Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ahmad Bahrul Anam
"Permintaan energi di sektor industri diperkirakan meningkat dan mendominasi total kebutuhan energi final. Industri Kecil dan Menengah saat ini mendominasi jumlah industri di Indonesia. Industri dengan skala menengah diambil sebagai bahan penelitian karena homogenitasnya, potensinya untuk menjadi industri besar dan umumnya telah memiliki struktur organisasi yang dapat melaksanakan suatu sistem manajemen. Organisasi Internasional untuk Standardisasi (ISO) mengeluarkan standar Manajemen Energi ISO 50001 yang digunakan untuk mengelola kinerja energi termasuk efisiensi dan konsumsi energi. Oleh karena itu penerapan ISO 50001 dapat memainkan peran penting dalam industri untuk mendukung penghematan finansial dan mengurangi dampak lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui klausul apa saja pada sistem manajemen energi ISO 50001 yang memiliki hubungan dengan keefektifan penerapan sistem manajemen energi ISO 50001 pada industri menengah di Indonesia sehingga dapat memberikan kemudahan kepada industri menengah dalam pengambilan keputusan untuk menentukan fokus pada saat implementasi sistem manajemen energi. Hasil pengolahan data menggunakan ANP dari kuesioner dan wawancara kepada ahli di bidang ISO 50001 adalah diperolehnya urutan kriteria efektivitas yaitu (Kepemimpinan; Perencanaan; Operasional; Dukungan; Evaluasi Kinerja), dan dari sub kriteria diperoleh hasil urutan sub kriteria lima teratas adalah (Tindakan untuk mengatasi risiko dan peluang; Pemantauan, pengukuran, analisis dan evaluasi kinerja energi dan SME; Memahami ekpektasi pihak berkepentingan; Informasi terdokumentasi; dan Memahami konteks organisasi).

Energy demand in the industrial sector is predicted to increase and will dominate the total final energy demand. Small and Medium Industries currently dominate the number of industries in Indonesia. Medium scale industry is taken as research material because of its homogeneity, its potential to become a large industry and generally has an organizational structure that can implement a management system. The International Organization for Standardization (ISO) issued the ISO 50001 Energy Management standard which is used to manage energy performance including energy efficiency and consumption. Therefore the application of ISO 50001 can play an important role in the industry to support financial savings and reduce environmental impact. This study aims to determine what clauses in the energy management system ISO 50001 have a relationship with the effectiveness of the application of the ISO 50001 energy management system in medium-sized industries in Indonesia so that it can provide convenience to medium-sized industries in making decisions to determine focus when implementing energy management systems. The results of data processing using ANP from questionnaires and interviews with experts in the field of ISO 50001 are the obtaining of a sequence of effectiveness criteria, namely (Leadership; Planning; Operation; Support; Performance Evaluation), and from the sub criteria the top five subcriteria order results are (Actions to address risks and opportunities; Monitoring, measurement, analysis and evaluation of energy performance and the EnMS; Understanding the needs and expectations of interested parties; Documented information; and Understanding the organization and its context)."
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nita Anggreani
"PT. Krakatau Steel (Persero) Tbk (PTKS) telah mengadopsi Sistem Manajemen Mutu, Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), serta Lingkungan. Namun, PTKS mengalami kendala dalam penilaian Penghargaan Industri Hijau dan Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan (PROPER), terutama dalam menerapkan sistem manajemen energi sesuai klausul ISO 50001. Integrasi sistem manajemen energi dengan sistem manajemen mutu, K3 dan lingkungan dilakukan dengan membandingkan standar ISO dengan proses bisnis di PTKS, termasuk perencanaan konteks organisasi, kebijakan manajemen, identifikasi risiko, alokasi sumber daya, dan pengembangan sistem pendokumentasian terpadu. Proses integrasi juga melibatkan langkah-langkah dalam audit internal dan tinjauan manajemen. Dengan mengintegrasikan sistem manajemen, PTKS menghindari tumpang tindih antara proses dan prosedur terpisah. Integrasi ini mencakup pengembangan kebijakan dan prosedur terpadu untuk operasional yang beragam. Peran kode etik keinsinyuran penting dalam integrasi sistem manajemen, memastikan integritas, kejujuran, dan profesionalisme dalam kegiatan seperti gap analysis dan audit internal. Kode etik keinsinyuran juga memastikan data yang digunakan akurat, terpercaya, dan dikelola dengan benar. Dengan demikian, integrasi sistem manajemen energi dengan sistem manajemen lainnya di PTKS meningkatkan keselarasan dan efektivitas operasional perusahaan dalam menjaga keberlanjutan lingkungan dan meningkatkan kinerja secara keseluruhan.

