Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 39 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Asyrafinafilah Hasanawi. author
"
ABSTRACT
Urbanisms impact creates land scarcity as a result of an imbalance in urban land between supply and demand. As a developing country, Indonesia is still striving to overcome the slum area and provide decent housing for low-income groups. In fact, the city is owned by everyone, so slum people and other low-income groups have the right to the city to enjoy the results of development and its facilities and infrastructure, including decent urban living spaces. These areas are government challenges and opportunities to provide the best housing services for poor or marginal communities. Over the past decades, slum upgrading has become a global solution to overcome slum problems. It relies on the concept of self-help in which community participation is used as a means of improving and sustaining the quality of life of slum dwellers. The number of researches was carried out to analyze the level of community participation in slum upgrading, but not many analyze the level of governance in slum upgrading. The purpose of this research is to analyze the performance of Indonesia governance in achieving successful slum upgrading by using a single case study of one of Indonesias slum upgrading projects, namely the Neighborhood Upgrading and Shelter Sector Project (NUSSP). The transition from centralized to decentralized governance has become the biggest challenge in implementing slum upgrading in Indonesia, especially on issues of political engagement, coordination, and cooperation, financial sustainability, tenure security, continuity, and institutionalization. This research has led to the conclusion that transitional Indonesia requires a unified strategy that combines some forms of centralized governance with some forms of decentralized governance. Finally, the concepts of self-help, less governance, and development from below proposed as the original concepts of slum upgrading could not work independently. Strong intervention, adequate governance and development from above are really needed to achieve successful slum upgrades."
Jakarta: Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS), 2019
330 JPP 3:3 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Alifiane
"ABSTRAK
Tujuan penulisan ini adalah untuk memperoleh gambaran tentang
pertumbuhan dan perkembangan daerah slum pada tahun 1970, ta
hun 1975, tahun 1980 dan tahun 198^, juga mengklasifikasikan
daerah slum tersebut.
Variable yang dipakai meliputi keteraturan bangunan, kv/alitas
fisik bangunan, Penggunaan tanah, kepadatan penduduk dan utilitas
kota yang meliputi sarana listrik, ledeng dan riol.
Masalah yang akan dibahas dalam tulisan ini adalah ;
Bagaimana pola penyebaran daerah slum di wilayah Jakarta Sela
tan tahun 1970 - 1984; Bagaimana kv/alitas fisik lingkungannya;
Adakah kaitannya dengan aspek hak atas tanah,
Untuk dapat. menjawab perraasalahan di atas digunakan metode ko
relasi/ super impose peta-peta dari variable-variable terse
but di atas; Survey lapangan dengan memakai sample bertingkat
dan korelasi deskriptif.
Akhir dari tulisan ini adalah suatu ringkasan yaitu :
- Pola penyebaran daerah slum di wilayah Jakarta Selatan tidak
merata merupakan perkembangan daerah pemukiman padat pa.
da daerah dengan kwalitas pemukiman jelek, tidak teratur
dan utilitas kota juga kurang seperti listrik, riol dan le
deng tidak ada.
- Perkembangan daerah slum dipengaruhi oleh pertambahan pendu
duk yang pesat dan kurangnya kemampuan penyediaan tanah perumahan.
- Program perbaikkan kampung telah meningkatkan kv/alitas fi
sik lingkungan pemukiman, sedang pembangunan perumahan tanpa
izin pada tanah negara ada pengaruhnya terhadap hak atas
tanah tersebut."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1986
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Bahril Sadry
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1977
S6014
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fahrurozy darmawan
"Tourism trips that show provertyb and social inequalities which are mostly found in big cities in third countries increasingly attract many tourists. Travelers who generally come from developed countries deliberately visit and watch the poor live, work and interact. On one hand, these visits offers vast economic opportunities to the people/actors who are involved in it, but at the same time they are considered as though thet are selling poverty. This type of tourism, which is quite controversial, is often refered to as slum tourism. This study uses qualitative research methods to identify the strenghts, analysis, weaknesses, opportunities, and threats (SWOT) of slum tourism at Kampung Luar Batang (Luar Batang Village), Jakarta. The result of this research is that slum tourism in the area has been running well and is accepted by the public because they feel that it provides some economic benefits. Public and tourists also have a lot of hope in the slum tourism developments. Various potentials such as other attractions in and around the village, especially the cultural heritage aasets, can serve as the main features of Luar Batang as a tourists' destination."
