Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 20 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tetet Kartilah
"ABSTRAK
Masih rendahnva kualitas pelayanan keperawatan dan tingkat pendidikan perawat
direspon dengan berkembangnya program peningkatan pendidikan lanjut bagi perawat,
baik pelaksana maupun pengelola, dengan tujuan meningkatkan kompetensi dan kinerja
pelayanan keperawatan Rumah Sakit Umum Daerah Tasikmalaya sejak tahun 1999
telah melaksanakan program tersebut dengan rnenyelenggarakan pendidikan DIII
Keperawatan Khusus bagi perawat lulusan SPK bekerja sama dengan Akper Depkes
Tasikmalaya, tetapi belum diketahui dampaknva terhadap pencapaian kompetensi dan
kinerja pelaksanaan tugas masing-masing.
Penelitian ini bermaksud mengidentifikasi kompetensi dan kinerja kepemimpinan
Kepala Ruangan di Rumah Sakit Umum Daerah Tasikmalaya setelah mengikuti
pendidikan DIII Keperawatan dan sejauhmana program pendidikan tersebut memberikan
dampak pada kompetensi dan kinerja kepemimpinan tersebut.
Penelitian dilakukan menggunakan pendekatan kualitatif, dengan metoda wawancara,
observasi dan studi dokumentasi terhadap kegiatan kepemimpinan Karu. Kompetensi
kepemimpinan terdiri dari 6 komponen (Tappen, 1998), sedangkan kinerja
kepemimpinan terdiri dan 10 komponen (Soeprihanto,2000). Responden utama terdiri
dari 4 orang Karu yang sudah menjadi karu sejak sebelum mengikuti pendidikan dan 6
orang responden lain, yang dianggap mengetahui kompetensi dan kinerja Karu selama 2
tahun terakhir.
Hasil penelitian menunjukan. bahwa secara umurn setelah mengikuti pendidikan DIII
Keperawatan, Karu memiliki pengetahuan yang cukup tentang konsep kepemimpinan
tetapi belum cukup kompeten dalam penguasaan menyusun tujuan dan menentukan
perencanaan kegiatan pengelolaan ruang rawat. Sehingga. Karu belum mampu mencapai
kinerja yang memadai dalam melaksanakan tugasnya sebagai manajer, terutama dalam
penguasaan tugas, mengambil keputusan. menentukan prioritas tugas, melakukan
koordinasi ang efektif dan efisien serta ketegasan dan obvektiftas dalam pengelolaan
pelayanan keperawatan di ruangan.
Dampak pendidikan DIII Keperawatan yang lain adalah meningkatnya rasa percaya diri
Karu dalam melakukan aktifitas, tetapi belum optimal dalam meningkatkan sikap,
keterampilan dan penampilan kerja kepemimpinan Karu. Hal ini disebabkan karena
pengetahuan yang diperoleh belum memberikan gambaran yang lengkap dari tugas dan
jenis akilvitas kepemimpinan yang harus dikerjakan oleh Karu, sehingga pada saat.
pelaksanaan tugasnya Karu cenderung kembali ke pola yang lama. Kebijakan
peningkatan pelayanan di setiap aspek, upaya aktualisasi dan motivasi diri, kepercayaan
dan penghargaan sejawat dianggap sebagai faktor pendukung pencapaian kompetensi
dan kinerja kepemimpinan Karu. Sedangkan belum adanya standar kompetensi dan
kinerja yang diharapkan organisasi, masìh rendahnya penghargaan terhadap profesi
keperawatan, perubahan struktur, kurangnya sarana prasarana yang berkaitan dengan
pelayanan langsung kepada kiien, dianggap faktor penghambat.
Program pendidikan DIII Keperawatan, belum memadai untuk membentuk calon Karu
yang memiliki kompetensi kepemimpinan efektif dan efisien. Implikasinya, untuk
memberdayakan Karu dengan pendidikan DIII Keperawatan di RSUD Tasikmalaya,
sangat diperlukan supervisi dan program pengembangan kompetensi dan kinerja
kepemimpinan dalam pengelolaan ruang rawat melalui program-program pelatihan
dalam pelaksanaan tugas (on job training), penetapan standar kompetensi dan kinerja
yang jelas dan tersosialisasi, evaluasi kinerja secara berkala, peningkatan ketersediaan
sarana pendukung pelaksanaan tugas dan sistem peghargaan pelaksanaan tugas yang
memadai. Selain itu, program pendidikan DIII Keperawatan diharapkan mampu
mengembangkan program pendidikan yang mempertimbangkan tingkat kebutuhan
masyarakat terhadap lulusan.

