Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 45 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nofa Primadini
"Secara geografis Indonesia sangat berpotensi untuk budidaya perikanan, termasuk budiday komoditas udang. Udang merupakan komoditas perikanan yang menjadi prospek utama untuk ekspor. Ekspor udang Indonesia didukung dari hasil penangkapan dan budidaya. Pemerintah dalam hal ini, Departemen Kelautan dan Perikanan mendukung penuh untuk optimalisasi sektor perikanan dan kelautan. Karena pemanfaatan sektor kelautan dan perikanan belum optimal. Revitalisasi perikanan merupakan wujud dari dukungan pernerintah terhadap perkembangan sektor ini.
Pertumbuhan ekspor udang Indonesia mengalanti pertumbuhan yang lambat, hal tersehut disebabkan oleh banyak faktor. Pertama adalah berubahnya lingkungan yang menyebabkan konsumen menjadi lebih kritis terhadap makanan yang dikonsumsi. Kedua, adanya standarisasi mutu yang diharuskan dari negara pengimpor. Ketiga, menurunnya produktivitas industri negara secara keseluruhan. Keempat, meningkatnya persaingan dalam industri baik dalam negeri maupun secara global. Kelima, krisis ekonomi yang melanda Indonesia dan beberapa negara lainnya.
Bila dilihat secara geografis, maka wilayah Indonesia sangat berpotensi untuk mengekspor udang-udang berkualitas ke pasar dunia. Terlebih setelah Amerika Serikat memberlakukan anti dumping terhadap enam negara yaitu Thailand, Cina, Vietnam, Equador, India, dan Brasil. Maka peluang btsar terbuka bagi Indonesia untuk memasok udang ke pasar dunia. Amerika saat ini merupakan pasar udang utama dunia, diikuti oleh Jepang dan negara-negara Uni Eropa seperti Spanyol, Italia, Perancis, dan sebagainya.
PT. XYZ merupakan salah satu dari banyak perusahaan di Indonesia yang melakukan ekspor udang ke pasar dunia. Dimana pasar utama perusahaan adalah Amerika Serikat (65%), Uni Eropa (18 %), Jepang (12 %), Cina (3%), Canada (1%) dan Australia (1%). Dengan adanya ancaman embargo dari Uni Eropa untuk seluruh produk perikanan Indonesia masuk ke kawasan Eropa, meningkatnya persaingan dari keseluruhan pemain di pasar udang dunia, maka menuntut PT XYZ memiliki stategi bersaing agar dapat terus bertahan dan mengembangkan perusahaan menjadi lebih.baik. Berdasarkan hasil analisa SWOT, perusahaan memiliki posisi strategik di kuadran satu. Hal ini berarti bahwa, perusahaan harus menggunakan strategi agresif dalam mengembangkan produknya.
Keunggulan-keunggulan yang dimilik perusahaan antara lain : integrated shrimp, reputasi perusahaan yang balk, penguasaaan terhadap teknologi, pengelo]aan penuh dari pembenihan sampai produk akhir ditangani perusahaan, pengawasan yang baik terhadap petani dan proses produksi, produk yang bermutu yang sesuai dengan kualitas dan standar pasar dunia, memiliki annada pengiriman sendiri, sertifikasi ISO dan HACCP (Hazard Analysis and Critical Point), distribusi yang baik dengan menggunakan jasa distributor terbesar dan terkemuka di negara tujuan ekspor. Dengan keunggulan tersebut maka perusahaan dapat bersaing dalam pasar udang dunia dan dapat membantu menghasilkan devisa negara serta mensejahterakan ekonomi masyarakat secara keseluruhan.

Geographically Indonesia very potential for the fisheries cultivation, including aquaculture shrimp. Shrimp were the fisheries commodity that became the main prospect for the export. The export of Indonesian shrimp was supported from results of the capture and the aquaculture. The government in this case, the Marine Department and supportive fisheries were full for the optimisation of the sector of fisheries and marine. Because the utilisation of the marine sector and fisheries were not yet optimal. Revitalisation of fisheries was the shape from the government support for the development of this sector.
