Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Universitas Indonesia, 2008
TA393
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ibnu Azfa Chairul Azam
"Usaha Mikro Kelas Menengah (UMKM) di Indonesia memberikan kontribusi PDB yang cukup tinggi tiap tahunnya dan menarik banyak tenaga kerja untuk bergabung di dalamnya, namun persoalan terkait keselamatan dan kesehatan pekerja di usaha informal masih belum diperhatikan. Perusahaan Leveleasy adalah usaha informal yang bergerak memberikan jasa sablon dan belum menjalankan beberapa Tindakan untuk keselamatan dan kesehatan kerja, salah satunya terkait ergonomi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor ergonomic yang berisiko pada tiap aktivitas dalam proses sablon pakaian di usaha informal Leveleasy. Penelitian ini bersifat deskriptif dan eksploratif dengan pendekatan analisis kualitatif dalam mengidentifikasi faktor risiko ergonomi yang ada dan menganalisis interaksinya. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa di setiap aktivitas kegiatan sablon yaitu pemasangan baju, pemasangan screen,pencetakan warna, dan pengeringan cat terdapat faktor risiko. Dari 4 faktor ergonomi yang berisiko diantaranya adalah faktor pekerjaan, faktor peralatan, dan faktor lingkungan. Upaya yang dapat dilakukan perusahaan dapat memperbaiki waktu operasional kerja tiap harinya dan melakukan olahraga rutin agar kualitas otot dan sendi tetap baik, memasang bantalan karet pada rakel agar pergelangan tangan tetap aman, dan membuat inlet dan outlet untuk jalur pertukaran udara agar suhu dan kelembaban ruangan tetap nyaman.

Middle microenterprises (UMKM) in Indonesia contribute quite a high GDP each year and attract many workers to join them. However, issues related to the safety and health of workers in informal businesses are still not being addressed. The Leveleasy company is an informal business that provides screen printing services and has not implemented several measures for occupational safety and health, one of which is related to ergonomics. The aim of this research is to determine the risky ergonomic factors in each activity in the clothing screen printing process at the Leveleasy. This research is descriptive and exploratory with a qualitative analysis approach to identifying existing ergonomic risk factors and analyzing their interactions. The results of this research show that in every screen printing activity, namely clothing installation, screen installation, color printing, and paint drying, there are risk factors. Of the four risky ergonomic factors, they are job, tools/machine, and environmental factors. The program that can be made by the company can be to improve operational work hours each day, carry out regular exercise so that the quality of muscles and joints remains good, install rubber pads on squeegee to keep wrists safe, and create inlets and outlets for air exchange pathways so that room temperature and humidity remain stable and comfortable."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Girang Irawan
"Permasalahan energi, ekologi dan Iingkungan membuka peluang dalam inovasi dan pengembangan teknik terbaru pengeringan tinta. Teknik tersebut adalah radiation cur- ing yang sudah banyak diaplikasikan dalam industri pelapisan dan tinta, menggunakan radiasi ultraviolet (UV) atau electron beam (EB). Konsep dasar pengembangan teknologi radiation curing adalah tidak. digunakannya pelarut organik, sehingga mengurangi polusi udara, mengurangi resiko terhadap kesehatan dan penghematan energi. Percobaan pembuatan tinta sablon untuk iradiasi ultra-violet pada permukaan plastik polietilen tereftalat (PET) telah dilakukan dengan menggunakan prapolirner epoksi akrilat (Laromer EA 81) dan poliester akrilat (Laromer PE 46) yang digabungkan dengan monomer tripropilen glikol diakrilat (TPGDA) dan heksanadiol diakrilat (HDDA). Untuk pewarnaan merah digunakan lithol rubine dan CaCO3, dan ditambahkan pula zat aktif permukaan serta fotoinisiator. Formula diaplikasikan pada PET dengan menggunakan monyl silk screen berukuran gasa T 120, kemudian diradiasi dengan lampu UV tunggal 80 watt/cm tipe CK 1300 pada kecepatan konveyor 5 meter/menit.
