Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bakti Alamsyah
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2010
T28527
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Retnany Litarini
"Tesis ini menganalisis faktor SDM, faktor teknis (hardware, software, dan koneksi jaringan), faktor saluran komunikasi (proses sosialisasi-pelatihan dan pendampingan), dan faktor manajemen yang berperan dalam keberhasilan sistem informasi manajemen rumah sakit di bagian keuangan RSIJ Cempaka Putih. Tesis ini merupakan penelitian kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan kendala dari keberhasilan sistem informasi manajemen rumah sakit adalah faktor SDM tipe Laggard, faktor teknis berupa rumah sakit tidak memiliki source dari software yang digunakan dan saat awal implementasi tidak dilakukan cut-off sehingga informasi yang dihasilkan tidak valid, dan tidak adanya kebijakan manajemen dalam penghargaan dan sanksi.
Disarankan agar dilakukan evaluasi terhadap user dan rotasi SDM, menempatkan SDM dengan pendidikan S1, mengerti keuangan akutansi, menguasai Microsoft Office, dan memilki tipe early majority, dilakukan cut-off, membuat kebijakan berupa pemberian penghargaan dan sanksi, serta untuk pengembangan dengan vendor supporting system agar dilakukan pembelian source software.

This thesis analyzes the human resource factors, technical factors (hardware, software, and network connections), the factor of communication channels (the process of socialization- training and mentoring), and management factors that play a role in the success of hospital information systems management in the financial section of RSIJ Cempaka Putih. This method used is qualitative research.
The results showed the constraints for a successful hospital management information system are human resource factor with Laggard type, technical factors in the form of hospitals do not have the source of the software used and the cut-off is not done when initial implementation so that the resulting information is invalid, and the absence management policies in the rewards and punishments.
It is recommended that an evaluation of the user and the rotation of human resources is done, placing human resource with undergraduate degree, understands financial accounting, masters Microsoft Office, and has an early majority type, made the cut-off, make policy in the form of rewards and punishments, and for development in order to contract with the vendor, including the purchase source software.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
T29984
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Jeannette Zes Giovani
"Perkembangan teknologi dalam industri finansial khususnya jasa perbankan telah mengalami perkembangan dari Automated Teller Machines (ATMs), Telephone Banking, Internet Banking, dan yang paling terbaru adalah Mobile Banking. Adapun ditemukan faktor yang mempengaruhi seseorang dalam menggunakan mobile banking karena manfaat yang dirasakan, kredibilitas, dan biaya pengadopsian mobile banking itu sendiri. Dari pihak Bank di Indonesia juga menekankan untuk menggunakan mobile banking untuk mengurangi adanya transaksi di ATM karena pemeliharaan ATM yang tergolong memakan biaya.
Perkembangan pesat teknologi dalam industry finansial juga dipengaruhi oleh saluran komunikasi yang berfungsi untuk memasarkan fungsi dan manfaat mobile banking tersebut. Adapun saluran yang diteliti terfokus pada media masa, media sosial, dan komunikasi interpersonal.
Penelitian ini menggunakan metode primer dengan mengumpulkan kuesioner dan metode sekunder dengan studi literatur. Hasil temuan yang didapatkan adalah responden mengadopsi mobile banking karena adanya manfaat yang dirasakan. Untuk media komunikasi yang terbukti memiliki pengaruh adalah komunikasi interpersonal dan media massa yang dapat mempengaruhi keputusan seseorang dalam mengadopsi mobile banking.

