Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 19 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Suryani
"Khamir oleaginous dari genus Rhodotorula dapat memproduksi lipid dengan kandungan asam lemak tertentu. Penelitian dilakukan untuk mengetahui persentase lipid total, kelas lipid, dan komposisi asam lemak khamir Rh. acheniorum SD4233, Rh. glutinis L4236, Rh. mucilaginosa UICC-Y-283, Rh. mucilaginosa UICC-Y-402, dan Rh. nothofagi UICC-Y-253 milik UICC dari Taman Nasional Gunung Halimun. Penelitian dilakukan di Departemen Biologi, FMIPA UI, Depok dan Balai Penelitian Bioteknologi Perkebunan Indonesia, Bogor dari September 2007--April 2008.
Hasil kurva pertumbuhan menunjukkan strain khamir Rh. acheniorum SD4233, Rh. glutinis L4236, Rh. mucilaginosa UICC-Y-402, dan Rh. nothofagi UICC-Y- 253 memiliki waktu yang sama untuk pencapaian fase stasioner dalam mengakumulasi lipid, yaitu pada jam ke-72, sedangkan Rh. mucilaginosa UICC-Y-283 pada jam ke-96. Ekstraksi lipid khamir menggunakan heksana dengan alat Soxhlet dan tanpa alat Soxhlet. Kelas lipid dideteksi dengan kromatografi lapis tipis (KLT) dan komposisi asam lemak dideteksi dengan kromatografi gas-cair (KGC). Strain khamir Rh. acheniorum SD4233 memiliki persentase lipid total tertinggi sebesar 19,19%. Strain khamir Rh. nothofagi UICC-Y-253 memiliki persentase lipid total tertinggi kedua sebesar 10,76% dengan kandungan asam linoleat tertinggi sebesar 32,15% dibandingkan empat strain khamir lain.
Lipid lima strain khamir mengandung ergosterol, 1,2-diolein, dan triolein. Mono-olein hanya terdeteksi pada strain Rh. acheniorum SD4233, Rh. glutinis L4236, dan Rh. mucilaginosa UICC-Y-402, sedangkan 1,3-diolein tidak terdeteksi pada lipid kelima strain khamir. Strain Rh. acheniorum SD4233 mengandung asam laurat 0,35%, miristat 13,60%, palmitat 38,80%, stearat 1,28%, oleat 27,62%, dan linoleat 18,76%. Strain Rh. glutinis L4236 mengandung asam laurat 11,38%, miristat 7,50%, palmitat 33,94%, stearat 1,63%, oleat 29,27%, dan linoleat 15,18%. Strain Rh. mucilaginosa UICC-Y-283 mengandung asam laurat 12,61%, miristat 5,80%, palmitat 29,14%, stearat 0,76%, oleat 35,99%, dan linoleat 15,70%. Strain Rh. mucilaginosa UICC-Y-402 mengandung asam laurat 2,00%, miristat 8,81%, palmitat 27,99%, stearat 1,81%, dan oleat 60,28%. Strain Rh. nothofagi UICC-Y-253 mengandung asam laurat 5,05%, miristat 3,96%, palmitat 28,41%, oleat 30,43%, dan linoleat 31,15%. "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
S31528
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Duangkanok Tanangteerapong
"Polyhydroxyalkanoate
(PHA) is one of the alternatively biodegradable plastics which can be
synthesized from a particular micro-organism after the fermentation process,
considering the optimization of nutrients. In this research, the yeast
strain Rhodotorula graminis TISTR 5124 was selected to be fermented with a carbon
source in the standard nutrient in order to conduct a preliminarily study on the
best conditions for this
yeast in PHA production. The growth rate curve of yeast in the composition of imbalanced
nutrients, i.e. the limitation
of phosphorus and nitrogen, was also investigated and compared with another sample cultured in standard nutrients. Experimental results indicated that the
condition that gave the maximum growth rate of this yeast strain was a
P-limited condition at 81 hours, whereby the cell number of 3.1×109cells/mL was
obtained and corresponded to the optical density (OD) of 0.95 measured at a
wavelength of 600 nm. The synthesized PHA extracted from yeast cells after 81
hours of incubation was examined by Fourier
transform infra-red (FT-IR) and nuclear magnetic resonance (1H NMR) spectroscopy. The results indicated stretching
vibrations similar to the copolymer PHBV (or a PHA derivative). Maximum PHA content of 54.4% was
found in the P-limited condition which corresponded
to a PHA yield of 65.1 (g/g-total sugar consumed) in which the yeast consumed the least glucose amount of 3.2 g/L, but
grew the most rapidly. Rhodotorula
graminis TISTR 5124 is therefore promising as a good candidate for alternatively
biodegradable plastics, considering the potential to produce PHA and its derivatives. This process can be beneficial as an option to replace conventional plastics in
the future."
