Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2532 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Gluck, Peter L.
Gloucester: Rockport Publishers, 1997
728.372 GLU t
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
M. Sugiharto
"Hunian masyarakat tradisional secara menyeluruh telah memberi jawaban terhadap beberapa pengkajian diantaranya, ecologi, ekonomi dan budaya. Dewasa ini penelitian telah dilakukan untuk mengamati interaksi antar ketiga faktor tersebut. Skripsi ini mencoba untuk memperlihatkan bahwa hunian tradisional tidak saja merupakan elemen yang terbatas dalam pandangan budaya, namun juga sebuah sistem yang merepresentasikan simbol yang memiliki arti tersendiri dan dapat bertindak sebagai tanda dari identitas mereka. Berdasar prespektif tersebut akan diuraikan mengenai seberapa jauh ruang-ruang human terkait dengan strnrkt:er social don cara pandang masyakatnya, aspek kehidupan social yang berhubungan, serta Agama/Kepercayaan sebagai unsur yang kerap kali mengambil semua peran kontrol pada aspek kehidupan manusia. Pembahasan ini hanya terbatas hunian pada tingkat Kampung atau Desa di wilayah Baduy, tidak dibahas hubungan antar desa atau skala yang lebih luas."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S48185
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lilis Aenun Jariah
"Hak Pengelolaan adalah hak menguasai dari Negara yang kewenangan pelaksanaannya sebagian dilimpahkan kepada pemegangnya. Pihak yang diberikan bagian tanah Hak Pengelolaan dapat menggunakan bagian tanah tersebut untuk keperluan usahanya, salah satunya adalah untuk membangun rumah susun. Pihak penyelenggara pembangunan rumah susun atau developer yang mendirikan rumah susun di atas tanah Hak Pengelolaan mempunyai kewajiban untuk menyelesaikan status tanah bersama menjadi Hak Guna Bangunan atau Hak Pakai sebelum menjual satuan rumah susun tersebut.
Masalah yang diteliti dan dibahas adalah mengenai resiko yang dihadapi oleh para pemilik satuan rumah susun apabila bangunan rumah susun dibangun di atas tanah Hak Pengelolaan. Selain itu jugs dibahas mengenai apakah ada kepastian hukum dalam pemberian Hak Guna Bangunan di atas tanah Hak Pengelolaan, Berta perbedaan antara rumah susun yang dibangun di atas suatu hak atas tanah dengan rumah susun yang dibangun di atas Hak Pengelolaan.
Metode penelitian yang dipergunakan adalah metode penelitian hukum empiris, dimana untuk menjawab permasalahan dilakukan melalui wawancara dan kegiatan studi dokumen.
Dari hasil penelitian diperoleh data bahwa rumah susun yang di dirikan di atas tanah Hak Pengelolaan memiliki akibat hukum bagi pemilik satuan rumah susun untuk membayar biaya uang pemasukan kepada pemegang Hak Pengelolaan, sebagai konsekuensi yang harus dipenuhi untuk melakukan berbagai perbuatan hukum terhadap satuan rumah susun.
Selain itu pemberian Hak Guna Bangunan di atas tanah Hak Pengelolaan dapat memberikan kepastian mengenai hukum kepada pemegang Hak Milik atas Satuan Rumah Susun yaitu dengan adanya Sertipikat Hak Milik atas Satuan Rumah Susun, dimana pemilik satuan rumah susun harus selalu memperpanjang atau memperbaharui jangka waktu hak atas tanah bersamanya. Dan untuk rumah susun yang dibangun di atas suatu hak atas tanah mempunyai nilai jual yang lebih tinggi dibandingkan dengan rumah susun yang dibangun di atas tanah Hak Pengelolaan.

Management Right is the right of control granted by the State, the implementation authority of which is partially delegated to the holder thereof. The party granted with Management Right land may use the portion of the land for the interest of his/her business, one of which is to construct high rise. Developer constructing high rise above land with Management Right shall the obligated to settle the status of joint land into Building Right or Right of Use prior to selling the unit of high rise.
The problem examined and discussed in this research is the risk faced by owners of high rise constructed above land with Management Right. In addition, it also discusses legal certainty in giving Building Right above land with Management Right, and the difference between high rise constructed above land with land rights and that constructed above land with Management Right.
Method of research used is empirical law research method, in which answers to the problems are obtained from interview and document study.
From the result of the research, researcher found the data revealing that high rise constructed above land with Management Right implies legal consequence for the owner of the unit of high rise to pay cost of revenue money to the holder of Management Right, as the consequence that must be fulfilled to conduct various legal acts against the unit of high rise.
