan ASEAN (globul sourdng/ production buse), Commotz-desigr. untuk memperoleh economics of scale, serta implementasi strategi pada proyek.
Pcngamatan menunjukkan bahwa perusahaan cenderung mengurangi komponen impor dari Jepang, untuk menghindari fluktuasi nilai tukar mata uang asing yang terjadi selama krisis moneter; dengan meningkatkan pengadaan komponen dari domestik Indonesia, baik dengan membuat sendiri di dalam pabrik, maupun Outsourcing ke pemasok komponen di Indonesia maupun dari kawasan ASEAN (Multi Sourced Parts) karena banyaknya pemasok grup XYZ yang melakukan investasi di kawasan ini. Selain itu, perusahaan juga melakukan modularisasi proses untuk mempermudah pemasokan ke pabrik dan pengurangan ragam rancangan untuk komponen moneter; dengan meningkatkan pengadaan komponen dari domestik Indonesia, baik dengan membuat sendiri di dalam pabrik, maupun Outsourcing ke pemasok komponen di Indonesia maupun dari kawasan ASEAN (Multi Sourced Parts) karena banyaknya pemasok grup XYZ yang melakukan investasi di kawasan ini. Selain itu, perusahaan juga melakukan modularisasi proses untuk mempermudah pemasokan ke pabrik dan pengurangan ragam rancangan untuk komponen standar. PT. XYZ juga mendorong ekspor komponen dari Indonesia ke afiliasi XYZ di kawasan ASEAN jika komponen tersebut harganya kompetitif dibandingkan dengan pemasok dari kawasan ASEAN. Temuan yang lain adalah kecenderungan semakin ditinggalkannya pemilihan pemasok dalam satu grup bisnis (keiretsu), karena ketatnya persaingan membuat perusahaan harus membuka diri ke perusahaan non-Jepang yang dapat memberikan harga yang kompetitif. Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya pemasok PT. XYZ yang bukan merupakan joint venture dengan Jepang, seperti Wijaya Karya Indonesia, maupun Autoliv Australia.
Berdasarkan pengamatan tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa PT. XYZ melaksanakan outsourcing terhadap pengadaan komponen untuk menurunkan biaya komponen, sehingga harga jual kendaraan secara keseluruhan dapat diturunkan tanpa menurunkan kualitas produk. Pemilihan sumber pasokan dipengaruhi oleh faktor tarif impor, baik kebijakan pemerintah clalam menentukan pajak impor, maupun dari penerapan tarifikasi regional seperti AFT A. Untuk mencapai outsourcing yang berhasil, maka PT. XYZ harus melakukan koordinasi yang kuat antara PT. XYZ clengan pemasoknya. PT. XYZ juga harus mengkaji aspek finansial untuk mengetahui apakah outsourcing yang dilakukan benar-benar memberikan manfaat bagi bisnis perusahan. Terakhir, PT. XYZ harus memiliki tenaga kerja yang mengerti aspek teknis komponen dan proses yang aka;1 dioutsource dan manajemen proyek. standar. PT. XYZ juga mendorong ekspor komponen dari Indonesia ke afiliasi XYZ di kawasan ASEAN jika komponen tersebut harganya kompetitif dibandingkan dengan pemasok dari kawasan ASEAN. Temuan yang lain adalah kecenderungan semakin ditinggalkannya pemilihan pemasok dalam satu grup bisnis (keiretsu), karena ketatnya persaingan membuat perusahaan harus membuka diri ke perusahaan non-Jepang yang dapat memberikan harga yang kompetitif. Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya pemasok PT. XYZ yang bukan merupakanjoint venture dengan Jepang, seperti Wijaya Karya Indonesia, maupun Autoliv Australia. Berdasarkan pengamatan tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa PT. XYZ melaksanakan outsourcing terhadap pengadaan komponen untuk menurunkan biaya komponen, sehingga harga jual kendaraan secara keseluruhan dapat diturunkan tanpa menurunkan kualitas produk. Pemilihan sumber pasokan dipengaruhi oleh faktor tarif impor, baik kebijakan pemerintah clalam menentukan pajak impor, maupun dari penerapan tarifikasi regional seperti AFT A. Untuk mencapai outsourcing yang berhasil, maka PT. XYZ harus melakukan koordinasi yang kuat antara PT. XYZ clengan pemasoknya. PT. XYZ juga harus mengkaji aspek finansial untuk mengetahui apakah outsourcing yang dilakukan benar-benar memberikan manfaat bagi bisnis perusahan. Terakhir, PT. XYZ harus memiliki tenaga kerja yang mengerti aspek teknis komponen dan proses yang aka;1 dioutsource dan manajemen proyek."