2016
J-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Duangkanok Tanangteerapong
"Polyhydroxyalkanoate (PHA) is one of the alternatively biodegradable plastics which can be synthesized from a particular micro-organism after the fermentation process, considering the optimization of nutrients. In this research, the yeast strain Rhodotorula graminis TISTR 5124 was selected to be fermented with a carbon source in the standard nutrient in order to conduct a preliminarily study on the best conditions for this yeast in PHA production. The growth rate curve of yeast in the composition of imbalanced nutrients, i.e. the limitation of phosphorus and nitrogen, was also investigated and compared with another sample cultured in standard nutrients. Experimental results indicated that the condition that gave the maximum growth rate of this yeast strain was a P-limited condition at 81 hours, whereby the cell number of 3.1×109cells/mL was obtained and corresponded to the optical density (OD) of 0.95 measured at a wavelength of 600 nm. The synthesized PHA extracted from yeast cells after 81 hours of incubation was examined by Fourier transform infra-red (FT-IR) and nuclear magnetic resonance (1H NMR) spectroscopy. The results indicated stretching vibrations similar to the copolymer PHBV (or a PHA derivative). Maximum PHA content of 54.4% was found in the P-limited condition which corresponded to a PHA yield of 65.1 (g/g-total sugar consumed) in which the yeast consumed the least glucose amount of 3.2 g/L, but grew the most rapidly. Rhodotorula graminis TISTR 5124 is therefore promising as a good candidate for alternatively biodegradable plastics, considering the potential to produce PHA and its derivatives. This process can be beneficial as an option to replace conventional plastics in the future."
Depok: Faculty of Engineering, Universitas Indonesia, 2016
UI-IJTECH 7:7 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Ekstrapolisakarida (EPS) adalah semua bentuk polisakarida yang terdapat di luar dinding sel. Khamir dari genus Rhodotorula (F.C. Harrison)merupakan salah satu genus yang memiliki kemampuan untuk menghasilkan
EPS dalam bentuk kapsul dan lendir. Penelitian yang dilakukan bertujuan memperoleh strain khamir dari genus Rhodotorula yang berpotensi menghasilkan EPS dengan kandungan -1,3-glukan yang tinggi. Penelitian
dilakukan di Departemen Biologi, Kimia, dan Farmasi, FMIPA UI, Depok selama 10 bulan (Juni 2006 sampai Maret 2007). Penapisan dilakukan berdasarkan intensitas kompleks warna antara biomassa kering dengan aniline blue, pewarna yang spesifik untuk mendeteksi -1,3-glukan. Sebanyak 40 strain Rhodotorula positif menghasilkan -1,3-glukan pada
dinding sel dan EPS, dengan intensitas warna biru yang bervariasi. Intensitas warna biru diberi skor 1--4 untuk biru muda hingga biru tua keunguan. Sebanyak empat strain Rhodotorula mucilaginosa, yaitu UICC
Y-116, UICC Y-128, UICC Y-141, dan UICC Y-165 menunjukkan intensitas warna biru paling pekat (skor empat), yang mengindikasikan konsentrasi
polimer dan derajat polimerisasi -1,3-glukan yang tinggi. Hasil penapisan menunjukkan bahwa keempat strain tersebut paling potensial menghasilkan -1,3-glukan pada dinding sel dan EPS. Ekstrapolisakarida dari dua strain, yaitu UICC Y-128 dan UICC Y-116 diisolasi dan dimurnikan, serta dianalisis dengan HPLC. Strain UICC Y-128 menghasilkan EPS sebanyak 0,84 g/g
biomassa kering (84%) dan UICC Y-116 sebanyak 0,85 g/g biomassa kering (85%). Hasil analisis HPLC menunjukkan bahwa EPS kedua strain kemungkinan merupakan -glukan."