Hasil yang diperoleh diuji karakteristiknya meliputi kekerasan, ketahanan kikis, adesi, ketahanan terhadap pelarut dan bahan kimia lainnya, serta ditentukan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Karakteristik lapisan tinta iradiasi UV diwakili formula G (epoksi akrilat 32%, poliester alcrilat 7,5%, TPGDA31,1%, HDDA7,5%, lithoirubine 5%, CaCO310%, Tween20 2%, silicon oil 1%, Darocure 1173 3,9%) memiliki ketahanan kikis 5,1 mg, adesi 60%, kilap 55%, ketahanan terhadap pelarut metil etil keton (MEK) >100 gosokan, sedangkan lapisan tinta sablon biasa (solvent base) memililci ketahanan kilds 15,4 mg, adesi 98%, kilap 46,3%, ketahanan terhadap MEK satu kali gosokan. Dengan demikian tinta sablon iradiasi UV memiliki sifat yang lebih baik dari tinta sablon biasa untuk ketahanan kilds, kilap dan ketahanan terhadap MEK, namun sifat adesi dari tinta sablon iradiasi UV kurang baik dibandingkan tinta sablon biasa."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1995
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ani Silvia
"ABSTRAK
Tujuan dari kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) ini adalah untuk mengatasi permasalahan terkait kebutuhan pendanaan operasional sebuah panti asuhan dengan menciptakan industri kreatif kecil melalui pembuatan seni grafis sablon. Permasalahan tersebut muncul karena sumber pendanaan panti asuhan dinilai sangat tergantung dari berbagai sumber bantuan sosial yang memiliki sifat tidak tetap sehingga rawan terhadap kesulitan keuangan jika budget pengeluaran lebih besar daripada sumber bantuan dana yang masuk. Solusi untuk menyelesaikan permasalahan tersebut adalah dengan
meningkatkan kemandirian secara ekonomi dengan memberdayakan remaja panti melalui pemberikan keterampilan pembuatan sablon secara manual. Melalui pelatihan dan pendampingan dalam pembuatan sablon ini diharapkan tercipta kemandirian ekonomi bagi warga panti, peningkatan kreativitas dan bekal kewirausahaan bagi remaja panti."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnins Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka, 2018
300 SYU 1:1 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Bella Anggia
"Penelitian ini membahas tentang analisis risiko keselamatan dan kesehatan kerja pada proses kerja pembuatan kemeja dan kaos sablon di Asrila Konveksi, Mugi, dan Mitra Pengancingan, Jakarta tahun 2017. Pada penelitian ini, identifikasi bahaya menggunakan Job Safety Analysis JSA dan analisis risiko menggunakan ukuran standar semi kuantitatif W.T. Fine. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan observasi dan wawancara. Pada penelitian ini terdapat tujuh proses kerja yang terdiri atas 17 task kerja dan ditemukan 5 jenis bahaya yaitu fisik, biologi, kimia, ergonomi, dan psikososial dengan jumlah 103 bahaya keselamatan dan kesehatan kerja. Bahaya yang paling banyak ditemukan adalah bahaya fisik. Analisis risiko dilakukan dengan menghitung nilai basic risk, existing risk, dan predictive risk yang selanjutnya diketahui tingkat risiko pada setiap penilaian tersebut dengan mempertimbangkan pengendalian yang sudah diterapkan dan rekomendasi pengendalian yang diberikan.

