Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 16 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Chaterine Tanuwijaya
"Pada tanggal 22 Juni 2009, Amerika Serikat mengesahkan Family Smoking Prevention and Tobacco Control Act FSPTCA (Section 907(a)(1)(A)), yang melarang penjualan rokok dengan zat perasa tertentu, termasuk rokok kretek dan rokok beraroma buah-buahan kecuali menthol, dengan tujuan untuk menurunkan tingkat perokok muda di AS. Indonesia merupakan Negara produsen dan pengekspor rokok kretek ke AS. Larangan penjualan rokok kretek ini menyebabkan larangan impor sejak tahun 2009 sampai sekarang. Rokok kretek Indonesia tidak dapat masuk ke pasar rokok AS, sehingga terjadi hambatan perdagangan dan menghilangkan persaingan. Badan Penyelesaian Sengketa dalam WTO baik Panel dan Appellate mendapati AS telah melakukan pelanggaran terhadap Pasal 2.1, 2.9.2 dan 2.12 dari Technical Barrier to Trade Agreement. TBT Agreement mengatur tentang bagaimana Negara dapat mengeluarkan peraturan berupa regulasi teknis yang harus sesuai dengan prinsip-prinsip dasar WTO, yaitu prinsip non-diskriminasi, prinsip perdagangan adil dan persaingan adil. Apabila ditinjau dari peraturan persaingan usaha di Indonesia, tidak terjadi pelanggaran terhadap hukum persaingan usaha, tetapi FSPTCA memberikan dampak anti persaingan. Penelitian ini menggunakan metode yuridis normatif dengan menggunakan beberapa perjanjian WTO dan laporan Working Group on the Interaction between Trade and Competition Policy, Undang-Undang No. 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat, dan narasumber lain.

Tobacco Control Act (Section 907(a)(1)(A)), which put a restriction on sales of cigarettes with certain flavors, including clove and aromatic fruits except menthol, with the objective to reduce smoking on children and youth in the US. Indonesia is a producer and an exporter of clove cigarettes to the US. This restriction on sales had caused an import ban since 2009 up to now. The issuance of FSPTCA had blocked market access of Indonesia’s clove cigarette into the US cigarette market, such that there exist a barrier to trade and elimination of competition. The Dispute Settlement Body on WTO, Panel and Appellate, found that US had acted inconsistently with Article 2.1, 2.9.2 and 2.12 of the Technical Barrier to Trade Agreement. TBT Agreement set rules on how Members State can issue law or regulation in the form of technical regulation that should abide the WTO principles such as principle of non-discrimination, principle of fair trade and principle of fair competition. From Indonesian’ competition law, there is no violation of competition law but FSPTCA had an anticompetitive impact. This paper is using a normative juridical method by utilizing agreements of the WTO and reports by the Working Group on the Interaction between Trade and Competition Policy, Law No. 5 of 1999 on Restriction of Monopoly Behavior and Unhealthy Competition, and other sources.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2014
S54416
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hadi Hartamto
"ABSTRAK
Tahun 1990 WHO telah menfokuskan efek negatif dari asap rokok pada risiko yang timbul terhadap kesehatan wanita. Sehubungan dengan efek asap rokok terhadap kesehatan wanita terutama pada aspek reproduksi, telah dilakukan penelitian eksperimental pada tikus.
