Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 15 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Clarissa Lavia Putri Hapsari
"ABSTRAK
Artikel ini berfokus pada segregasi sosial yang terjadi pada kalangan imigran di Prancis dalam lagu rap Ma France a
Moi karya Diams. Lagu ini menggambarkan kehidupan yang dialami oleh para imigran di Prancis. Teori yang
digunakan dalam penelitian ini adalah teori analisis struktural dan analisis semiotika melalui analisis aspek semantik
dan pragmatik. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan melakukan analisis
pada lirik lagu. Hasil dari penelitian lagu rap Ma France a Moi menunjukan adanya segregasi sosial dalam bidang
pendidikan, sosial, dan ekonomi yang dialami oleh para imigran. Selain itu, penelitian ini memberikan temuan lain
yaitu adanya kritik terhadap pemerintahan Prancis yang memicu timbulnya segregasi sosial bagi para imigran di
Prancis.

ABSTRACT
This article focuses on the social segregation that occurs in immigrants in France presented in the rap song Ma
France a Moi by Diams. This song describes the life experienced by immigrants in France. The theory used in this
study is the theory of structural analysis and semiotic analysis through the analysis of semantic and pragmatic
aspects. The method used in this study is a qualitative method by analyzing the song lyrics. The results of Ma
France a Moi rap song show the existence of social segregation in the education, social, and economic fields
experienced by immigrants. In addition, this study provides other findings, namely the criticism of the French
government which triggered the emergence of social segregation for immigrants in France."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Hani Mardhotillah
"ABSTRAKCT
Penulisan ini bertujuan melihat adanya indikasi terjadinya segregasi dan gentrifikasi di kampung dan permukiman formal Cikini. Segregasi dan gentrifikasi merupakan bentuk perkembangan wilayah yang tidak merata. Segregasi terjadi tidak hanya dalam bentuk batasan fisik, tetapi adanya indikasi lain yang menyebabkan masyarakat kampung tidak dapat tinggal di permukiman formal Cikini. Pengembangan kawasan Cikini yang tidak merata menyebabkan indikasi terjadinya gentrifikasi. Sebagian besar rumah masyarakat kampung Cikini yang secara turun temurun dan belum adanya pembangunan properti dari perusahaan atau pemerintah menunjukkan belum terjadinya gentrifikasi di kampung Cikini. Namun berbeda dengan masyarakat permukiman formal Cikini yang sudah tidak mampu membayar PBB menyebabkan adanya masyarakat di permukiman formal yang mulai terpinggirkan.

ABSTRACT
This paper aims to see if there are any indications of segregation and gentrification happen in informal and formal settlement area in Cikini. The segregation and gentrification that happen are part of the uneven development in Cikini. The reason why segregation occurs in Cikini is not only limited into the form of physical constraints, for there are other indications on why informal settlements community cannot stay in the formal settlement in Cikini. Uneven development causes there is an indication that gentrification might occur in the area. The fact that most houses in informal settlement in Cikini are bequeaths and there are no property development from developer or government shows that has not been gentrification in this informal settlement. However, the incidence that there are formal settlers who cannot afford to pay for property tax induce them to settle in the marginalized area. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bernard Darmawan Setiabudhi
"Makalah ini membahas tentang terjadinya pemisahan kelompok atau segregasi pada masa apartheid yang terjadi di kota Johannesburg, Afrika Selatan. Makalah ini dibuat berdasarkan hasil penelitian akademis dari jurnal dan buku dari perpustakaan universitas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk megambarkan kondisi Masyarakat di kota besar Johannesburg yang terpecah karena adanya rasisme oleh suatu kelompok.
This paper discusses the occurrence of group divisions or segregation during the apartheid era which occurred in the city of Johannesburg, South Africa. This paper was created based on the results of academic research from journals and books from university libraries. Purpose of this study is to show the condition and demographics of people during those era in main city of Johannesburg which caused by racism of certain group."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Puri Bestari Mardani
"ABSTRAK
Permasalahan segregasi rasial yang memisahkan orang kulit putih dan kulit hitam yang mengemuka di Amerika pada tahun 1960-an masih saja didiskusikan hingga saat ini dalam berbagai sektor kehidupan termasuk dalam karya sastra. The Help 2009 memperlihatkan hubungan perempuan beda ras yang harmonis di Amerika berlatar periode tersebut. Perbedaan gambaran ini menarik untuk diteliti lebih lanjut. Tesis ini mencermati konstruksi sisterhood antar ras dengan mencermati struktur narasi, khususnya fokalisasi yang digagas oleh Mieke Bal 1999 . Selain itu, pemahaman konsep sisterhood oleh bell hooks juga digunakan dalam tesis ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa teks menawarkan bentuk sisterhood baru yang mewadahi semua perempuan sebagai alternatif dari bentuk sisterhood sesama ras. Meskipun teks mengusung nilai kesetaraan, masih terlihat keberpihakan teks terhadap kulit putih yang menunjukkan bahwa teks tidak terlepas dari zamannya. Teks membawa ide kontemporer pada konteks 1960-an sehingga pada akhirnya terlihat bahwa perbedaan warna kulit memang tidak dapat diterima baik pada komunitas kulit putih maupun kulit hitam.Kata Kunci : Fokalisasi, Hubungan Perempuan, Segregasi Rasial, Sisterhood.

