Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ikbal Dewi
"Penelitian ini didasari oleh kenyataan bahwa orsos memiliki arti yang sangat strategis dalam mengembangkan kemaslahatan manusia secara umum. Orsos memainkan peran dan fungsi yang sangat berarti dalam menyediakan berbagai pelayanan yang tidak disiapkan oleh. organisasi atau unit sosial lainnya. Keberadaan orsos tidak hanya menjadi indikator kepedulian dan partisipasi masyarakat dalam penanganan masalah sosial yang terjadi di masyarakat, tetapi sekaligus dapat menjadi mitra pemerintah yang efektif dalam pelaksanaan pembangunan kesejahteraan sosial. Kehadirannya menjadi semakin strategis, dimana pada akhir PJPT II diproyeksikan 75 % dari sasaran pembangunan kesejahteraan sosial bertumpu masyarakat.
Tujuan penelitian ini diarahkan untuk mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas organisasi sosial dalam mengembangkan misi dan visinya serta memberikan gambaran tentang efektivitas organisasi sosial yang menjadi subyek dalam penelitian ini.
Untuk mengkaji efektivitas organisasi pelayanan, dalam penelitian ini digunakan perspektif teori institusianal teory and effektiveness dengan model penekanan pada struktur perilaku, penerapan teknologi dan pertukaran sumber-sumber yang dipergunakan dalam menjalankan roda organisasi (Thomas D'Aunno). Selanjutnya untuk memperjelas aspek-aspek yang dijadikan variabel, digunakan konsep yang dikemukan oleh Jones dan John yang mengatakan efektivitas organisasi pelayanan pada dasarnya sangat dipengaruhi oleh : kejelasan teknologi dan prosedur kerja yang diterapkan, tingkat kompetensi staf dan sumbersumber organisasi, penghargaan secara ekonomi dan kualitas sarana dan prasarana yang dikuasai oleh organisasi.
Penelitian ini bersifat deskriptif, menggunakan pendekatan kualitatif, dengan melaksanakan studi kasus pada empat orsos di Kotamadya Jakarta Pusat. Adapun yang menjadi sasaran penelitian adalah pimpinan/ketua organisasi dan staf lainnya yang termasuk dalam struktur kepengurusan.
Dalam penelitian ini terungkap efektivitas organisasi pelayanan masih sangat bervariasi mulai dari organisasi sosial yang dipandang relatif siap untuk menjadi mitra kerja pemerintah dalam pembangunan kesejahteraan sosial secara konsisten dan sistimatis, hingga orsos yang sama sekali belum siap, kegiatannya masih bersifat karitatif dan tradisional. Keberadaannya sangat lemah, karena teknologi pelayanan yang masih sederhana, sisi pengelolaan organisasi secara kekeluargaan, penggalian dan pengelolaan sumber yang statis, keterbatasan sumberdaya manusia yang profesional.
Temuan lain yang perlu dikemukakan bahwa dalam mempertanggung jawabkan kegiatan organisasi, sudah ada pengurus orsos yang melaksanakan `audit' melalui Akuntan Publik. Demikain pula bahwa krisis ekomoni tidak langsung berpengaruh terhadap bantuan dan dukungan yang diterima oleh orsos, bahkan ada orsos yang mengakui dalam kondisi krisis ekonomi ternyata kualitas dan kuantitas bantuan dan masyarakat meningkat."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1999
T1429
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
H. Urip Suprihadi
"Salah satu kegiatan pokok promosi kesehatan yaitu bina suasana. menggunakan media dan sarana pendukung sebagai alat untuk menyampaikan pesan-pesan kesehatan agar lebih meresap dalam tata nilai masyarakat untuk mewujudkan salah satu visi promosi kesehatan yaitu mensosialisasikan pesan-pesan kesehatan menuju tercapainya visi promosi kesehatan yaitu tumbuhnya gerakan-gerakan hidup sehat di masyarakat yang didasari oleh kesadaran untuk berperilaku hidup bersih dan sehat serta kepedulian untuk berperan dalam upaya kesehatan (Dachroni, 2001)
Dalam menjamin akuntabilitas dan ketersediaan media yang terkendali, media promosi kesehatan sebagai unsur logistik perlu diatur pengelolaannya. Pengembangan sistem informasi logistik media promosi kesehatan tingkat kabupaten merupakan sarana untuk mengetahui informasi logistik secara akurat, relevan dan tepat waktu. Pengembangan dilakukan di Dinas Kesehatan dan Kesejahteraan Social Kabupaten Hulu Sungai Tengah dengan waktu pengesnbangan pasca hujan Nopemher - Desember 2002.
Pengembangan sistem informasi logistik media promosi kesehatan ini menggunakan pendekatan kualitatif dalam pengumpulan data, melalui metode wawancara mendalam, analisis dokumen dan observasi. Data yang didapat dianalisis untuk menentukan deskripsi sistem, permasalahan sistem, dan penetapan kehutuhan informasi. Penetapan strategis pengembangan dianalisis melalui metode analisis SWOT. Fakta-fakta dibedakan menjadi kekuatan (srrenghts), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats) sistem. Prototipe perangkat lunak aplikasi yang dihasilkan dirancang berdasar kebutuhan infonmasi yang diletapkan dengan memperhatikan indikator informasi logistik yang ada.