In addition, grant of Building Right above land with Management Right can provide legal certainty to the Holder of Right to the Unit of High Rise, namely by Certificate of Ownership Right to Unit of High Rise, in which the owner of unit of high rise must always extend or renew the period of land right in him. And high rise constructed above land with land right will have higher sale price compared with that constructed above land with Management Right.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2007
T19617
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Di kota-kota besar, kebutuhan pemukiman secara vertikal semakin meningkat. Selain karena keterbatasan lahan dan efesiensi, banyak manfaat lain atas keberadaan rumah susun. Namun demikian masih banyak kendala dalam pembangunan rumah susun salah satunya adalah belum terbiasanya masyarkat Indonesia tinggal di rumah susun. Dalam kaitan inilah aspek perencanaan dan pengelolaan rumah susun sangat penting."
Manajemen Usahawan Indonesia, XXXII (03) Maret 2003: 9-14, 2003
MUIN-XXXII-03-Mar2003-9
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Fitriani
"Rumah adalah suatu naungan untuk manusia melepas lelah setelah melakukan berbagai aktivitas dan juga sebagai sarana interaksi antar sesame penghuni rumah atau bahkan dengan lingkungannya. Sebagai tempat manusia melepas lelah, sebaiknya rumah mampu memenuhi kebutuhan manusia tersebut, agar saat memulai aktivitas lagi mereka sudah kembali bersemangat dan penuh tenaga. Sedangkan sebagai sarana interaksi, rumah juga harus mampu menghadirkan kualitas ruang yang ideal untuk manusia berinteraksi atau nyaman dari segi fisik dan mental. Secara keseluruhan rumah harus mampu membuat penggunanya ?betah? berada didalamnya. Kebutuhan manusia akan naungan yang nyaman, aman, dan sehat tidak terhindarkan lagi.
Jumlah manusia yang terus bertambah di dalam kota, memaksa banyak keluarga muda dengan penghasilan menengah memilih bertempat tinggal di pinggiran kota. Keterbatasan dana mendorong optimalisasi setiap jengkal lahan, fungsi setiap ruang, dan penggunaan bahan. Dengan iklim tidak bersahabat dan berbagai polusi yang mencemari, perlu usaha lebih untuk mendapatkan hunian yang sehat.
Oleh karena itu, pembahasan saya dalam skripsi ini adalah bagaimana ilmu arsitektur membantu mewujudkan rumah sederhana sehat dengan tetap mengembangkan kreatifitas desain rumah yang menarik.

Home is a shelter for human to release weary after many activities and as interaction medium among denizen and also their surroundings. As a human place to release weary, home should fulfill those necessary, so when human start the activities again they are completely relief, enthusiastic and powerful. As an interaction medium, home must presents ideal quality space for human interaction or feel comfortable physically and mentally. Over all, home should be capable make the dweller feels totally comfortable on it. The human necessity of comfortable, secure and healthy shelter becomes irresistible.
The amount of people in town that continuously increasing makes many young families with middle income chooses to live in sub urban area. The limitation of fund urges people optimizes each land span, space function, and material utilization. With unfriendly climate and much pollution, need extra effort to get a healthy dwelling space.
In conclusion, my research is about how architecture helps build a healthy simple home while still creating an interesting home design."
2008
R.05.08.06 Fit r
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Calosa
"Ketika komunikasi langsung hanya dapat dilakukan secara tatap muka, kita dengan pasti mengetahui siapa dan di mana lawan bicara kita. Saat mulai menggunakan telepon kabel, kita tahu ke mana kita mencari lawan bicara kita, tetapi kita tidak tahu pasti siapa yang akan menjawab panggilan kita. Sekarang di zaman telepon seluler, kita tahu siapa yang kita tuju, tetapi kita tidak tahu pasti di mana ia berada. Bahkan pada jaringan internet kita tidak tahu di mana dan siapa lawan bicara kita.
Di masa lalu ketika kita melihat dari sebuah jendela, kita akan selalu melihat tempat yang sama di sisi sebelah sana tanpa adanya perbedaan waktu. Saat ini hampir di setiap rumah terdapat jendela yang membawa kita melihat berbagai macam tempat dengan setting waktu yang berbeda-beda. Televisi dan internet memberi kebebasan pada kita untuk memilih ?pemandangan? yang ingin kita lihat. Video conference memungkinkan kita melihat hal yang terjadi saat ini juga di tempat yang nun jauh di sana.
