Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Danis Hidayat Sumadilaga
"Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk meneliti/menyelidiki faktor yang berkaitan dengan Perceived Managerial Discretion (PMD) dalam hubungannya dengan Risk Taking Behavior (RTB) dan kinerja organisasi pemerintah. Desain/metodologi/pendekatan: Penelitian ini menggunakan kombinasi metode kualitatif dan kuantitatif. Metode kualitatif dilakukan dengan menggunakan diskusi kelompok terfokus (FGD) untuk memilih variabel kunci yang mempengaruhi PMD dan memvalidasi temuan penelitian. Metode kuantitatif dilakukan menggunakan Structural Equation Modeling (SEM) untuk menguji delapan hipotesis yang dikembangkan melalui FGD dan studi literatur. Dari 340 kuesioner yang disebarkan, sebanyak 260 yang dikembalikan dan dianggap valid untuk analisis SEM, yang mencerminkan suatu tingkat respon yang memuaskan dari 76%.
Temuan: Enam faktor PMD yang teridentifikasi adalah quasi legal constraint (QLC), Powerful Outside Forces (POF), Inertial Forces (IF), Powerful Inside Forces (PIF), Power Base (PB), dan Political Acumen (PA). Analisis SEM menyatakan QLC, PIF, PB, dan PA meningkatkan PMD sementara IF cenderung menghambat PMD. Dengan sistem insentif yang ada saat ini dan PMD yang biasa saja, responden cenderung menampilkan perilaku risk averse, sementara sebagaimana diperlihatkan dalam studi ini, RTB yang lebih tinggi dibutuhkan untuk meningkatkan kinerja organisasi. Beberapa temuan penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya tetapi beberapa lainnya tidak.
Penelitian Implikasi/Keterbatasan: Keterbatasan utama dari penelitian ini adalah validitas eksternal, yaitu temuan hanya berlaku untuk organisasi yang memiliki karakteristik serupa dengan organisasi pemerintah yang digunakan sebagai studi kasus. Oleh karena itu, temuan ini harus digunakan dengan hati-hati untuk jenis organisasi publik yang berbeda.
Implikasi praktis: Berdasarkan hasil penelitian, maka perlu dilakukan: (1) mengenalkan sistem reward-punishment yang lebih baik dengan target yang lebih tegas bagi pengambil keputusan untuk bekerja yang yang terbaik, (2) mengkaji dan menghapus peraturan yang kurang tegas yang membatasi PMD, (3) merampingkan birokrasi, (4) menetapkan peraturan yang memungkinkan lebih banyak ruang untuk inovasi dan kebijakan, (5) menjelaskan tugas dan tanggung jawab para pengambil keputusan, dan (6) mengurangi perubahan-perubahan kebijakan sesaat dengan mendorong pengawasan dan pemberitahuan yang tepat.