Technological developments in the financial industry, especially banking has evolved from Automated Teller Machines (ATMs), Telephone Banking, Internet Banking, and the latest is the Mobile Banking. The factors that influence a person is found in the use of mobile banking because of the perceived useefulness, credibility, and the cost of mobile banking adoption itself. From the Bank in Indonesia also emphasized to use mobile banking to reduce their ATM transactions for ATM maintenance are classified as costly.
The rapid development of technology in the financial industry is also affected by the communication channels used to market the functions and benefits of mobile banking. The channel under study focused on the mass media, social media, and interpersonal communication.
This study uses primary methods by collecting questionnaires and secondary methods to the study of literature. The findings obtained are adopting mobile banking respondents for their perceived usefulness. For the communication medium is shown to have influence interpersonal communication and mass media that can influence a person's decision in adopting mobile banking.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
S64016
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irma Rachmawati
"Tuntutan pada organisasi pemerintah seperti profesionalisme, akuntabilitas, transparansi, dan responsif semakin tinggi membawa tantangan untuk memodernisasi administrasi dan pelayanan. Dari tuntutan itulah lahir inovasi yang terkait dengan e-government, reformasi birokrasi, dan Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) Dalam proses perubahan tersebut komunikasi internal organisasi dan perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) memegang peranan penting. Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) sebagai unit Kementerian Perindustrian (Kemenperin) yang memiliki 29 satker di daerah harus dapat memaksimalkan komunikasi internal organisasinya agar dapat melakukan pelayanan prima pada industri. Penelitian ini membahas mengenai proses komunikasi internal birokrasi dan saluran komunikasi internal dalam satuan kerja serta koordinasi antara pusat dan satker daerah di lingkungan BSKJI. Pendekatan yang digunakan adalah kualitatif interpretif dengan metode studi kasus, dan teknik pengumpulan data dengan wawancara mendalam dan dokumen. Hasil dari penelitian ini alur komunikasi yang dominan digunakan dalam komunikasi internal adalah atas ke bawah atau downward communication karena proses pekerjaan umumnya sesuai dengan arahan pimpinan. Selain itu, alur komunikasi dari bawahan ke atas atau up ward communication, horizontal, dan diagonal pun digunakan dalam proses komunikasi organisasi. Berbagai saluran komunikasi digunakan dalam proses  komunikasi internal dari yang bersifat formal seperti: surat, disposisi, rapat, rapat virtual  dan yang bersifat informal personal pegawai, WA/SMS/telepon, WAG. Tantangan komunikasi internal yang dialami oleh BSKJI antara lain : persepsi selektif, hambatan budaya, hambatan organisasi, Sumber Daya Manusia, dan infrastruktur. Penggunaan saluran komunikasi internal yang menyesuaikan dengan perkembangan TIK dalam alur komunikasi internal birokrasi di BSKJI tersebut secara umum dapat  mempercepat proses pekerjaan,  dianggap dapat mangkas rantai prosedur, mempercepat koordinasi,  memperluas penyebaran informasi, koordinasi bisa dilakukan tanpa hambatan lokasi, menghemat anggaran serta waktu.

The demands on government organizations such as professionalism, accountability, transparency, and responsiveness are getting higher, bringing challenges to modernizing administration and services. These demands pushes the emergence of innovations related to e-government, bureaucratic reform, and Electronic-Based Government (SPBE).  The Agency for Industrial Standardization and Services Policy (BSKJI) as a unit of the Ministry of Industry (Kemenperin) with its 29 work units in the regions has the task to maximize its organization's internal communication to provide excellent service to the industry.  This study discusses the internal communication process of the bureaucracy and internal communication channels within the work units as well as the coordination between the central and regional work units within the BSKJI environment.  The approach used in this study is interpretive qualitative of a case study method, with in-depth interviews and documents analysis as the data collection techniques. This study found that the dominant communication flow used in internal communication is top-down or downward communication because the work process is generally in accordance with the direction of the leadership.  In addition, the communication flow from the bottom up or upward communication, horizontally, and diagonally is also used in the organizational communication process.  Various communication channels are used in the internal communication process from formal ones such as: Letters, dispositions, meetings, virtual meetings and informal personal employees, WhatsApp/SMS/telephone and WhatsApp groups. Internal communication challenges experienced by BSKJI include: Selective perception, cultural barriers, organizational barriers, human resources, and infrastructure. The use of internal communication channels that adapt to the development of ICT in the internal communication flow of the bureaucracy at BSKJI can generally speed up the work process by cutting the chain of procedures, speed up coordination, expand information dissemination. These can be done as the communication technology used helped overcoming geographical barriers as well as budget and time constraints."
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widiyanti Sri Lestari
"Penelitian ini mengevaluasi penggunaan saluran komunikasi antarpribadi sebagai salah satu strategi komunikasi dalam proses adopsi inovasi program pemerintah. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Sementara evaluasi yang dilakukan adalah evaluasi proses dengan menyusun kerangka evaluasi berdasarkan teori difusi inovasi oleh Everett M. Rogers.
Hasil penelitian mengungkapkan bahwa saluran komunikasi antarpribadi digunakan sebagai salah satu strategi komunikasi pada tahap menciptakan pengetahuan dan penyebarluasan informasi dalam proses adopsi inovasi. Agen perubahan dan pemimpin (opinion leader) berperan penting dalam tahap menciptakan pengetahuan khalayak terhadap program. Pemimpin digunakan untuk menjembatani perbedaan dan jarak sosial antara agen perubahan dan target sasaran. Dalam tahap persuasi perilaku positif target sasaran dipengaruhi oleh manfaat relatif dari inovasi tersebut. Sementara dalam tahap implementasi penerimaan inovasi oleh target sasaran dilakukan berdasarkan keputusan kolektif/otoritas yang dibuat oleh beberapa individu dalam suatu sistem yang memiliki kekuasaan, status, atau keahlian teknis tertentu.
Selain itu, untuk mempercepat adopsi inovasi oleh target sasaran, lembaga perubahan memberikan insentif negatif dalam bentuk sanksi terhadap target sasaran yang tidak memenuhi kewajibannya. Dalam tahap konfirmasi, umumnya peserta tahu dan menjalankan apa yang menjadi hak dan kewajiban mereka. Hal tersebut terjadi karena PKH sebagai inovasi program penanggulangan kemiskinan relatif lebih mudah dipahami dan dilaksanakan. Meskipun demikian masih ada peserta yang merasa terbebani dengan kewajiban dan menyalahgunakan bantuan yang diterima.