ABSTRACT
Nursing service at the hospital has not been recognized as a professional care services.
The reason of that problem has been predicted that it is due to lack of knowledge of the
nurses in ward departement as well as in nursing care because of low education of them.
One of the effort to improve the nurses ability to provide nursing care and ward
management. Tasikrnalaya Hospital had been chalange for the head nurses and nurse
practitioners, continuing education program into Diploma Ill Nursing program since
1999.
The purpose of this research to identify a change in nursing competency and
performance particularly in the leadership ability of the head nurses after graduated
from Diploma III Nursing Program, in Tasikmalaya district general Hospital.
This reasearch is a qualitative reasearch, that using interview and observation methode
to assessing the activities of head nurses related to leadership and management. The
number of respondents is four head nurses. Additional data collected from six other
informans who knowledgeable abou the role and function of the respondents.
This reasearch descrift an averrage of the head nurses competency in leadership and low
of averrage in head nurses performance in leadership. Commonly, that is appropriate
with the educational program in Diploma UI nursing program. They had a high level
knowledge of nursing sience and managmeflt science, but not aplicated that sience in
their daily activities. Made a decision, task priority, coordination, oblectivity and fairly
arc activity that not yet be done. That condition cause of difficult for changing, a habbit
and percept in ward management and nursing service after graduated DIII nursing
program. The other faktor that contribute in this condition is organizations, individuals,
and the environmental supports factor.
?[o improve the head nurse competency and performance in nursing leadersip, this study
recommended a supervision program in the nursing management and leadership (on ob
training), fasilitate the head nurse activity in the ward management and need assessment
of the program to improve quality and relevancy DIll nursing program.
Learning assesment is necessaryy to improve quality of the graduate to identify the
relevencies of the subject matter providing in DIII nursing program.
"
2002
T3811
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Febindra Eka Widisana
"Untuk menindaklanjuti Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, Peraturan Pemerintah Nomer 8 Tahun 2003, Keputusan Presiden Nomer 40 Tahun 2001 dan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomer 1 Tahun 2002 yang menetapkan bahwa Rumah Sakit Daerah adalah Rumah Sakit milik Pemerintah Daerah yang berlokasi di daerah/kota, berkedudukan sebagai Lembaga Teknis Daerah (LTD) maka Pemerintah
Daerah Kota Pagar Alam rnembuat kebijakan di bidang kesehatan dengan mendorong kemandirian RSUD Besemah Kota Pagar Alam sebagai LTD dari setingkat Kantor menjadi setingkat Badan dengan mengeluarkan Peraturan Daerah Nomer 6 Tahun 2003, namun perlu dilakukan upaya-upaya untuk memenuhi persyaratan tersebut mengingat kemampuan dari segi sarana dan prasarana, kemampuan pelayanan maupun ketenagaan yang dimiliki RSUD Besemah belum mencukupi untuk menjadi setingkat Badan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang seharusnya menjadi dasar peningkatan status RSUD Besemah dari kantor menjadi Badan, baik komponen faktor eksternal dan faktor internal. Dari hasil penelitian ini didapatkan bahwa proses perubahan RSUD Besemah Kota Pagar Alam menjadi Badan belum mempertimbangkan faktor internal RSUD Besemah. Kemudian dari hasil penelitian ini diharapkan pada masa yang akan datang Pemerintah Kota Pagar Alam dan RSUD Besemah dapat membuat master plan ketenagaan Rumah Sakit, sarana dan prasarana Rumah Sakit sesuai dengan perubahan status RSUD Besemah yang dijadikan setingkat badan, antara lain dengan membuat perencanaan pengembangan SDM. Meningkatkan pengetahuan pejabat Pemerintah Daerah Kota Pagar Alam dalam membuat kebijakan serta melibatkan berbagai pihak dalam membuat kebijakan dan memperhatikan faktor-
faktor yang berhubungan dengan kebijakan tersebut.

To follow up Act Number 32nd in the year 2004, Government Regulation Number 8th in the year 2003, Presidential Decreel Number 40th in 2001, and Minister for Domestic Affairs decree number lth in the year 2002 which stated that situated in the region or in the city as regional technical institution (RTI). Based on those reasons, Pagar Alam government makes a policy of health to encourage autonomy of Besemah Regional Public Hospital of Pagar Alam City as regional Technical Institution (RTI). Besemah Regional Public Hospital of Pagar Alam City still has poor capacity of means and infrastructure, low service quality, low human resources performance to be an Agency or Institution. Threfore, it is necessary to undertake efforts to meet requirements to be in the same level with Agency or Institution.