The growth of the export of Indonesian shrimp experienced the slow growth, this matter was caused by many factors. First was the change in the environment that caused the consumer to become more critical against food that was consumed. Secondly, the existence standarization the quality that was required from the importer's country. Thirdly, the decline in the productivity of the country's industry on the whole. Fourthly, the increase in the competition in the good industry domestic and globally. Fifthly, the economic crisis that struck Indonesia and several other countries.
When was seen in a geogarafis manner, then the Indonesian territory very potential to export quality shrimp to the world market. At first after the United States put into effect anti dumping against six countries that is Thailand, China, Vietnam, Equardor, India and Brazil. Then the big opportunity was open for Indonesia to supply shrimp to the world market. America at this time was the main shrimp market the world, had taken part in by Japan, and European Union countries like Spain, Italia, France, etc. -
PT. XYZ was one of the many companies in Indonesia that did the export of shrimp to the world market. Where the main market the company was, the United States (65%), the European Union (18 %), Japan (12 %), China (3%), Canada (1%) and Australia (1%). With the existence of the embargo threat from the European Union for all the Indonesian fisheries product entered the European region, the increase in the competition from the player's whole in the market of world shrimp, then prosecuted PT XYZ had stalegi was competitive in order to be able to continue to remain and develop the company became better.
Be based on hasi the SWOT analysis, the company had the position strategik in the quadrant one. This was significant that, the company must make use of the aggressive strategy in developing his product. The superiority that the company in part: integrated shrimp, the reputation of the good company, towards technology, the management was full from the germination until the end product was handled by the company, the supervision that was good towards the fanner and the process of the production, the high-quality product that was in accordance with the quality and the standard of the world market, had the sending fleet personally, ISO certification and HACCP (Hazard Analysis and Critical Point), the distribution that was good with made use of the distributor's most big and foremost service in the aim country of the export. With this superiority then the company could be competitive in the market of world shrimp and could help produced the country's foreign exchange as well as made the community's economics on the whole more prosperous.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T18313
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eko Burhanuddin
"Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui keragaman genetik udang mantis di perairan pesisir Kabupaten Tangerang selama bulan Januari ? Desember 2015. Pengambilan sampel larva Stomatopoda dilakukan sebanyak 3 kali yaitu pada bulan Februari, Juli dan Sepember pada 4 stasiun penelitian yang terdapat di antara Tanjung Kait dan Muara Sungai Cisadane. Stomatopoda dewasa juga diambil sebanyak 1 kali pengambilan sebagai data konfirmasi dengan identifikasi secara morfologi. Empat spesies udang mantis dewasa berhasil diidentifikasi dari 37 individu yang didadapat. Keempat jenis tersebut antara lain Erugosquilla woodmasoni, Odontodactylus sp., Harpiosquilla harpax, dan Miyakea nepa. Dua puluh empat larva Stomatopoda berhasil didapatkan menggunakan jaring plankton pada 3 kali pengambilan sampel. Hanya 12 larva yang berhasil diamplifikasi gen Cytochrome oxidase sub unit 1 untuk identifikasi molekular menggunakan mesin PCR SimplyAmp Biosystem. Seluruh gen yang berhasil diamplifikasi dikirim ke Macrogen Korea untuk proses sekuensing.
Hasil akhir menunjukkan terdapat 4 grup kekerabatan berdasarkan sekuens yang terdapat pada bank gen yaitu Oratosquilla interrupta, Harpiosquilla harpax, Stomatopoda sp. 1 BTN-2013 yang merupakan hasil sekuens penelitian sebelumnya dari Mariana dkk. (2013), dan Oratosquilla oratoria dengan nilai identitas 85% (NCBI 2015). Sebaran Stomatopoda di pesisir Tangerang cenderung menjauhi bagian muara sungai yang ditunjukkan dengan jumlah individu yang didapat lebih banyak pada stasiun 1 dan 3.