2003
T11642
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gay, Charles L.
London: Nicholas Brealey Pub, 2000
658.72 GAY i
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
"Capital equipment purchasing can significantly influence companies’ economic success. However, in many companies the degree of professionalism of this particular form of procurement has not yet reached the required level. Likewise, from a scientific perspective, the topic leads more of a “shadowy existence”. Compared to other main groups of procurement, capital equipment features numerous characteristics that significantly impact the purchasing process. The process of purchasing capital equipment therefore requires specific attention and above all a systematic approach.
"
Heidelberg: Springer, 2012
e20396503
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Abhibawa Tegar Kusuma
"ABSTRAK
Tesis ini membahas implementasi e-procurement dengan mengambil studi kasus di PT. Pembangunan Jaya Ancol, Tbk(PJA). Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dan kualitatif dengan desain deskriptif. Penelitian didahului oleh penelitian kuantitatif, kemudian dalam memberikan saran berupa implikasi manajerial, peneliti menggunakan alat fishbone diagram. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel perceived benefit of e-procurement, perceived barriers to e-procurement implementation, dan critical success factors in e-procurement berpengaruh signifikan terhadap variabel perceived future organizational with e-procurement. Oleh karena itu, setiap unsur variabel perceived benefit of e-procurement dan critical success factors in e-procurement harus diimplementasikan dalam adopsi e-procurement. Sedangkan variabel perceived barriers to e-procurement implementation harus dihindari dalam adopsi e-procurement. Dalam rangka pengembangan sistem dan perbaikan kinerja, PJA perlu memperhatikan 4 variabel yakni manusia, sistem, proses, dan rekanan

ABSTRACT
The focus of this study is to implement e-procurement on sourcing peformance at PT. Pembangunan Jaya Ancol, Tbk. This research are quantitative descriptive and qualitative descriptive. Research was preceded by quantitative research, then to provide advice in form of practical implication, researcher used fishbone diagram tool. The result of this study shows these variabels are perceive benefit of e-procurement, perceived barriers to e-procurement implementation, and critical success factors in e-procurement give significant impact to several of perceived future of e-procurement. Therefore, each of these variable elements from perceive benefit of e-procurement and critical success factors in e-procurement must be present in a implementation of e-procurement. Also each of these variable perceived barriers to e-procurement implementation elements from must be avoid in a implementation of e-procurement. In the framework of system development and performance improvement, PJA needs to pay attention to 4 variables namely human, system, process, and partner."
2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Rizky Nur Iman
"Walaupung fungsinya sangat penting, banyak praktisi dalam dunia procurement dan purchasing di berbagai belahan dunia masih memiliki kendala dalam mengembangkan sebuah strategi yang baik terhadap sourcing. Banyak masih menganggap bahwa pendekatan sourcing adalah untuk mendapatkan harga terendah dan melupakan potensi sesungguhnya dalam sourcing. Sourcing sudah tidak lagi sebatas fungsi transaksional, tetapi sudah menjadi fungsi yang strategis yang terintegrasi dengan strategi perusahaan. Ini merupakan sebuah masalah dan lebih lagi mengingat bahwa tantangan dalam sourcing akan terus meningkat seiringan dengan meningkatnya tren global sourcing.
