Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 14 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Gienzalfa Azizah Wibowo Putri
"Belgareti Farm merupakan home industry yang bergerak pada bidang spesialis minuman herbal olahan rosella. Belgareti Farm menjual produk rosella meliputi minuman sari rosella yang ready-to-drink, rosella kering, dan teh celup rosella. Semua proses produksi dari setiap produk Belgareti Farm diolah secara mandiri dengan lokasi industri di wilayah Leuwiliang, Bogor, Jawa Barat.

Belgareti Farm is a home industry that specializes in rosella herbal drinks. Belgareti Farm sells rosella products including ready-to-drink roselle juice, dried rosella, and rosella tea bags. Each products is processed independently at industrial locations in the Leuwiliang area, Bogor, West Java."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nabila Ekayani Calfina
"ABSTRACT
Latar belakang: Kerusakan tulang dapat menyebabkan penurunan tingkat kesehatan seseorang. Rosella merupakan tumbuhan herbal Indonesia yang memiliki kandungan yang dapat digunakan untuk memperkuat dan mencegah kerusakan tulang. Hingga saat ini, belum ada penelitian tentang keefektifan bunga rosella sebagai terapi untuk mengurangi kerusakan tulang. Tujuan: Melihat efektivitas ekstrak etanol Kelopak Bunga rosella teridentifikasi 10% terhadap kerusakan tulang calvaria Mus musculus akibat injeksi LPS. Metode: Model kerusakan tulang dibuat dengan menginjeksi tulang calvaria dengan lipopolisakarida (LPS) pada hari pertama. Selanjutnya, dilakukan injeksi di daerah kerusakan tulang dengan saline (kelompok kontrol) dan ekstrak etanol bunga rosella (kelompok perlakuan) pada hari kedua. Mus musculus dikorbankan pada hari ke lima dan dibuat sediaan histologi jaringan tulang calvaria. Kemudian, dilakukan analisis luas area kerusakan tulang. Hasil: Kelompok terapi yang diinjeksi ekstrak etanol kelopak bunga rosella menunjukkan area kerusakan tulang yang lebih sedikit yaitu 53,71% dibandingkan kelompok kontrol yang diinjeksi saline yaitu 95,61%. Kesimpulan: Ekstrak etanol kelopak bunga Rosella 10% efektif dalam mengurangi kerusakan tulang.

ABSTRACT
Background: Bone damage can cause a decrease in one's health level. Rosella is an Indonesian herbal plant that has ingredients that can be used to strengthen and prevent bone damage. Until then however, there are no studies on the effectiveness of rosella flowers as a therapy to reduce bone damage. Objective: To see the effectiveness of ethanol extract of Rosella calyx 10% identified against damage to calvaria Mus musculus bone due to LPS injection. Method: The bone damage model was created by injecting calvaria bone with lipopolysaccharide (LPS) on the first day. Next, done
injection in the area of ​​bone damage with saline (control group) and ethanol extract of rosella flowers (treatment group) on the second day. Mus musculus was sacrificed on the fifth day and histology of the calvaria bone tissue was made. Then, an area of ​​bone damage analysis is performed. Results: The therapeutic group injected with rosella calyx ethanol extract showed less bone damage area of ​​53.71% compared to the control group injected with saline which was 95.61%. Conclusion: Rosella flower petal ethanol extract 10% is effective in reducing bone damage.