The research was conducted to know mantis shrimp genetic diversity in Tangerang coastal area for periode of January--Desember 2015. The larva of Stomatopoda was sampled 3 times in February, July and September on 4 sampling stations betwen Tanjung Kait and the estuary of Cisadane river. Mature Stomatopoda was sampled once as confirmation data by morfological identification. Four species of mature Stomatopoda had been identified from 37 individuals, those are Erugosquilla woodmasoni, Odontodactylus sp., Harpiosquilla harpax, and Miyakea nepa. Twenty four larvas were found using plankton net in 3 times of sampling. Only 12 from all larvas have been successfully amplified for the sequence of Cytochrome Oxidase sub unit 1 (CO1) using PCR SimplyAmp Biosystem machine. All amplified gene were sent to macrogen for sequencing procedure.
The result shown 4 group closely related to species Oratosquilla interrupta, Harpiosquilla harpax, Stomatopoda sp. 1 BTN-2013 sequence from early research by Mariana et al. (2013), and Oratosquilla oratoria with identities 85% (NCBI 2015). The Distribution of Stomatopoda in Tangerang coastal area tend to getting far from the estuary which are statiun 1 and 3 showed the larger amount of individu.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2015
T46829
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sigit Sapto Wibowo
Jakarta: Waca Utama Pramesti, 1986
639.5 SIG p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Elrin Meivian Mongi
"Perubahan iklim yang terjadi saat ini dikarenakan oleh aktifitas antropogenik dari penggunaan energi dan industri dalam mempengaruhi suhu dan iklim bumi. Perubahan suhu dan perubahan iklim yang terjadi di bumi dapat berdampak pada keempat dimensi yaitu ketersediaan, stabilitas, akses dan pemanfaatan ketahanan pangan. Ketersediaan produk perairan akan bervariasi melalui perubahan ekosistem, produksi, distribusi spesies dan habitat. Perubahan iklim yang terjadi saat ini disebabkan oleh aktivitas manusia dalam menggunakan energi dan industri yang berpengaruh pada suhu dan iklim Bumi. Perubahan tersebut dapat berdampak pada empat aspek penting dalam ketahanan pangan, yaitu ketersediaan, stabilitas, akses, dan pemanfaatan. Masalah dalam penelitian ini adalah penurunan produksi udang. Tujuan penelitian adalah Menganalisis pengaruh luas tambak, pengetahuan petambak, produksi udang, kualitas air tambak, luas mangrove terhadap produktivitas tambak; Menganalisis pengaruh nilai produktivitas tambak terhadap nilai total ekonomi udang dan nilai total ekonomi mangrove; Memformulasikan model wanamina udang vaname berkelanjutan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah sistem dinamik. Hasil dari penelitian ini adalah Nilai Total Ekonomi Mangrove yang di dapat secara ekonomi lebih menguntungkan daripada Nilai Total Ekonomi Udang. Kesimpulan penelitian ini adalah Konsep wanamina udang vaname merupakan budidaya perikanan berkelanjutan yang mengkuantifikasikan nilai manfaat mangrove menjadi nilai ekonomi. Bauran dari rehabilitasi mangrove dan budidaya kultivan menghasilkan nilai ekonomi yang dapat digunakan untuk mitigasi dampak perubahan iklim.