ABSTRACT
The issue of racial segregation that separated black and white people, which highlighted the life in America during 1960s, is still being discussed on various sectors of life including in literary works. The Help 2009 shows the harmonic relationship between women with different races in America on that period of time. This perspective is interesting to be analyzed. This thesis analyzes the construction of sisterhood between races using narrative structure, especially focalization initiated by Mieke Bal 1999 . In addition, an understanding of sisterhood concept by bell hooks is also used in this thesis. The results show that the text offers a new form of sisterhood that accommodates all women as an alternative from the form of the previous existing sisterhood. Although the text carries the value of equality, the text tends to take side to the white people which shows that the text is inseparable from its period. The text carries contemporary ideas in the 1960s context so it is certain that skin color differences are unacceptable to both white and black communities. Keywords Focalization, Racial Segregation, Sisterhood, Women rsquo s Relationship"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
T52053
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Salman Rafi Alifiansyah
"Segregasi jenis kelamin dalam pendidikan memberikan dampak positif seperti berkembangnya peran gender yang progresif serta meminimalisir pelecehan seksual yang dialami murid perempuan di sekolah campuran. Akan tetapi, diketahui pula bahwa segregasi jenis kelamin mengurangi kualitas dan frekuensi interaksi dengan lawan jenis. Dengan demikian, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemahaman seksualitas pada laki-laki dan perempuan yang pernah bersekolah dengan sistem segregasi jenis kelamin. Penelitian ini mengambil 8 (delapan) orang responden dewasa muda, yang terdiri dari empat laki-laki dan empat perempuan. Metode pengumpulan data menggunakan wawancara, kemudian hasilnya dianalis secara fenomenologis. Hasil penelitian menemukan bahwa minimnya interaksi dengan lawan jenis selama sekolah menyebabkan permasalahan, seperti kesulitan dalam berinteraksi dengan lawan jenis, serta hubungan romantis yang terlambat. Dalam hubungan pertemanan, seluruh partisipan membutuhkan paling lama 3 bulan untuk beradaptasi dengan lingkungan yang menggabungkan jenis kelamin. Meskipun begitu, diketahui bahwa tiga partisipan tidak memiliki hubungan pertemanan yang personal dengan lawan jenis. Dalam hubungan romantis, hanya tiga partisipan yang pernah atau sedang menjalin hubungan romantis dengan lawan jenis. Dua partisipan kesulitan untuk mengidentifikasi aspek negatif dari pasangan. Sedangkan itu, satu partisipan lainnya merasa tidak nyaman untuk melakukan kontak fisik yang berlebihan dengan pasangannya, seperti berpelukan atau berciuman.