Universitas Pancasila. Fakultas Pariwisata, 2016
790 JTDA 4:1 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"In Indonesia town people are being increase almost twofold. Than many people have to stay in the slum areas. The health of teeth and mouth service in health centres (puskesmas) is given toothache for low income people and specially for anxious people to toothache. The percentage of the toothache, pulpitis and periapical membrane diseases for people took the fourth rank from nine non contagious diseases at Kecamatan Penjaringan are 2.9% in 1999. The objectives of the research were to determine the relations of knowledge, attitude, and behavior aspect about dental caries with DMF-T index. The other objecllves were to determine the classification of slum and non slum areas regarding the knowledge, attitude, and behavtor about caries on the elementary school students 6th class. Results by simple linear regression showed that DMF-T index were influenced by variables of knowledge (p = 0.041). Results by multiple linear regression showed that DMF-T index is influenced by variable of knowledge and attitude about dental (p knowledge = 0.010 and p attitude = 0.046). Results by t test proved there were the significant differences in the knowledge and attitude between elementary school students 6th class in the slum and non-slum area (p knowledge= 0.001 and p attitude= 0.029). Dental healthy of elementary school students 6th class were mfluenced by knowledge. If the variables of knowledge, attitude, and behavior were analyzed together, just variables of knowledge and attitude that influenced caries dentis (DMF-T index). The classification slum and non-slum areas influenced the knowledge and attitude of the students about dental caries."
BULHSR 9:4 (2006)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Haswinar Arifin
"Tesis ini mengenai kehidupan Orang miskin, khususnya tentang potensi dan kemampuan Orang miskin untuk melakukan kegiatan pemenuhan kebutuhan yang dapat meningkatkan taraf hidupnya sehingga dapat keluar dari kondisi miskinnya.
Di dalam antropologi, Oscar Lewis merupakan salah satu tokoh yang banyak mengkaji masalah kemiski.nan. Kajiannya menghasilkan konsep kebudayaan kemiskinan, yaitu suatu sistem yang terdiri dari serangkaian cara atau disai untuk hidup dan seperangkat pemenuhan terhadap masalah-masalah kehidupan dan karenanya mempunyai fungsi yang bersifat adaptif bagi pemiliknya (Lewis, 1975:392). Karena bersifat adaptif, menurut Lewis kebudayaan kemiskinan cenderung untuk dipelihara dan diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui proses sosialisasi di dalam keluarga. Walaupun bersifat adaptif untuk menghadapi kondisi kemiskinan, kebudayaan kemiskinan juga menyebabkan para pelaku yang menggunakannya sulit keluar dari kemiskinannya karena cara-cara hidup tersebut (seperti sikap fatalistik, kebiasaan berhutang, kehidupan komuniti yang tidak teratur (disorganized), misalnya) menghambat terjadinya mobilitas ekonomi di dalam kehidupan pars pemiliknya.
Walaupun demikian, pendapatya itu mendapatkan banyak kritik. Dari berbagai hasil penelitian yang mengkaji kehidupan Orang miskin di sektor informal, misalnya, dapat dilihat bahwa pendapat itu tidak sepenuhnya benar. Temuan-temuan penelitian tentang kehidupan warga kota yang melakukan kegiatan ekonomi informal memperlihatkan bahwa peningkatan taraf hidup bisa terjadi walaupun tadinya mereka hidup di dalam kemiskinan yang lebih kurang sama dengan apa yang digambarkan oleh Oscar Lewis.
Pertanyaan yang ingin dijawab dalam tesis ini adalah mengapa dan bagaimana peningkatan taraf hidup itu bisa terjadi di dalam kehidupan Orang miskin ? Tesis yang dikemukakan di dalam tulisan ini adalah bahwa peningkatan taraf hidup Orang miskin merupakan suatu proses yang dimungkinkan karena di dalam dan di sekitar pemukiman kumuh terdapat peluang-peluang untuk memperoleh sumber daya yang dapat dimanfaatkan untuk menciptakan dan mengembangkan kegiatan yang mendatangkan penghasilan. Peningkatan taraf hidup dapat dicapai oleh warga miskin yang hanya menggunakan kebudayaan kemiskinan sebagai pedoman hidup yang bersifat situasional dan yang memiliki tingkat pencapaian (creed for achievement) yang kuat untuk memperbaiki kehidupannya. Melalui keterlibatannya di dalam pranata-pranata ekonomi yang berpedoman pada kebudayaan anti kemiskinan, warga miskin yang bersangkutan mempunyai kesempatan untuk mempelajari cara-cara kerja yang efisien dan cara-cara mengakumulasi keuntungan untuk modal usaha, sehingga mereka mampu meningkatkan taraf hidupnya dan keluar dari kemiskinannya."