Purpose: This study investigates pertinent factors in perceived managerial discretion (PMD) in association with risk-taking behavior (RTB) and organizational performance within government organizations.
Design/methodology/approach: This study used a mix of qualitative methods?using focus group discussions (FGDs) to select key variables affecting PMD and to validate the research findings?and quantitative methods?using structural equation modeling (SEM) to test eight hypotheses developed from FGDs and from a literature review. Out of 340 questionnaires sent out to potential participants, 260 were returned and deemed valid for SEM analysis, reflecting an impressive response rate of 76%.
Findings: A total of six factors affecting PMD were identified: quasi-legal constraint (QLC), powerful outside forces (POFs), inertial forces (IFs), powerful inside forces (PIFs), power base (PB), and political acumen (PA). The SEM analysis indicated that QLC, PIF, PB, and PA enhance PMD, while IFs tend to inhibit PMD. Given the existing incentive system and a mediocre PMD level, respondents tend to exhibit risk averse behavior while, as demonstrated by this study, a greater RTB would be necessary to improve organizational performance. All the presented findings are partially consistent with prior findings, with some notable contradictions.
Research implications/limitations: The primary limitation of this study was its limited external validity, as these findings can only be extended to organizations with similar characteristics of those of the government institution used as the case study. These findings must be used with care for different types of public organizations.
Practical implications: These findings support taking the following steps:
(1) introduce improved reward-punishment systems with more assertive targets for decision makers to work toward excellence, (2) review and remove equivocal regulations that could restrain PMD, (3) streamline bureaucracy, (4) establish regulations that allow more space for innovation and discretion, (5) delineate the tasks and responsibilities of decision makers, and (6) discourage abrupt policy changes, promoting proper scrutiny and notice."
Depok: Universitas Indonesia, 2016
D2161
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Retnani Nur Hapsari
"Studi ilmiah ini bertujuan untuk menguji pengaruh jenis kepemilikan bank terhadap perilaku pengambilan risiko pada bank. Klasifikasi bank umum dikategorikan menjadi Bank Pemerintah, Bank Swasta Nasional, dan Bank Asing. Studi ini juga melakukan pengujian apakah karakteristik spesifik bank memiliki pengaruh signifikan terhadap perilaku pengambilan risiko suatu bank. Penelitian menggunakan data publikasi laporan keuangan atas bank umum Indonesia untuk periode 2007-2016 dengan menggunakan metode Multiple Regression Analysis. Bank dengan dengan tipe kepemilikan pemerintah dan bank asing ditemukan memiliki kecenderungan pengambilan tingkat risiko yang lebih tinggi dibandingkan tipe bank swasta nasional. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa faktor likuiditas bank dan diversifikasi pendanaan secara signifikan berpengaruh negatif terhadap perilaku pengambilan risiko sedangkan bank karakteristik lainnya tidak menujukkan adanya pengaruh yang signifikan.

This study aims to examine the effect of bank s type of ownership on the level of bank risk taking behavior. We classifies banks based on their ownership structures into state owned bank Bank Pemerintah, Private National Bank Bank Swasta Nasional, and Foreign Bank Bank Asing. Using bank data in Indonesia, the study want to know which bank type has greater risk taking. The study also tested whether specific bank characteristics had an influence on risk taking. We used the data of Indonesian banks in the period of 2007-2016 by using Multiple Regression Analysis method. Research shows that banks with government owned structure Bank Pemerintah and Foreign Banks Bank Asing have a tendency to take a higher level of risk than Private National Bank Bank Swasta Nasional. The test results also showed that bank liquidity factor and funding diversification significantly affect the risk taking level while the other characteristic bank did not show any significant effect."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
T50703
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yosua Samuel Ramli
"Perilaku pengambilan risiko merupakan salah satu hal penting dalam menjalankan perusahaan. Perilaku pengambilan risiko dibutuhkan saat perusahaan menghadapi situasi sulit. Perilaku pengambilan risiko didasarkan pada pemilihan risiko yang berbeda di setiap perusahaan maupun individu. Pada tingkat manajemen, keberagaman menjadi salah satu faktor penting yang mempengaruhi perilaku pengambilan risiko.
Tinjauan literatur sebelumnya mengenai keberagaman manajemen seperti gender, usia, pendidikan, pengalaman dan lainnya menunjukan hasil yang tidak konsisten terhadap perilaku pengambilan risiko. Berdasarkan perbedaan hasil dari penelitian sebelumnya, penulis tertarik untuk melakukan analisa terhadap hubungan keberagaman manajemen puncak sebagai pengambil keputusan di perusahaan terhadap perilaku pengambilan risiko.
Penelitian ini menggunakan regresi generalized least square (GLS) terhadap data panel dari 333 perusahaan Indonesia nonkeuangan yang terdaftar selama 3 tahun dari tahun 2015 sampai 2017. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah perilaku pengambilan risiko. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah keberagaman manajemen puncak dalam hal gender, usia, bangsa, pendidikan, dan pengalaman. Variabel kontrol dalam penelitian ini adalah ukuran, profitability, dan pertumbuhan perusahaan.
Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa keberagaman manajemen puncak dalam hal gender, usia, bangsa, pendidikan, dan pengalaman tidak berpengaruh signifikan terhadap perilaku pengambilan risiko. Sementara itu, karakteristik perusahaan seperti ukuran, profitability, dan pertumbuhan perusahaan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perilaku pengambilan risiko.

