Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
Astari Puspita Rafshanjani
"Kemacetan di DKI Jakarta merupakan masalah yang sering terjadi dari tahun ke tahun. Hal tersebut terjadi karena tingkat perpindahan masyarakat terjadi pada waktu serentak dengan jumlah yag sangat besar. Untuk mengatasi masalah tersebut pemerintah sudah mengerluarkan beberapa peraturan dan kebijakan yang membatasi pergerakan transportasi pribadi dan meningkatkan layanan transportasi umum. Untuk meningkatkan keinginan masyarkat menggunakan layanan transportasi umum, luas jangkauan layanan harus ditingkatkan sehingga pengguna akan lebih mudah dalam aksesibilitas. Penelitian ini berfokus pada penempatan lokasi baru yang dapat dibangun oleh bus non-BRT Transjakarta menggunakan metode optimasi set covering problem sebagai salah satu cabang dari penelitan operasi dengan tujuan untuk menentukan lokasi yang baru sehingga mampu menjangkau daerah yang belum terlayani. Hasil dari model optimasi mampu meningkatkan jumlah daerah tercover sebanyak 7,3 persen dengan membangun sebanyak 160 lokasi pemberhentian baru. Masih terdapat daerah yang belum terlayani dikarenakan daerah tersebut tidak berpenghuni atau tidak memiliki infrastruktur yang memadai.
Traffic congestion in DKI Jakarta is a problem that occurs every year. This happens because of the mass mobility occurs at the same time and in a very large number. To overcome this problem, the government has issued several regulations and policies to limit the movement of private transportation and improve public transportation services. In order to increase the public's desire to use public transportation services, the area of services must be expanded so that users will have easier access to public transport. This study focus on the placement of new bus stop locations for non-BRT Transjakarta buses using the set covering problem optimization method as a branch of operations research with the aim of determining new locations that able to reach unserved areas. The results of the optimization model were able to increase the number of areas covered by 7.3 percent by placing 160 new stopping locations. However, there are still areas that have not been served because of several reasons such as the area is uninhabited or does not have adequate infrastructure."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Gagat Riano
"Menentukan suatu lokasi dimana fasilitas akan dibangun merupakan salah satu faktor penting dalam proses perencanaan bisnis maupun militer. Indonesia, sebagai negara yang memiliki wilayah yang luas, memiliki permasalahan didalam menentukan lokasi yang tepat untuk menempatkan skuadron pesawat tempur yang dimilikinya dalam sistem pertahanan nasional. Masalahnya menjadi lebih rumit karena keterbatasan anggaran pertahanan. Penelitian ini mengintegrasikan Analytic Hierarchy Process (AHP) dan pemrograman matematika untuk mengatasi masalah tersebut. Penelitian kami menunjukkan bahwa Angkatan Udara Indonesia membutuhkan tiga pangkalan angkatan udara lagi sebagai pangkalan operasional skuadron pertahanan tempur. Diharapkan bahwa penelitian ini dapat digunakan untuk mengoptimalkan alutsista yang dimiliki dalam sistem pertahanan udara nasional.
Determining the location of a facility is one of the critical factors in a business as well as the military. Indonesia, as a vast and large country, has a challenge in determining the location of the fighter squadron to guard the national defense. The problem gets more complicated since the defense budget is limited. This research integrates the Analytic Hierarchy Process (AHP) and mathematical programming to deal with the problem. Our research shows that the Indonesian Air Force needs three more air force bases for the operational fighter unit squadron. It is hoped that this research will be used for the development of an optimal national air defense system."
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Shafa Maghfira Auliarahim
"Saat ini persaingan antara maskapai penerbangan sangat ketat sehingga masing-masing maskapai penerbangan selalu mencari cara untuk meningkatkan kualitas dan mengoptimalkan operasional perusahaan. Masalah yang menjadi salah satu faktor terbesar dalam pengeluaran operasional adalah bagian penjadwalan. Makalah ini menawarkan model optimasi untuk rotasi penugasaan awak pesawat di industri penerbengan untuk menyusun strategi dan pola untuk menemukan rute yang optimal dengan mempertimbangkan biaya penugasan para awak pesawat untuk salah satu jenis pesawat di suatu maskpai penerbangan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Algoritma Breadth First Search untuk pencarian pairing dan Algoritma Genetika untuk mendapatkan biaya penugasan yang paling minimum. Hasil dari penelitian ini adalah terdapat 147 rangkaian pairing dengan diperoleh total biaya penugasan sebanyak 186.062 dan terjadi penghematan sebesar 50.478 dari kondisi awal.