Tujuan dari penelitian tersebut untuk mengetahui efek asap rokok kretek pada lama siklus estrus dan anak yang dilahirkan. Untuk mencapai tujuan tersebut, digunakan tikus betina dewasa strain LMfl sebanyak 24 ekor dengan berat badan 120 - 135 gram, berumur 3 - 4 bulan yang dipelihara dalam lingkungan yang baik dan diberi makanan standard untuk tikus. Semua tikus percobaan dibagi secara acak dalam 6 kelompok dan masing--masing kelompok terdiri atas 4 ekor tikus. Perlakuan yang diberikan sebagai berikut : 3 tikus dari tiap kelompok dipajan asap rokok kretek (1 rokok untuk 1 tikus), sisanya sebagai kontrol yang tidak dipajan asap rokok. Tikus-tikus perlakuan dimasukkan dalam kandang khusus (50 x 50 x 40 cm). Semua dinding kandang ditutup tripleks dan ada 2 lubang fentilasi. Tiga rokok kretek untuk pemajanan berada di dalam laci di bawah kandang. Tikus-tikus kontrol juga dimasukkan dalam kandang yang bentuknya lama hanya tak dipajan asap rokok kretek.
Perlakuan dilakukan tiap hari selama 35,. 70, dan 105 hari (atau 7, 14, dan 21 siklus estrus). Setelah satu hari perlakuan selesai, semua tikus dikawinkan dengan tikus jantan dewasa. Lama siklus estrus, jumlah anak, dan jumlah embrio yang diabsorbsi dalam uterus (anomali embrio) dicatat. Data dianalisis menggunakan analisis sidik ragam untuk mengetahui perbedaan lama siklus estrus, dan uji Kruskal- untuk mengevaluasi perbedaan jumlah anak yang dihasilkan.
Hasil perhitungan menunjukkan tak adanya pengaruh asap rokok kretek terhadap lamanya siklus estrus pada pemajanan 35, 70, dan 105 hari. Hasil yang sama juga didapatkan pada jumlah anak yang dihasilkan Penemuan yang penting dalam penelitian ini adalah besarnya persentase tikus yang tak bunting (50%) pada pemajanan 105 hari, dan lebih banyaknya embrio yang diabsorbsi pada kelampok perlakuan. Dari fakta pertama kami mempunyai dugaan bahwa pengaruh negatif asap rokok kretek akan lebih nyata bila pemajanan asap rokok lebih lama. Dari fakta kedua menimbulkan dugaan bahwa asap rokok kretek mempunyai pengaruh yang buruk terhadap embrio.
Berdasarkan pada hasil penelitian tersebut maka perlu diadakan penelitian lebih lanjut dengan pemajanan asap rokok yang lebih lama untuk mengetahui pengaruh asap rokok kretek terhadap fertilitas tikus percobaan. Di samping itu perlu juga dilakukan penelitian dengan pemajanan asap rokok kretek pada tikus yang sedang bunting untuk mengetahui pengaruh asap rokok kretek terhadap anaknya.

ABSTRACT
In 1990 WHO focused the negative effects of cigarette smoke on the: high risk on human female health. Studies in connection with the effects of cigarette smoke on human female health, especially on re-production aspects has been done experimentally in rats.
The purpose of the present study was to investigate the effect of cigarette kretek smoke on the length of estrous cycle and the offspring of rats. To achieve these goals, a research has been Carried out by using female rats (LfR strain), 120 - 135 grams body weight and 3 - 4 months old were kept in a controlled environment and fed a standard rat diet. All female rats were deviled randomly into 6.grouns of 4 rats each and treated as follows.
The first 3 female rats of each group were exposed to cigarette kretek smoke (one cigarette kretek for one rat). The remaining one female rat served as treated control. The rats belonging to the experimental groups were put into a special cage (50 x 50 x 4Ocm). All sides of the cage were covered with athin piece of wood and only had 2 ventilation, Afterwards, the smoke of 3 cigarette kretek Were placed under the cage. The treated control rate were also put into other cage with identical applied to them, but were not exposed to the smoke.
Treated rats and control were analysis the estrous cycles from the vaginal smears that were taken daily.
The treatment was given every day for 35, 70, and 105 days (7, 14, and 21 estrous cycles) respectively. After a series treatment, all rats were mated to an adult male rats. The length of estrous cycles, the number of offspring, and the,number of absorpted embryos in the uterus (anomalies embryos) were noted. The data were analyzed by 2 statistical tests. Analysis of variance was used to test the significant differences of the length of estrous cycles, whereas Kruskal-Wallis test was used to evaluate differences in number of offspring;.