Universitas Indonesia, 2007
S31446
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Rama Saputri
"Sel khamir diketahui dapat digunakan sebagai elemen sensor biologi pada biosensor logam berat. Penelitian bertujuan mengetahui kemampuan deteksi biosensor logam Cu2+ menggunakan biomassa Rhodotorula mucilaginosa (Jörgensen) F.C. Harrison UICC Y-235 yang ditumbuhkan pada variasi medium pertumbuhan, yaitu medium Potato Dexrose Broth (PDB) dan Yeast-extract Peptone Glucose Broth (YPGB) dengan konsentrasi glukosa 0, 4, 10, 15, dan 20%. Penelitian dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi dan Laboratorium Smart System Technology (SST) Departemen Fisika FMIPA UI, selama bulan Agustus 2007--Desember 2008. Pengukuran kemampuan deteksi berdasarkan nilai resistansi (R) (DC) dan impedansi (Z) (AC) setelah biosensor dihubungkan dengan RCL meter selama 1 menit.
Hasil pengukuran pada larutan Cu ( 0, 500, 1.000, dan 2.000 ppm) menunjukkan biosensor dengan biomassa yang ditumbuhkan pada medium YPGB (mengandung 4% glukosa) selama 96 jam (akhir fase log) mampu mendeteksi logam Cu2+ yang lebih baik (Zud/ZCu = 3,040; 66,185; 138,097; dan 201,144) daripada biosensor dengan biomassa yang ditumbuhkan pada medium PDB (3,214; 37,597; 39,088; dan 45,848). Berdasarkan hasil pengukuran (pada larutan Cu 1.000 ppm), biosensor dengan biomassa yang ditumbuhkan pada YPGB dengan konsentrasi glukosa 4% memiliki kemampuan deteksi yang lebih baik (Zud/ZCu = 116,578) daripada biosensor dengan biomassa yang ditumbuhkan pada medium YPGB konsentrasi glukosa 10% (40,970), 15% (77,625), dan 20% (60,936). Pengamatan menggunakan Scanning Electron Microscopy (SEM) menunjukkan bahwa sel-sel khamir menutupi permukaan pasta karbon pada material sensitif biosensor.
Hasil SEM pada biosensor setelah pengukuran menunjukkan telah terjadinya retakan pada permukaan material sensitif yang mengindikasikan peluruhan material sensitif setelah dicelupkan pada larutan logam Cu. Hasil pengukuran kemampuan deteksi biosensor (dengan biomassa yang ditumbuhkan pada medium YPGB) terhadap logam selain Cu2+ (Zud/ZCu = 122, 955) (pada konsentrasi larutan logam 1.000 ppm) menunjukkan biosensor memiliki kemampuan deteksi yang hampir sama dengan logam Cr3+ (115,926), namun kemampuan deteksinya lebih rendah terhadap logam Pb2+ (58,338)."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S31570
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Netra Dewangga
"Biosensor untuk penentuan BOD secara amperometrik telah dikembangkan dengan menggabungkan elektroda pengukur oksigen terlarut dengan khamir Rhodotorula mucilaginosa UICC Y - 181 terimobilisasi. Sensor dibuat dari elektroda emas yang dilapisi membran nafion 50 mikron dan biofilm gelatin yang mengandung khamir Rhodotorula mucilaginosa UICC Y - 181 terimobilisasi. Hubungan linear antara respon sensor dan konsentrasi glukosa sebagai larutan standar BOD dalam bufer fosfat pH 7, terlihat dalam rentang antara 10 sampai 70 mg/L, dengan nilai BOD berdasarkan larutan standar glukosa dengan nilai R2= 0,98. Namun respon ini masih lebih rendah dibandingkan dengan pengukuran menggunakan free cell Rhodotorula mucilaginosa UICC Y - 181 yang menghasilkan respon pada rentang 10 sampai 90 mg/L BOD dengan R2= 0,96. Penentuan BOD membutuhkan waktu minimal 5 menit.