The objective of this research is to know any factors that should be the basic to change Besemah Regional Public Hospital to be an Agency or institution, both external and internal factors. These research uses Qualitative approach. Indepth interview and explore references are the techniques used in this research to collect data In this research found that the process to change Besemah Regional public Hospital to be an Agency or institution is not consider yet. Internal factors of Besemah Regional Public Hospital such as human resources, meas, and infrastructures.
Hopefully, the results of this research in future that the government of Pagar Alam City and Besemah Regional Public Hospital could make master plan of hospital human resources, means, and infrastructure of hospital accordance with status changes of Besemah Regional Public Hospital to be an Agency or institution. The master plan would cover among others human resources development planning, knowledge improvement of Pagar Alam city Officers to make policy, involved concerned parties in
making policy, and other related factors.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Febindra Eka Widisana
"Untuk menindaklanjuti Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, Peraturan Pemerintah Nomer 8 Tahun 2003, Keputusan Presiden Nomer 40 Tahun 2001 dan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomer 1 Tahun 2002 yang menetapkan bahwa Rumah Sakit Daerah adalah Rumah' Sakit milik Pemerintah Daerah yang berlokasi di daerah/kota, berkedudukan sebagai Lembaga Teknis Daerah (LTD) maka Pemerintah Daerah Kota Pagar Alam membuat kebijakan di bidang kesehatan dengan mendorong kemandirian RSUD Besemah Kota Pagar Alam sebagai LTD dari setingkat Kantor menjadi setingkat Badan dengan mengeluarkan Peraturan Daerah Nomer 6 Tahun 2003, namun perlu dilakukan upaya-upaya untuk memenuhi persyaratan tersebut mengingat kemarnpuan dari segi sarana dan prasarana, kemampuan pelayanan maupun ketenagaan yang dimiliki RSUD Besemah belum mencukupi untuk menjadi setingkat Badan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang seharusnya menjadi dasar peningkatan status RSUD Besemah dari kantor menjadi Badan, baik komponen faktor ekstemal dan faktor internal. Dari hasil penelitian ini didapatkan bahwa proses perubahan RSUD Besemah Kota Pagar Alam menjadi Badan belum mempertirnbangkan faktor internal RSUD Besemah.
Kemudian dari hasil penelitian ini diharapkan pada masa yang akan datang Pemerintah Kota Pagar Alam dan RSUD Besemah dapat membuat master plan ketenagaan Rumah Sakit, sarana dan prasarana Rumah Sakit sesuai dengan perubahan status RSUD Besernah yang dijadikan setingkat badan, antara lain dengan membuat perencanaan pengembangan SDM, Meningkatkan pengetahuan pejabat Pemerintah Daerah Kota Pagar Alam dalam membuat kebijakan serta melibatkan berbagai pihak dalam membuat kebijakan clan memperhatikan faktor-faktor yang berhubungan dengan kebijakan tersebut.

To follow up Act Number 32nd in the year 2004, Government Regulation Number 8th in the year 2003, Presidential Decree- Number 40th in 2001, and Minister for Domestic Affairs decree number lth in the year 2002 which stated that situated in the region or in the city as regional technical institution (RTD. Based on those reasons, Pagar Ala_m government makes a policy of health to encourage autonomy of Besemah Regional Public Hospital of Pagar Alarn City as regional Technical Institution (RTI). Besemah Regional Public Hospital of Pagar Alam City still has poor capacity of means and infrastructure, low service quality, low human resources performance to be an Agency or Institution. Threfore, it is necessary to undertake efforts to meet requirements to be in the same level with Agency or Institution.
The objective of this research is to know any factors that should be the basic to change Besemah Regional Public Hospital to be an Agency or institution, both external and internal factors. These research uses Qualitative approach. Indepth interview and explore references are the techniques used in this research to collect data. In this research found that the process to change Besemah Regional Public Hospital to be an Agency or institution is not consider yet. Internal factors of Besemah Regional Public Hospital such as human resources, meas, and infrastructures.