The result showed no effect of kretek smoke on the length of estrous cycles at three dose levels of kretek smoke. The same results were also found in the number of offspring. The interesting finding in the present work is an increasing number, female rats which not be-came pregnant (5D) by 10; days of treatment. And increasing the number of absorpted embryos in treated groups. We suggested that the harmful effects of kretek smoke will be more obvious by the extension smoke exposure, and may be there were harmfull effects of kretek smoke to embryo.
Based on the present results, further studies with longer exposure were needed in order to known the effects of kretek smoke on fecundity Also further studies with pregnant rats exposed to kretek smoke done in order to know the effect on its offspring.
"
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1994
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Farida Soetiarto
"ABSTRAK
Rokok kretek mengandung bumbu bumbu dengan rasa dan aroma yang berbeda dengan rokok putih, yang mungkin mempu -nyai potensi eebagai penyebab kerusakan gigi.
Asumsi tersebut muncul dengan adanya laporan kasus kerusakan gigi yang spesifik pada perokok kretek.
Atas dasar fenomena tersebut diatas maka penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui gambaran kerusakan gigi, nilai insiden dan hubungan antara kebiasaan merokok kretek dengan kerusakan gigi yang spesifik.
Desain penelitian adalah kohort retrospektif, pada 1160 sopir bus P.P.D. yang tidak merokok kretek dan yang merokok kretek.
Hasil penelitian rrmenunjukkan adanya kerusakan yang spesifik, berbeda baik bentuk, letak maupun patofisiologisnya dengan karies pada umumnya, dengan nilai insiden 55.8% Secara statistik kerusakan dipengaruhi oleh lama merokok kretek dalam tahun, dan jumlah batang rokok kretek yang dihisap setiap hari yang berinteraksi dengan lama merokok.
Dengan merokok kretek selama > 10 th - < 15 th, dan jumlah rokok yang dihisap 7 - 12 batang/hari maka prediksi resiko terjadi kerusakan gigi yang spesifik = 83 %. Bila merokok kretek > 15 th., dengan jumlah rokok > 18 batang/hari, maka prediksi resiko kerusakan gigi 95 %.
Dapat disimpulkan bahwa kejadian kerusakan gigi yang spesifik pada perokok kretek cukup tinggi.
Hal ini dipengaruhi oleh lama kebiasaan merokok dalam tahun dan jumlah batang rokok kretek yang dihisap setiap hari. Berdasarkan temuan tersebut disarankan untuk memperkenalkan bentuk kerusakan gigi yang spesifik tersebut kepada tenaga kesehatan dan masyarakat untuk memberi peringatan akan bahayanya rokok kretek terhadap jaringan keras gigi. Untuk memperoleh jawaban lebih lanjut tentang mekanisme kerusakan masih diperlukan penelitian experimental laboratorik."