"
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Valencia Audrey Halim
"ABSTRACT
Pendahuluan: Periodontitis atau kerusakan tulang rahang merupakan salah satu penyakit mulut yang paling sering terjadi. Kerusakan tulang ini dapat mengganggu aktivitas manusia karena rasa tidak nyaman yang ditimbulkan. Sampai saat ini, belum ada obat kerusakan tulang yang murni terbuat dari herbal, padahal Indonesia merupakan negara tropis yang kaya akan tumbuh-tumbuhan. Tumbuhan rosella memiliki kandungan yang bisa berperan sebagai anti inflamasi sehingga ekstrak rosella sudah banyak digunakan untuk pengobatan ulser. Akan tetapi, belum ada penelitian yang menguji efektivitas rosella apabila digunakan sebagai obat kerusakan tulang. Oleh karena itu, diperlukan penelitian pada hewan coba dimulai dari tingkat mamalia terbawah yaitu Mus musculus. Tujuan: Mengetahui efektivitas ekstrak etanol kelopak bunga rosella dalam membantu proses penyembuhan kerusakan tulang. Metode: Penelitian in vivo pada enam ekor Mus musculus. Kerusakan tulang calvaria dibuat pada hari pertama dengan injeksi LPS dari bakteri E. coli. Pada hari kedua, tiga ekor Mus musculus dari kelompok kontrol diberi injeksi saline sedangkan tiga ekor Mus musculus lainnya dari kelompok perlakuan diberi injeksi ekstrak etanol kelopak bunga rosella teridentifikasi 10%. Pada hari kelima, semua Mus musculus dikorbankan dan tulang calvarianya akan diamati menggunakan Micro-CT. Hasil: Kelompok terapi yang diinjeksi dengan ekstrak rosella memiliki luas area kerusakan tulang yang lebih kecil daripada luas area kerusakan tulang pada kelompok kontrol yang diinjeksi dengan saline. Kesimpulan: Ekstrak etanol kelopak bunga rosella teridentifikasi 10% efektif dalam membantu proses penyembuhan kerusakan tulang.

ABSTRACT
Background: Periodontitis or jaw bone damage is one the most common mouth disease. This bone damage can interfere with human activities because of the discomfort. Even though Indonesia is a tropical country that is rich in plants, there is still no pure bone medicine made from herbs. Roselle plants contain ingredients that can act as anti-inflammatory so its extract has been widely used for ulcer treatment. However, no studies have tested the efficacy of roselle when used as a medicine for bone damage. Therefore, research on experimental animals is needed starting from Mus musculus as the lowest level mammals. Objective: To analyze the efficacy of roselles ethanol extract in helping the healing process of bone damage. Methods: In vivo study on six Mus musculus. Calvarial bone damage was made on the first day by injection of LPS from E. coli bacteria. On the second day, three Mus musculus from the control group were injected by saline while the other three Mus musculus from the treatment group were injected by 10% identified roselles ethanol extract. On the fifth day, all Mus musculus were sacrificed and the calvarial bones were observed using Micro-CT. Results: The theraphy group injected by roselles ethanol extract has less bone damage area than the control group injected by saline. Conclusion: The 10% identified roselle`s ethanol extract is effective in helping the healing process of bone damage."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ranum Wanudya Yunas
"Hipertensi memiliki berbagai pilihan pengobatan karena kompleksitas patofisiologinya, termasuk intervensi terhadap inflamasi, sehingga bahan alami yang menargetkan berbagai mekanisme dapat dipertimbangkan. Ekstrak rosella dapat menurunkan tekanan darah dengan menghambat ACE, sementara penambahan ekstrak jahe merah diharapkan dapat mendukung pengobatan hipertensi melalui intervensi inflamasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi aktivitas antihipertensi kombinasi ekstrak rosella dan jahe merah pada tikus model hipertensi yang diinduksi DOCA-salt. Studi dilakukan terhadap enam kelompok tikus (n=5) yang terdiri dari satu kelompok normal dan lima kelompok tikus model hipertensi. Tikus model hipertensi diinduksi dengan pemberian 30 mg/kgBB DOCA secara subkutan dan NaCl 2% sebagai pengganti air minum selama tiga minggu. Kelompok tikus model terdiri dari kontrol negatif (CMC 0,5%), kontrol positif (4,5 mg/200 g BB kaptopril), dan 3 kelompok dosis kombinasi ekstrak rosella-jahe merah (50:3,5 mg/300gBB; 100:7 mg/300gBB; dan 200:14 mg/300gBB). Pemberian sediaan uji dilakukan secara peroral selama dua minggu kemudian diukur tekanan darah, level biomarker RAAS dan mediator inflamasi. Hasil uji antihipertensi menunjukkan kombinasi ekstrak rosella-jahe merah yang mengandung sianidin-3-sambubiosida dan 6-gingerol memiliki aktivitas antihipertensi karena mempengaruhi tekanan darah sistolik-diastolik secara signifikan pada ketiga dosis uji; level renin secara signifikan pada dosis 50:3,5mg /300grBB dan 200:14mg/300grBB; aktivitas ACE secara signifikan pada ketiga dosis, dan level angiotensin II secara signifikan pada dosis 100:7mg/300grBB dan dosis 200:14mg/300grBB serta terhadap level IL-17A secara signifikan pada dosis 100:7mg/300grBB dan 200:14mg/300grBB. Dosis optimalnya adalah 100:7mg/300gBB, dengan penurunan tekanan darah sistolik dan diastolik tikus model hipertensi secara berturut-turut sebesar ± 45 mmHg (27,6%) sistolik dan ± 39 mmHg (33,2%).

