Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 70 dokumen yang sesuai dengan query
cover
London: Routledge, Taylor & Francis Group, 2009
618.928 BES
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Reed, Mortimer P.
Englewood Cliffs, New Jersey: Prentice-Hall, 1983
643.7 REE c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Law, Chee-Hong
"ABSTRAK
This paper examines the linkages between residential property prices and residential property loans in Malaysia from 1999 to 2015. Even though residential properties are a basic necessity, there are few studies that estimate the long-run and short-run relationships between loans and price levels in residential properties in Malaysia. The estimations are divided into two parts: the detection of long-run relationships and the estimation the long-run and short-run elasticities from an ARDL model. The results support the hypothesis that the loan supply has a positive impact on residential price levels; the robustness test and Granger causality test also support this conclusion. This suggests the importance of closely monitoring the housing loan activities of banks via monetary or macroprudential policy to control residential property prices."
Depok: FEUI - Management Research Center (MRC), 2017
330 ICMR 9:1 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
New York: Van Nastrand , 1986
616.89 BEH
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Usha Adelina Batari Riyanto
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis segregasi tempat tinggal berdasarkan pendapatan beserta korelasinya dengan kesenjangan pendapatan di kota/kabupaten di empat metropolitan area Pulau Jawa pada periode 2005-2011. Menggunakan Centile Gap Index untuk mengukur tingkat segregasi tempat tinggal berdasarkan pendapatan, ditemukan bahwa CGI memiliki nilai yang berkisar dari 0,06 hingga 0.45. Hal ini mengindikasikan adanya income mixing di tempat tinggal di Pulau Jawa. Selain itu, dengan menggunakan estimasi Random Effects, ditemukan bahwa kesenjangan pendapatan dan segregasi tempat tinggal berdasarkan pendapatan memiliki korelasi yang kuat dan signifikan, dimana peningkatan Koefisien Gini sebesar satu unit menyebabkan peningkatan CGI sebesar 0.205 poin. Faktor-faktor lain yang juga ditemukan berpengaruh dengan tingkat segregasi perumahan ekonomi termasuk tingkat tenaga kerja, tingkat populasi, proporsi orang dewasa dengan gelar sarjana, dan proporsi dari penduduk usia tua di suatu kabupaten atau kota

ABSTRACT
This study contributes to identifying and analyzing economic residential segregation regencies or cities belonging to Java?s metropolitan areas from 2005 to 2011, and how income inequality and other factors may have affected the patterns of it. Using the Centile Gap Index as a measure of economic residential segregation, it was revealed that the neighborhoods were sorted by income to some extent. However, it was revealed that the CGI ranges from 0.06 to 0.45, which suggests the tendency towards neighborhood income mixing. On the other hand, using a Random Effects estimation, the evidence reveals strong and robust relationship between income inequality and economic residential segregation where an increase in Gini Coefficient by one unit would result in an increase of CGI by 0.205 points. Other factors were also found to be influencing with the level of economic residential segregation, including the level of employment, level of population, fraction of adults with graduate degrees, and fraction of old-age population in the regency or city
"
2016
S64909
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyu Ika Nur Fitriyani
"Peningkatan kebutuhan lahan permukiman mendorong aktivitas manusia yang semakin kompleks, sehingga menimbulkan bencana, salah satunya kebakaran permukiman. Pada tahun 2018-2021, kebakaran permukiman mengalami ekspansi sebesar 14% di Kota Jakarta Timur. Kejadian ini mengakibatkan kerusakan infastrukur dan kerugian ekonomi yang cukup besar serta menyebabkan hilangnya nyawa seseorang. Studi kerentanan bencana menjadi salah satu opsi yang dapat dilakukan dalam upaya mitigasi. Faktor fisik, sosial, dan ekonomi dinilai sebagai faktor penilaian kerentanan bencana yang mengarahkan pada peningkatan dampak bahaya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor yang paling berpengaruh dan menganalisis karakteristik wilayah rentan bencana kebakaran permukiman di Kota Jakarta Timur. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analytical Hierarchy Process (AHP) melalui analisis Geographic Information System- based Multicriteria Decision Analysis (GIS-MCDA). Hasil penelitian menunjukan bahwa faktor kerentanan fisik memiliki pengaruh yang lebih tinggi dibandingkan faktor sosial dan ekonomi. Berdasarkan analisis tersebut, wilayah rentan kebakaran permukiman tingkat rendah terdistribusi secara mengelompok pada wilayah yang memiliki lebar jalan 6 m, penggunaan tanah berupa industri, kepadatan penduduk rendah, dan dominasi usia produktif serta dominasi penduduk berjenis kelamin laki-laki. Kemudian pada tingkat sedang memiliki pola menyebar pada karakteristik wilayah dengan kepadatan penduduk sedang dengan material bangunan permukiman semi permanen serta dapat menjangkau hidran kota kurang dari 400 m. Sedangkan, pada tingkat tinggi terdistribusi secara mengelompok pada wilayah dengan karakteristik dekat dengan sumber penyalaan api besar, kepadatan bangunan dan penduduk yang tinggi, serta penggunaan lahan permukiman. Analisis ini memiliki kesesuaian dengan nilai 67% dan termasuk model prediksi cukup baik dari hasil perbandingan kondisi aktual riwayat kejadian kebakaran permukiman tahun 2018-2021. Dengan demikian, penelitian ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan kajian lebih lanjut yang berguna dalam menentukan wilayah prioritas untuk penyusunan rencana penanggulangan bencana kebakaran permukiman seperti meningkatkan kapasitas masyarakat.