Currently the competition between airlines is so intense. Each airline is always looking for ways to improve their quality and optimize their operating costs. The problem that has become one of the biggest factors in operational rsquo s cost is the scheduling. This paper offers an optimization model for the rotation of aircraft crew assignments in the aircraft industry to devise strategies and patterns to find the optimal route to obtain the minimum total cost. The method used in this research is Breadth First Search algorithm for pairing search and Genetic Algorithm to get the minimum total hotel cost. The result of this research is there are 147 series of pairing with obtained the total hotel cost as much as 186.062 and there is savings of 50,478 from the initial conditions."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Laras Safitri
"Kendaraan roda dua ICEV merupakan kendaraan terbanyak di Indonesia. Di Jakarta, ibu kota Indonesia, jumlah kendaraan roda dua mencapai dua kali lipat dari jumlah penduduk. Kendaraan roda dua ICEV menghasilkan emisi gas buang paling banyak dibandingkan jenis kendaraan lainnya. Kendaraan listrik roda dua menjadi solusi untuk mengurangi emisi dari kendaraan ICEV roda dua. Namun kendaraan listrik pada umumnya memiliki keterbatasan yaitu jarak tempuh yang terbatas dan membutuhkan waktu yang lama untuk mengisi daya. Kendaraan listrik roda dua memiliki ukuran baterai yang kecil sehingga sangat cocok jika menggunakan konsep pertukaran baterai. Pengguna motor listrik tidak membutuhkan waktu lama untuk menukar baterai motor listriknya dengan baterai yang sudah terisi penuh. Dibutuhkan ekosistem Battery Swap Station yang baik untuk memenuhi kebutuhan pengguna sepeda motor listrik. Menciptakan ekosistem BSS yang baik adalah menentukan lokasi BSS yang optimal untuk dibangun. Pada penelitian ini pencarian lokasi optimal dilakukan dengan menggunakan metode Set Covering Problem yang bertujuan untuk meminimalkan jumlah fasilitas BSS yang dibangun. Setelah pembentukan ekosistem baterai yang baik dan konversi kendaraan ICEV menjadi EV. Jika melihat jejak emisi karbon kendaraan listrik dan fasilitas BSS yang dibangun, masih ada emisi yang dihasilkan dari sumber listrik yang digunakan. Oleh karena itu, dalam penelitian ini perlu dipertimbangkan penggunaan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) pada fasilitas BSS. Area PV yang tersedia di setiap calon fasilitas BSS digunakan sebagai kendala kapasitas dalam mencari lokasi optimal, dimana total kapasitas tidak dapat melebihi total permintaan. Penelitian dilakukan pada sepeda motor listrik yang digunakan oleh GrabElectric. GrabElectric merupakan perusahaan persewaan sepeda motor listrik. Jumlah calon fasilitas tersebut bisa diperoleh dari lokasi kantor cabang GrabElectric atau dari perusahaan yang bekerja sama dengan GrabElectric dalam proyek pembangunan BSS ini. Peneliti menemukan 32 titik lokasi calon fasilitas yang akan dibangun oleh BSS. Ditemukan 22 lokasi optimal dibangun untuk fasilitas BSS. Dari 22 fasilitas yang dipilih, peneliti membuat arus kas yang terjadi selama umur PLTS yaitu 25 tahun. Kelayakan ekonomi yang dianalisis adalah rasio Net Present Value, Discounted Payback Period dan Benefit Cost. Hasil analisis kelayakan ekonomi pada penelitian ini menyatakan bahwa proyek pembangunan PLTS di 22 fasilitas BSS terpilih layak.
ICEV two-wheeled vehicles are the most vehicles in Indonesia. In Jakarta, the capital city of Indonesia, two-wheeled vehicles account for twice the population. ICEV two-wheeled vehicles produce the most emission gas compared to other types of vehicles. Two-wheeled electric vehicles are a solution to reduce emissions from two-wheeled ICEV vehicles. However, electric vehicles in general have limitations, namely limited mileage and requiring a long time to charge. Two-wheeled electric vehicles have a small battery size so they are very suitable when using the battery exchange concept. electric motorbike users do not take long to exchange their electric motorbike batteries with fully charged batteries. It takes a good Battery Exchange Station ecosystem to meet the needs of electric motorbike users. Creating a good BSS ecosystem is to determine the optimal location of the BSS to be built. In this study, the search for optimal locations was carried out using the Set Covering Problem method, which aims to minimize the number of BSS facilities built. After the formation of a good battery ecosystem and the conversion of ICEV vehicles to EVs. If you look at the carbon emission footprint of electric vehicles and the BSS facilities built, there are still emissions generated from the electricity source used. Therefore, in this study, consideration of the use of Solar Power Plan (PLTS) at BSS facilities is required. The PV area available at each prospective BSS facility is used as a capacity constraint in finding the optimum location, where the total capacity cannot exceed the total demand. The research was conducted on electric motors used by GrabElectric. GrabElectric is an electric motorbike rental company. The number of prospective facilities can be obtained from GrabElectric's branch office locations or from companies that work with GrabElectric in this BSS development project. Researchers found 32 location points for prospective facilities to be built by BSS. It was found that 22 optimum locations were built for BSS facilities. Of the 22 selected facilities, the researchers made cash flows that occurred during the life span of PLTS, which is 25 years. The economic feasibility that is analyzed is the Net Present Value, Discounted Payback Period and Benefit Cost ratio. The results of the economic feasibility analysis in this study said that the PLTS construction project at 22 selected BSS facilities was feasible."
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Gagat Riano
"Menemukan suatu lokasi dimana fasilitas akan dibangun merupakan salah satu faktor penting dalam proses perencanaan bisnis maupun militer. "
Yogyakarta: Akademi Angkatan Udara, 2021
050 JDST 10:1 (2021)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library