This research discusses about analysis of occupational health and safety risks of shirt printing manufacture work process in Asrila Konveksi, Mugi, and Mitra Pengancingan, Jakarta at 2017. This research hazard identification is conducted through Job Safety Analysis JSA and risk analysis is performed using W. T. Fine rsquo s semi quantitative standard measurement. This research is completed by observational approach and interview. On this research subject, there are seven work processes that consist of 17 tasks that exposed to four types hazard, that are physic, biology, chemical, ergonomic, and psychosocial with total of 103 health and safety related hazard. It is discovered that physical hazard is the most frequent occurrence. Risk analysis is conducted by calculating basic risk value, existing risk value, and predictive risk value. This calculation will resulted as risk level on each valuation by considering applied risk control and given risk control recommendation."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S69346
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yunus Bakhtiar Arafat
"Biosensor didefinisikan sebagai suatu perangkat sensor yang terdiri dari dua komponen utama, yaitu bioreseptor, dan transduser untuk mendeteksi dan mengkuantifikasi keberadaan senyawa atau molekul tertentu secara spesifik. Salah satu pengembangan biosensor adalah jenis biosensor elektrokimia. Komponen penting dalam transmisi sinyal pada biosensor elektrokimia adalah elektroda. Elektroda dapat dibuat dengan berbagai metode, tetapi secara umum menggunakan metode cetak sablon yang menggabungkan bahan konduktif berbasis karbon dengan pertimbangan biaya yang murah, proses fabrikasi yang relatif lebih mudah dan mampu diproduksi dalam skala massal. Untuk membuat elektroda dengan sensitivitas tinggi, diperlukan elektroda bertekstur 3 (tiga) dimensi yang teratur untuk menangkap sel dengan baik karena struktur tersebut memliki kapasitif sensing yang baik. Ide utama dari tesis ini adalah melakukan fabrikasi dan mengkarakterisasi elektroda yang bertekstur 3 (tiga) dimensi dengan sensitivitas dan repitabilitas yang baik.

Biosensor is defined as a sensor device consisting of two main components, namely bioreceptors, and transducers to detect and quantify the presence of specific compounds or molecules. One of the development of biosensors is the type of electrochemical biosensors. An important component in signal transmission in electrochemical biosensors is electrodes. Electrodes can be made by a variety of methods, but in general use a screen printing method that combines carbon-based conductive materials with the consideration of low cost, relatively easy fabrication process and capable of being produced on a mass scale. To make electrodes with high sensitivity, regular 3 (three) textured electrodes are needed to properly capture cells because the structure has good capacitive sensing. The main idea of ​​this thesis is to fabricate and characterize 3 (three) textured electrodes with good sensitivity and repeatability."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arnetta Putri Andini
"Cetak sablon merupakan salah satu prospek bisnis yang diminati oleh pelaku industri skala kecil dan menengah, atau industri rumahan (home industry), karena tidak membutuhkan banyak tenaga kerja. Kegiatan sablon rumahan pada dasarnya dapat dilakukan dalam satu studio kecil, tetapi bahan baku yang digunakan berpotensi menimbulkan pencemaran melalui polutan udara berupa volatile organic compounds (VOCs) atau senyawa mudah menguap. Paparan VOCs dapat menyebabkan kerentanan terhadap kualitas udara ruang yang seharusnya sehat, sehingga menimbulkan masalah kesehatan, khususnya bagi pekerja sablon. Risiko kesehatan, seperti penurunan fungsi paru-paru, gejala penyakit pernapasan, hingga penurunan konsentrasi dan sakit kepala, dapat mengganggu produktivitas pekerja dan menghambat proses produksi. Dengan demikian, penggunaan sistem pengudaraan pasif dan aktif pada ruang dalam perlu diperhatikan untuk menipiskan kadar VOCs di udara tanpa membuat kadar VOCs dan polutan udara lain meningkat. Oleh karena itu, sistem pengudaraan dan penjernihan udara untuk ruang dengan risiko VOCs yang besar menjadi menarik untuk ditelusuri dan diamati.