Complex human activities are encouraged by the growing demand for residential that causing disaster, such as residential fires. Residential fires increased by 14% in East Jakarta City in 2018-2021. This incident resulted in infastructural damage, significant economic loss, and person’s life. One of the choices for mitigation actions is to conduct disaster vulnerability evaluations. Disaster vulnerability assessment elements that increase hazard consequences are evaluated as being physical, social, and economic factors. This study aims to identify the most important factors and analyze the characteristics of vulnerability of residential fires in East Jakarta City. The Analytical Hierarchy Process (AHP) through GIS-MCDA analysis was the method employed in this study. The results showed that physical vulnerability factors had a greater impact than social and economic. Based on this analysis, low-level residential vulnerability areas are clustered with a road width of 6 m, industrial land use, low population density, and dominance of productive age and male population. Then, medium level has dispersed pattern in the characteristics of areas with medium population density also semi-permanent residential building materials and a 400 m or less distance to fire hydrant. Meanwhile, high level are distributed in areas with characteristics close to major fire source, high density of buldings and residents. According to the findings of the comparison on historical intensity of residential fires in 2018-2021, the analysis is valid with a value of 67% and included a fairly to good model prediction. As a result, this research can be considered for additional studies to help identify priority areas for residential fires disaster management plan, such as increasing community capacity."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Awalia Azhari Nurul Azizah
"Transit Oriented Development (TOD) merupakan salah satu solusi alternatif bagi masyarakat untuk mengurangi preferensi utama sebagai moda transportasi yang dapat menimbulkan kemacetan, polusi udara dan penggunaan energi berlebihan, dengan mengedepankan konsep penataan ruang kota yang memaksimalkan penggunaan lahan beragam fungsi dan terintegrasi dengan mempromosikan gaya hidup sehat melalui aktivitas berjalan kaki dan bersepeda sebagai moda transportasi aktif serta memaksimalkan penggunaan moda transportasi massal. Perancangan ini dilakukan dengan tujuan untuk menata penerapan konsep TOD di kawasan Harmoni, sebagai salah satu rencana penataan kawasan transportasi dan mixed use building. Dalam mendukung terbentuknya kawasan TOD diperlukan juga tempat hunian bagi masyarakat agar kawasan Harmoni dapat hidup dan dijangkau masyarakat khususnya bagi yang menengah kebawah.

Transit Oriented Development (TOD) is an alternative solution for the community to reduce their main preferences as a mode of transportation that can cause congestion, air pollution and excessive energy use, by saving the concept of urban spatial planning that maximizes land use for various functions and is integrated by promoting urban style. healthy living through walking and cycling activities as active modes of transportation and maximizing the use of mass transportation modes. This design was carried out with the aim of managing the application of the TOD concept in the Harmoni area, as one of the plans for structuring the transportation area and multi-purpose building. In supporting the formation of the TOD area, residential areas are also needed for the community so that the Harmoni area can live and be accessible to the community, especially for the lower middle class.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Vito Lay
"Kinerja residential estate di Indonesia sangat terdampak oleh pandemi Covid-19 selama 2 tahun terkahir ini. Walaupun demikian pembagunan residential estate di Indonesia terus berjalan dengan pesat. Menurut Bank Indonesia Penerapan teknologi informasi di keuangan atau yang biasa dikenal dengan financial technology sangat membantu gaya hidup sosial yang dulu manual dan membutuhkan waktu lama dalam bentransaksi menjadi otomatis dan tidak membutuhkan waktu yang lama lagi, salah satu produk dari fintech ini adalah crowdfunding. Crowdfunding pada residential estate memungkinkan investor untuk terlibat dalam industri tersebut. Crowdfunding pada residential estate mungkin dapat merevolusi industri properti yang lagi mengalami dampak negatif dari pandemi Covid-19 serta yang konservatif dan tidak likuid dengan standar yang tinggi untuk terjun kedalam bisnis tersebut dikarenakan modal yang diperlukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji faktor apa saja yang mempengaruhi masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam implementasi skema equtiy crowdfunding sebagai alternatif pembiayaan pada residential estate. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa faktor prioritas dalam penentuan proyek residential estate pada equity crowdfunding berurutan dari yang prioritas adalah legalitas platform, ekspektasi keuntungan yang ditawarkan, jumlah keberhasilan investasi pada platform, informasi proyek, dan strategi rencana investasi.