PT. Krakatau Steel (Persero) Tbk (PTKS) has adopted the Quality Management System, Occupational Health and Safety (K3), and Environmental Management System. However, PTKS faces challenges in the assessment of the Green Industry Award and the Company Performance Rating Program in Environmental Management (PROPER), particularly in implementing the energy management system according to ISO 50001 clauses. The integration of the energy management system with the quality management, K3, and environmental systems is conducted by comparing ISO standards with business processes at PTKS, including organizational context planning, management policies, risk identification, resource allocation, and integrated documentation system development. The integration process also involves steps in internal audits and management reviews. By integrating management systems, PTKS avoids overlaps between separate processes and procedures. This integration includes the development of integrated policies and procedures for diverse operations. The role of engineering ethics codes is crucial in the management system integration, ensuring integrity, honesty, and professionalism in activities such as gap analysis and internal audits. Engineering ethics codes also ensure the accuracy, reliability, and proper management of data used. Thus, integrating the energy management system with other management systems at PTKS enhances alignment and operational effectiveness in maintaining environmental sustainability and overall performance improvement.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fathi Ilham Akbar
"Kebutuhan listrik di Indonesia terus meningkat seiring dengan pertumbuhan penduduk. Dalam rangka memastikan ketersediaan listrik yang stabil dan dapat diandalkan, diperlukan sistem manajemen energi yang efektif. Kemajuan digitalisasi dan perkembangan teknologi membuka peluang untuk merancang sistem manajemen energi berbasis Internet of Things (IoT) yang berfungsi sebagai jaringan cerdas. Dalam penelitian ini, sistem manajemen energi yang diusulkan menggabungkan mikrokontroler, sensor, dan kontaktor untuk mengontrol suplai daya dalam jaringan cerdas yang terdiri dari dua sistem PLTS, baterai, dan jaringan induk PLN. Ketika daya yang dihasilkan oleh kedua sistem PLTS lebih rendah daripada kebutuhan beban, mikrokontroler akan menginstruksikan kontaktor baterai untuk menutup, sehingga kelebihan daya dari PLTS dapat digunakan untuk mengisi baterai. Namun, jika total daya dari PLTS tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan beban, kontaktor baterai akan dibuka untuk menyuplai daya tambahan. Baterai dapat melakukan proses discharging selama tingkat State of Charge (SoC) baterai tidak melebihi batas yang ditentukan, yaitu 60%. Setelah SoC baterai melewati batas tersebut, baterai tidak dapat lagi menyuplai daya, dan kekurangan daya akan disuplai oleh jaringan PLN melalui generator asinkron. Selain itu, diimplementasikan juga aplikasi Blynk sebagai alat monitoring data dan pengontrolan manual kontaktor dalam sistem manajemen energi. Hasil pengujian dan analisis data menunjukkan bahwa sistem yang diusulkan dapat mengatasi fluktuasi daya dan memastikan ketersediaan listrik yang memadai untuk memenuhi kebutuhan beban.