Hopefully, the results of this research in future that the government of Pagar Al= City and Besemah Regional Public Hospital could make master plan of hospital human resources, means, and infrastructure of hospital accordance with status changes of Besemah Regional Public Hospital to be an Agency or institution. The master plan would cover among others human resources development planning, knowledge improvement of Pagar Alam city Officers to make policy, involved concerned parties in making policy, and other related factors.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007
T34308
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indra Iswary
"Tujuan penelitian ini adalah diperolehnya gambaran pelaksanaan pengendalian penerimaan fungsional pasien rawat inap di RSUD Garut. Metodologi yang digunakan adalah Deskriptif Analitik dengan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara mendalam,observasi ,kuestioner dan telaah dokumen. Dari hasil penelitian diperoleh data bahawa pengendalian intern penerimaan fungsional pasien rawat inap di RSUD Garut sudah dilaksanakan namun masih ditemukan beberapa kelemahan dari unsur pengendalian pencatatan dan pelaporan, organisasi ,prosedur kerja, pembinaan personail dan pengawasan /pemeriksaan intern.
Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah pencatatan dan pelaporan, organisasi ,prosedur kerja serta pengawasan/pemeriksaan intern yang dipergunakan di RSUD Garut masih kurang memadai dalam melindungi rumah sakit dari kerugian keuangan. Saran yang diajukan dalam mengefektifkan pengendalian intern penerimaan fungsional pasien rawat inap adalah dengan menggunakan titik kendali strategis yaitu membenahi organisasi, prosedur kerja,pencatatan dan pelaporan, memfungsikan verifikasi dan menindak Ianjuti hasil laporan SPI (Satuan Pengawas lntern ) serta memberikan umpan balik setiap bulan ke instalasi rawat inap dan instalasi penunjang.

Internal control on the in-patient functional income at Garut hospital is one of the strategic target to enhance the hospital functional income, due to its biggest contribution to Garut Hospital total income (73.13%), and also due to the most of functional income resource is cash payment (77.74%). The implementation of internal control on in-patient functional income at Garut hospital is less effective in preventing errors on recording transaction receipts of in-patient servces,recording transactions results, and no function of verification inflict losses on hospital income. The aim of this study is to obtain an overview on the implementation of internal control on in-patient functional income at Garut hospital. The study is using descriptive analytic method with qualitative approach.Data collected using in-depth interview,observation,questionnaire and document inspection.
Result of the study showed that internal control on inpatient functional income has been implemented at Garut hospital,but there were weaknesses in some aspects such as oontrolling,recording and reporting, organizational, operating prosedur , personal guidance and controlling intern internal auditing. Conclusion of the study is that reporting and recording, organizational and controlling intern used by Garut hospital is in-effective to prevent the hospital from inflict losses on hospital income. To enhance the efficiency of internal control on the inpatient functional incomne,the suggestions are:to use the strategic controlling point in terms of re-building the organizational, functioning the verification, foolow up recording and reporting controlling intern and sending feed back to in-patient unit as well as in-patient supporting units.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2000
T3124
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rifaah Fadillah
"Perkembangan teknologi informasi (TI) yang sangat pesat menjadikan setiap negara dipaksa menyerap dan memanfaatkan TI sebaik mungkin. Penyerapan dan pemanfaatan teknologi merambah pada semua aspek kehidupan masyarakat. Aktivitas sosial, ekonomi, pendidikan, kesehatan, dan budaya tidak dapat menghindar dari kebutuhan terhadap teknologi informasi. Sebagai salah satu rumah sakit milik Pemerintah Daerah, RSUD Al-Ihsan Provinsi Jawa Barat wajib menerapkan sistem teknologi informasi telekomunikasi yang biasa disebut SIM RS. SIM RS sebagai tuntutan regulsi juga sebagai upaya agar seluruh proses di RSUD Al-Ihsan Provinsi Jawa Barat terkelola dengan baik sehingga setiap layanan berjalan efektif dan efesien. Tetapi, sangat disanyangkan hal tersebut belum terwujud karena beberapa masalah. Kuranggnya sumber daya manusia (SDM) TI, terhambatnya pengembangan TI, dan tidak diketahui tingkat kapabilitas tata kelola TI karena belum pernah dilakukan evaluasi terhadap tata kelola TI menjadi penyebab pemanfaatan teknologi Informasi Telekomunikasi di RSUD Al-Ihsan Provinsi Jawa Barat belum optimal. Berdasarkan permasalahan tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai pengukuran tingkat kapabilitas tata kelola TI dengan menggunakan krangka kerja COBIT 2019. Proses pengumpulan data dilakukan menggunakan dua pendekatan kuantitatif dan kualitatif melalui wawancara, analisis dokumen, dan kuesioner. Hasil dari penelitian ini didapatkan bahwa terdapat beberapa domain yang mendapatkan level 2 yaitu APO07 dan BAI08, lima proses yang berada pada level 3 APO04, APO05, APO08, BAI02, dan BAI05. Kemudian terdapat satu proses yang berada pada level 0 yaitu BAI03.