1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Juliati Purwatini
"Sekitar 51% penduduk kota Jakarta termasuk golongan miskin (Konstruksi Nopember 1986), yang pada umumnya berpenghasilan rendah tidak tetap dan bekerja di sektor informal. Untuk menunjang kelangsungan kehidupan manusiawinya, mereka membutuhkan rumah. Namun pada kenyataannya kebutuhan akan rumah tersebut sulit untuk dapat dipenuhi dengan usaha sendiri, mengingat adanya berbagai keterbatasan kemampuan yang dimilikinya. Untuk hal ini, Pemerintah DKI Jakarta telah melakukan upaya bantuan melalui pembangunan Rumah Susun Sewa Harian di beberapa lokasi. Tetapi sangat disayangkan, upaya yang telah dilakukan tersebut tampaknya belum berhasil mencapai sasaran penghuni kelompok tujuan (sektor informal). Keadaan ini mungkin disebabkan oleh adanya faktor keterbatasan finansial dari masyarakat sektor informal, ketidak tepatan memilih lokasi lingkungan Rumah Susun Sewa Harian, belum terpenuhinya persyaratan rumah sehingga menyebabkan penghuninya tidak betah bertempat tinggal di rumah tersebut, atau oleh sebab-sebab lainnya.
Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan faktor-faktor yang mempengaruhi kebetahan penghuni Rumah Susun Sawa Harian, yang diharapkan dapat memberikan informasi dan masukan bagi perumus kebijakan untuk melakukan pembangunan Rumah Susun Sewa Harian di masa yang akan datang.

About 51% of the Jakarta population is classified as poor. A majority of group has low unfixed income and belongs to the informal sector. To sustain their living, they need housing. In reality it is difficult for them to fulfill this nee on their effort due to the limited resource. For this reason, Jakarta Municipality has taken steps to help them by developing daily rental apartment complexes. It seems that this effort has not been successful in reaching its target group (the informal sector). This condition maybe is caused by several factors such as limited financial capacities of the informal sector, mislocation of the apartment complexes, housing conditions that are below standard requirements which results in high tenants turn over because they don't feel at home in this condition.
This research is aimed at getting a description of factors that influence positive feeling about the housing. The results are expected to be use as inputs to policy makers in developing similar daily rental apartments in the future.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1988
T5409
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yournalist Mahyudin
"Hak atas keberadaan dan keberlanjutan perumahan merupakan Hak Asasi Manusia yang paling dasar, disamping hak atas pangan dan sandang. Kebutuhan akan perumahan bagi masyarakat terutama masyarakat miskin di perkotaan semakin meningkat seiring dengan terjadinya krisis ekonomi dan tingginya tingkat urbanisasi penduduk dari desa ke kota. Berbagai kebijakan dan program yang berhubungan dengan penanganan masalah perumahan telah dilakukan oleh pemerintah baik Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah. Namun hasil pencapaiannya belum maksimal sebagaimana yang diharapkan. Kebutuhan akan perumahan sangat dirasakan oleh masyarakat miskin yang hidup di perkotaan.
Pemanfaatan dan penggunaan lahan secara tidak sah untuk membangun pemukiman oleh masyarakat miskin perkotaan, sering menimbulkan permasalahan dikota-kota besar. Keberadaan perumahan atas peran serta masyarakat miskin perkotaan memang sulit untuk diharapkan, mengingat kemampuan ekonomi mereka yang sangat terbatas.
Keberadaan perumahan bagi masyarakat miskin perkotaan di Tepi Kali Code Yogyakarta, yang dibangun, dibina dan dipelihara keberlanjutannya sebuah fenomena yang cukup menarik untuk penulis teliti sebagai bahan penyusunan tesis ini.
Perumahan dan permukiman merupakan kebutuhan dasar manusia dan mempunyai peranan yang sangat strategi dalam pembentukan watak serta kepribadian bangsa, untuk itu perlu dibina dan dikembangkan demi keberlanjutan dan peningkatan kehidupan dan penghidupan masyarakat. Pola dan program pembinaan dan pengembangan yang ditetapkan dalam rangka keberlanjutan keberadaan perumahan masyarakat miskin di Tepi Kali Code ini disebut dengan TRIBINA yang mengangkut aspek manusia, usaha dan lingkungan.