Untuk membantu para sumber daya yang bergerak di bidang sourcing dalam memahami proses pengembangan strategi sourcing, sebuah serious simulation game diaujukan sebagai alternatif solusi. Serious simulation game telah digunakan untuk tujuan pedagogi dalam berbagai bidang seperti rantai pasokan, simulasi bisnis, kesehatan, dan militer. Lingkungan permainan yang ditawarkan memberikan media pembelajaran yang immersive dan dapat meningkatkan proses pembelajaran pesertanya. Permainan yang telah dirancang dalam penelitian kali ini membuktikan sebuah indikasi bahwa serious simulation game dapat digunakan untuk tujuan pedagogi. Selain itu, serious simulation game juga dilihat sebagai media pembelajaran yang cocok untuk generasi millennial.

Despite the importance of its functionality, research shows that many of the world procurement and purchasing specialist around the world are still having trouble in developing and implementing an effective strategy towards sourcing Some still perceive the approach in sourcing is to find the lowest cost and ignores the true potential of sourcing. Sourcing is no longer a transactional function, but is a strategic one which is integrated with the firm strategy. This is a problem as the challenge in sourcing will rise especially with the rising trend of global sourcing.
In order to help the professionals to gain a better understanding of sourcing strategy development process, a serious simulation game is presented as a solution. Serious simulation game has been used in many pedagogical purposes throughout different fields such as supply chain management, business simulation, medical and military. The gaming environment creates an immersive learning medium and therefore is able to improve the learning process of its participants. The game presented in this research proves another indication of a possible pedagogical use of a serious simulation game. Serious simulation game is seen as a suitable learning medium especially for the millennials
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S64008
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Emmy Handayani
"ABSTRAK
Tesis ini membahas kemampuan mahasiswa Magister Manajemen Universitas Indonesia dengan konsentrasi Manajemen Operasi angkatan 2015 dalam menganalisis kinerja departemen Procurement sebagai dasar untuk menentukan strategi sourcing yang tepat berdasarkan matriks portfolio Kraljic sebagai solusi dalam mengembangkan dan meningkatkan kinerja departemen Procurement sebagai fungsi strategis di PT Fajar Surya Swadaya. Karya akhir ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan deduktif. Hasil dari karya akhir ini berupa rekomendasi mengenai strategi sourcing yang tepat untuk diterapkan pada departemen Procurement di PT Fajar Surya Swadaya sesuai dengan jenis material yang dibeli. Hasil penelitian menunjukkan bahwa waktu proses pengadaan dan konsistensi pelayanan departemen procurement masih jauh dari ekspektasi user, sementara waktu proses pengadaan dan ketersediaan material merupakan faktor terpenting dalam kinerja departemen procurement. Berdasarkan hal itu maka perusahaan perlu mempertimbangkan dan mengarahkan kebijakan pada hubungan jangka panjang dengan supplier-supplier penting pada kelompok material strategic items. Rekomendasi yang diberikan memerlukan komitmen manajemen dan seluruh personel di departemen Procurement agar fungsi procurement dapat berjalan dengan optimal dan memberikan keutungan bagi daya saing perusahaan.

ABSTRACT
This thesis discusses the ability of students of Master of Management, University of Indonesia with a concentration in Operations Management class of 2015 in analyzing Procurement Department performance as a basis to decide an appropriate sourcing strategy base on Kraljic rsquo s portfolio matrix as a solution to develop and improve Procurement Department performance as strategic function in PT Fajar Surya Swadaya. This thesis is a deductive qualitative research design. The result of this thesis is a recommendation about appropriate sourcing strategy to be applied in Procurement Department at PT Fajar Surya Swadaya suitable to the material type they are buying. The results shows that purchase lead time and service consistency at procurement department are still far from user expectation, meanwhile purchase lead time and material availability are the most important factor in procurement performance. According to the result, the company has to take into consideration and refers the policy to a long term relationship with important suppliers that supplies strategic items group. The recommendation needs commitment from management and all personnel in Procurement Department so that procurement function can run optimally and gives benefit to company rsquo s competitive advantage."