Gender segregation in education has positive impacts, such as the development of progressive gender roles and the minimization of sexual harassment experienced by female students in coeducational schools. However, it is also known that gender segregation reduces the quality and frequency of interactions with the opposite sex. Therefore, this study aims to understand sexuality among men and women who have attended gender-segregated schools. The study involved 8 young adult respondents, comprising four men and four women. Data collection was done through interviews, and the results were analyzed phenomenologically. The study found that the lack of interaction with the opposite sex during school leads to issues such as difficulty in communicating with the opposite sex and delayed romantic relationships. In terms of friendships, all participants took a maximum of 3 months to adapt to a mixed-gender environment. However, it was revealed that three participants did not have personal friendships with the opposite sex. In romantic relationships, only three participants had been or were currently in romantic relationships with the opposite sex. Two participants had difficulty identifying negative aspects of their partners. Meanwhile, another participant felt uncomfortable engaging in excessive physical contact with their partner, such as hugging or kissing."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lenny Sofiana
"ABSTRAK
Dalam kehidupan, individu selalu menghadapi aiternatif piiihan sebelum
mengambil keputusan. Aiternatif ada yang berbentuk tunggal dan disebut
integrasi atau sekuens dan disebut segregasi. Dalam penelitian Aritmatika Mental
dikatakan bahwa individu akan lebih menyukai segregasi daripada integrasi.
Skripsi ini dilakukan untuk mengetahui apakah benar seorang Individu akan lebih
menyukai segregasi daripada integrasi. Dan juga untuk mengetahui apakah bila
digunakan stimulus yang berbeda, maka hasilnya akan sama.
Penelitian ini menggunakan alat berupa tampilan komputer dengan menampilkan
kasus hipotetikal, yaitu partisipan diminta untuk membayangkan dirinya berada
dalam kasus yang diberikan. Pengambilan data dilakukan dengan metode
eksperimen. Hipotesa memiiiki 1 variabel bebas, yaitu tipe stimulus dan 1
variabel terikat, yaitu preferensi partisipan terhadap aiternatif piiihan. Variabel
bebas akan dimanipuiai menjadi 2, yaitu tipe stimulus dengan versi monetary
(uang) yang bersifat monotonik dan versi non-monetary yang mengikuti fungsi
utilitas puncak tunggal (buah rambutan). Sementara variabel terikat juga akan
dimamipulasi menjadi 2, yaitu segregasi dan integrasi.
Partisipan penelitian terdiri dari 135 orang yang terbagi dalam 4 kelompok
eksperimen.
Uji signifikansi dilakukan dengan menggunakan metode Chi Square, sedangkan
uji hipotesis dilakukan dengan membandingan frekuensi segregasi dengan piiihan
yang lain. Hasil uji signifikansi menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan
antara piiihan yang ada.
Dari hasil pengolahan data dapat disimpulkan bahwa seseorang akan lebih
menyukai segregasi daripada integrasi atau tidak ada perbedaan antara integrasi
dan segregasi. Saran yang diberikan adalah saran-saran bila Ingin mengadakan
penelitian lebih lanjut, terutama untuk mengembangkan psikologi ekonomi.
Implikasi praktis ditujukan bagi para produsen yang ingin menlngkatkan
penjualan produknya."
2002
S2792
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tati Paramitha
"Perbudakan di Amerika yang terjadi pada masa Antebellum telah merupakan cerita yang stereotip, yaitu adanya kekuasaan majikan kulit putih yang mengeksploitasi tenaga budak terutama di Selatan. Di dalam Bab I, pada latar belakang permasalahan dijelaskan nyanyian rakyat sebagai sarana prates sosial dan sebagai bentuk folklor budak Negro yang merupakan ciri dari kebudayaan folklor Afro-Amerika. Hudak mencari kebebasannya dengan berbagai cara, yaitu dengan menebus diri sendiri, hadiah pembebasan oleh majikan (manumission), memberontak, melalui perkawinan dengan Afro-Amerika bebas atau wanita kulit putih, dan melarikan diri dengan bantuan golongan Abolisionis. Bagi budak yang tidak dapat menggunakan cara-cara tersebut di atas, maka cara yang ditempuh adalah hanya dengan menggugah hati nurani majikan kulit putih. Nyanyian-rakyat (folksong) yang berupa teriakan-teriakan, terdiri dari Marian hollers, shouts, calls, cries dan spiritual, lirik-liriknya menyatakan penderitaan dan harapannya untuk mendapat kebebasan.
Selanjutnya Bab. II. menjelaskan mengenai adanya tragedi di Selatan pada masa Antebellum (1776-1866), ditandai dengan semakin kokoh dan suburnya lembaga yang tidak lazim (peculiar institution), sebagai suatu lembaga yang masih mempertahankan sistem perbudakan. Setelah Perang Kermerdekaan Amerika terkenal sebagai bangsa yang memperjuangkan hak azazi manusia, melalui Deklarasi Xemerdekaan (Declaration of Independence) di seluruh dunia. Demikian pula beberapa pasal dalam Konstitusi Amerika (Amandemen ke (1791). Amandemen ke XIII (1865), Amandemen ke-XIV (1868), Amandemen ke XV (1870), sebenarnya telah menghapuskan perbudakan dan menghilangkan diskriminasi terhadap etnik Afro-Amerika di bumi Amerika, ternyata perbudakan tetap ada. Hal ini disebabkan tenaga budak sebagai salah satu faktor produksi yang produktif dan tahan lama dibandingkan dengan tenaga kulit putih. Selain itu, budak dianggap sebagai "harta benda" (property) daripada sebagai "manusia" (person) yang dapat dipindah tangankan secara hukum misalnya dijual. Dalam bab II menjelaskan mengenai perbudakan di Selatan dan organisasi Underground Rail-road telah membantu budak mendapatkan kebebasan dengan Cara melarikan diri.
Sedangkan Bab III, menjelaskan arti nyanyian-rakyat (folksong) budak yang terdiri dari beberapa jenis teriakan yang dikenal sebagai hollers, shouts calls, cries dan spiritual untuk berkomunikasi dengan sesama budak dan Tuhan mereka. Semua bentuk nyanyian-rakyat tersebut mewarnai kehidupan budak sehari-hari dalam rangka budak mendambakan kebebasannya. Selain itu nyanyian-rakyat mempunyai fungsi pelipur lara, sarana pendidikan bagi generasi yang lebih muda, pernyataan angan-angan yang terpendam dan sarana protes sosial terhadap kebebasan (freedom) dan persamaan (equality) sebagai nilai-nilai demokrasi yang tercantum di dalam Deklarasi Kemerdekaan dan Konstitusi Amerika.
Adapun pada Bab IV, dijelaskan struktur (text) nyanyianrakyat lebih memenuhi persyaratan sebagai balada karena liriknya mempunyai tema yang bebas, menggambarkan cerita kehidupan budak atau sejarah perbudakan, demikian pula bait-baitnya tidak terikat oleh ketentuan tertentu seperti pada bentuk folklor peribahasa atau teka-teki. Sedangkan penyebarannya adalah hubungan (context) dengan masyarakat penerima folklor tersebut, menandakan bahwa nyanyian-rakyat dapat bertahan hidup (survival), karena dipertahankan oleh budak secara turun temurun.
Bab V. Merupakan kesimpulan dari isi tesis ini, fokusnya adalah mengenai fungsi nyanyian-rakyat dilihat dari lirikliriknya, ternyata sebagai sarana protes sosial budak atas diskriminasi, segregasi dan penyimpangan dari azas demokrasi."
Depok: Universitas Indonesia, 1996
T5466
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Paundra Jhalugilang
"Skripsi ini membahas mengenai perjuangan dari para pemain baseball kulit hitam yang mendapatkan diskriminasi pada olah raga baseball di AS. Mereka berusaha menunjukkan eksistensinya sebagai pemain baseball ketik mereka tidak diperkenankan bermain bersama orang kulit putih pada suatu liga bernama major league. Perjuangan para pemain kulit hitam ini dilakukan dengan cara membentuk tim dan liga bagi pemain-pemainkulit hitam. Mereka juga berusaha menunjukkan eksistensinya dengan berprestasi sebaik mungkindi liga mereka yang bernama negro league sehingga hal ini dapat menarik perhatian dari kalangan kulit putih.