Untuk memperoleh deskripsi tentang kegiatan tersebut maka penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Dalam penelitian ini telah diperoleh data kualitatif dari beberapa informan yang terdiri dari penduduk setempat, Aparat Pemerintah Daerah (Kelurahan, Bapeda, Tata Kota, dan Bangunan), LSM, Swasta, Tokoh Agama, Sukarelawan, dan Masyarakat disekitar permukiman. Kegiatan tersebut telah penulis lakukan dengan wawancara, observasi, maupun studi dokurentasi.
Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa keberlanjutan keberadaan perumahan bagi masyarakat miskin di Tepi Kali Code ini tidak terlepas dari keberhasilan pelaksanaan Program TRIBINA dan faktor-faktor yang mendorong lainnya seperti penduduk, lembaga swadaya masyarakat, swasta, sukarelawan, media masa, tokoh agama dan pemerintahan daerah.

A Sustainability Of Housing Establishment For The Poor Community City (Case Study Of Settlement For The Poor Community City At Tepi Kali Code Yogyakarta)The right of supply and sustainability housing is very basic human rights beside right to food and clothing as well. The necessity of housing especially for the poor communities at city increases along with economic crisis and the higher of migration level at the city. The Government has made some policy and programs related to handling this problem. However, the results have not been maximized yet as is expected. The poor communities who lives at the city are really need the housing especially below the economic level.
The benefit and utilizing of the land against the law to build the settlement by these communities, become an issue at the big cities. In regard to their economic condition it is difficult to ask them to join in supplying the house.
The settlement housing to the poor communities city at Tepi Kali Code Yogyakarta, which has built, established and maintained is an interested phenomena for the writer to search and compiled it in his thesis. The settlement for housing is basically needed for human and a part of strategy in build nation character, thus we need to build and develop the life style for continuation to increase their life. TRIBINA is the pattern and program that have been stated for train and develop in sustainability of establishment housing for poor communities at Tepi Kali Code Yogyakarta which included human aspect effort and environment.
To get description for this activity, the researches have the quality of descriptive and use qualitative approach. In this research we get qualitative data from some source of this communities, local government, (village chief, Organization Research Area, Planning City and Building), the Local Society Institution, private, religion figure, volunteer, and people around the place. The writer has interviewed, observed and made documentation study for all activities.
Based on this research the conclusion has founded that sustainability of housing establishment for this communities at Tepi Kali Code Yogyakarta is a part of the success program from TRIBINA supporting by the other factors such as community, the local society institution, private, volunteers, news paper, religion figure, and local government.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2005
T15179
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"The restructuring of infrastructure in slum area based on public participation and expectation is the government's and public's responsibility. The method used in this research is descriptive by asking questionnaires, snaking surveys on local conditions, economical aspects, social aspects, social aspects and several restructuring alternartives. More over, the data is analyzed by SWOT theory. this anlysis gives the highest point of competitive profile as the best choice. The result of study and analysis show that the highest score is 5.190, that is restructuring by government. The restructuring alternative of the slum area settlement infrastructure involves repairing of road and drainage by PRP2K project, public housing aid by rolling fund involving BKM."
624 CANT 1:2 (2006)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Helena Taruli
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kualitas attachment dengan orang tua (parent attachment) dan resiliensi remaja yang tinggal di permukiman kumuh dalam pasca relokasi ke Rusunawa Jatinegara. Parent attachment diukur dengan menggunakan alat ukur The Inventory Parent Peer Attachment (IPPA-Parent) milik Armsden & Greenberg (1987). Resiliensi remaja diukur dengan menggunakan Resilience Scale yang diadaptasi dari Wagnild and Young (1990).
Penelitian menggunakan metode kuantitatif melalui survey dengan pemberian kuesioner kepada 97 responden remaja berumur 11-18 di Kampung Pulo. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat hubungan yang positif dan cukup signifikan antara parent attachment dan resiliensi remaja.

This research is aimed at knowing the correlation between attachment quality with parent and resilience of adolescence in slum areas in post relocation to Rusunawa Jatinegara. Parent attachment is measured using The Inventory of Parent Peer Attachment (IPPA) of Armsden & Greenberg (1987). Resilience of adolescence is measured using Resilience Scale adapted from Wagnild and Young (1990).
The research is conducted using survey quantitative method by handing out questionnaires to 97 adolescents aged 11-18 of Kampung Pulo, East Jakarta. The result shows that there is a good enough correlation coefficient between parent attachment and resilience of adolescence.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>