Screen printing is one of the business prospects of interest to small and medium scale industrialists, or home industries, due to its production and workers scale. Home-based screen printing activities can basically be carried out in a small studio, but the raw materials used have the potential to cause pollution through air in the form of volatile organic compounds (VOCs). Exposure to VOCs can cause vulnerability to indoor air quality that should’ve been healthy, thus causing health problems for screen printing workers. Health risks, such as decreased lung function, respiratory disease, decreased concentration and headaches, can disrupt workers’ productivity and obstruct the production process. It is a necessity to be attentive to the use of passive and active air systems in indoor spaces to reduce VOCs levels in the air without increasing VOCs and other air pollutants concentration. Therefore, air flow systems and purification for spaces with large risks of VOCs are interesting to be explored and observed."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Farhan Fadillah
"ABSTRAK
Industri tekstil dan garmen adalah salah satu industri terpenting di dunia. Di Indonesia, industri tekstil dan garmen adalah satu dari sepuluh industri yang diprioritaskan dari Rencana Induk Pengembangan Industri Naosional (RIPIN) 2015-2035. Karakteristik pekerjaan dalam industri garmen umumnya proses penanganan material dan proses yang melibatkan permesinan yang memiliki pengulangan yang tinggi pada satu jenis otot yang dapat menyebabkan Work-related Musculoskeletal Disorder (WMSD). WMSD adalah salah satu masalah kesehatan kerja terbesar saat ini. Dalam penelitian ini, pekerja divisi sablon industri garmen UMKM PT.X yang memiliki risiko tertinggi di salah satu UMKM di Jakarta dievaluasi untuk postur kerja mereka menggunakan indeks evaluasi postur menggunakan virtual environment dalam software Jack. Pekerja divisi sablon PT. X memiliki risiko WMSD dari nilai PEI dan analisis ergonomi lainnya (LBA, OWAS, dan RULA). Nilai PEI yang didapat berkisar dari 1,12 hingga 2,7. Hasilnya menunjukkan bahwa pekerja memiliki risiko low dan medium to low injury dari postur kerja yang dilakukan.<

ABSTRACT
Textile and garment industry is one of the most important industries in the world. In Indonesia, textile and garment industry is one of ten industries prioritized from the 2015-2035 Nation Industrial Development Master Plan (RIPIN). Job characteristics in the garment industry ae generally material-handling processes and processes involving machinery that have high repetition that can cause Work-related Musculoskeletal Disorder (WMSD). WMSD is one of the biggest occupational health problems nowadays. In this research, workers of screen printing division of garment industry Small Medium Enterprise (SME) PT.X which has the highest risk in one of the SME in Jakarta were evaluated for their working postures using posture evaluation index using virtual environment in Jack simulation. PT. X has a risk of WMSD from PEI values and other ergonomic analysis (LBA, OWAS, and RULA). The PEI values obtained ranged from 1.12 to 2.7. The results show that workers have a low and medium to low injury risk from the work posture performed.

"
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amalia Marisa Putri
"Masalah pencemaran air menjadi salah satu isu lingkungan terkuat yang terjadi di seluruh dunia, khususnya pada negara-negara berkembang seperti di Indonesia. Salah satu penyebab pencemaran air terbesar di Indonesia yaitu air limbah dari industri tekstil, hal ini didasari oleh adanya perkembangan tren fast fashion yang sebagian besar menggunakan baju dengan teknik sablon, dan meningkatkan produksi limbah industri sablon sebagai bagian dari industri tekstil. Air limbah yang dihasilkan oleh industri rumahan sablon, menghasilkan zat warna dari cat sablon pada proses pencucian screen sablon setelah proses pewarnaan dan pencetakan gambar. Pengendalian pencemaran zat warna akibat industri rumahan sablon masih menjadi tantangan karena zat warna sulit untuk di degradasi dengan teknologi konvensional. Pada penelitian ini, digunakan proses Fenton heterogen dengan katalis limbah serbuk besi dan oksidan H2O2. Limbah serbuk besi yang digunakan untuk penelitian ini berasal dari peneliti terdahulu Rahdhani, (2020) yang diperoleh dari proyek konstruksi dan merupakan hasil dari proses pemotongan besi. Hasil uji preliminer pada penelitian ini menunjukkan bahwa kadar zat warna pada air limbah sablon tidak memenuhi standar baku mutu peraturan di Indonesia mengenai air limbah buangan industri sablon, maka diperlukan metode yang mampu menghilangkan zat warna hingga sesuai dengan peraturan. Hasil uji optimasi membuktikan bahwa semakin tinggi konsentrasi oksidan H2O2 dan semakin tinggi temperatur, maka semakin tinggi efektivitas penghilangan zat warna dan polutan. Persentase penyisihan kadar zat warna mencapai 81.82%, menggunakan proses Fenton heterogen dengan katalis limbah serbuk besi. Proses Fenton heterogen dengan katalis limbah serbuk besi, terbukti dapat digunakan untuk mendegradasi zat warna pada air limbah industri sablon.