The rapid development of information technology (IT) has forced every country to absorb and make the best use of IT. The absorption and use of technology penetrate all aspects of people's lives. Social, economic, educational, health and cultural activities cannot escape the need for information technology. As one of the hospitals owned by the Regional Government, Al-Ihsan Hospital in West Java Province is required to implement a telecommunications information technology system commonly called a SIM Hospital. Hospital SIM is a must as well as an effort so that all processes at Al-Ihsan Hospital in West Java Province are managed properly so that every service runs effectively and efficiently. However, it is very doubtful that this has not materialized due to several problems. The lack of IT human resources (HR), delays in IT development, and the unknown level of IT governance capability because an evaluation of IT governance has never been carried out is the reason why the utilization of Telecommunication Information technology in Al-Ihsan Hospital, West Java Province has not been optimal. Based on these problems, the authors are interested in conducting research on measuring the level of IT governance capability using the COBIT 2019 framework. The data collection process is carried out using two approaches, namely quantitative and qualitative through interviews, document analysis, and questionnaires. The results of this research are that there are several domains that get level 2, namely APO07 and BAI08, five processes that are at level 3 APO04, APO05, APO08, BAI02, and BAI05. Then there is one process that is at level 0, namely BAI03."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Chairi
"Permasalahan dalam penelitian ini adalah terdapatnya ketidaksiapan Unit Gawat Darurat (UGD) untuk mengadakan pemberian pelayanan darurat secara optimal. Salah satunya adalah menyangkut ketersediaan obat-obatan dan bahan-bahan habis pakai. Tujuan penelitian secara umum adalah agar diperoleh informasi mengenai penerapan pengawasan melekat dalam pengendalian penyediaan obat-obatan dan bahan-bahan habis pakai di RSUD Kota Bekasi. Dan secara khusus adalah agar dapat diketahui pelaksanaan unsur-unsur pengendalian intern, baik itu menyangkut pengorganisasian, kebijakan pelaksanaan, perencanaan kebutuhan, prosedur penyediaan, pencatatan hasil kerja, pembinaan personalia, pengawasan intern dan mengetahui tindakan koreksi dari penyimpangan yang terjadi. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif, dengan analisa tematik atau thematic analysis, dengan menggali data dan informasi dari berbagai informan sebagai data primer, serta dokumen yang terkait dan relevan sebagai data sekunder, sedangkan untuk menilai keabsahan data dilakukan triangulasi sumber data. Dari hasil penelitian diketahui bahwa pelaksanaan penerapan pengawasan melekat dalam pengendalian penyediaan obat-obatan dan bahan habis pakai ternyata belum optimal, hal ini disebabkan banyaknya kendala dalam berbagai hal yang saling berkaitan. Langkah-langkah pemecahan masalah yang harus diambil adalah memperbaharui struktur dengan merubah kelas rumah sakit menjadi kelas B, hal ini sesuai dengan Kep Mendagri No, 22 tahun 1994, sehingga rumah sakit memiliki pola swadana dalam pembiayaannya atau mengikut sertakan swasta untuk mengembangkan rumah sakit, meningkatkan kemampuan penyediaan obat-obatan dan bahan habis pakai dari Apotik Kopkar, merekap isi resep sehingga dapat digunakan sebagai dasar acuan anggaran pembelian penyediaan obat-obatan dan bahan habis pakai, merekam isi resep didalam komputer sehingga sewaktu-waktu dapat dipergunakan kembali terutama dalam perencanaan anggaran, melengkapi persediaan dengan 2nenambah anggaran untuk Kopkar, perlunya prosedur pengaturan peminjaman alat-alat antar unit rumah sakit dengan UGD, pencatatan dan pelaporan sebaiknya disertakan pencatatan resep sebagai bahan usulan bagi panitia anggaran dan perlu penambahan tenaga administrasi minimal satu orang, menggunakan komputer sebagai sarana pencatatan resep, pembinaan dan pengembangan pengetahuan dan ketrampilan sebaiknya ditingkatkan lagi, demikian juga perlunya meningkatkan kegiatan tindakan koreksi untuk setiap pelanggaran dan penyelewengan yang terjadi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