1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Kudus disamping dikenal sebagai kota santri , dan jenag , dikenal juga sebagai kota kretek , karena di tempat inilah muncul pertama kali dan berkembangnya industri rokok kretek. Potensi ekonomi dengan dukungan industri rokok menjadikan terkenal luas sebagai kota kretek. Kudus juga telah melahirkan sejumlah pengusaha rokok yang terkenal dan dikenal sebagai kota penghasil rokok kretek terbesar di wilayah Jawa Tengah...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Fajar Indra Budiman
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1992
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wiwik Prihatini
"ABSTRAK
Meskipun telah mengalami beberapa keterbatasan, industri rokok kretek di Indonesia tetap menunjukkan hasil yang menggembirakan. Tak hanya di bidang materi, tapi juga memberikan kontribusi yang berharga dalam mengatasi masalah ketenagakerjaan dan kegiatan-kegiatan sosial serta hiburan. Sampai saat inipun para produsen rokok tetap gencar mempromosikan produknya melalui berbagai cara, diantaranya melalui iklan dalam majalah. Dalam membuat iklan tersebut, maka pertimbangan khalayak sasaran dan tujuan periklanan produk yang diwujudkan melalui strategi kreatif dalam simbol verbal dan visual merupakan suatu hal yang penting. Tempa merupakan salah satu media yang sering memuat iklan rokok kretek dalam setiap penerbitannya. Pemilihan Tempo sebagai media beriklan bagi rokok kretek didasarkan pada karakteristik media itu sendiri. Itu sebabnya fokus perhatian dalam penelitian ini adalah bagaimana strategi iklan rokok kretek di Tempo, dan apakah ada pola-pola tertentu dalam iklan tersebut. Jenis penelitian ini tergolong deskriptif dengan metode penelitian analisis isi. Penentuan tahun penelitian 1990 dipilih secara acak, sehingga yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah iklan-iklan rokok kretek dalam kurun waktu tersebut. Setelah dilakukan pendataan, ternyata ada 31 versi iklan dari 5 merek rokok kretek. Dengan demikian analisis simbol verbal dan visual didasarkan pada ketiga puluh satu sampel ini. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, terlihat pola yang menunjukkan bahwa ternyata judul dan slogan merupakan unsur verbal yang cukup penting bagi iklan rokok kretek, sedangkan naskah tidak. Agak berbeda dengan unsur verbal, keberadaan unsur visual dalam iklan rokok kretek ternyata merupakan suatu hal yang mutlak harus ada. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa unsur visual mendominasi pola penyajian pesan iklan rokok kretek di majalah, Kondisi ini dapat dimengerti berdasarkan kenyataan bahwa rokok merupakan produk siap pakai, dan pada umumnya semua rasa rokok kretek hampir sama. Sehingga yang terpenting dalam iklan ini adalah bagaimana membangun citra bagi produk yang bersangkutan, dimana hal tersebut dapat diwujudkan melalui visualisasi. Temuan lain yang menarik untuk diketahui adalah bahwa hal-ha penggunaan yang berbau asing atau luar negeri dalam iklan rokok kretek dilakukan dengan pertimbangan, karena merek produknya yang menggunakan kata internasional, ingin menampilkan iklan yang agak berbeda dari iklan-iklan sebelumnya tapi tetap dengan tema yang sama, untuk memvisualisasikan judul iklan yang bersangkutan, atau sekedar memanfaatkan event yang ada sebagai sarana berpromosi sekaligus membentuk citra tertentu di mata konsumennya yaitu kelas internasional."
1993
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Firdaus Masduky
"ABSTRAK
