Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Faza Nadila
"ABSTRAK
Jurnal ini menjelaskan penggambaran salah satu budaya Jepang yaitu hubungan Senpai-Kouhai dalam manga Hataraku Saibou. Hataraku Saibou bercerita mengenai bagaimana sel antropomorfisme bekerja untuk menghidupi tubuh yang mereka diami. Hubungan senpai-kouhai yang ada di dalam manga tersebut ditampilkan oleh beberapa karakter di dalam manga. Chie Nakane dalam bukunya Japanese Society, dan Davies & Ikeno dalam teori senpai-kouhai menjelaskan bahwa hubungan tersebut dapat terlihat dalam bentuk gramatikal tertentu dalam bahasa Jepang. Teori tokoh dan penokohan milik Nurgiyantoro digunakan untuk mendukung data. Hubungan Senpai dan Kouhai dalam manga Hataraku Saibou terbentuk oleh rentang waktu pekerjaan sel dalam divisinya masing-masing. Dalam hubungannya dengan senpai, bila kouhai ingin mengutarakan opininya, mereka harus menggunakan bahasa sopan kepada senpai. Hubungan tersebut membuat mereka menjadi sosok yang lebih baik dalam
karakter dan pekerjaannya.

ABSTRACT
The journal explains the depiction of one of the Japanese cultures, namely the relationship between Senpai-Kouhai in the Hataraku Saibou manga. Hataraku Saibou tells about how anthropomorphic cells work to support the body they live in. The relationship between senpai-kouhai in the manga is displayed by several characters in the manga. Chie Nakane in her book Japanese Society, and Davies & Ikeno in senpai-kouhai s theory explain that the relationship can be seen in certain grammatical forms in Japanese. The theory of characters and characterizations belonging to Nurgiyantoro is used to support data. The relationship between Senpai and Kouhai in the Hataraku Saibou manga was formed by the time span of cell has worked in their respective divisions. In the relationship with Senpai, if kouhai wants to state their opinion, they must use polite language to Senpai. This relationship make them better
in their character and their work."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Galuh Andriyanto
"Berdasarkan statistik dalam bidang kesehatan menyatakan 40% penduduk Jepang secara biologis rentan terhadap minuman beralkohol karena kurangnya enzim ALDH dalam hati yg berperan untuk menetralkan efek buruk minuman beralkohol. Akan tetapi berdasarkan data WHO yang diambil pada tahun 2003, konsumsi minuman beralkohol oleh masyarakat Jepang tetap tinggi, sekitar 7 liter perkapita pertahun. Artikel ini berupaya meneliti penyebab dan mencoba memahami pola pikir masyarakat Jepang dalam mengkonsumsi minuman alkohol. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi gambaran bagi individu maupun negara yang mayoritas non-peminum seperti Indonesia, untuk memahami fenomena tersebut dalam rangka menjalin hubungan dengan masyarakat Jepang. Berdasarkan analisis data dan kasus tentang alkohol yang terjadi di Jepang, tingginya konsumsi minuman beralkohol salah satunya dipengaruhi oleh faktor sosial yaitu terdapat kesadaran kelompok masyarakat Jepang untuk menjaga keharmonian dalam kelompok untuk diterima dan bertahan dalam suatu grup. Dilihat dari hubungan antara manusia, struktur vertikal masyarakat Jepang terdapat konsep sempai dan kohai. Untuk menjaga keharmonian kelompok, kohai menghindari sikap kontra secara langsung dengan senpai. Sehingga ajakan untuk minum alkohol pun sulit untuk ditolak. konsep menjaga keharmonian inilah yang menjadi salah satu faktor yang mendorong masyarakat Jepang untuk mengkonsumsi minuman beralkohol.

Based on the statistics in the field of health, states that 40% of Japan's population is biologically vulnerable to alcohol because of the lack of ALDH enzymes in the liver that acts to neutralize the bad effects of alcoholic beverages. However, based on WHO data taken in 2003, the consumption of alcoholic beverages by the Japanese people remains high, about 7 liters per capita per year. This article seeks to examine the cause and tryto understand Japanese view in consuming alcohol. This study is expected to be a reference to individual and country that have majority of non-drinkers such as Indonesia, to understand the phenomenon in order to establish a relationship with the people of Japan. Based on data analysis and cases of alcohol that occurred in Japan, the high consumption of alcoholic beverages is influenced by social factors, namely there is awareness of Japanese society to maintain harmony within the group in order to be accepted and survive in the group. Judging from the relationship between humans, the vertical structure of Japanese society have the concepts of sempai and kohai. To maintain the harmony of the group, kohai avoid direct confrontation with Senpai. This make invitation to drink alcohol too hard to reject. The concept of maintaining harmony is one of the factors that encourage the Japanese people to consume alcoholic beverages.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library