Hypertension offers diverse treatment options due to its complex pathophysiology, including interventions targeting inflammation, thus natural substances that target multiple mechanisms worth considering. Roselle extract reduces blood pressure by inhibiting ACE, while the addition of red ginger extract is anticipated to support hypertension treatment through inflammation intervention. This research aims to evaluate the antihypertensive activity of combination extracts of rosella-red ginger in DOCA-salt-induced hypertension model rats. This study was conducted on six groups of rats (n=5), comprising one normal group and five groups of hypertension model rats. The hypertension was induced in rat models by subcutaneous administration of 30mg/kgBW of DOCA and 2% NaCl as substitute for drinking water for three weeks. The model rat groups were comprised of negative control (0.5%CMC), positive control (4.5mg/200gBW captopril), and three doses groups of roselle-red ginger extract (50:3.5mg/300gBW; 100:7mg/300gBW; and 200:14mg/300gBW). The test preparations were given by oral gavage over two weeks then blood pressure, RAAS biomarker levels, and inflammation mediator were measured. The anti-hypertensive test results indicated combination of roselle-red ginger extract containing cyanidin-3-sambubioside and 6-gingerol has antihypertensive activity as it affects systolic-diastolic blood pressure significantly at all test doses; renin level significantly at doses 50:3.5mg/300grBW and 200:14mg/300grBW; ACE activity significantly at all doses, and angiotensin II level significantly at doses 100:7mg/300grBW and 200:14mg/300grBW and IL-17A level significantly at doses 100:7mg/300grBW and 200:14mg/300grBW. The optimal dose was 100:7mg/300gBW, resulting in reductions of approximately ±45 mmHg (27.6%) in systolic and ±39 mmHg (33.2%) in diastolic blood pressure in the hypertensive rat model."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Falahiyyah Bahri
"Radikal bebas merupakan senyawa yang sangat reaktif dan tidak stabil sehingga dapat menangkap elektron serta menimbulkan kerusakan pada struktur senyawa Akumulasi radikal bebas pada sel dapat menimbulkan stress oksidatif yang menyebabkan gangguan terhadap struktur dan fungsi sel. Rosella atau Hibiscus sabdariffa merupakan salah satu tanaman yang dapat dikembangkan sebagai antioksidan untuk menangkal radikal bebas. Penilitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan fitokimia dan aktivitas antioksidan bunga rosella ungu (Hibiscus sabdariffa). Mahkota bunga Hibiscus sabdariffa ungu diekstraksi masing-masing dalam pelarut n-heksana, etilasetat dan etanol. Ekstrak yang diperoleh kemudian diuji secara kualittatif dengan kromatografi lapis tipis (KLT) untuk mengetahui jumlah senyawa yang terkandung di dalamnya. Selanjutnya, uji fitokimia dilakukan untuk mengetahui kandungan senyawa saponin, flavonoid, triterpenoid, steroid, alkaloid dan tanin yang terdapat dalam ekstrak Hibiscus sabdariffa ungu.
Uji dengan metode DPPH terhadap ekstrak etilasetat dan ekstrak etanol Hibiscus sabdariffa ungu dilakukan untuk mengetahui aktivitas antioksidan dengan parameter yang dihasilkan berupa nilai %inhibisi dan nilai IC50. Hasil uji KLT menunjukkan bahwa terdapat dua komponen senyawa yang terkandung dalam ekstrakn-heksana, etil asetat dan etanol dari Hibiscus sabdariffa ungu. Berdasarkan uji fitokimia, golongan senyawa yang terkandung dalam ketiga ekstrak adalah flavonoid dan glikosida. Sedangkan pada pengujian aktivitas antioksidan dengan metode DPPH menunjukkan bahwa ekstrak etil asetat dan ekstrak etanol memiliki sifat antioksidan, dengan nilai IC50 sebesar 175,42 ppm untuk ekstrak etilasetat, dan sebesar 131,35 ppm untuk ekstrak etanol.