The current climate change is caused by anthropogenic activities related to energy use and industrial processes, which affect the temperature and climate of the Earth. Changes in temperature and climate can impact the four dimensions of food security: availability, stability, access, and utilization. The availability of aquatic products will vary due to changes in ecosystems, species production, distribution, and habitat. The current climate change is caused by human activities in energy use and industry, which have an influence on the Earth's temperature and climate. These changes can have an impact on four crucial aspects of food security: availability, stability, access, and utilization. The problem addressed in this research is the decline in shrimp production. The research aims to analyze the influence of pond area, farmers' knowledge, shrimp production, pond water quality, and mangrove area on pond productivity; analyze the impact of pond productivity on the total economic value of shrimp and the total economic value of mangroves; and formulate a sustainable model for vannamei shrimp farming. The method used in this research is dynamic systems. The results of this research show that the Total Economic Value of mangroves is economically more beneficial than the Total Economic Value of shrimp. The conclusion of this research is that the concept of sustainable vannamei shrimp farming, known as "wanamina," quantifies the benefits of mangroves into economic value. The combination of mangrove rehabilitation and culturing practices generates economic value that can be used for mitigating the impacts of climate change."
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mario Josko
"The aim of this research is to analyze the impact of food safety regulation in European Union for Indonesia shrimp export to European Union countries period 1997-2007. Food safety regulation and high standard requirement which are imposed by most of developed countries could be indicated as barrier for developing countire because most of them could not meet the high requirement which is asked by developed countries. The European commission made a various regulations to regulate the requiremen of food safety and requirement for food and feed product. One of the regulations is Regulation (EC) no. 178 year 2002 laying down the general priciples and requirements of food law, establishing the European Food Savety Authority and laying down procedures in matters of food safety. It regulation is aimed to provide high level of protection of human health and it consumer interest. The result of this research showed that regulation had a negative and significant impact on Indonesia shrimp export into several European Union countries. In addition, Gross Domestic Product of destination countries, relative price and nominall exchange rate also influence Indonesia shrimp export.

Studi ini bertujuan untuk menganalisa Pengaruh Kebijakan Keamanan Pangan di Uni Eropa terhadap eksppor udang Indoensia ke negara-negara Uni Eropa periode 1997-2007. Kebijakan keamanan pangan dan persyaratan standar yang tinggi yang diterapkan oleh negara maju dapat diindikasikan sebagai hambatan bagi negara negara berkembang karena sebagian besar negara berkembang belum dapat memenuhi persyaratan yang diberikan oleh negara maju. Komisi Uni Eropa telah membuat berbagai peraturan yang mengatur persyaratan keamanan makanan. Salah satu peraturannya adalah Regualtion (EC) No. 178/20002 tentang prinsip-prinsip umum tentang ketentuan-ketentuan hukum pangan, authority dan tanggung jawabnya serta prosedur dalam hal keamanan pangan untuk menjamin perlindungan yang ketat dalam hal kesehatan manusia atau konsumsi makanan secara umum pada masyarakat Eropa. Hasil dari studi ini menunjukkan bahwa regulasii ini berpengaruh negative dan signifikan terhadap ekspor udang Indonesia ke beberapa negara Uni Eropa. Di sisi lain, PDB dari negara Uni Eropa, harga relatif dan kurs nominal juga berpengaruh terhadap ekspor udang Indonesia ke Uni Eropa."
