Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yuli Kurniawan
"Askeskin menlpakan kelanjutan kebijakan pemerintah yang bertujuan untuk menjamin akses masyarakat miskin terhadap pelayanan kesehamn yang sudah dimulai sejak tahun 1998. Walaupun sudah lama dimulainya program ini tetapi didalam pelaksanaannya masih terjadi permasalahan-permasalahan terutama berkaitan dengan pcmanfaamn fasilitas pelayanan kesehatan oleh peserta Askeskin. Angka klmjungan pescrta Askwkin ke Puskesmzu; di kabupahen Serang rata-rata 667 setiap bulannya pada tahun 2006, angka kunjungan ini masih sangat rendah di bandingkan dengan jumlah sasaran program Askeskin di setiap Puskesmas rata-rata sebanyak I4.765jiwa.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bauran pemasamn sosial program Askeskin yang dilakukan di Kabupaten Serang. Data dikumpulkan dengan menggunakan metode Diskusi Kelornpok Terarah (DKT) dan Wawancara Mendalam (WM). Informan beijumlah 37 orang yang tcrdiri dari 21 orang infonnan yang memanfaatkan program Askcskin, ll orang infonnan yang lidak memanfaatkan program Askeskin dan 5 orang informan kunci.
Hasil penclitian ini menunjukkan bauran pemasaran sosial yang ada belum optimal untuk meningkatkan pemanfaatan program Askeskin. Rendaimya pemanfaatan program Askeskin terkait dengan aspek pmduk,|1arga, tempat dan promosi. Rendahnya pemanfaatan program Askeskin antara lain disebabkan: masih rendahnya pemahaman tcnmng keragaman produk Askeskin, kualitas pelayanan yang kurang ramah dan waktu menungu berobat yang lama, adanya pengorbanan dalam bentuk biaya transportasi yang dirasa masih memberatkan masyamkat miskin, nempat pelayanan yang kumng terjangkau oleh masyarakat miskin yang jauh dari tcmpat pelayanan Puskcsmas, promosi yang kurang dilakukan baik dengan media massa maupun dengan penyuluhan Iangsung ke masyarakat serta masih adanya masyarakat miskin yang tidak masuk dalam program Askeskin.
Kedepan perlu dilakukan perbaikan-perbaikan dan upaya-upaya strategis untuk meningkatkan pemanfaatan program Askwkin dikhalayak sasaran yaitu dengan membuat stmtegi pemasaran sosial yang meliputi empat aspck bauran pemasaran sosial ( produk, harga, tempat dan promosi).

Askeskin is continuation of government policy in order to assure access to health services for poor family. Although this program began since 1998, it still has many problems especially which related to utilization health by Askeskin participant visit me ofAskeskin participant is about 667 visim per month in zoos, this is far below the target of this progarn which is 14.765 visitors. The objective of this study is to analyze social marketing mix on Askeskin program which carried out in District of Serang. The data are collected by focus group discussion and in-depth interview of 37 informant which are 21 utilize the Askeskin program, ll not utilize the Askeskin program, and 5 as key infonnant.
The result of this study shows that social marketing mix has not optimal yet for supporting the Askeskin program. The low utilization of Askeskin program related with some aspects such as product, price, place and promotion (4P), this is caused by lack of understanding on Askeskin products, quality of service such B lack of hospitality and taking too long in waiting list, transportation problems such as distance to program and cost that will take to reach thc program, promotional problems such as choosing effective media promotion or direct infomation to public, and still many poor families exclude Hom this program.
This study recommend that it should be an improvement and strategic effort to increase the utilization of Askeskin by public target by building marketing strategy which include four aspects (product, price, place, and promotion) of social marketing mix.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T34263
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dotulong, Christian Maxius
"Penelitian ini merupakan studi kasus yang dilakukan di lembaga negara bidang pertahanan dan keamanan untuk melihat bagaimana pemasaran sosial dilakukan untuk mengkonstruksi citra lembaga negara. Aspek publisitas dalam social marketing mix menjadi fokus utama riset penelitian ini. Dari hasil penelitian, ditemukan bahwa lembaga negara mengemas nilai-nilai lembaga negara ke dalam konten media sosial melalui tiga proses: analisis internal, analisis eksternal, dan perumusan narasi. Dalam perumusan narasi, pelibatan publik untuk membuat konten media sosial juga diperlukan agar nilai-nilai lembaga negara bisa diterjemahkan menurut perspektif publik dan disebarkan dalam jaringan publik tersebut.