The main problem of this research is that ER of RSUD Kota Bekasi has not fully prepared to provide best services. One indicator is medicines and other disposable material in stock. In general, this research aims to get significant information regarding monitoring implemented for medicines and disposable material stock control in RSUD Kota Bekasi. Also, this research, in particular, will obtain internal control indicators including control organizing, implementation policy, inventory planning, merchandising procedure, document record, human resource training, and internal monitoring and, at last identify its recovery process for possible problems. This research uses qualitative method with thematic analysis, and explores primary data from informants as well as secondary data from related documents. While, researcher employs triangulation method to validate data. Research indicates that implementation of intensive monitoring for medicines and disposable material stock control is not optimum because of many interrelated problems among systems. Recommended solution for above problems may be reforming hospital structure, such as changing hospital classification to become b class (Kep Mendagri No. 22 Th. 1994 ). So that, RSUD Kota Bekasi becomes self - support hospital (swadana) and more independent to acquire partnership. In addition, RSUD Kota Bekasi can improve the quality of sevices including monitories medicines and disposable material stock control from KOPKAR, recapitulates prescription for purchasing budgeting, data entry for prescription summary, increase KOPKAR budget, implements procedure for lending equipment from ER, records document together with prescription summary, recruits one additional administration staff, computerizes prescription data entry, improves training for human resources, as well as increases frequency of recovered action as it is specified in hospital procedure."
Universitas Indonesia, 2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sigit Prasojo
"Kualitas sumber daya manusia dapat tercermin pada sikap dan perilaku disiplin. Untuk memelihara dan meningkatkan disiplin kerja banyak faktor yang mempengaruhi diantaranya motivasi dan karakteristik individu. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelatif dengan menggunakan pendekatan cross seclionul yang bertujuan untuk menguji hubungan antara karakteristik dan motivasi perawat dengan disiplin kerja perawat pelaksana di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Batang. Populasi penelitian adalah perawat pelaksana dengan kriteria inklusi berlatar belakang Pegawai Negeri Sipil (PNS), tidak sedang sakit, cuti yang bekerja di Ruang Rawat Inap RSUD Kabupaten Satang, Sampel dalam penelitian ini adalah total populasi sebanyak 38 perawat pelaksana. Untuk menguji hubungan antara karakteristik dan motivasi dengan disiplin kerja perawat pelaksana digunakan uji Chi Square.
Hasil penelitian ini adalah perawat pelaksana di unit rawat inap belum menunjukkan tingkat disiplin kerja yang baik (50%). Rata-rata tingkat motivasi perawat pelaksana kurang baik dengan pencapaian paling tinggi pada tanggung jawab kerja (63,2%). Karakteristik responden adalah pendidikan Akademi (52,6%), sudah menikah (78,9%), umur responden lebih dan 31 tahun (50%) dengan lama bekerja kurang dari 8 tahun (52,6%). Hasil uji chi square menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara pendidikan dengan disiplin kerja (p value < 0,05). Hasil lain yang didapat adalah terdapat hubungan yang signifikan antara sub variabel motivasi yaitu penerimaan gaji, kondisi lingkungan, supervisi, penghargaan, dan tanggung jawab dengan disiplin kerja (p value <0,05). Berdasarkan hasil penelitian ini disarankan agar pihak manajemen rumah sakit perlu meninjau ulang tentang kebijakan - kebijakan yang menyangkut motivasi kerja terutama tentang penerimaan gaji insentif, kondisi lingkungan, supervisi, penghargaan dan tanggung jawab sehingga disiplin kerja perawat pelaksana dapat meningkat.

The quality of the human resources could reflect from the attitude and behavior to wards discipline. There arc many factors influence in maintaining & improving the working discipline of the staff nurse, for example motivation & characterize of the person. This study used descriptive correlation design with-cross sectional approach. The goal of this study was to know how the correlation between the staff nurse characterize & motivation with the discipline of the staff nurse in the wards at Batang district Hospital. The sample of this study was the total population, which matched with the inclusive criteria (government employee, was not iii, leave nor). The Chi Square test was used to analyze the correlation between the staff nurse characterization & motivation with the discipline.