2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Auryn Carissa Chrestella S.
"Rumah sakit M.H. Thamrin pada tahun 2010-2012 menggunakan dua jenis out-sourcing ( Pangan Sari dan ACS) untuk Penyelenggaraan Makanan Pasien. Akhir Tahun 2012 Rumah Sakit mengubah penyelenggaraan makan pasien dari cara kelola out-sourcing menjadi swakelola. Penelitian ini bertujuan untuk menilai cara kelola mana yang memiliki biaya satuan paling kecil.
Hasil Penelitian menunjukkan cara kelola dengan biaya satuan makan terbesar adalah cara kelola out-sourcing ACS dengan biaya Rp. 51.593,-/porsi. Biaya satuan makan terbesar ke dua adalah cara kelola out-sourcing Pangan sari dengan biaya Rp. 35.563,-. Biaya satuan terkecil adalah cara kelola Swakelola dengan biaya Rp.28,064,-. Biaya terbesar pada out-sourcing ACS disebabkan sistem pembayaran untuk ACS menggunakan cara Lamsam (pukul rata), sedangkan jumlah pasien terbanyak adalah di kelas II dan III.
Saran dari penelitian ini adalah perlunya perhitungan tarif makan sesuai kelas perawatan yang ada. Perlu juga dilakukan survei kepuasan pasien terhadap pelayanan instalasi gizi.

M.H. Thamrin Hospital in 2010-2012 used two types of out-sourcing to provide food and nutrition for patient: Pangan Sari and ACS, and later changed from out-sourcing to self-management system. The purpose of this study is to determine the most efficient provision or the lowest unit cost between the two type of outsourcing (Pangan Sari and ACS) and self-management.
The study revealed that the highest unit cost was out-sourcing ACS amounted to Rp.51.593,-/portion, the second was out-sourcing Pangan Sari amounted to Rp.35.563,-/portion, and the lowest was self-management system which was Rp.28,064,- /portion. This study showed that the high cost of ACS out-sourcing system because the payment system for ACS was using Lumpsum system, while the largest number of patient was in class II and class III. The study also found that the lowest cost was provision by self-management system.
It is suggested to the hospital to calculate the unit cost according to class (VIP, I,II,III). It also suggested to undertake patient satisfaction survey."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T41543
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Joëlla van Donkersgoed
"ABSTRACT
The history of the Banda Islands is revealed in material and immaterial heritage which can still be narrated, visited and experienced today. Using the technological tools available in the Digital Humanities, this paper proposes a project to create a virtual interactive platform in which documents and stories related to the colonial past can be gathered. Tools like crowd-sourcing and crowdmapping can be used to establish this archive from the bottomup, creating a platform allowing both the former colonizer and colonized to reflect on the past. Moreover, it will provide scholars with a source of information to revisit the history of the Banda Islands. This particular history is part of the current public debate in the Netherlands regarding the colonial past, moreover, it is central to the narrative concerning the ongoing conservation efforts to prepare the islands heritage to become an UNESCO World Heritage site for Indonesia."