Biosensor for amperometric determination of Biochemical Oxygen Demand (BOD) was developed using combination of electrode for oxygen sensor and immobilized Rhodotorula mucilaginosa UICC Y - 181. This sensor made from gold electrode installed with a 50 micron nafion membrane and a gelatin biofilm containing immobilized yeast, Rhodotorula mucilaginosa UICC Y - 181. A linear relationship between the sensor response and the concentration of glucose as standar solution for BOD in phosphate buffer of pH 7, was observed in range 10 to 70 mg/L BOD standard glucose solution with R2= 0,98. This response was still low in comparing to the free cell yeast that show better response in the range 10 to 90 mg/L BOD standard glucose solution with R2= 0,96. The minimal measuring time for BOD determination was 5 minute."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
T29069
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hisni Munafarifana
"Informasi tentang kemampuan mikosin dari 18 strain khamir asal Kebun Raya Cibodas terhadap 10 isolat khamir kontaminan pada yogurt belum pernah dilaporkan sebelumnya. Penelitian dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi, Departemen Biologi, FMIPA UI, Depok, dari bulan Desember 2006--Mei 2007. Penelitian bertujuan memperoleh khamir penghasil mikosin asal Kebun Raya Cibodas, yang dapat membunuh khamir kontaminan pada yogurt. Penapisan aktivitas mikosin menggunakan metode gores pada Killer Medium Agar dengan pH 4,4 dan mengandung metilen biru menunjukkan bahwa 17 strain khamir menghasilkan mikosin terhadap 9 isolat khamir kontaminan. Pengujian aktivitas mikosin menggunakan metode sumur menunjukkan bahwa 18 strain khamir penghasil mikosin dapat membunuh 10 isolat khamir kontaminan. Sebanyak 16 strain khamir asal Kebun Raya Cibodas dari kelompok Basidiomycetes memiliki aktivitas mikosin dengan spektrum luas karena dapat membunuh khamir kontaminan dari kelompok Ascomycetes. Sebanyak 2 strain khamir asal Kebun Raya Cibodas dari kelompok Ascomycetes memiliki aktivitas mikosin dengan spektrum sempit karena dapat membunuh khamir kontaminan dari kelompok Ascomycetes. Jumlah sel khamir penghasil mikosin yang digunakan sebanyak 1,38 x 108 sel/ml dan khamir kontaminan sebanyak 3,45 x 107 sel/ml. Khamir mikosinogenik Rhodotorula sp. F. C. Harrison UICC Y-318 dan Rhodotorula sp. UICC Y-325 paling banyak membunuh khamir kontaminan pada yogurt (9 isolat)."
Depok: Universitas Indonesia, 2007
S31449
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maryanty
"Khamir Rhodotorula dapat menghasilkan lipid dengan komposisi asam lemak tertentu. Tujuan penelitian untuk mengetahui persentase lipid total, kelas lipid, dan komposisi asam lemak Rh. mucilaginosa UICC Y-136, Rhodotorula sp. UICC Y-172, Rhodotorula sp. UICC Y-214, Rhodotorula sp. UICC Y-226 dan Rh. mucilaginosa UICC Y-234 koleksi University of Indonesia Culture Collection (UICC) yang berasal dari Cagar Alam Pulau Rambut, Cagar Alam Muara Angke dan Teluk Jakarta. Penelitian dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi, Departemen Biologi, FMIPA UI, Depok, dan Balai Penelitian Bioteknologi Perkebunan Indonesia, Bogor, dari Januari--Agustus 2008. Kurva pertumbuhan menunjukkan bahwa kelima strain khamir mencapai fase stasioner untuk pertumbuhan tetap biomassa pada waktu yang berbeda, yaitu Rh. mucilaginosa UICC Y-136 pada jam ke-96, Rhodotorula sp. UICC Y-172 pada jam ke-72, Rhodotorula sp. UICC Y-214 dan Rhodotorula sp. UICC Y-226 pada jam ke 120, dan Rh. mucilaginosa UICC Y-234 pada jam ke-48.