2008
T 27679
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Arie Listyarini
"Pengemasan makanan cerdas modern yang dapat memantau kualitas dan keamanan makanan merupakan faktor penting dalam perdagangan komersial modern. Diperlukan penelitian tentang pembuatan label kolorimetri ramah lingkungan yang secara sederhana dapat menunjukkan kesegaran makanan melalui perubahan warna. Syzygium oleana, bunga Ruelia simplex dan Rosela merupakan tanaman yang mudah ditumbuhkan dan banyak ditanam pada daerah tropis. Pada buah Syzygium oleana, bunga Ruelia simplex dan bunga rosela dijumpai sejumlah antosianin yang merupakan zat warna alami yang berubah warna sesuai dengan kondisi pH lingkungan. Ekstrak zat warna dari buah Syzygium oleana, bunga Ruelia dan bunga rosela didapatkan dengan metode maserasi atau perendaman yang kemudian dipekatkan. Pembuatan label kesegaran berbahan dasar kertas menggunakan metode imersi yaitu dengan mencelupkan kertas ke dalam larutan ekstrak kemudian dikeringkan. Sebagai matriks biodegradable polimer digunakan bahan dasar tapioka yang diperkuat dengan polivinil alkohol (PVA) dan nanoselulosa. Konsentrasi optimum masing-masing PVA dan nanoselulosa ditentukan sebesar 50% dan 3% dalam komposit masing-masing. Metode yang digunakan untuk mendapatkan label plastik dengan menggunakan metode casting atau evaporasi. Label dikarakterisasi sifat mekaniknya seperti tensile strength dan elongasi, sifat barriernya dan juga uji respon terhadap uap ammonia. Selanjutnya untuk aplikasi, label kertas maupun label dari biodegradable plastik digunakan untuk memonitor kesegaran udang/ikan. Ekstrak zat warna alam, label kertas ataupun label plastik memberikan perubahan warna yang serupa pada saat uji respon terahdap uap ammonia yaitu perubahan warna dari merah menjadi ungu, kemudian biru dan selanjutnya kuning. Label plastik dari ekstrak bunga Ruelia simplex memberikan nilai perubahan warna relatif yang lebih besar dari label-label lainnya yaitu sekitar 43% ketika mendeteksi ammonia konsentrasi 0,5% setelah 3 jam waktu paparan. Penggunaan label kertas dan plastik untuk kesegaran udang menghasilkan perubahan warna label yang awalnya berwarna merah akan menjadi ungu setelah udang tidak layak dikonsumsi dan kuning ketika udang sudah terlalu busuk. Nilai kebusukan udang divalidasi dengan nilai total volatile nitogen (TVBN). Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa label kertas dan label plastic dari ketiga ekstrak zat warna alami yang digunakan dapat berfungsi sebagai indikator uap ammonia ataupun kesegaran udang.

Modern intelligent food packaging that can monitor food quality and safety is an important factor in modern commercial commerce. Research is needed on the manufacture of environmentally friendly colorimetric labels that can simply indicate the freshness of food through color changes. Syzygium oleana, Ruelia simplex and Rosella flowers are easy-to-grow plants and are widely grown in the tropics. In Syzygium oleana fruit, Ruelia simplex flower and roselle flower found a number of anthocyanins which are natural dyes that change color according to environmental pH conditions. The dye extract from Syzygium oleana fruit, Ruelia flower and roselle flower was obtained by maceration method which was then concentrated. By using a paper matrix and biodegradable polymer, the dye extract can be used as a food freshness label. The manufacture of paper-based freshness labels uses the immersion method, by dipping the paper into an extract solution and then drying it. The paper labels obtained were tested for the ability to bind the dye. As a biodegradable polymer matrix, tapioca base material is used which is reinforced with polyvinyl alcohol (PVA) and nanocellulose. Furthermore, for applications, paper labels and labels from biodegradable plastic are used to monitor the freshness of shrimp. Extracts of natural dyes, paper labels or plastic labels give a similar color change during the response test to ammonia vapor, a color change from red to purple, then blue and then yellow. Plastic labels from Ruelia simplex flower extract gave a higher relative color change value than other labels, which was around 43% when detecting 0.5% ammonia concentration after 3 hours of exposure. The use of paper and plastic labels for shrimp freshness results in a change in the color of the label from red to purple when the shrimp is unfit for consumption and yellow when the shrimp is too rotten. Shrimp spoilage value was validated by the value of total volatile nitrogen (TVBN). Based on the results of the study, it was concluded that paper labels and plastic labels from the three extracts of natural dyes used could function as indicators of ammonia vapor or shrimp freshness."