This research is a case study conducted in state institution in the field of defence and security to see how social marketing is carried out to construct the image of state institutions. The publicity aspect of social marketing mix is the main focus of this research. From the results of the study, it was found that state institutions package state institution values into social media content through three processes: internal analysis, external analysis, and narrative formulation. In the formulation of narratives, public involvement in creating social media content is also needed so that the values of state institutions can be translated according to public perspectives and disseminated in the public network."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
T54100
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Safrina Yenni
"Youth Ending Hunger (YEH) Indonesia melalui kerjasama dengan WFP --yang bertindak sebagai donor-- menyelenggarakan program peningkatan gizi dalam bentuk pendidikan gizi bagi ibu-ibu dan distribusi makanan tambahan Delvita untuk baduta (bayi dibawah dua tahun). Delvita merupakan produk pangan yang dibuat dari kedele dan difortifikasi sehingga dapat memenuhi angka kecukupan gizi (AKG) harian untuk anak-anak antara 4-24 bulan khususnya bagi keluarga yang kurang mampu di perkotaan.
Sejauh ini penggunaan/konsumsi Delvita belum mencapai target yang diharapkan, oleh karena itu penelitian ini mencoba menganalisis bauran pemasaran sosial Delvita (yang terdiri dari produk, harga, tempat/saluran distribusi, dan promosi) yang mempengaruhi konsumsi Delvita. Aspek produk yang dilihat adalah: kualitas, kemasan, bau dan rasa Delvita. Aspek harga: jumlah uang yang harus dibayar serta pengorbanan lainnya untuk memperoleh Delvita. Aspek tempat: keterjangkauan dan kemudahan memperoleh Delvita. Dan aspek promosi: pesan dan media yang digunakan untuk mengkomunikasikan dan menginformasikan Delvita.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Sebagai informannya adalah ibu baduta (sasaran program), kader (relawan), Nutrition Educator, dan Nutrition Project Officer (pelaksana program). Untuk menjaga validitas data maka dilakukan triangulasi sumber dan triangulasi metode.
Hasil penelitian menunjukkan bauran pemasaran yang ada belum optimal untuk meningkatkan penggunaan/konsumsi Delvita. Rendahnya konsumsi Delvita terkait dengan aspek produk, harga, dan promosi. Sedangkan dari aspek tempat/saluran distribusi tidak terlihat adanya kendala. Rendahnya konsumsi antara lain disebabkan: cara pengolahan Delvita yang tidak instan, bau dan rasa yang murni kedelai (aspek produk), waktu dan tenaga yang diperlukan untuk mengolah Delvita (aspek harga), serta kurangnya kualitas penyampaian pesan terutama yang menyangkut pertumbuhan dan perkembangan anak yang dikaitkan dengan penggunaan/konsumsi Delvita (aspek promosi).
Ke depan perlu dilakukan perubahan dan modifikasi terhadap Delvita yang meliputi tiga aspek yang dijelaskan di atas. Selain itu perlu juga dilakukan upaya-upaya strategis untuk meningkatkan penggunaan Delvita di khalayak sasaran salah satunya dengan membuat strategi pemasaran sosial Delvita (baik produk, harga, tempat, dan promosi).

Youth Ending Hunger Indonesia, an Indonesian NGO in cooperation with World Food Programme --as donor-- has conducted Nutrition Programme in the form of nutrition education for mothers and fortified food through the consumption of Delvita among infants under two-years (baduta). Delvita is food product made of fortified soy bean in order to achieve adequate rate of daily nutrition for aged 4-24 month infants mainly for the poor living in city.
For these times the consumption of Delvita has not achieved an expected target, this study therefore tries to analyse the Delvita social marketing-mix (that consists of product, price, place/channel of distribution, and promotion) influencing Delvita consumption. The product aspect that can be seen is quality, packaging, smell and taste of Delvita. The price aspect is total of money that must be spent and other costs to get Delvita the place aspect is short distance and availability to obtain Delvita. And the promotion is message style and media used to communicate and inform Delvita.
This study constitutes qualitative study. And the person resources for this are baduta mothers (as target adopters), volunteers, Nutrition Educator, and Nutrition Project Officer. To maintain the validity of data, we make triangulations of resources and method.
Result of study shows that the existing marketing-mix is still not optimal to enhance the consumption of Delvita. The lower consumption to Delvita is related to the aspects of product, price, and promotion. Meanwhile, place/channel of distribution aspect does not show any problem. Lower consumption is caused by the processing style of Delvita not instant, original smell and taste of soy bean (product aspect), timing and manpower utilized to process Delvita (price aspect), and the lower quality of message delivery mainly in relation to the growth and development of children regarded with the consumption of Delvita.
For future it needs to do development and modification towards Delvita with covering three aspects explained above. In addition, it needs to make strategic efforts to enhance the use of Delvita to public target; one of ways is by making Delvita social marketing strategy (in product, price, place, and promotion).
"
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T 10821
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library