Hasil ekstraksi lipid dari keseluruhan sel menunjukkan strain khamir Rhodotorula sp. UICC Y-172 memiliki persentase lipid total tertinggi sebesar 22,82% dari berat biomassa keringnya (w/w) hasil ekstraksi tanpa alat Soxhlet dan dengan alat Soxhlet sebesar 3,55% (w/w). Kelas lipid dideteksi menggunakan kromatografi lapis tipis (KLT). Lipid yang terdapat pada kelima strain khamir, yaitu ergosterol, 1,2-diolein dan triolein. Lipid mono-olein dan 1,3-diolein tidak terdeteksi pada kelima strain khamir. Komposisi asam lemak khamir dideteksi dengan Kromatografi gas-cair (KGC). Komposisi asam lemak khamir pada Rh. mucilaginosa UICC Y-136 adalah miristat 0,75%, palmitat 18,09%, stearat 0,20%, oleat 76,54%, dan linoleat 3,32%, pada Rhodotorula sp. UICC Y-172 adalah laurat 0,05%, miristat 0,65%, palmitat 19,67%, stearat 0,18%, oleat 74,87%, dan linoleat 3,57%, pada Rhodotorula sp. UICC Y-214 adalah laurat 0,10%, palmitat 22,37%, stearat 0,35%, oleat 73,79%, dan linoleat 2,47%, pada Rhodotorula sp. UICC Y-226 adalah laurat 0,14%, miristat 0,65%, palmitat 24,34%, stearat 0,19%, oleat 66,50%, dan linoleat 5,50%, dan pada Rh. mucilaginosa UICC Y-234 adalah laurat 0,03%, miristat 0,84%, palmitat 19,87%, stearat 0,30%, oleat 71,27%, dan linoleat 6,86%. Strain khamir Rhodotorula sp. UICC Y-172 dapat memproduksi asam linoleat tertinggi, yaitu sebesar 78,05 mg/l medium."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
S31513
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Rhodotorula nothofagi UICC Y-253 merupakan khamir yang
menghasilkan biomassa yang mengandung asam lemak jenuh dan tidak
jenuh. Adanya ikatan rangkap pada rantai struktur asam lemak tidak jenuh
menyebabkan asam lemak mudah teroksidasi. Untuk menghindari hal
tersebut, maka asam lemak perlu dilindungi dengan cara membuatnya dalam
sediaan mikrokapsul. Sebagai eksipien yang digunakan dalam sediaan
mikrokapsul adalah natrium alginat. Teknik mikroenkapsulasi yang dilakukan
dengan membentuk cross linking antara natrium alginat dengan kalsium
klorida yang selanjutnya dikeringkan dengan metode freeze dry. Mikrokapsul
dibuat dalam 3 formula yang didasarkan pada variasi konsentrasi penyalut
masing-masing 1%, 2% dan 3%. Evaluasi mikrokapsul yang dihasilkan
meliputi: bentuk dan morfologi dengan scanning electron microscopy, faktor
perolehan kembali, distribusi ukuran partikel, dan perhitungan persentase
kandungan asam oleat dan asam linoleat dalam mikrokapsul. Hasil penelitian
menunjukkan penyalutan menggunakan natrium alginat 2% menghasilkan
mikrokapsul yang terbaik dibandingkan formula lainnya."
Universitas Indonesia, 2009
S32901
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aditya Rinus Pratama Putra
"Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan kondisi optimum produksi lipase dengan variasi konsentrasi substrat sebagai induser dan suhu produksi enzim lipase oleh fementasi rendam Rhodotorula mucilaginosa (YUICC422) dengan Response Surface Methodology. Selain itu, penelitian ini juga ingin mengetahui potensi minyak jelantah yang banyak didapatkan di daerah laboratorium sebagai pengganti induser potensial. Sebagai pembanding minyak jelantah digunakan minyak dari palm oil dan minyak zaitun. Diagram penelitian ini terdiri dari 3 langkah besar, yaitu melakukan fermentasi untuk uji konsentrasi substrat dan suhu terbaik menggunakan metode One Factor at the Time (OFAT) sebagai acuan untuk pertimbangan desain RSM, kedua fermentasi model RSM, ketiga validasi model RSM. Hasil penelitian menunjukan bahwa nilai aktiftas enzim lipase dengan substrat minyak jelantah sebesar 0.051 U/ml. Sedangkan, nilai aktifitas enzim lipase dengan substrat minyak zaitun dan minyak goreng dari palm oil sebesar 0.054 U/ml dan 0.057 U/ml. Konsentrasi substrat terbaik adalah 1.67% dengan suhu produksi enzim 32.92°C.

This research aims to obtain the optimum conditions for lipase productions by varying the temperature and the concentrations of substrat by submerged fermentations of Rhodotorula mucilaginosa (YUICC422) using Response Surface Methodology. In addition, this study also wanted to know the potential of 'jelantah' oil ( reuse palm oil) that we can be found near laboratorium easyly. As a benchmark of jelantah oil is used palm oil and olive oil. Flow process of this study consists of three major steps. Firstly, testing the concentrations of substrat and the temperature to look for the optimum number for production lipase with One Factor at the Time methods (OFAT) as a consideration fo RSM design. Secondly, Fermentations of RSM models. Thirdly, validations RSM model. The result shows that the activity of lipase enzim with 'jelantah' oil is 0.051 U/ml. Although, the activity of lipase enzim with zaitun and palm oil as substrat are 0.054 U/ml and 0.057 U/ml. The optimum condition of this study are substrat consentration 1.67%, Temperature 32.92°C."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42302
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>