The need for electricity in Indonesia continues to increase along with population growth. To ensure the availability of stable and reliable electricity, an effective energy management system is required. Advances in digitalization and technological developments open opportunities to design Internet of Things (IoT)-based energy management systems that function as intelligent networks. In this study, the proposed energy management system combines a microcontroller, sensor, and contactor to control the power supply in an intelligent network consisting of two PV mini-grid systems known as Solar PV System, batteries, and the PLN main grid. When the power generated by the two PV systems is lower than the load requirements, the microcontroller will instruct the battery contactor to close, so that the excess power from the PV system can be used to charge the battery. However, if the total power from the PV system is insufficient to meet the load requirements, the battery contactor will be opened to supply additional power. The battery can carry out the discharging process as long as the State of Charge (SoC) level of the battery does not exceed the specified limit, which is 60%. Once the battery SoC crosses the limit, the battery can no longer supply power, and the power shortage will be supplied by the PLN network via an asynchronous generator. In addition, the Blynk application is also implemented as a data monitoring tool and manual control of contactors in the energy management system. Test results and data analysis show that the proposed system can overcome power fluctuations and ensure adequate electricity availability to meet load requirements.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yulhafidz
"Tesis ini membahas mengenai audit energi pada fasilitas utama dan fasilitas pendukung yang sudah cukup lama di Lapangan X provinsi Sumatra Selatan. Tujuan dilakukan audit energi adalah untuk mendapatkan profil konsumsi penggunaan bahan bakar dan intensitas energi serta kontribusi emisi gas rumah kaca (GRK) CO2eq di Lapangan X. Audit energi ini juga memberikan rekomendasi perbaikan (room for improvement) agar penggunaan energi menjadi optimal dan emisi gas CO2eq dapat diminimalisasi. Kerangka pemikiran mengacu pada ISO 50001:2011 mengenai Sistem Manajemen Energi. Analisis perhitungan menggunakan metode kuantitatif dengan Microsoft Excel®. Berdasarkan hasil penelitian, nilai intensitas energi dan emisi gas rumah kaca yang dihasilkan selama periode 2016, 2017 dan 2018 mengalami kenaikan. Nilai intensitas energi mengalami peningkatan dari 1,58E-01 GJ/TOE pada tahun 2016 menjadi 1,77E-01 GJ/TOE pada tahun 2018. Nilai emisi GRK mengalami peningkatan 21,48 kton CO2eq pada 2016 menjadi 23,30 kton CO2eq pada 2018. Peningkatan terjadi karena konsumsi bahan bakar fuel gas yang meningkat dan terjadi penurunan total produksi minyak dan gas bumi. Rekomendasi perbaikan yang didapat adalah dengan mengganti penggerak pada pompa transfer yang sebelumnya menggunakan gas engine menggunakan electric motor (elmot). Hal ini terlihat dari hasil simulasi yang menunjukkan nilai efisiensi generator meningkat hingga 20-an% dan terjadi penghematan penggunaan fuel gas.

This thesis discusses about energy audit at the main and supporting facilities which quite old in Field X South Sumatra province. The purpose is to obtain a profile of fuel consumption, energy intensity and the contribution of CO2eq greenhouse gas (GHG) emissions in Field X. This also provides room for improvement so energy used is optimal and CO2eq emissions can be minimized. The frameworks used refers to ISO 50001:2011 on Energy Management Systems. Calculation analysis uses quantitative methods with Microsoft Excel®. Based on research, the value of energy intensity and greenhouse gas emissions produced during 2016, 2017 and 2018 has increased. Value of energy intensity increased from 1,58E-01 GJ/TOE in 2016 to 1,77E-01 GJ/TOE in 2018. Value of GHG emissions increased by 21,48 kton CO2eq in 2016 to 23,30 kton CO2eq in 2018. This occurred due to increase of fuel gas consumption and decrease in total oil and gas production. Room for improvement is to replace the drive on the transfer pump that previously used a gas engine with electric motor (elmot). This can be seen from the simulation that shows the efficiency of the generator increases by 20% and there is a savings in the use of fuel gas."
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library