Depok: University of Indonesia, Faculty of Humanities, 2019
909 UI-WACANA 20:2 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Christoper Cia
"Venture Capitals (VC) telah menjadi katalis perkembangan ekosistem startup di Asia Tenggara, khususnya Indonesia. Investasi VC di Indonesia telah mengalami pertumbuhan yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir, didorong oleh populasi negara yang besar dan pertumbuhan kelas menengah, serta meningkatnya jumlah startup teknologi. Indonesia terus menjadi daya tarik bagi investor dari dana ventura hingga lembaga investasi lainnya karena potensi peluang pertumbuhan yang dimiliki masing-masing sektor karena ukuran pasar yang besar yang berasal dari sejumlah besar segmen pasar yang belum tergarap. Tren investasi modal ventura telah berkembang sejak zaman investasi kelompok pertama di startup seperti Go-Jek dan Tokopedia hingga startup pasca pandemi. Modal ventura sebelumnya didorong untuk berinvestasi di perusahaan baru dengan potensi pertumbuhan yang cepat sementara kriteria investasi pasca-pandemi mereka telah berkembang menjadi mencari perusahaan baru yang lebih berkelanjutan dengan daya tarik yang menguntungkan. Dimandatkan untuk berinvestasi di startup Asia Tenggara, Magnolia Ventures yang terpusat di Singapura menempatkan minat yang besar untuk mencari peluang investasi startup di Indonesia yang merupakan pasar startup terbesar di wilayah tersebut. Tujuan dari deal sourcing adalah untuk menemukan startup dengan potensi pertumbuhan tinggi, tim manajemen yang kuat, dan model bisnis yang unik namun dapat dipertahankan dengan harapan berhasil keluar melalui penjualan di masa mendatang dari saham mereka dalam ekuitas startup. Perusahaan memiliki strategi deal sourcing inbound yang merupakan upaya mendapatkan perkenalan kesempatan investasi dari pendekatan dari startup yang mencari investasi secara langgsung maupun dari rujukan pihak lain. Sedangkan strategi outbound deal sourcing merupakan pendekatan berburu kesempatan investasi yang dilakukan secara proaktif oleh pihak tim investasi VC dengan berbagai cara menghadiri acara networking yang berkaitan dengan startup maupun menggunakan database online. Adanya penekanan pentingnya dalam merumuskan strategi deal-sourcing yang ter-khususkan berdasarkan wilayah geografis yang diminati, karena strategi yang terbukti suskes disebuah wilayah atau negara mungkin tidak sepenuhnya dapat direplikasi di wilayah atau tempat lainnya tanpa mempertimbakan faktor variabel lokal. Magnolia Ventures dapat menikmati ekspsur yang lebih baik untuk mencari kesempatan investasi dengan cara mempertimbakan ekosistem startup lokal dengan membangun lebih banyak pemahaman tentang pemangku kepentingan yang ada di pasar Indonesia dan mengembangkan berbagai cara pendekatan yang di terapkan terhadap pemangku kepenting di ekosistem startup Indonesia.

Venture Capitals (VCs) have been the catalysts of the development of the startup ecosystem in South East Asia, particularly Indonesia. VC investments in Indonesia have experienced significant growth in recent years, driven by the country's large population and growing middle class, as well as an increasing number of technology startups. The Indonesian continues to be attractive for investors from venture funds to other investment institutions alike due to the potential growth opportunities each sector has due to the large market size that derives from the large amount of market segments that addressable yet untapped yet. Venture capital investment trends a have evolved since the times of the first cohort of investments in pioneer startups such as Go-Jek and Tokopedia to the post-pandemic startups. Earlier venture capitals are driven to invest in startups with potential of rapid growth while their post-pandemic investment criteria had evolved into seeking for more sustainable startup companies with profitable tractions. Being mandated deploy in South East Asian startups, Singapore based Magnolia Ventures places a weight of interest in sourcing startup investment opportunities in the largest market of the region, Indonesia. The goal of deal sourcing is to find startups with high growth potential, strong management teams, and unique yet , defensible business models in hopes of a successful exit through the future sales . The firm had a well formulated inbound which is the reactive effort and outbound deal sourcing strategy that resulted to the successful investments in several startups throughout the region. of their stakes in the startup’s equity. The inbound sourced deals comprise of the deals that are reactively received by the firm from referrals and direct approach of entrepreneurs while outbound deals were proactively sourced by the firm’s investment team such as by attending networking and industry events or utilizing online databases. There is emphasized importance in formulating specific inbound and outbound deal sourcing strategies based geographic area of interest, as successful strategies in one region or country may not be entirely replicable without incorporating other variable factors from the local environment. Magnolia Ventures can enjoy better exposure to deal opportunities for its sourcing efforts in Indonesia by taking into the local startup ecosystem by building more understanding on the existing stakeholders and developing well-targeted approaches in addressing them"
Depok: Fakultas Ekonomi dan BIsnis Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>