Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Zeh, H. Dieter
Berlin: Springer-Verlag, 1992
530.11 ZEH p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Evett, Arthur
New York : Publishers Creative Services, 1982
530.11 EVE u
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Khaesyar Nisfhan Akbar Rosadi
"

Artikel ini membahas tentang fasad dan elemen fasad gedung bioskop di Jakarta dan Bandung yang berdiri pada abad ke-20. Dalam ilmu arkeologi, fasad dan elemen fasad gedung bioskop yang didirikan oleh Belanda di Indonesia merupakan salah satu bukti arkeologi yang penting dalam mempelajari keunikan bentuk dan kekayaan nilai sejarahnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat perubahan bentuk fasad dan bioskop di Jakarta dan Bandung abad ke-20 yang terbit dalam ruang dan waktu. Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif dengan tahapan mulai dari data, pengolahan data, dan interpretasi data. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah elemen fasad dan fasad pada setiap gedung bioskop di Jakarta dan Bandung dapat mengalami perubahan bentuk yang berbeda. Perbedaan bentuk sangat terlihat pada desain tata letak fasad, penampang jendela, ventilasi, dan ornamen yang juga dapat dilihat dari faktor ruang (geografi) dan waktu (periode pendirian).

 

Kata kunci: bentuk, fasad, elemen fasad, ruang, dan waktu

 


This article discusses the facades and elements of the facades of cinema buildings in Jakarta and Bandung that were founded in the 20th century. In archeology, the facades and elements of the facade of a cinema building that was erected by the Dutch in Indonesia are one of the important archaeological evidence in studying the uniqueness of its shape and its rich historical value. The purpose of this research is to see the changes in the form of facades and cinemas in Jakarta and Bandung in the 20th century which were published in time and space. This research uses descriptive analysis method with stages starting from data, data processing, and data interpretation. The results obtained from this study are the facades and facades elements in each cinema building in Jakarta and Bandung can experience different shape changes. The difference in shape is very visible in the design of the facade layout, window sections, ventilation, and ornamentation which can also be seen from the factors of space (geography) and time (period of establishment).

 

Keywords: shape, facade, facade elements, space, and time

"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2020
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Davies, Paul
New York: Simon & Scuster , 1995
530.11 DAV a
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Ilham Arsyansyah
"Manusia beraktivitas dalam satuan waktu pada suatu ruang dan memberikan makna baru ke dalam ruangnya. Makna tersebut dapat direpresentasikan dan dapat disampaikan melalui berbagai media, salah satunya adalah komik. Komik merupakan representasi persepsi komikus yang disampaikan melalui susunan gambar untuk menyampaikan informasi kepada pembaca. Komik menyampaikan informasi dengan gambar dan kata yang disatukan dalam sebuah panel yang kemudian disusun agar informasinya dapat terhubung. Informasi yang didapatkan merupakan isyarat terhadap pembentukan ruang dan waktu yang disampaikan komikus dalam komik. Keterhubungan informasi pada panel komik dapat dibaca dengan prinsip Gestalt.
Prinsip Gestalt membantu pembentukan persepsi ruang dan waktu dalam komik agar informasi dalam setiap panelnya dapat menjadi satu kesatuan informasi. Dalam aplikasinya terhadap panel dalam komik, prinsip Gestalt yang dominan digunakan adalah figure-ground untuk memisahkan antara karakter dengan latarnya, proximity yang mengelompokkan informasi dari figure-ground sesuai dengan penyusunan panelnya, dan closure yang menghubungkan keseluruhan informasi dari panelnya sehingga terbaca sebagai ruang dan waktu yang utuh dari komik. Sehingga dalam merepresentasikan ruang dan waktu, bagian dari informasinya dapat disampaikan ke dalam media dengan aplikasi prinsip Gestalt khususnya figure-ground, proximity, dan closure agar persepsi visualnya dapat terbentuk.

Humans activities occured in units of time in a space and give new meaning to the space. These meanings can be represented and can be conveyed through various media, one of which is comics. Comics are representations of comic artists' perceptions conveyed through the arrangement of images to convey information to readers. Comics convey information with pictures and words that are put together in a panel which is then arranged so that the information can be connected. The information obtained is a sign of the formation of space and time delivered by comics in the comic. The connection of information in the comic panel can be read with the Gestalt principle.
The Gestalt principle helps to form perceptions of space and time in comics so that the information in each panel can become a single unit of information. In its application to the panel in comics, the dominant Gestalt principle used is figure-ground to separate characters from background, proximity which groups information from figure-ground according to the arrangement of panels, and closure that connects all information from the panel so that it reads space and time complete from comics. So that in representing space and time, part of the information can be conveyed into the media with the application of the principle of Gestalt specifically figure-ground, proximity, and closure so that visual perception can be formed.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Taufiq Ashar
"Bagaimana memori pada setiap masanya dapat berkaitan dan menjadi suatu narasi dalam bentuk rajutan memori kolektif yang sama-sama bangsa ini jaga kedepannya, sehingga dapat menjawab isu dari “Konstruksi Memori Pada Arsitektur Kawasan Taman Proklamasi di Jakarta”. Penulisan ini membahas bagaimana narasi yang komprehensif dari memori kolektif pada Kawasan Taman Proklamasi dari masa pasca-kemerdekaan hingga masa pascareformasi, melalui studi literatur serta analisis studi kasus pada arsitektur Kawasan Taman Proklamasi di Jakarta. Teori dan pemikiran yang didapatkan dari studi literatur akan digunakan sebagai landasan untuk menganalisis studi kasus yang akan disajikan. Usaha untuk merajut memori kolektif akan mampu menjadi dasar yang kuat dalam perencanaan di masa sekarang dan masa depan. Konstruksi memori yang terdefinisikan pada Kawasan Taman Proklamasi menjadi hal yang sangat penting bagi bangsa dan negara ini kedepannya, banyak narasi yang tertuang pada tempat diproklamirkan kemerdekaan Republik Indonesia ini dan perlu adanya penataan ulang memori dengan sumber-sumber yang orisinal dalam perajutan memori kolektif dari masa pasca-kemerdekaan hingga masa pascareformasi (saat ini). Dengan rajutan memori kolektif tersebut, sehingga dapat menjadi acuan dalam pengembangan arsitektur kawasan ini serta arah gerakpembangunan Kota Jakarta kedepannya.

The memory of each era in Indonesia’s history is related and potentially transforming into a narrative in the form of a collective memory that this nation will keep. This phenomenon can answer the issue of "Memory Construction in the Architecture of the Proclamation Park Area in Jakarta". This study discusses a comprehensive narrative of the collective memory of the Proclamation Park Area from the post-independence period to the post-reformation period, through literature studies and case study analysis on the architecture of the Proclamation Park Area in Jakarta. Theories and ideas obtained from literature and journals will be used as a basis for analyzing the case studies that will be presented. Efforts to knit collective memory will be able to become a solid basis in urban city planning for the present and the future. The collective memory construction defined in the Proclamation Park Area is very important for this nation and country in the future. There are many narratives contained in this place where the independence of the Republic of Indonesia was proclaimed. Due to its importance, collective memory from the post-independence period until the post-reformation period (currently) must be knitted with notable sources to become a valid collective memory. With the knitted collective memory, it can be a reference in the development of the architecture of this area and the direction of the development of the city of Jakarta in the future."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library