Siang dan malam yang membatasi hari serta dinding yang membatasi ruang, menjadi suatu konsep yang tidak lagi pasti. Batas antara ruang publik dan ruang privat di kota menjadi semakin kabur. Dengan fleksibilitas dan mobilitas tinggi, kegiatan privat dapat dibawa ke ruang publik. Dengan konektivitas tinggi, kegiatan publik dapat dilakukan di ruang privat. Tempat bertinggal, sebagai manifestasi ruang paling privat dari manusia, perlahan-lahan mengalami transformasi seiring perubahan-perubahan yang terjadi ini.
Tulisan ini akan mengkaji hubungan antara perkembangan teknologi informasi dan komunikasi pada masyarakat kota dengan dunia arsitektur, bagaimana teknologi informasi dan komunikasi memberikan pengaruhnya pada cara bertinggal, dan apa yang terjadi di dalam hubungan tersebut.

When direct communication can only be done face to face, we know exactly who we are talking to and where they are. When we began to use cable telephone, we know where we are calling to, but we don?t know who?s going to pick up the call. Now in the days of mobile phones, we know who are we calling to, but we don?t know exactly where they are. Even on internet, we don‟t know who we are talking to and where they are.
Once, when we looked at the window, we would see the very same place will always there on the other side, without time differences across the glass. Right now almost in all houses there is a window which takes us see various places with various time settings. Television and internet give us freedom to choose the view we want to see. Video conference makes us possible to see things happening miles away at the very moment.
Sunrises and sunsets that defined days, and walls that bounded places became uncertain concepts. The distinction between public and private realms become more blur. With high flexibility and mobility, we bring private activities to public spaces. With high connectivity, public activities can be done in private spaces. Dwelling, as a manifestation of the most private space for human being, is slowly transformed by these changes.
This writings will analyze the relationships between the development of information and communication technology in an urban society with the architectural realm, how the information and communication technology impact how people dwells in a city, and what is really happening in that connection.
"
2008
S48400
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Sri Octa Melia Jalal
"ABSTRAK
Didorong oleh keadaan pada masyarakat umumnya dan pegawai negeri secara khusus pemerintah memutuskan untuk menjual sebahagian dari rumah rumah negerinya kepada pegawai negeri Kebijaksanaan ini dilaksanakan dengan bentuk perjanjian sewa - beli rumah negeri Didalam penelitian ini bertujuan mengungkapkan segala sesuatu mengenai perjanjian sewa beli dilihat dari teori hukum - perdata Indonesia . Penggambaran ini sifatnya normatif sehingga seluruh data yang diambil berasal dari data sekundair melalui study kepustakaan Putusan pemerintah untuk memakai peraturan perjanjian - sewa beli sebagai pelaksanaan dari penjualan rumah rumah itu - ternyata salah Karena berdasarkan Undang Undang Pokok Agraria no. 5 Tahun 1960 hukum yang mengatur penjualan rumah adalah Hukum Adat sedangkan perjanjian sewa beli tidak dikenal di dalam bentuk perjanjian hukum Adat Kesalahan didalam mengambil kebijaksanaan dan segala kekurangan yang terdapat di dalam pengaturan perjanjian sewa beli memperlihatkan bahwa pihak pemerintah kurang memperhatikan segi hukum perdata didalam memutuskan suatu kebijaksanaannya Hendaknya dimasa yang akan datang pemerintah dapat menjadikan masalah ini sebagai suatu pelajaran."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 1983
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amirudin
"Keterbatasan lahan yang dapat digunakan sebagai pemukiman di Jakarta sebagai akibat dari pembangunan kota yang sangt pesat, menyebabkan sarana hunian yang Iayak menjadi mahal dan sulit didapatkan. Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah telah mengambil berbagai kebijakan, antara Iain dengan menyediakan rumah susun sederhana bagi masyarakat golongan menengah ke bawah. Namun penyediaan mmah susun sederhana bagi masyarakat perkotaan membutuhkan biaya yang sangat besar. Sehingga harus dilakukan penghematan agar biaya bangunan dapat ditekan serendah mungkin.
Untuk menghemat biaya pembangunan rumah susun sederhana, salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan pemilihan sistem struktur yang tepat, karena pekerjaan struktur membutuhkan biaya paling besar dibandingkan dengan pekerjaan lainnya dalam sebuah bangunan.
Pada penulisan ini akan membahas tentang sistem struklur yang khusus dibuat untuk menghemat biaya pembangunan pada rumah susun sederhana, terutama yang dibangun oleh Perum Perumnas."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S47888
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuli Setyowati
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S48975
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>