Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Angela Bragas Putri
"ABSTRAK
Penulisan ini membahas mengenai bentuk dari wagashi sebagai cerminan dari harmonisnya hubungan manusia Jepang dengan alam. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi pustaka, selanjutnya metode analisa kualitatif. Budaya merupakan suatu sistem yang menghubungkan antara manusia dengan lingkungan alamnya. Hubungan manusia Jepang dengan alam adalah harmonis dan bersatu padu. Bagi manusia Jepang, alam adalah teman manusia, bukan untuk ditaklukan atau dikuasai. Berdasarkan ajaran dari kepercayaan mereka, alam dan manusia memiliki kesamaan, yaitu diberkati oleh roh yang sama. Orang Jepang sangat mencintai alam sehingga mereka berusaha hidup dekat dengan alam dengan cara mewujudkan objek- objek alam ke dalam bentuk miniatur. Hubungan yang harmonis ini telah menjadi bagian penting dari kebudayaan Jepang. Wagashi adalah manisan tradisional Jepang. Wagashi bukan hanya sebuah manisan, tetapi wagashi sebuah esensi dari kebudayaan Jepang dan selaras dengan alam sehingga dapat dirasakan setiap perubahan kecil yang terjadi di alam Wagashi dengan bentuk objek alam disajikan dalam upacara minum teh dan ritual keagamaan di Jepang. Bentuk, warna, aroma dan nama dari wagashi ini memiliki esensi sebagai simbol pergantian musim dan cerminan keharmonisan hubungan manusia Jepang dengan alam.

ABSTRACT
The writer discusses the form of wagashi as a reflection of harmony relationship between Japanese man with nature. Methods of collecting data used in this research are to study literature, and further qualitative analysis method. Culture is a system that connects human and natural environment. Japanese human rsquo s relationship with nature is harmonious and united. For Japanese people, nature is a friend of man, not to be conquered or controlled. Based on the teachings of their religion, nature and man have something in common, which is that both of them are blessed by the same spirit. Japanese people love nature so they try to live close to nature by creating objects of nature in miniature form. This harmonious relationship has become an important part of Japanese culture. Wagashi is a Japanese traditional sweets. Wagashi is not just a confectioner, but it is an essence of Japanese culture and in harmony with nature so every little change that occurs in nature can be felt. Wagashi in the form of natural objects are presented in tea ceremonies and religious rites in Japan. The Shape, color, aroma and name of wagashi have an essence as a symbol of seasonal changes and the reflection of harmony between Japanese human and nature."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Indawansani
"Peningkatan temperatur udara secara global telah mempengaruhi kondisi iklim, yaitu adanya perubahan iklim, yang ditandai tingginya fluktuasi curah hujan yang mempengaruhi musim hujan maupun musim kemarau. Perubahan iklim yang terjadi di wilayah DAS Brantas diidentifikasi melalui unsur temperatur udara dan curah hujan berdasarkan kecenderungan perubahan trend (jangka Panjang) dan step change (jangka pendek), sedangkan perubahan musim berdasarkan kondisi normal awal musim hujan dan kemarau di DAS Brantas dengan periode waktu sepuluh tahunan (dekadal). Pola hujan di DAS Brantas mempunyai empat (IV) tipe, yang dipengaruhi oleh ketinggian, arah hadap lereng dan arah pergerakan angin. Pada curah hujan tahunan tidak terjadi perubahan trend dan step change, perubahan trend dan step change terjadi pada curah hujan bulanan dan dasarian di daerah pola hujan tipe I dan III. Perubahan trend dan step change terjadi pada temperatur udara maksimum dan minimum absolut, tidak terjadi perubahan pada temperatur minimum absolut di wilayah Karangploso. Awal musim hujan paling cepat pada dasarian III Oktober sedangkan awal musim kemarau pada dasarian III April. Perubahan musim terjadi berfluktuasi mengikuti variabilitas dan perubahan curah hujan di wilayah DAS Brantas.

The increase in global air temperature has affected climatic conditions, namely climate change, which is characterized by high fluctuations in rainfall that affect the rainy season and dry season. Climate change that occurs in the Brantas watershed area identified through elements of air temperature and rainfall based on the tendency to change the trend (long-term) and step change (short-term), while seasonal changes based on the normal conditions of the beginning of the rainy and dry season in the Brantas watershed with a ten-year time period (decadal). Rainfall patterns in the Brantas watershed has four (IV) types, which are influenced by altitude, the direction of the slope and the direction of wind movement. In annual rainfall there is no change in trend and step change, changes in trend and step change occur in monthly and dasarian rainfall in the rainfall pattern areas of types I and III. Changes in trends and step changes occur in absolute maximum and minimum air temperatures, there is no change in absolute minimum temperatures in the Karangploso area. The beginning of the rainy season is the earliest in dasarian III October while the beginning of the dry season is in dasarian III April. Seasonal changes occur fluctuate following variability and changes in rainfall in the Brantas watershed area."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library