Free radicals are compounds that are very reactive and unstable therefore they can capture electrons and cause damage to the structure of other compounds. Accumulation of free radicals in cells can cause oxidative stress which causes disruption to the structure and function of cells. Rosella or Hibiscus sabdariffa is a plant that can be developed as an antioxidant to neutralize free radicals. This study aims to determine the phytochemistry content and antioxidant activity violet rosella calycs (Hibiscus sabdariffa). he crown of Hibiscus sabdariffa purple was extracted respectively in n-hexane, ethylacetate and ethanol solvents. The extract obtained is tested qualitatively by thin layer chromatography (TLC) to determine the amount of compounds contained Furthermore, phytochemistry tests were carried out to determine the content of saponin compounds, flavonoids, triterpenoids, steroids, alkaloids and tannins contained in violet Hibiscus sabdariffa extract.
The DPPH method for ethylacetate extract and ethanol extract of violet Hibiscus sabdariffa was carried out to determine antioxidant activity with the result parameters in the form of% inhibition and IC50 values. The TLC test results showed that there were two components contained in extracts of hexane, ethyl acetate and ethanol of violet Hibiscus sabdariffa. Based on phytochemistry tests, the classes of compounds contained in the three extracts are flavonoids and glycosides. While the antioxidant activity test using the DPPH method showed that ethyl acetate extract and ethanol extract had antioxidant properties, with an IC50 value of 175.42 ppm for ethylacetate extract, and at 131.35 ppm for ethanol extract.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Safina
"Kulit buah manggis (Garcinia mangostana) dan kelopak bunga rosella (Hibiscus sabdariffa) telah digunakan sebagai obat tradisional dalam berbagai khasiat. Pada penelitian ini, campuran kulit buah manggis dan kelopak bunga rosella dalam teh herbal ditentukan aktivitas antioksidannya. Aktivitas antioksidan diuji dengan metode penangkapan radikal bebas 1,1-diphenyl-2-pycrylhydrazyl (DPPH).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa campuran kulit buah manggis dan kelopak bunga rosella dalam formula A dengan komposisi 1,5 g kulit buah manggis dan 1,0 g kelopak bunga rosella memiliki aktivitas antioksidan paling tinggi (IC50=148,1 ¯g/mL) di antara formula lain dengan komposisi yang berbeda. Formula tersebut yang juga mengandung 60 mg ekstrak stevia lebih disukai oleh panelis pada uji kesukaan."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2009
S33024
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hendi Rohaendi
"Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sitolik lebih dari140 mmHg dan diastolik lebih dari 90 mmHg. Teh rosella digunakan untuk menurunkan tekanan darah oleh sebagian masyarakat. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan disain kuasi eksperimen dengan kontrol. Tujuan penelitian untuk mengetahui perbedaan efektifitas teh rosella dan obat terhadap tekanan darah pasien hipertensi di Panti Jompo Welas Asih Kota Tasikmalaya dan Rumah Sakit Umum Daerah Kota Tasikmalaya. Sampel penelitian ini berjumlah 40 orang responden, terdiri dari 20 responden yang diberikan teh rosella dan 20 orang responden yang minum obat actrapin 5 mg sehari sekali selama tujuh hari. Pengambilan sampel dengan cara total sampling untuk responden di panti dan conventiente sampling untuk pasien rumah sakit. Pengujian efektifitas sebelum dan sesudah dilakukan intervensi dengan uji paired-Sample T test, sedangkan untuk menguji adanya perbedaan efektifitas diantara dua kelompok menggunakan uji independent Sample T test dan untuk menguji efektifitas pemberian intervensi setelah dikontrol oleh jenis kelamin, umur, dan Indek Massa Tubuh menggunakan uji Manova. Hasil penelitian menunjukkan jenis kelamin paling banyak perempuan, rerata umur responden 60 tahun dan rerata Indek Masa Tubuh 27,25. Hasil penelitian menunjukan adanya perbedaan tekanan sistolik dan diastolik sebelum dan sesudah intervensi pada kedua kelompok (p=0,000). Teh rosella dan obat sama efektifnya dalam menurunkan tekanan darah pada kedua kelompok (p= 0,057 dan 0,242). Jenis kelamin, umur, dan IMT tidak mempengaruhi penurunan tekanan darah sistolik dan diatolik. Penelitian ini menyimpulkan bahwa secara signifikan teh rosella dan obat dapat menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolik pada pasien hipertensi. Rekomendasi dari penelitian ini adalah perlu adanya penelitian lanjutan dengan jumlah sampel yang sebih besar, uji kandungan rosella, dan pengukuran secara serial.