This thesis explore about the struggle of the black baseball players that have been discriminated in the game in USA. They tried to show their existence as the baseball players when they not allowed playing together with the white player in a league called major league. The struggle of this black ball-players is showed by form the team and a league which is consist of all black players, they also try to called negro league so they may draw the white people attention."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2010
S12746
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yasserina Rawie
"ABSTRAK
Pendidikan inklusif merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan akses pendidikan untuk para penyandang disabilitas. Akan tetapi, persoalan baru muncul ketika anak yang memiliki disabilitas tersebut hanya dapat mengakses lingkungan fisik dan tidak dapat mengakses lingkungan sosial di sekolah reguler. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana tingkat aksesibilitas sosial yang dimiliki siswa berkebutuhan khusus di dalam sekolah reguler penyelenggara pendidikan inklusif, yang dipengaruhi oleh tingkat segregasi dan tingkat prejudice. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan teknik pengumpulan data melalui survey, terhadap 63 responden yang merupakan siswa berkebutuhan khusus yang bersekolah di SMP Negeri dan Swasta penyelenggara pendidikan inklusif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel tingkat segregasi dan tingkat prejudice memiliki hubungan yang positif dengan variabel tingkat aksesibilitas lingkungan sosial. Hubungan tersebut turut dipengaruhi oleh dua faktor lainnya, yaitu kontrol dari pihak sekolah dan motivasi sosial yang dimiliki oleh siswa berkebutuhan khusus itu sendiri.