Risk-taking behavior is one of important thing in running the company. Risk-taking behavior is needed especially when the company faces difficult situation. Risk-taking behavior is based on risk preference which differs among companies as well as individuals. At management level, diversity may be one of important factor affects risk-taking behavior.
Previous literature review studied about diversity in management such as diversity in gender, age, education, experience, etc shows inconsistent results towards risk-taking behavior. Based on inconsistency of previous researchs, author is interested to analyze the association between top management diversity as decision maker in the company to risk-taking behavior.
This research uses generalized least square (GLS) regression on panel data from 333 Indonesian listed non-financial companies for 3 years period from 2015 to 2017. Dependent variable of this research is risk-taking behavior. Independent variables of this research are top management diversity in gender, age, nationality, education background, and experience. Control variables of this research are company size, profitability, and growth.
The result of this research shows that top management diversity in gender, age, nationality, education background, and experience arenot significantly associated with risk-taking behavior. However, company characteristic such as size, profitability, and growth are significantly associated with risk-taking behavior.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T53462
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eva Fachria
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh kepemilikan asing terhadap perilaku pengambilan risiko perusahaan non keuangan di bursa efek indonesia periode 2008-2013. Dengan menggunakan dua variable kontrol yaitu leverage dan ukuran perusahaan.
Dalam penelitian ini ditemukan bahwa Kepemilikan asing dan leverage berpengaruh secara negatif dan signifikan terhadap perilaku pengambilan risiko perusahaan, sedangkan ukuran perusahaan berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap perilaku pengambilan risiko perusahaan.

This study aims to determine The Impact of Foreign Ownership on Corporate Risk Taking Behavior of non financial companies in Indonesia Stock Exchange period 2008 2013. By using two control variables leverage and company size.
In this study found that foreign ownership and leverage have a negative and significant effect on corporate risk taking behavior, while firm size positively and significantly influence to corporate risk taking behavior.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Girsang, Melva Viona
"Penelitian ini menguji apakah struktur kepemilikan dan independensi dewan komisaris berpengaruh terhadap prilaku pengambilan risiko (risk-taking behaviour) perusahaan non keuangan di Indonesia. Struktur kepemilikan yang diuji adalah kepemilikan negara, kepemilikan asing, kepemilikan manajerial, dan kepemilikan institusional. Selain itu, penelitian ini juga menguji apakah invesment opportunity dan independensi dewan komisaris memoderasi hubungan antara struktur kepemilikan dan risk-taking behaviour. Sampel penelitian adalah perusahaan non-keuangan yang terdaftar di BEI dengan periode penelitian 2017-2023. Hasil penelitian menunjukkan kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap risk-taking behaviour. Tidak ditemukan pengaruh signifikan kepemilikan negara, kepemilikan asing, dan kepemilikan institusional terhadap risktaking behaviour. Investment opportunity juga ditemukan tidak memoderasi hubungan struktur kepemilikan dan risk-taking behaviour. Independensi dewan komisaris terbukti memperlemah hubungan positif kepemilikan asing dengan risk-taking behaviour. Namun independensi dewan komisaris tidak terbukti memoderasi hubungan kepemilikan negara, kepemilikan asing, dan kepemilikan institusional dengan risk-taking behaviour.

This study examines whether ownership structure and independent commissioners influence the risk-taking behavior of non-financial firms in Indonesia. The ownership structures analyzed include state ownership, foreign ownership, managerial ownership, ix and institutional ownership. Additionally, the study investigates whether investment opportunity and the independence of the board of commissioners moderate the relationship between ownership structure and risk-taking behavior. The research sample consists of non-financial firms listed on the Indonesia Stock Exchange (IDX) during the 2017–2023 period. The findings reveal that institutional ownership has a positive effect on risk-taking behavior. However, no significant effect was found for state ownership, foreign ownership, or managerial ownership on risk-taking behavior. Furthermore, investment opportunity was not found to moderate the relationship between ownership structure and risk-taking behavior. The independence of the board of commissioners was shown to weaken the positive relationship between foreign ownership and risk-taking behavior. However, independent commissioners did not moderate the relationships between state ownership, managerial ownership, and institutional ownership with risktaking behavior."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indinesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library