Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Henny Meitri A. R. P.
"Latar belakang: Angka kematian akibat kanker ovarium mencapai 54%. Hal ini dikarenakan sebagian besar kasus kanker ovarium datang pada stadium lanjut dan membutuhkan kualitas pembedahan prima untuk mencapai sitoreduksi optimal. Prediksi luaran operasi menjadi penting sebagai bahan pertimbangan antara benefit operasi dan morbiditas perioperatifnya. Salah satu model yang memprediksi luaran operasi dikembangkan oleh Suidan dkk. Skor prediksi ini melibatkan berbagai senter ginekologi onkologi, dilakukan secara prospektif dengan akurasi 75.8%. Untuk itu, dibutuhkan validasi terhadap model prediksi ini.
Tujuan: Menilai sensitivitas dan spesifisitas skor prediksi luaran operasi yang dikembangkan oleh Suidan dkk. pada pasien-pasien dengan kanker ovarium stadium III dan IV dengan cut-off point 9 dan beberapa cut-off point lainnya.
Metode: Penelitian observasional non-eksperimental dilakukan secara kohort (prospektif Januari 2018 - Mei 2019 dan retrospektif Januari 2015 - Desember 2017) di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta-Indonesia. Subjek penelitian adalah pasien-pasien dengan kanker ovarium stadium lanjut (stadium FIGO III dan IV) yang dilakukan operasi debulking primer. Validasi eksternal dilakukan pada skor Suidan yang menggunakan 3 parameter klinis dan 8 parameter hasil CT-Scan. Selain itu, 3 kriteria klinis dan 5 gambaran CT-Scan/MRI yang juga dicatat sebagai data tambahan.
Hasil: Diperoleh 57 subjek, terdiri dari 28 operasi suboptimal dan 29 operasi optimal. Skor dengan cut-off point 7 memiliki nilai sensitivitas 60,71% dan spresifisitas 75,68% (OR 4,86; 95% CI 1,55-15,18) dan akurasi 68,42%. Cut-off point ini lebih baik dibandingkan cut-off point 9 pada penelitian aslinya (sensitivitas 53,56% dan spresifisitas 75,68% dan akurasi 64.91%). Berdasarkan analisis bivariat dan multivariat dikembangkan skor lokal menggunakan beberapa parameter; kadar albumin darah < 3,5 g/dL (skor 2), gambaran massa pada porta hepatis atau kantung empedu (skor 1), lesi pada subkapsular hepar atau intraparenkim hepar (skor 4), dan omental cake yang luas (skor 4). Hasil signifikan tampak pada analisis mean skor yang lebih tinggi pada operasi suboptimal (7,61 ± 3,19) dan nilai akurasi 86%. Pada cut-off point 7, sensitivitas dan spesifisitas yang dihasilkan adalah 85,71% dan 72,22% dengan akurasi 77,19%.
Simpulan: Skor Suidan dkk. belum dapat diterapkan di RSCM karena sensitivitas dan spesifisitas yang relatif rendah. Skor lokal dengan cut-off point 7 pada penelitian ini dapat dikembangkan untuk penggunaannya lebih lanjut.

Background: Optimal cytoreduction operation and chemotherapy are the cornerstone management of advanced stage ovarian cancer. The mortality of ovarian cancer is as high as 54%. Ovarian cancer is mostly present at late stage and in need of excellent cytoreductive surgery if not extensive surgery to reach optimal debulking. Prediction of cytoreduction outcome is necessary to be incorporated in advanced ovarian cancer management to aim for optimal cytoreduction with minimal morbidity. One of the predictive models established by Suidan et. al. (multicenter prospective trial with accuracy 75.8%) could act as an alternative non-invasive model and should be validated.
Objectives: To determine sensitivity and specificity score developed by Suidan et.al. on patients with stage III and IV ovarian cancer.
Methods: Observation non-experimental study was conducted (prospectively January 2018 – May 2019 and restrospectively January 2015 – December 2017) at Dr. Cipto Mangunkusumo National General Hospital, Jakarta-Indonesia after ethical clearance. Subjects are patients with ovarian cancer FIGO stage III and IV who underwent primary debulking surgery. External validation was performed for Suidan’s score which used 3 clinical parameters and 8 CT-scan parameters. Moreover, three other clinical features and five other advanced imaging results were included.
Results: Fifty-seven subjects were included, consist of 28 suboptimal debulking and 29 optimal debulking. Score with cut-off point 7 has sensitivity value 60.71% and specificity of 75.68% (OR 4.86; 95% CI 1.55-15.18) with accuracy 68.42%. They were better than original cut-off points 9 (sensitivity 53.56%, specificity 75,68%, and accuracy 64.91%). Based on bivariate and multivariate results, local score was developed and established with several parameters; blood albumin < 3.5 g/dL (score 2), image of mass on porta hepatis and gall bladder (score 1), lesion of subcapsular and intraparenchymal liver, and vast omental cake (score 4). Mean of the score was significantly higher on suboptimal debulking (7.61 ± 3.19) with accuracy 86%. Cut-off points 7 showed sensitivity value of 86.71% and specificity 0f 72.22% (accuracy 77.19%).
Conclusion: The Suidan’s prediction score could not provide good sensitivity and specificity to be used at RSCM. Local score should be developed to be used at RSCM, the local score in this study could be sat as a beginning.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
T58918
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Biantoro
"Post Operastive Nausea and Vomiting (PONV) adalah akibat yang sering terjadi pada pasien yang dilakukan tindakan operasi. Skor risiko untuk memprediksi kejadian PONV digunakan sebagai cara untuk mengklasifikasikan pasien sesuai dengan prediksi risiko. Penelitian ini dilakukan untuk melihat keakuratan antara skor Apfel dan skor Koivuranta dalam memprediksi PONV. Mual dan muntah post operasi dikaji dengan menggunakan Rhodes Index Vomiting, Nausea and Retching (RINVR). Desain penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif, rancangan studi cross sectional analitik. Berdasarkan perhitungan rumus tunggal untuk estimasi proporsi sampel yang digunakan berjumlah 80 pasien yang akan menjalani tindakan operasi.
Hasil penelitian skor Apfel memiliki sensitivitas (0,92) dan spesifitas (0,92) lebih tinggi dibandingkan dengan skor koivuranta, skor Apfel memiliki akurasi 0,9. Skor apfel adalah skor prediksi PONV yang sederhana dengan sensitivitas tinggi sangat cocok digunakan di tatanan klinik untuk menskrining mual dan muntah pada pasien post operasi. Setelah diketahui skor prediksi dapat ditentukan penanganan yang tepat mencegah PONV.

Post Operastive Nausea and Vomiting (PONV) is a common consequence in patients who underwent surgery. Risk score to predict the incidence of PONV is used as a way to classify patients according to risk prediction. This study was performed to see the accuracy of the Apfel scores and Koivuranta scores in predicting PONV. Postoperative nausea and vomiting was assessed using the Rhodes Index Nausea Vomiting, and Retching (RINVR). The design of study used is descriptive, crosssectional analytical study design. Based on the calculation of a single formula to estimate the proportion of samples used were 80 patients undergoing surgery.
The results of the study Apfel score had a sensitivity (0.92) and specificity (0.92) is higher than the Koivuranta score, Apfel has an accuracy score of 0.9. Score prediction score PONV apfel is simple with high sensitivity is very suitable to be used in order clinics to screen nausea and vomiting in postoperative patients. Once known prediction score can be determined proper treatment to prevent PONV.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
T42423
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library