ABSTRACT
Inclusive education is an effort to improve access to education for children with disabilities. However, a new problem arises when a child who has a disability can only access the physical environment and can?t access the social environment in regular schools. This study aims to examine how the level of social accessibility of the students with special needs in the regular school with inclusive education, which is influenced by the level of segregation and prejudice. This study uses a quantitative method with data collection through surveys, of the 63 respondents who were students with special needs who attend public and private junior high school with inclusive education in South Jakarta region. The results showed that the level of segregation and prejudice linked to the level of accessibility of social environment positively. The relationship is also influenced by two other factors, namely the control of the school and the social motivation possessed by students with special needs.
"
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
S62071
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Thasya Rachmawati
"ABSTRAK

Kenaikan harga properti menyebabkan milenial sulit memiliki tempat tinggal. Milenial yang saat ini mendominasi struktur demografi Indonesia, diprediksikan akan tidak sanggup membeli rumah. Dalam menanggulangi isu tersebut, pemerintah akan membangun 14,500 unit hunian susun sederhana sebagi bagian dari program rumah susun 1000 tower yang diperuntukan untuk Milenial. Disisi lain, semakin banyaknya hunian susun di perkotaan akan menyebabkan distribusi yang tidak merata antar kelompok masyarakat sehingga menciptakan segregasi urban dari gated community. Penulisan ini melihat kebutuhan dan keefektifan hunian susun terhadap Milenial, dan segregasi yang terlihat pada lingkungan hunian susun berdasarkan studi kasus pada Kalibata City dan Menteng Square di Jakarta. Terlihat bahwa segregasi sangat terlihat pada hunian susun sederhana terhadap lingkungan dan masyarakat sekitar, namun bagi Milenial segregasi ditentukan oleh adanya visual separation yang menyebabkan terbentuknya personal space dan kurangnya interaksi pada ruang publik. Untuk mencapai dwelling yang tepat dan mengurangi segregasi spasial bagi Milenial, hunian susun sederhana perlu membentuk social space dengan memberikan ruang untuk berkolaborasi dan bersosialisasi


ABSTRACT
The increase in property prices has made it difficult for Millennials to have a place to live. Millenials which currently dominates Indonesias demographic structure, are predicted to be unable to afford a house. In tackling this issue, the government will build 14,500 low-cost apartment units which part of the 1,000 towers program intended for Millennial. On the other hand, the increasing number of low-cost apartments in urban areas will lead to uneven distribution among community groups, thus creating urban segregation by gated community. This thesis aims to describe the needs and effectiveness of low-cost apartment for Millennial, and the segregation seen in the low-cost apartment based on case studies at Kalibata City and Menteng Square in Jakarta. It is seen that segregation in low-cost apartment is visible on the environment and surrounding communities, but for Millennial segregation is determined by the presence of visual separation which causes the formation of personal space and lack of interaction in public space. To achieve proper dwelling and to reduce spatial segregation for Millennials, low-cost apartment must be able to form social space by providing more space to collab and socialize.

 

"
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>