Berbicara tentang tax shifting berarti membicarakan masalah pengalihan beban pajak dari wajib pajak kepada pihak lain yang ikut serta dalam lalu lintas tukar menukar. Tax shifting ini paling banyak terjadi pada pajak tidak langsung yang terdiri atas bea masuk, cukai, pajak pertambahan nilai (PPN). Produk rokok kretek yang tadinya hanya dipungut cukai, sekarang dipungut dua jenis pajak yaitu cukai & PPH sehingga beban pajak yang harus dibayar oleh para produsen menjadi bertambah besar. Oleh karena cukai & PPN ini termasuk pajak tidak langsung maka beban pajaknya dapat dialihkan dari produsen kepada konsumen melalui kenaikan harga eceran. Terhadap pengalihan beban pajak dari produsen kepada konsumen ini bila dikaitkan dengan pasaran rokok kretek yang bersaing, mnaka permasalahan yang timbul sekarang adalah sejauh mana produsen mampu mengalihkan tambahan beban pajak tersebut dari bagaimana dengan pembentukan harga eceran yang baru. Untuk menganalisa masalah tersebut diatas, penulis menggunakan pendekatan teori The Effective Incidence of the Tax yang isinya antara lain untuk mengetahui besar kecilnya beban pajak yang dapat dialihkan dari produsen kepada konsumen harus dibandingkan harga yang terbentuk dari kerangka gambaran ekonomis sebelum diperhatikan faktor pajak dan sesudah diperhatikan faktor pajak. Di dalam kerangka gambaran ekonomis yang membentuk harga ini ada 2 variabel yang mempengaruhinya yaitu, pertama: kondisi biaya (unsur-unsurnya: tehnologi, input, keadaan alam, pajak); kedua: sifat persaingan dipasar (unsur-unsurnya. yaitu: pemasaran,macam produk, barang substitusi). Jadi jelaslah disini bahwa pajak merupakan salah satu unsur yang mampu mempengaruhi perubahan harga. Berhubung yang menjadi pembahasan disini adalah faktor pajak saja, maka faktor lainnya dianggap tetap (ceteris paribus). Hasil analisa dari ke empat perusahaan rokok yaitu PT. Dj arum, PT Nojorono, PR Jambu Bol, PR Sukun menunjukkan bahwa hampir semua produsen rokok mampu mengalihkan seluruh bebannya kepada konsumen, dan hanya sebagian yang terpaksa ditanggung produsen sendiri. Adapun mengenai pembentukan harga eceran yang baru ternyata semua produsen mampu menaikkan harga eceran jauh lebih besar dari pada kenaikann jumlah pajaknya."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1987
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Sugiyanto
"Akibat buruk merokok telah menyebabkan kematian sekitar 3,5 juta manusia setiap tahunnya di dunia, sedangkan di Indonesia mencapai 57.000 per tahun. Pada tahun 2003 jika tidak dilakukan pencegahan diperkirakan rokok menyebabkan kematian 10 juta pertahun. Penelitian ekonometri telah membuktikan bahwa konsumsi rokok telah menimbulkan kerugian ekonomi. Hal ini sangat mengkhawatirkan karena Indonesia merupakan negara pengkonsumsi rokok terbesar ke-4 dunia, dengan pertumbuhan mencapai 44% (1990-1997). Konsumsi rokok kretek 182.614 juta batang dan rokok putih 29.546 juta batang. Dalam rangka peiaksanaan Pasal 44 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan, Pemerintah menetapkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 81/1999 Tentang Pengamanan Rokok Bagi Kesehatan.
Untuk mengubah produksi rokok kretek melalui penyesuaian mutu tembakau memerlukan waktu yang cukup panjang. Sedangkan penelitian pada tanaman tembakau selama ini ditujukan untuk meningkatkan kadar tar dan nikotin. Dengan pemberlakukan kebijakan diperkirakan Indonesia akan akan jadi pengimpor tembakau Virginia terbesar. Dampak bagi perkebunan cengkeh lebih serius dikarenakan industri rokok rendah tar dan nikotin tidak menggunakan bahan baku cengkeh, jika memakaipun dalam jumlah sedikit.
Bagi pengusaha rokok kretek kendala yang jelas adalah angka obsolut tar 20 mg dan nikotin 1,5 mg per batang, serta jangka waktu selama 5 tahun untuk SKM dan 10 tahun untuk Sigaret Kretek Tangan (SKT). Kandungan tar rokok kretek sendiri tergantung bahan baku dan proses produksi. Sigaret Kretek Mesin (SKM) dapat disesuaikan dengan biaya yang lebih mahal dan testa yang berubah yang belum tentu diterima pasar.
Sedangkan Sigaret Kretek Tangan (SKT) tidak akan dapat mencapai kandungan kadar tar dan nikotin. Bila dipaksakan peraturan ini maka akan banyak perusahaan rokok yang ditutup karena tidak mampu menyeusaikan diri, padahal Industri rokok kretek menyerap tenaga kerja sekitar 6,4 juta orang yang akan terancam keberadaannya.