This research is aimed at evaluating the usage of interpersonal channel as one of communication strategies in the process of innovation adoption of government program. Descriptive qualitative methods is used in this research. The evaluation is done using process evaluation by formulating evaluation framework based on diffusion innovation theory by Everett M. Rogers.
This research concludes that interpersonal channel can be used as one of the communication strategies to create knowledge and disseminate information in the process of innovation adoption. Change agent and opinion leader have important roles in creating the adopters? knowledge towards inovation. The opinion leader is utilized to bridge the gap and social distance between the change agent and the adopters. In the persuasion stage, the adopters? attitude is influenced by the relative advantge of the innovation. In the implementation stage, the adoption of innovation is made based on collective/authority decision by some individuals in the social system who have power, status, or certain technical skills.
Furthermore, to enhance the innovation adoption rate, the change agency gives negative incentives in form of sanction to the adopters who do not fulfil their obligation. In the confirmation stage, most adopters have the knowledge about their rights and fulfil their obligation since the conditional cash transfer program, as the innovation of poverty alleviation program, is relatively easy to understand and implement. However, there are some adopters who feel that the obligation is a burden and misuse the aid they receive.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
T30091
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yustina Dwiratna G.
"Penelitian ini ingin menggambarkan proses penerapan Customer Relationship Management (CRM) untuk membentuk loyalitas pelanggan di konsultan jasa BUMN, yaitu PT Energy Management Indonesia (Persero). Pene!itian ini adalah pene!itian knalitatif dengan desain deskriptif analitis. Hasil penelitian menyaran.kan bahwa konsultan hams mampu menghantarkan nilai jasa yang memilild difurensiasi seloras dengan kebutuhan dan keinginan pelanggannya, kemudian digrdirkan dengan saluran komunikasi pribadi yang tepa! akan terbentuk reputasi perusahaon. Reputasi ini yang membuat konsultan banyak diperbinenngkan sahingga dapat membentuk sikap positif, persepsi bail<, sena kepercayaan pada benak pengguna jasa. Pengalaman baik pengguna jasa juga mernbentuk kepuasan pelanggan yang pada akhimya berpotensi meraih kesetiaan pelanggan.

This research is designed to analyze the process of Customer Relationship Management in forming a customer loyalty in a state-owned consultant company, PT Energy Management Indonesia {Persero). This is a qualitative research with analytic descriptive design. The result of this research conveys that consultant/ hm; to serve the customer in a good manner. than it will be spread by appropriate personal communication chmmels. such as word of with and personal selling. As a result, the reputation grows. It will surely affect positive view, good perception. and trust of the costumers. Trust and fine experiences that gained have a potential tendency to get customer satisfaction, which at the entry would highly possible reach the customer loyalty."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
T32459
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hasan Izzuddin
"Dalam beberapa tahun terakhir berbagai brand fashion mewah melakukan rebranding terhadap brand mereka demi memperluas target khalayak menuju konsumen yang lebih muda. Mereka melakukan perubahan yang sama terhadap logonya menjadi lebih sederhana dengan menggunakan tipografi sans-serif yang terlihat mirip satu sama lain. Hal ini menjadi sebuah fenomena yang disebut sebagai blanding. Blanding disebut sebagai salah satu cara bagi brand-brand lama untuk melakukan digitalisasi dan menyesuaikan dengan pasar di era modern. Tulisan ini menganalisis bagaimana brand fashion mewah melakukan rebranding dan blanding serta bagaimana penyesuaian komunikasi pemasaran yang mereka lakukan untuk menjangkau khalayak yang lebih luas melalui media online maupun offline setelahnya. Dalam pengaplikasiannya, tiga brand fashion mewah yang dibahas telah melakukan rebranding dan blanding serta komunikasi pemasaran melalui media sosial, cellebrity endorsement, kolaborasi dengan perusahaan lain, gamifikasi, serta penempatan editorial untuk menjangkau khalayak tersebut.

In recent years, various luxury fashion brands have rebranded their brands in order to broaden their target audience towards younger consumers. They made the same logo changes to be simpler by using sans-serif typefaces that look similar to each other. This has become a phenomenon known as blanding. Blanding become a way for old brands to digitalize and adapt to the market in the modern era. This paper analyzes how luxury fashion brands carry out rebranding and blanding alongside how the adjustments made to their marketing communications are carried out to reach a wider audience through online and offline media afterwards. In its application, the three luxury fashion brands discussed have carried out rebranding and blanding as well as marketing communications through social media, celebrity endorsements, collaboration with other companies, gamification, and editorial placement to reach these audiences."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library