The result of this study showed that the staff nurse has quite low discipline (50%). The average of the staff nurse motivation was not fairly good enough, where the highest score on their responsibility was 63.2%. The general characterization of the respondent were diploma nursing graduated (52.6%), married (78.9%), more than 31 years old (50%) and working experience less than 8 years (52.6%). The other result of this study showed that there was a significant correlation between educational background with discipline (p value=0.05), there was also a significant correlation between motivation sub variable (salary, working environment, supervision, acknowledgment, responsibility) with the working ethos (p value =0.05). Some recommendations of the study were the hospital management should evaluate the policy that related to the working motivation, especially on the issues of salary, working environment, supervision, acknowledgment and responsibility, where the discipline of the staff nurse could be improved.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2005
T18695
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Windi Suhesti
"Studi ini bertujuan untuk menganalisa kualitas pelayanan kesehatan bagi pengidap HIV dan AIDS di lingkungan Rumah Sakit Daerah Tangerang dengan menilai persepsi dari pasien yang memanfaatkan layanan dan petugas yang memberikan pelayanan. Penelitian ini menggabungkan metode kuantitatif dan kualitatif. Evaluasi secara kuantitatif dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kemudian data ditampilkan dalam bentuk tabel dan diagram. Sedang penilaian secara kualitatif dilakukan melalui proses wawancara dan pengamatan langsung di lapangan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa walaupun secara umum pelayanan kesehatan di RSUD Tangerang telah berjalan baik namun beberapa hal terkait pelayanan masih harus diperbaiki. Informasi yang tepat dan benar menjadi kunci dalam upaya penanggulangan HIV dan AIDS. Bahwa perlindungan terhadap resiko pekerjaan kepada petugas belum mendapat perhatian sehingga wajib menjadi prioritas Rumah Sakit dan Pemerintah. Dibutuhkan sebuah kebijakan yang mampu memberikan perlindungan kepada pekerja kesehatan dan pasien sebagai pengguna untuk mendapatkan pelayanan yang optimal.

The purpose of this studying is to analize the quality of health service for people with HIV and AIDS in the environment of Tangerang District general hospital by judging the patients' perceptions who get the service and the officers who give the service. This research combines qualitative anad quantitative methods. Quantitative evaluation is applied by distributing the questionnaire. The data is described in the form of tables and diagrams. Meanwhile, the qualitative evaluation is applied through the interview process and direct observation in the field.
The result of the research describes that generally the health service in Tangerang district general hospital has run well, however there are some details relate to the service are recommended to be fixed. The valid and accurate information are the main key in the effort of overcoming the problem of HIV and AIDS. The fact that the protection against the job risk of the health officers is not getting proper attention must become the top priority of the hospital and the government. It is required a regulation which is capable of providing a protection to the health workers and the patients as the users to get an optimal service."
Depok: Universitas Indonesia, 2012
T31751
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Zulfikar Husni Faruq
"Saat ini peralatan medis secara luas digunakan di Rumah Sakit, buruknya pengelolaan peralatan dapat mengakibatkan kerugian dan juga kecelakaan bahkan kematian. Manajemen Peralatan Medis yang baik dapat meningkatkan keselamatan dan juga mengurangi kerugian yang ditimbulkan karena salah pengelolaan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesesuaian pelaksanaan manajemen peralatan medis di Rumah Sakit Umum Daerah di Jakarta terhadap Standar Penilaian Manajemen Peralatan Medis. Pendekatan yang dilakukan untuk penelitian ini yaitu kuantitatif dengan desain Deskriptif, Jumlah sampel 130 yang terbagi menjadi 3 kelompok. Hasil penelitian didapatkan bahwa RSUD A mendapatkan katagori "Belum Sesuai", sedangkan untuk B dan C secara umum masuk dalam katagori ?Sesuai?. Namun pada beberapa elemen masih terdapat yang "Belum Sesuai".

Currently the medical equipment is widely used in hospitals. Poor management of the current equipment can lead to losses and also accident even death. Medical Equipment Management offers safety and also reduce the losses because mismanagement. This study aims to analyze the suitability of the implementation of medical equipment management in the Regional General Hospital in Jakarta on Medical Equipment Management Assessment Standards. The approach taken for this study is quantitative descriptive design, number of samples 130 were divided into 3 areas. The results reveal that Hospital A to get the category "Not Appropriate", whereas for the B and C generally get the category of "Appropriate". However, in some elements are still there are "Not Appropriate."