Hypertension is an elevation of systolic blood pressure higher than 140 mmHg and diastolic higher than 90 mmHg (WHO, 2003). In addition to pharmaticeutical intervention, many poeple in the community have been using roselle tea to reduce blood pressure. The purpose of this study is to explore the effect of roselle tea and medication of actrapin on the level of blood pressure in patient with hypertension at Panti Jompo Welas Asih and Distric General Hospital in Tasikmalaya. The design was a quasi experimental study using a equivalent control group with pre and post test approach. A total sampling of 20 patients employed as an intervention group I (roselle tea proided) and a conventience sampling of 20 patient from Distric General Hospital was employed as an actrapan users. The finding showed that there are a decrease in level of blood pressure both for syastolic and diatolic in all groups (p=0,000). Both Roselle tea and actrapin have showed a ability to reduce the level of systolic and diastolic blood pressure (p= 0,057 and 0,242 respectively). The study has showed that no significant reduction of blood pressure after controlled by gender, age and body mass indexs. It is recommended to conduct further research using appropiate number of samples, composition test of roselle tea caracteristic, and also using repeated meassure approach."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
T24811
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dwitya Andarwati
"Rosella (Hibiscus sabdariffa) dan pegagan (Centella asiatica) telah dilaporkan memiliki potensi untuk merangsang sistem imun. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui aktivitas imunostimulan sediaan teh kombinasi kaliks rosella dan herba pegagan dengan perbandingan 1:9 dengan metode hipersensitivitas tipe lambat/DTH dan hitung jumlah sel limfosit limpa. Masing-masing metode menggunakan 32 ekor mencit ddY yang dibagi ke dalam 8 kelompok. Kelompok 1 diberi kontrol CMC 0,5%, kelompok 2 diberi pembanding levamisol 0,45 mg/0,7 ml/20g bb, kelompok 3 diberi pembanding sediaan cair herbal X 0,52 ml/20g bb, kelompok 4 diberi dosis I rosella dan pegagan sebanyak (7,8 mg + 70,2 mg)/20g bb, kelompok 5 diberi dosis II rosella dan pegagan sebanyak (5,16 mg + 140,4 mg)/20g bb, kelompok 6 diberi dosis III rosella dan pegagan sebanyak (31,2 mg + 280,8)/20g bb, kelompok 7 diberi rosella sebanyak 7,8 mg/20g bb dan kelompok 8 diberi pegagan sebanyak 70,2 mg/20g bb. Pada hari ke-0, setiap mencit diimunisasi dengan 0,1 ml sel darah merah domba (SDMD) 2% secara intraperitonial, kemudian diberi perlakuan selama 7 hari. Pada hari ke-8, setiap mencit diimunisasi kedua dengan 0,1 ml SDMD 2% secara subplantar untuk uji DTH dan secara intraperitonial untuk uji limfosit. Ketebalan kaki mencit diukur dengan menggunakan ?Vernier caliper?, sedangkan jumlah sel limfosit dihitung menggunakan hemositometer dengan pewarna trypan blue. Sediaan teh kombinasi dosis III dapat meningkatkan jumlah sel limfosit dan aktivitas DTH, namun peningkatannya tidak berbeda bermakna dibandingkan dengan kontrol (p>0,05)."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S33084
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
M Wildan Permana
"ABSTRAK
Teh rosella merah memiliki kandungan antioksidan yang cukup tinggi berupa
asam askorbat. Asam askorbat ini mampu untuk menurunkan laju korosi yang
terjadi pada baja karbon rendah di lingkungan HCl 1 Molar. Metode kehilangan
berat digunakan untuk menguji keefektifan teh hijau sebagai inhibitor dengan
variasi waktu pencelupan (3 hari, 6 hari, 9 hari, dan 12 hari). Hasil yang
didapatkan adalah nilai efisiensi tertinggi didapatkan pada variabel 3 hari yaitu
sebesar 63% dan nilai efisiensi terendah didapatkan pada variabel 12 hari yaitu
sebesar 41%.