The performance of residential estates in Indonesia has been greatly affected by the Covid-19 pandemic for the past 2 years. However, residential estate development in Indonesia continues to progress rapidly. According to Bank Indonesia, the application of information technology in finance or commonly known as financial technology really helps social lifestyles that used to be manual and require a long time in transactions to become automatic and don't take long. One of the products from this fintech is crowdfunding. Crowdfunding on residential estate allows investors to get involved in the industry. Crowdfunding in residential estate may be able to revolutionize the property industry, which is experiencing a negative impact from the Covid-19 pandemic as well as conservative and illiquid ones with high standards to enter the business due to the capital required. This study aims to examine what factors influence the community to participate in the implementation of the equity crowdfunding scheme as an alternative financing for residential estate. From the research results, it is found that the priority factors in determining residential estate projects in equity crowdfunding sequentially from priority are the legality of the platform, the expected benefits offered, the number of successful investments on the platform, project information, and investment plan strategies."
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hernindyasti Dwitya Hapsari
"Skripsi ini membahas bagaimana tipe permukiman yang berbeda dengan pola yang berbeda berpengaruh pada interaksi sosial penghuni. Interaksi sosial dalam sebuah permukiman bergantung pada sarana sosial yang ada di dalamnya seperti sekolah dasar, tempat berbelanja, taman dan area bermain serta akses bagi pejalan kaki. Seringkali di dalam sebuah permukiman bahkan dalam skala neighbourhood (rukun warga) banyak para penghuni yang tidak saling mengenal penghuni lainnya. Padahal seharusnya skala neighbourhood adalah skala yang menunjukkan kedekatan emosional dalam suatu area. Dalam istilah Indonesia, kita lebih mengenal dengan kata bertetangga.
Metode analisis yang dilakukan adalah dengan menelusuri interaksi sosial di dalam sebuah neighbourhood. Bagaimana ruang interaksi sosial terjadi di dalam sebuah neighbourhood. Studi kasus mencoba membedah tiga sampel neighbourhood yang memiliki pola berbeda satu sama lain. Studi kasus tersebut antara lain adalah neighbourhood pada konteks permukiman kampung, gated medium dan gated large. Ketiga studi kasus memiliki pola permukiman yang berbeda. Pada akhirnya akan terjawab bahwa pola neighbourhood pada sebuah permukiman memiliki kaitan dalam aktivitas interaksi sosial penghuni.

This writing will reveal how the type of residences affect to inhabitant's social interaction. Social interaction in one residence depends on social element like elementary school, daily needs shop, small park and playground for kids, also access for pedestrian. It often happens in a residence which among inhabitants didn't know each other and it happens too to a smaller scale residence: neighbourhood. Neighbourhood should contain not only physical closeness but also emotional closeness.
The method of the analyses is learning about social interaction happens in a neighbourhood. Case studies will try to analyse three samples of neighbourhood which has pattern differences. The case studies are in kampung context, gated medium context and gated large context. Each of case studies has their own pattern which different among another. In the end, the answer is the pattern of neighbourhood affect social interaction among inhabitants."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S52234
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Lucia Purbarini Soepardi
"Penelitian ini berfokus pada pola mobilitas yang dialami penghuni Rusunawa, seperti: tinggal dimana sebelum tinggal di rumah susun sewa, apakah memiliki rencana pindah dari rumah susun sewa atau cenderung menetap, kemana rencana tujuan pindahnya, faktor-faktor apa yang mempengaruhi keputusan penghuni rumah susun sewa untuk melakukan mobilitas tempat tinggal ditinjau dari aspek demografi, sosial ekonomi, lokasi, fisik bangunan, pengelolaan serta perbedaan karakteristik antara penghuni yang memiliki rencana pindah dengan yang cenderung menetap. Metode penelitian menggunakan analisis kuantitatif dengan bantuan software statistik SPSS (Statistical Program for Social Science) dengan analisis statistik deskriptif tabulasi silang (crosstabs). Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner dan dilengkapi dengan analisis kualitatif atas dasar pengamatan lapangan dan hasil wawancara. Analisis dilakukan dengan merujuk pada pendapat para peneliti tentang mobilitas tempat tinggal dan pendapat beberapa peneliti tentang ekonomi perkotaan, serta pengelolaan aset. Dari analisis terhadap data yang terkumpul dan hasil wawancara disimpulkan bahwa: 1) Secara umum, mobilitas penghuni Rumah Susun Sederhana Sewa tidak memiliki pola baik ditinjau dari lokasi daerah asal maupun kecenderungan lokasi tujuan pindah; 2) faktor yang berhubungan dengan keputusan penghuni untuk melakukan mobilitas tempat tinggal, meliputi: status perkawinan, persepsi penghuni tentang hunian sebagai komoditi, ketersediaan fasilitas jalan, harga sewa, keamanan dari tindakan kriminalitas, penanganan terhadap gangguan atau kerusakan unit hunian, dan penanganan terhadap gangguan atau kerusakan benda bersama; 3) perbedaan karakteristik antara penghuni yang cenderung memutuskan pindah dengan yang menetap relatif tidak ada. Perbedaan karakteristik yang menonjol hanya pada persepsi tentang hunian sebagai komoditi. Kendala-kendala yang saya dihadapi adalah: 1) penelitian ini dilakukan di Rusunawa yang dikelola oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dengan biaya operasional yang masih disubsidi dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Secara tidak langsung kondisi ini berpengaruh pada psikologis penghuni dalam memberikan informasi yang diperlukan dalam penelitian, sehingga informasi yang diperoleh tidak optimal; 2) mengingat nilai-nilai budaya umumnya masih melekat erat dalam masyarakat Indonesia, maka jika penelitian ini dilengkapi dengan variabel faktor budaya, maka hasilnya akan lebih tajam dalam memberikan komplimasi pada kebijakan pembangunan rusunawa di masa mendatang. Dari hasil penelitian yang dilakukan, maka saya menyarankan bahwa sudah saatnya Pemerintah Provinsi Provinsi DKI Jakarta menyediakan perumahan yang bersifat ?transisi? bagi kelompok masyarakat yang berbeda sesuai keterjangkauan, didukung dengan kontrol pengelolaan sesuai aturan yang berlaku. Pengelolaan rumah susun memerlukan mekanisme anggaran yang sesuai dengan kebutuhan misalnya Badan Layanan Umum Daerah (BLUD). Pola Pengelolaan Keuangan BLUD (PPK-BLUD) memberikan fleksibilitas dalam pengelolaan keuangan untuk memenuhi kebutuhan operasional, sehingga diharapkan tidak ada lagi stagnasi pembiayaan yang dapat berdampak pada penurunan nilai fisik Rumah Susun Sederhana Sewa sebagai aset Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

This study is focused on mobility pattern of tenant, such as: their prior resident before living in rental low-income housing, their plans to move or to stay permanently, their destination to move, factors affected their mobility from the point of view of demographical aspect, socio-economy, location, building, management and different characteristics between tenants who have plan to move and who tend to stay permanently. This research use quantitative analysis methods and supported by SPSS (Statistical Program for Social Science) statistical software with crosstabs descriptive statistical analysis. The data is obtained by questionnaire and equipped by qualitative analysis based on field observation and interview result. The analysis is applied by referring to the researchers? opinion about the residential mobility and the researchers? opinion about the urban economy and asset management. Based the analysis to the obtained data and interview result it is concluded that: 1) generally, no have pattern tenants? mobility, based on their original location and their movement tendency location; 2) factors affected to tenants? mobility decisions are marital status, tenant perception about the resident as commodity, road facility, rental price, security toward criminality, handling toward disturbance or damage of flat units, and handling toward disturbance or damage of the public facilities; 3) the different characteristics between tenants who tend to move and the ones who stay permanently on each research location is relatively none. The prominent different characteristic is only on perception about the resident as commodity. The obstacles I have are: 1) this study is observed in rental low-income housing that is managed by Province Government of DKI Jakarta where the operational cost is subsided by Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). This condition eventually affects to tenant phsycologically in giving information needed for the study, hence the obtained information is not optimum; 2) Considering that their cultural values are generally strictly stuck in Indonesian society, so if this study is complemented by variable of cultural factor, then the result would be accurate in giving the complement to the development policy of rental low-income housing in the future. Based on the study I have, I suggest that it is time for the Province Government of DKI Jakarta to provide resident with ?transitional? characteristic for different society according to their affordable, supported by management control according to the regulation prevailed. Furthermore, rental low-income housing management needs budget mecanism appropriate to necessity, for example Badan Layanan Umum Daerah (BLUD). Pola Pengelolaan Keuangan BLUD (PPK-BLUD) give flexibility budget managemet to fulfill their operational needs, so the expectation is no more expense stagnation that can impact to the decrease of rental low-income housing?s physical value as asset of the Government Province of DKI Jakarta."
Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2008
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7   >>