The problem of water pollution is one of the strongest environmental issues that occurs throughout the world, especially in developing countries such as Indonesia. One of the biggest causes of water pollution in Indonesia is wastewater from the textile industry, this is based on the development of the fast fashion trend, which mostly uses clothes with screen printing techniques, and increases the production of screen printing industry waste as part of the textile industry. Wastewater produced by the screen printing home industry produces dye from the screen printing paint in the screen printing process after the coloring and image printing process. Controlling dye pollution due to the screen printing home industry is still a challenge because dyes are difficult to degrade with conventional technology. In this study, a heterogeneous Fenton process was used with iron powder waste catalyst and H2O2 as oxidant. The iron filings used for this study came from the previous researcher Rahdhani, (2020) which was obtained from a construction project and is the result of the iron cutting process. Preliminary test results in this study indicate that the content of the dye in the screen printing wastewater does not meet the quality standards of regulations in Indonesia regarding the waste water of the screen printing industry, so a method is needed that is able to remove the dye until it complies with the regulations. Optimization test results prove that the higher the concentration of oxidant H2O2 and the higher the temperature, the higher the effectiveness of removing dyes and pollutants. The percentage of removal of dye content reached 81.82%, using the heterogeneous Fenton process with iron powder waste as a catalyst. The heterogeneous Fenton process with iron powder waste as a catalyst has proven to be used to degrade dyes in the screen printing industry wastewater."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rini Anggraeni
"Penelitian ini membahas mengenai persepsi risiko bahaya kimia pada pekerja sektor informal tahun 2014. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan metode penelitian kuantitatif yang menggunakan kuesioner ceklis untuk menilai variabel-variabel independen. Tujuan penelitian adalah untuk melihat gambaran persepsi terhadap risiko bahaya kimia beserta gambaran faktor-faktor yang berhubungan dengan persepsi risiko bahaya kimia, diantaranya pengalaman, kesukarelaan, ketakutan, pengendalian, potensi dampak, dan kondisi lingkungan kerja. Penelitian ini juga dilakukan untuk melihat gambaran perbandingan persepsi pekerja terhadap risiko bahaya kimia di kedua tempat industri informal yaitu industri penyamakan kulit dan industri sablon.
Hasil penelitian menggambarkan bahwa secara umum persepsi risiko bahaya kimia pada pekerja sektor informal sudah baik, walaupun masih ada beberapa pekerja yang memiliki persepsi yang buruk terhadap risiko bahaya kimia. Berdasarkan lokasi kerja, persepsi risiko bahaya kimia pada pekerja sablon lebih baik dibandingkan dengan pekerja penyamakan kulit. Persepsi yang baik pada pekerja dikedua tempat ini didapatkan karena : pekerja sudah memiliki pengalaman yang baik terkait kejadian risiko bahaya kimia, sukarela menerima risiko bahaya kimia, memiliki ketakutan terhadap risiko bahaya kimia, pekerja merasa mampu mengendalikan risiko bahaya kimia, menilai risiko bahaya kimia sebagai risiko yang berpotensi katastropik, dan menilai lingkungan kerja sudah aman dari risiko bahaya kimia.

This research describes risk perception of chemical hazard on the informal sector worker 2014. This is a descriptive study that uses quantitative research methods with quesionnaire checklist as research instrument. Quesionnaire checklist used to assess the independent variabels. The purpose of this study is to see the overview of risk perception of chemical hazard and factors related to perception, such as experience, voluntary, dread, control, effect, and work environment. This study also looked at differences in workers perception between leather industry and shirt screen printing industry.
The result of this study show that generally risk perception of chemical hazard on informal sector is good, although there are some workers who still have bad risk perception of chemical hazard. Based on the work location, the risk perception of chemical hazard to shirt screen printing worker is better than leather worker. Workers’ good perception can be achieve because they have good experience about chemical hazard, voluntarily accept the risks of chemical hazard, they are afraid of the risk of chemical hazard, workers assume that they can control the risk of chemical hazard, they assume the risk of chemical hazard as a result of catastropic, and they also assume that their working environment was safe from the risk of chemical hazard.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S54784
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>