Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Irwan Wahyu Kurniawan
"Lapangan Geotermal Salak merupakan lapangan geotermal terbesar di Indonesia dengan kapasitas terpasang sebesar 377 MW. Dari awal beroperasinya pada Februari 1994 sampai dengan Desember 2014 lapangan ini telah memproduksi 421.759.106,78 Ton uap. Dengan produksi sebesar itu, diperlukan manajemen reservoar yang baik untuk menjaga keberlangsungan produksi jangka panjang. Manajemen reservoar sangat penting dalam upaya mengatasi masalah yang terjadi akibat kegiatan produksi dan reinjeksi, oleh karena itu strategi reinjeksi sebaiknya memperhatikan karakteristik reservoar lapangan geotermal.
Penelitian ini menggunakan metode geofisika yaitu 3D MT, Microearthquake dan Microgravity dengan dukungan data sumur dan data produksi serta reinjeksi untuk memprediksi kondisi reservoar sebagai upaya mengantisipasi terjadinya penurunan tekanan reservoar yang berpotensi menurunkan produktifitas sumur produksi.
Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa strategi reinjeksi di Awi 9 memegang peranan penting sebagai heat and pressure support di sumur ? sumur produksi. Namun, terdapat indikasi kompaksi pada reservoar sejalan dengan peningkatan kapasitas produksi, hal ini diperkuat dengan terjadinya penurunan permukaan tanah dan peningkatan kejadian gempa mikro pada daerah resevoar dangkal, terjadi penurunan medan gravitasi pada reservoar produksi yang diidentifikasi berhubungan dengan penurunan tekanan reservoar. Hasil ini digunakan sebagai dasar usulan untuk mempertahankan eksistensi sumur - sumur reinjeksi di Awi 9 dan penempatan sumur reinjeksi brine di zona reservoar produksi.

Salak Geothermal Field is the biggest geothermal field in Indonesia with 377 MW installed capacity. From its commersial operation in February to December 2015, this field has produced 421.759.106,78 Tonnes steam. With these huge production, good reservoir management are necessary to sustain long term production. Reservoir management becomes very important to overcome the problems caused by production and reinjection. Therefore, reinjection strategy should be implemented by considering reservoar characteristic in geothermal field.
This study are using geophysical methods, there are : 3D MT, Microearthquake and Microgravity combined to geological well data support, production and reinjection data to predict reservoir condition as an attempt to anticipate decreasing of reservoir pressure which potentially reduce production.
This study conclude that reinjection strategy in Awi 9 took important part as heat and pressure support to production wells. However, there are some indication of creep compaction in reservoir in line with production capacity escalation, this was supported by land subsidence and increasing of microearthquake event in the shallow part of reservoir, decreasing of gravitational field in production reservoir associated with reservoir pressure drops, this results are used as the basis for the proposals to maintain the existance of reinjection wells in Awi 9 and brine reinjection wells placement in the production reservoir zone.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2015
T45306
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gifa Asmahan
"Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi aliran fluida produksi dan reinjeksi di lapangan panas bumi melalui metode timelapse microgravity monitoring, untuk memahami dampak ketidakseimbangan fluida terhadap tekanan dan distribusi massa dalam sistem geothermal. Metode ini memungkinkan pendeteksian perubahan densitas di bawah permukaan bumi akibat eksploitasi panas bumi. Simulasi forward modelling dengan data sintetis digunakan untuk memvalidasi pendekatan ini. Hasil menunjukkan bahwa massa yang hilang di reservoir dapat diukur dan dipantau, dengan penurunan massa yang terjadi secara bertahap seiring intensifikasi produksi fluida. Pola aliran fluida dan hilangnya massa bervariasi tergantung pada jenis sumur dan metode ekstraksi. Sumur produksi vertikal menunjukkan hilangnya massa secara lokal, sedangkan sumur produksi deviasi dan deviasi dengan reinjeksi memperlihatkan pola aliran yang lebih kompleks dan terdistribusi. Penelitian ini berhasil memetakan pola aliran fluida secara detail, memberikan pemahaman lebih baik mengenai dinamika reservoir geothermal. Temuan ini dapat membantu merencanakan strategi produksi dan reinjeksi yang lebih efektif dan berkelanjutan, serta menunjukkan potensi metode microgravity sebagai alat pemantauan yang efisien.

This study aims to identify the flow of production and reinjection fluids in a geothermal field using the timelapse microgravity monitoring method, in order to understand the impact of fluid imbalance on pressure and mass distribution within the geothermal system. This method enables the detection of subsurface density changes due to geothermal exploitation. Forward modeling simulations with synthetic data were used to validate this approach. The results indicate that the mass loss in the reservoir can be measured and monitored, with a gradual decrease in mass corresponding to increased fluid production. Fluid flow patterns and mass loss vary depending on the type of well and extraction method. Vertical production wells exhibit localized mass loss, while deviated production wells and deviated wells with injection show more complex and distributed flow patterns. This research successfully maps the fluid flow patterns in detail, providing a better understanding of geothermal reservoir dynamics. These findings can help plan more effective and sustainable production and reinjection strategies, demonstrating the potential of the microgravity method as an efficient monitoring tool."
Depok: Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library