Abstract
Red roselle tea contains a large amount of antioxidant namely ascorbic acid.
Ascorbic acid is able to reduce corrosion rate on low carbon steel in HCl 1 M.
Weight loss methode is used to test the effectiveness of red roselle tea as an
inhibitors with various immersion time (3 days, 6 days, 9 days, and 12 days). The
result shows that the maximum value was found in 3-days immersion time with
63% of efficiency and the minimum value was found in 12-days immersion time
with 47% of efficiency."
2011
S1643
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hendi Rohaendi
"ABSTRAK
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sitolik lebih dari140 mmHg dan diastolik
lebih dari 90 mmHg. Teh rosella digunakan untuk menurunkan tekanan darah oleh
sebagian masyarakat. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan disain kuasi
eksperimen dengan kontrol. Tujuan penelitian untuk mengetahui perbedaan efektifitas
teh rosella dan obat terhadap tekanan darah pasien hipertensi di Panti Jompo Welas Asih
Kota Tasikmalaya dan Rumah Sakit Umum Daerah Kota Tasikmalaya. Sampel
penelitian ini berjumlah 40 orang responden, terdiri dari 20 responden yang diberikan
teh rosella dan 20 orang responden yang minum obat actrapin 5 mg sehari sekali selama
tujuh hari. Pengambilan sampel dengan cara total sampling untuk responden di panti dan
conventiente sampling untuk pasien rumah sakit. Pengujian efektifitas sebelum dan
sesudah dilakukan intervensi dengan uji paired-Sample T test, sedangkan untuk menguji
adanya perbedaan efektifitas diantara dua kelompok menggunakan uji independent
Sample T test dan untuk menguji efektifitas pemberian intervensi setelah dikontrol oleh
jenis kelamin, umur, dan Indek Massa Tubuh menggunakan uji Manova. Hasil penelitian
menunjukkan jenis kelamin paling banyak perempuan, rerata umur responden 60 tahun
dan rerata Indek Masa Tubuh 27,25. Hasil penelitian menunjukan adanya perbedaan
tekanan sistolik dan diastolik sebelum dan sesudah intervensi pada kedua kelompok
(p=0,000). Teh rosella dan obat sama efektifnya dalam menurunkan tekanan darah pada
kedua kelompok (p= 0,057 dan 0,242). Jenis kelamin, umur, dan IMT tidak
mempengaruhi penurunan tekanan darah sistolik dan diatolik. Penelitian ini
menyimpulkan bahwa secara signifikan teh rosella dan obat dapat menurunkan tekanan
darah sistolik dan diastolik pada pasien hipertensi. Rekomendasi dari penelitian ini
adalah perlu adanya penelitian lanjutan dengan jumlah sampel yang sebih besar, uji
kandungan rosella, dan pengukuran secara serial.

ABSTRACT
Hypertension is an elevation of systolic blood pressure higher than 140 mmHg and
diastolic higher than 90 mmHg (WHO, 2003). In addition to pharmaticeutical
intervention, many poeple in the community have been using roselle tea to reduce blood
pressure. The purpose of this study is to explore the effect of roselle tea and medication
of actrapin on the level of blood pressure in patient with hypertension at Panti Jompo
Welas Asih and Distric General Hospital in Tasikmalaya. The design was a quasi
experimental study using a equivalent control group with pre and post test approach. A
total sampling of 20 patients employed as an intervention group I (roselle tea proided)
and a conventience sampling of 20 patient from Distric General Hospital was employed
as an actrapan users. The finding showed that there are a decrease in level of blood
pressure both for syastolic and diatolic in all groups (p=0,000). Both Roselle tea and
actrapin have showed a ability to reduce the level of systolic and diastolic blood
pressure (p= 0,057 and 0,242 respectively). The study has showed that no significant
reduction of blood pressure after controlled by gender, age and body mass indexs. It is
recommended to conduct further research using appropiate number of samples,
composition test of roselle tea caracteristic, and also using repeated meassure approach."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>