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asmarani Ma`mun
"Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui hubungan faktor predisposisi yang dimiliki ibu hamil risiko tinggi menurut umur, pantas, jumlah anak, jarak kelahiran, pendidikan, pengetahuan, persepsi, sikap, dan faktor pendorong yaitu penghasilan keluarga. penanggung biaya, jarak ke RSUD, sarana lain, anjuran merujuk oleh Iingkungan, keluarga lain dalam satu rumah, pengalaman berobat di RSUD, serta faktor kebutuhan yang terdiri dan nwayat persalinari yang lalu, penyakit yang diderita saat itu dengan rujukan ibu hainil risiko tinggi dan Puskesmas ke RSUD Sekayu.
Penelitian ini dilakukan pada 10 Puskesmas dîwilayah Kabupaten Musi Banyuasin dimana RSUD Sekayu berada, yaitu : Puskesmas Sekayu Kota, Puskesmas Lumpatin, Puskesmas Tebing Bulang, PuskesiflaS Jirak, Puskesmas Babat Toman, Cinta I(arya, Puskesmas Suka Damai, Puskesmas Nulak, Puskesmas Tanah Abang, Puskesmas Karya Maju.
Penelitian ini merupakan studi potong lintang, dengan menggunakan total populasi, dengan memakai kuesioner terstruktur kemudian dilakukan pengambilan data terhadap 100 responden. Data yang diperoleh kemudian diolah secara statistik menggunakan tehnik analisis distribusi frekuensi dan Kai-Kuadrat dengan menggunakan program komputer SPSS versi 9.0.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 100 responden yang dirujuk ke RSUD temyata yang datang ke RSUD sebanyak 71 responden (71 %), sedangkan faktor-faktor yang berhubungan secara bermakna adalah paritas, jarak kelahiran, pendidikan, persepsi, jarak rumah ke RSUD, riwayat persalinan yang lalu. Dari faktor-faktor yang bermakna tersebut yang paling dominan mempengaruhi adalah persepsi ibu hamil terhadap rujukan.
Perlu bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Musi Banyuasin mempertahankan keberadaan bidan didesa, meningkatkan keterjangkauan sarana rujukan dengan Ambulans desa, meningkatkan pelaksanaan JPKM, serta meningkatkan pembinaan terhadap RSUD Sekayu.
Kepada RSUD Sekayu agar memberikan informasi yang selengkap-lengkapnya kepada Puskesmas secara berjenjang bahkan sampai kemasyarakat umum, serta ibu hamil khususnya, dengan meningkatkan promosi keberadaannya sampai kepada masyarakat terpencil, serta rneningkatkan persaingan dengan rumah sakit swasta yang ada.

This research aims to know the correlation predisposing factors, which is had by pregnant mother high risk according to the age, how many times pregnancy, child number, birth spacing, education, knowledge, perseption, attitude and enabling factors are family income, cost guarantor, distance to District General Hospital, other means, referral suggestion by circumstance, other family in one house, experience in District General Hospital and need factors, which consist of the Last Child Birth History, Disease with Referral System of Pregnant Mother High Risk from Health Centre to Sekayu District General Hospital.
This research was done at lO Health Centres (Puskemas) in the Regency of Musi Banyuasin, which is stated in District General Hospital are: Sekayu Kota, Lumpatan, Tebing Bulang, Jirak, Babat Toman, Cinta Karya, Suka Damai, Ngulak, Tanah Abang and Karya Maju Health Centres.
This research is a Cross Sectional Study with using total population that using structured quesioner and then was done data taking of l00 respondences. The data which was taken and then was processed by statistic using Frequency Distribution Analysis Technic and Chi-Square using computer SPSS version 9.0 program.
The results of research show that l00 resporidences, who were referial to District General Hospital, apparantly they came to Distnct General Hospital was 71 respondences (71%), while the factors, which were correlated with purposes were how many times pregnancy, birth distance, education, perseption, house distance to District General Hospital, Last Child Birth History. From these factors, which are predominant is the perception of pregnant mother to the Referral.
It is necessary for Health District in the Regency of Musi l3anyuasin to maintain midwives? existence in the village, to raise achievement. The referral means with village ambulance, to raise Sociely Health Care Garantie (JPKM) Organization and to raise establishment to Sekayu District General Hospital.
To Sekayu District General Hospital so that give some information completely to Health Centre gradually even until general society and especially to pregnant mother, to raise existence promotion until low society and to raise competition with the private hospital.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T4583
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>