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Saat ini wilayah pesisir Karimunjawa menghadapi tantangan berupa peningkatan tambak udang secara intensif. Masalah dalam penelitian ini adalah aktivitas tambak diduga berpotensi menimbulkan dampak pada wilayah pesisir. Pengolahan limbah yang ada tidak cukup baik sehingga menimbulkan kekhawatiran munculnya dampak pada wilayah pesisir. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui dampak pada wilayah pesisir dan menyusun strategi pengendalian tambak udang menggunakan bioindikator makrozoobenthos. Metode yang digunakan adalah metode campuran (mixed method). Hasil penelitian menunjukkan bahwa telah terjadi penurunan kualitas air terutama parameter TSS, nitrat dan fosfat. Indeks keanekaragaman genus makrozoobenthos di Karimunjawa termasuk kategori keanekaragaman sedang, yang menggambarkan kondisi perairan tercemar sedang. Dampak pada wilayah pesisir berupa penurunan populasi Tridacna, konversi ekosistem mangrove menjadi lahan tambak, terjadi konflik sosial/pro-kontra pada masyarakat dan masih sedikitnya pengunaan tenaga kerja lokal. Kesimpulan penelitian ini adalah strategi pengendalian tambak udang vaname menggunakan bioindikator makrozoobenthos yaitu pemantauan kualitas air budidaya tambak udang menggunakan Capitella sebagai bioindikator makrozoobenthos yang dilaksanakan oleh petambak, perbaikan performansi kinerja tambak dengan penebaran benur dan FCR yang sesuai standar serta perbaikan kualitas air tambak sehingga tercapai keberlanjutan tambak udang dan kelestarian wilayah pesisir.

Currently, the coastal of Karimunjawa is facing challenges in the form of an intensive increase in shrimp ponds. The problem in this research is that pond activities are suspected to have the potential to impact coastal areas. The existing waste treatment is not good enough, giving rise to concerns about the impact on coastal areas. The aim of the research was to determine the impact on coastal areas and develop strategies for controlling shrimp ponds using macrozoobenthos bioindicators. The method used is a mixed method (mixed method). The results showed that there has been a decrease in water quality, especially in the TSS, nitrate and phosphate parameters. The diversity index of the macrozoobenthos genus in Karimunjawa is included in the moderate diversity category, which describes the condition of moderately polluted waters. The impact on coastal areas is in the form of a decrease in the Tridacna population, the conversion of mangrove ecosystems into ponds, social conflicts / pros and cons in the community and the use of local workers is still minimal. The conclusion of this study is the strategy for controlling vannamei shrimp ponds using macrozoobenthos bioindicators, namely monitoring the quality of shrimp pond aquaculture water using Capitella as a macrozoobenthos bioindicator carried out by farmers, improving pond performance by stocking fry and FCR according to standards and improving pond water quality so that pond sustainability is achieved. shrimp and sustainability of coastal areas."
[Jakarta, Jakarta]: [Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia], 2023
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Roma Purnomo
"Saat ini wilayah pesisir Karimunjawa menghadapi tantangan berupa peningkatan tambak udang secara intensif. Masalah dalam penelitian ini adalah aktivitas tambak diduga berpotensi menimbulkan dampak pada wilayah pesisir. Pengolahan limbah yang ada tidak cukup baik sehingga menimbulkan kekhawatiran munculnya dampak pada wilayah pesisir. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui dampak pada wilayah pesisir dan menyusun strategi pengendalian tambak udang menggunakan bioindikator makrozoobenthos. Metode yang digunakan adalah metode campuran (mixed method). Hasil penelitian menunjukkan bahwa telah terjadi penurunan kualitas air terutama parameter TSS, nitrat dan fosfat. Indeks keanekaragaman genus makrozoobenthos di Karimunjawa termasuk kategori keanekaragaman sedang, yang menggambarkan kondisi perairan tercemar sedang. Dampak pada wilayah pesisir berupa penurunan populasi Tridacna, konversi ekosistem mangrove menjadi lahan tambak, terjadi konflik sosial/pro-kontra pada masyarakat dan masih sedikitnya pengunaan tenaga kerja lokal. Kesimpulan penelitian ini adalah strategi pengendalian tambak udang vaname menggunakan bioindikator makrozoobenthos yaitu pemantauan kualitas air budidaya tambak udang menggunakan Capitella sebagai bioindikator makrozoobenthos yang dilaksanakan oleh petambak, perbaikan performansi kinerja tambak dengan penebaran benur dan FCR yang sesuai standar serta perbaikan kualitas air tambak sehingga tercapai keberlanjutan tambak udang dan kelestarian wilayah pesisir.