Keberadaan sistem informasi logistik media promosi kesehatan masih belum ada, hal ini menyebahkan informasi LogisLik media tidak dapat diketahui dengar akurat. Untuk itu pengembangan sistem informasi logistik media promosi kesehatan adalah jawaban alternatif tepat. Perancangan prototipe setelah diuji kelayakan operasionalnya dalam skala uji laboratorium diusulkan untuk diuji pada tingkat uji lapangan di masa mendatang. Pengujian keluaran indikator informasi dan indikator logistik yang dihasilkan diharapkan lebih berkembang dalam tingkat uji berikutnya (uji lapangan)
Pengembangan sistem informasi logistik media promosi kesehatan dengan sistem konversi, otomasi, berbasis komputer dengan penggunaan manajemen basis data diharapkan dapat menghasilkan informasi logistik media promosi kesehatan yang akurat, relevan dan tepat waktu- Keluaran dari laporan, laporan analisa, laporan saring dan katalog media promosi dapat dimanfaatkan untuk identifikasi, pengambilan keputusan, perencanaan, monitoring, dan evaluasi. Keterbatasan kelayakan operasional dalam tingkat uji laboratorium dan indikator informasi logistik yang dihasilkan, diharapkan dapat lebih dikembangkan dalam uji lapangan yang diharapkan. Rekomendasi perangkat keras, perangkat lunak, sumber daya manusia, dan organisasi/manajemen sistem yang diusulkan dalam implemenlasi sistem diharapkan dapat terpenuhi untuk kesempurnaan pemanfaatan perangkat lunak aplikasi yang dibuat dan untuk kepentingan pengujian berikutnya (uji lapangan).

The one of main activity health promotion is milieu building . has applying media and media support as tool to extending some health messages so that more absorbed in the social order of society to concrete the one of health promotion mission that is socialization health messages to reach health promotion vision that is growing of the clean and healthy live activity and attention to participate in health effort (Dachroni, 2001 ).
In guarantee of media accountability and availability that restrained, health promotion media as a part of the logistic element is needed to manage .Development of Health Promotion Media Logistic Information System in district level is a tool to know logistic information accurately, relevant, and timely. This is done in Health and Social Prosperity Department, on Central Ruin Sungai District, at November to December 2002.
Development of Health Promotion Media Logistic Information System is viewed the qualitative approachment to collect data, through in depth interview method, documents analysis and observation. The result is analyzed to determine system description. The act of determining development strategy is analyzed through SWOT analysis method. The facts is separated to the strengths, weaknesses, opportunities, and system threats. The application software prototype result is designed based to the needs of the information that selected with the pay attention to the logistic information indicators.
The existence of the Health Promotion Media Logistic Inti3rmation System isn't did yet, that is resulted media logistic information is not known accurately I n order, the development of Health Education Promotion Logistic information System is the right alternate answer. Design of prototype after tested in the laboratory level is proposed to tested in the field test level in the next time. The test of information indicators and logistic indicators output was resulted is hoped can growing up in the next level (field level test).
The development of Health Promotion Media Logistic Information System with the convection system, automation, computer based, using database management is hoped can increase the quality of Health Promotion Media Logistic Information become accurately, relevant. and timely. The output of the report. analyzed report, filtered form, and catalogues can used for identification, decision making, planning, monitoring and evaluation. The limitation of the suitable operation in the laboratory test level and logistic information indicators that resulted, is hoped can more developed in the field level that proposed_ The recommendation of the hardware, software, brain ware and system management or system organization that proposed in the system implementation is hoped filled to the completeness using application software prototype that resulted and for the importance of next test (field test level).
Refferences : 66 (1977-2002)
"
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T12663
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aries Munandar
"Kehadiran Undang-Undang Otonomi Daerah menjadi momentum bagi daerah untuk dapat lebih leluasa mengatur sendiri penyelenggaraan rumah tangganya berdasarkan aspirasi masyarakat lokal di daerah. Sehingga pemerintah daerah dapat menentukan sendiri pekerjaannya sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh masyarakatnya. Untuk itu pemerintah daerah perlu segera melengkapi dirinya dengan kelembagaan perangkat daerah yang sesuai dengan kebutuhan tersebut. Karena kelembagaan perangkat daerah adalah `tools' bagi pemerintahan daerah untuk dapat bergerak dan bekerja sesuai tugas dan tanggung jawabnya itu. Dengan penataan kelembagaan perangkat daerah yang disesuaikan dengan yang dibutuhkan di Kota Bengkulu, diharapkan Pemerintah Kota Bengkulu dapat bekerja dengan lebih optimal, efektif dan efisien dalam rangka mewujudkan kesejahteraan sosial bagi seluruh masyarakat Kota Bengkulu.