Selama tahun 1993-1997 konsumsi rokok per kapita rata-rata naik 10,49%. Pada tahun 1997 konsumsi rokok per kapita 1,189 batangltahun. pemberlakuan Peraturan Pemerintah (PP) tersebut sangat menguntungkan industri rokok impor Sigaret Putih Mesin yang telah sesuai standar Word Health Organization (WHO). Sebaiknya yang ditempuh dahulu sosialisasi kesadaran akan kesehatan, etika dan tata krama merokok. Pembuatan kode etik mengenai iklan rokok, dan ketentuan cukai Selanjutnya diperlukan dialog untuk mengatasi perbedaan antara praktisi dan Semua pihak yang terkait."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2000
T7685
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anandita Laksmi Wardhani
"Keberadaan Industri Rokok, khusus nya rokok kretek di Indonesia semakin menimbulkan dilema. Pada satu sisi, industri rokok kretek yang lebih unggul dibandingkan industri rokok putih secara keseluruhan telah menyumbangkan porsi yang cukup besar bagi pendapatan negara, Salah satunya melalui pendapatan cukai rokok. Namun tak dapat disinyalir rokok adalah produk yang berbahaya bagi kesehatan, dan menyebabkan kematian bagi jutaan jiwa tiap tahunnya.
Berbagai upaya dilakukan oleh pemerintah dalam mengurangi tingkat konsumsi rokok namun juga tak ingin kehilangan pendapatan yang cukup besar dari industry ini. Dimulai dari penetapan kebijakan, penentuan tarif harga jual eceran, hingga pembatasan dalam bidang promosi atau periklanan.
Pada penelitian ini, akan dipaparkan dinamika industri rokok kretek di Indonesia dengan menggunakan metode analisis Struktur, Perilaku, dan Kinerja (SCP) dengan pembatasan hanya kepada Struktur dan Kinerja saja . Data menggunakan data sekunder. Penelitian ini menggunakan rasio konsentrasi empat perusahaan teratas dan MES (Minimum Efficiency of Scale) atau skala minimum efisiensi sebagai alat ukur struktur, dan untuk kinerja akan digunakan proksi PCM (Price Cost Margin).
Setelah analisa deskriptif dilakukan, berikutnya adalah analisa secara ekonometrika untuk mengetahui hubungan antara struktur dengan kinerja pada industri ini. Pada hasil penelitian didapat strukur pasar industri bersifat oligopoly dengan nilai CR4 pada 0.594 hingga 0.717 serta nilai PCM berkisar antara 0.61 hingga 0.721 yang mengindikasikan bahwa industri ini memiliki kekuatan pasar serta terbukti bahwa struktur mempengaruhi kinerja.

The existence of clove cigarettes in Indonesia apparently causes a more and more dilemma. At one side, clove cigarettes which is totally more superior than common cigarettes have already contributed large portion of income for the country. This can be proved by the large amount of cigarette tax that comes into the government's income. But in other way, cigarettes are still the dangerous product for health and cause a high death-rate of millions people annually.
Various kinds of effort have been done by the government in order to decrease the consumption level of cigarettes, but in the contrary, the government itself does not want to loose a large amount of income from this industry. The efforts start from the determination of policy, the appointment of tariff of sell price per piece, and the limitation of promotion activity and advertisement.
Through this research, the dynamic of clove cigarettes industry in Indonesia will be clearly explained by the approximation of SCP (Structure, Conduct, and Performance) analysis with the limitation of Structure and Performance only and use secondary data. This research is using the four largest companies concentration ratio and MES (Minimum Efficiency of Scale) as the measuring tool of structure. PCM (Price Cost Margin) will be used to analyze performance.
After the descriptive analysis has been done, the next is to analyze the relation between structure and performance by econometric analysis. In this research founded that structure indicated oligopoly size with the CR4 value range of 0.594 - 0.717 and indicates that companies performance have market power with the range of PCM value in 0.61 - 0.721 and also prove that structure influence performance.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S50300
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>