Currently, the coastal of Karimunjawa is facing challenges in the form of an intensive increase in shrimp ponds. The problem in this research is that pond activities are suspected to have the potential to impact coastal areas. The existing waste treatment is not good enough, giving rise to concerns about the impact on coastal areas. The aim of the research was to determine the impact on coastal areas and develop strategies for controlling shrimp ponds using macrozoobenthos bioindicators. The method used is a mixed method (mixed method). The results showed that there has been a decrease in water quality, especially in the TSS, nitrate and phosphate parameters. The diversity index of the macrozoobenthos genus in Karimunjawa is included in the moderate diversity category, which describes the condition of moderately polluted waters. The impact on coastal areas is in the form of a decrease in the Tridacna population, the conversion of mangrove ecosystems into ponds, social conflicts / pros and cons in the community and the use of local workers is still minimal. The conclusion of this study is the strategy for controlling vannamei shrimp ponds using macrozoobenthos bioindicators, namely monitoring the quality of shrimp pond aquaculture water using Capitella as a macrozoobenthos bioindicator carried out by farmers, improving pond performance by stocking fry and FCR according to standards and improving pond water quality so that pond sustainability is achieved. shrimp and sustainability of coastal areas."
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2023
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Liana Salami
"Udang merupakan komoditas yang penting bagi hasil perikanan Indonesia, sehingga menyebabkan meningkatnya industri pengolahan udang yang dapat menghasilkan produk samping berupa limbah kulit dan kepala udang. Kulit udang mempunyai tiga komponen utama, yaitu khitin, mineral dan protein. Khitin yang terdapat dalam kulit udang dapat diperoleh dengan proses isolasi dengan cara deproteinasi dan demineralisasi. Turunan khitin yaitu khitosan yang dapat diperoleh melalui proses deasetilasi khitin.
Industri tekstil merupakan salah satu industri yang berkembang dewasa ini. Hal ini menyebabkan banyaknya limbah cair yang dihasilkan selama prosesnya. Limbah ini mempunyai sifat asam atau alkali , berwarna, keruh dan mengandung bahan-bahan organik dan anorganik yang cukup tinggi . Sehingga perlu ditangani terlebih dahulu sebelum dibuang ke perairan.
Khitin yang terbentuk dengan metode yang sudah dimodifikasi menghasilkan khitin dengan kadar air =1,23% , kadar mineral = 0,22%. Kadar protein 3,18% , derajat deasetilasi = 44,15% dan rendemen 28.69%. Sedang khitosan yang terbentuk menghasilkan kadar air = 0,69%, kadar mineral = 0,55%, kadar protein = 2,28%, derajat deasetilasi = 75,40% dan rendemen = 18,78%.
Proses koagulasi optimum dengan koagulan khitosan dilakukan dengan konsentrasi khitosan 50 ppm pada pH 8 dan lama pengadukan 15 menit, yang dapat menurunkan nilai BOD = 76,955%; COD = 83,169%; padatan tersuspensi = 53,556% dan kekeruhan 83,085%, sedang proses koagulasi dengan FeS04 400 ppm dapat menurunkan nilai BOD = 90,849% ; COD = 83, 333% ; padatan tarsuspensi = 56,560% dan kekeruhan = 97,408%."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1998
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5   >>