Agar dapat melakukan penataan kelembagaan perangkat daerah yang sesuai dengan kebutuhan daerah maka diperlukan assesmen terhadap kebutuhan daerah itu sendiri. Dalam hal ini kebutuhan daerah ditentukan dari kebutuhan akan penyediaan pelayanan dasar (basic services) dan kebutuhan pengembangan potensi-potensi unggulan khas (core competencies) yang dimiliki oleh pemerintah daerah.
Dengan mengidentifikasi kebutuhan basic services dan core competencies pemerintah daerah dapat diketahui kewenangan rill pemerintah Kota Bengkulu, berupa jenis-jenis pelayanan pemerintahan yang harus diselenggarakan oleh Pemerintah Kota Bengkulu yang selanjutnya akan menjadi rujukan untuk melakukan penataan kelembagaan perangkat daerah.
Basic services diidentifikasi dengan 5 indikator, yaitu : protective services, environmental services, personal services, recreation services dan commercial services. Dan core competencies diidentifikasi dengan melihat struktur mata pencaharian penduduk, struktur penggunaan lahan serta kontribusi lapangan usaha terhadap PDRB Kota Bengkulu. Sementara penataan kelembagaan dioperasionalisasikan dengan merujuk kepada 5 komponen dasar organisasi, yaitu : strategic apex, middle line, techno-structure, support staff dan operating core.
Permasalahan penelitian dirumuskan dengan 3 pertanyaan penelitian, yaitu: 'Bentuk pelayanan apa saja yang dibutuhkan dan perlu diselenggarakan oleh Pemerintah Kota Bengkulu `Bagaimana format kelembagaan perangkat daerah yang sesuai untuk Kota Bengkulu berdasarkan kebutuhan tersebul T dan ' Apakah kelembagaan perangkat daerah yang telah dibentuk di Kota Bengkulu dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah sudah sesuai dengan yang dibutuhkan ?'
Untuk mencari jawaban atas pertanyaan diatas digunakan metode penelitian kualitatif dengan desain deskriptif. Proses pengumpulan data dilakukan dalam dua tahapan, tahap pertama adalah studi dokumen dan kepustakaan sedang untuk tahap kedua dilaksanakan studi lapangan dengan 'observasi non partisipan' dan `interview'. Analisa data menggunakan teknik analisa kualitatif-deskriptif sehingga terhadap data-data statistik yang bersifat kuantitatif dipergunakan sebagai pendulum analisa.
Dari proses analisa data diketahui bahwa bentuk-bentuk pelayanan dasar (basic services) yang menjadi kebutuhan di Kota Bengkulu terdiri dari 49 jenis urusan. Sementara berdasarkan karakteristik potensi unggulan khas (core competencies) yang dimiliki oleh pemerintah daerahnya, di Kota Bengkulu dibutuhkan pelayanan-pelayanan yang berhubungan dengan bidang usaha jasa, perdagangan dan pertanian. Setelah dikurangi dengan 8 jenis pelayanan yang telah diselenggarakan oleh pihak-pihak lain diluar Pemerintah Kota Bengkulu, diketahui bahwa pelayanan yang perlu diselenggarakan di Kota Bengkulu terdiri dari 41 jenis pelayanan.
Dengan menggunakan teori-teori organisasi dan aturan-aturan norrnatif yang ada dirumuskan 3 alternatif bentuk kelembagaan untuk perangkat daerah Kota Bengkulu, Dan dari masing-masing alternatif itu dapat dibagi lagi ke dalam 2 altematif format susunan organisasi. Sehingga secara keseluruhan terdapat 6 alternatif kelembagaan perangkat daerah yang cukup sesuai untuk Kota Bengkulu.
Dari keenam alternatif tersebut teridentifikasi bahwa format kelembagaan yang dinilai paling ideal untuk Kota Bengkulu adalah format kelembagaan yang terdiri dari 28 jenis lembaga dengan kedudukan Sekretaris Daerah yang `kuat'.
Dan melalui proses komparasi diketahui bahwa bentuk-bentuk pelayanan yang diselenggarakan oleh kelembagaan perangkat daerah yang telah dibentuk di Kota Bengkulu dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah sudah cukup sesuai dengan yang dibutuhkan daerah, Ini terbukti dengan sudah tercakupnya semua unsur kebutuhan pelayanan oleh urusan-urusan yang diselenggarakan Perangkat Daerah Kota Bengkulu. Namun format kelembagaan yang telah dibentuk tersebut dinilai masih terlalu 'gemuk' dan tergolong cukup rawan untuk terkontaminasi oleh kepentingan-kepentingan politik dari para pejabat politis di daerah. Sehingga dalam rangka mendapatkan format kelembagaan yang lebih efisien dan ideal maka masih diperlukan perampingan dan penataan kembali terhadap susunan organisasi yang telah ada itu."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T4417
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library