Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Christina Ranti Ristiani
"Disparitas merupakan persoalan klasik dalam pembangunan suatu wilayah, tidak terkecuali di DKI Jakarta. Permasalahan disparitas ini menyebkan adanya wilayah berkembang dan wilayah terbelakang yang dalam konteksnya dapat mempengaruhi proses pembangunan. Tujuan dari penelitian meliputi: Menganalisis kecenderungan tingkat disparitas pembangunan di DKI Jakarta dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat perkembangan wilayah di DKI Jakarta.  Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kuantitatif berbasis data sekunder pada tahun 2013-2017 dengan menggunakan Indeks Williamson, analisis regresi berganda dan indeks perkembangan wilayah.
Hasil yang didapatkan dari penelitian ini adalah: Disparitas perkembangan wilayah di DKI Jakarta termasuk dalam klasifikasi tinggi karena pada tahun 2013-2017 nilai IW selalu mendekati angka satu. Tingkat perkembangan wilayah ditentukan dengan perkembangan tinggi, sedang dan rendah. Perkembangan wilayah tinggi hanya ada 3 kecamatan, perkembangan wilayah sedang ada 15 kecamatan, dan perkembangan wilayah rendah ada 25 kecamatan. Faktor yang berpengaruh terhadap tingkat perkembangan wilayah adalah kepadatan penduduk, jumlah kelahiran, jumlah kematian, persentase tutupan lahan, dan persentase kerapatan jalan. Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa faktor-faktor tersebut berkontribusi sebesar 54% terhadap perkembangan wilayah.

Disparity is a classic problem in the development of a region, including in DKI Jakarta. This problem of disparity causes the existence of developed regions and underdeveloped regions which in their context can influence the development process. The objectives of the study include: Analyzing the trends in the level of disparity development in DKI Jakarta and Analyzing the factors that influence the level of development of the region and the base sector in DKI Jakarta. The method used is descriptive-quantitative method with analysis technique of secondary data in 2013-2017 by using the Williamson Index, Multiple Regression Analysis and Regional Development Index.
The results obtained from this study were: Disparity in regional development in DKI Jakarta is included in the High Classification because in 2013-2017, the value of IW obtained was always close to number one and The level of regional development was determined by high, medium, and low. The development of high areas had only 3 sub-districts, the development of moderate regions had 15 sub-districts, and the development of low-lying areas had 25 sub-districts. Factors that influence the level of regional development were population density, number of births, number of deaths, percentage of land cover, and percentage of road density. The result of the regression analysis showed that these factors contributed 54% to the development of the region.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
T51851
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dody Pratomo
"The purpose of this study is to get value-BLI Better Life Index as a measure of success of development in Indonesia, and to analyze the relationship between BLI with the human development index HDI, index IPR regional development, and economic growth. BLI formation method through three stages: normalization, weighting, and aggregation. The results show that Indonesia?s BLI is in the lower-middle class. Province of Jakarta, East Kalimantan, North Sulawesi, Riau and South Sumatra with the highest value of BLI. BLI size has a positive and significant correlation with IPM and IPR compiled by the BPS-Statistics Indonesia. However, BLI was significantly negatively correlated with economic growth.

Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan nilai Better Life Index (BLI) sebagai ukuran keberhasilan pembangunan di Indonesia, serta menganalisis hubungan antara BLI dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM), Indeks Pembangunan Regional (IPR), dan pertumbuhan ekonomi. Metode pembentukan BLI melalui tiga tahap: normalisasi, pembobotan, dan agregasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai BLI Indonesia termasuk kategori menengah bawah. Provinsi Jakarta, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Riau, dan Sumatera Selatan dengan nilai BLI tertinggi. Ukuran BLI ini mempunyai korelasi yang positif dan signifikan dengan IPM dan IPR yang disusun oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Namun demikian, BLI berkorelasi negatif secara signifikan dengan pertumbuhan ekonomi."
2016
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Naufa Kemala Dewi
"Tingkat pengembangan wilayah berbeda antara satu wilayah dengan wilayah lainnya, baik dari perkembangan ekonomi maupun sosial. Karakteristik wilayah yang berbeda dapat menyebabkan efek yang berbeda tiap wilayah jika suatu intervensi pembangunan dilakukan di suatu wilayah tertentu (Kustiawan, 2009). Provinsi Jawa Barat merupakan salah satu wilayah yang memiliki pengembangan wilayah yang berbeda-beda. Maka dari itu pemerintah membuat kebijakan mengenai arahan rencana pengembangan kawasan di Provinsi Jawa Barat dimana tiap wilayah memiliki fungsinya masing-masing. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana tingkat perkembangan wilayah pada masing-masing kabupaten/kota di Provinsi Jawa Barat dan menilai hubungan antara tingkat perkembangan wilayah dengan arahan pengembangan wilayah Provinsi Jawa Barat. Penelitian ini menggunakan metode indeks komposit untuk menentukan tingkat perkembangan wilayah Provinsi Jawa Barat dan analisis deskriptif untuk melihat hubungan antara tingkat perkembangan wilayah dengan arahan pengembangan. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa tingkat perkembangan wilayah di Provinsi Jawa Barat pada tahun 2020 berbeda-beda. Tingkat perkembangan wilayah yang tinggi terdapat pada wilayah pusat pemerintahan dan wilayah yang dekat dengan pusat pemerintahan. Kemudian tingkat perkembangan wilayah yang sedang dominan berada pada wilayah bagian utara Provinsi Jawa Barat, hal tersebut dipengaruhi oleh aksesibilitas dan topografi wilayah yang landai. Sedangkan tingkat perkembangan yang rendah didominasi pada wilayah bagian selatan Provinsi Jawa Barat. Perkembangan wilayah di Provinsi Jawa Barat terkonsentrasi pada pusat-pusat pemerintahan dan pusat perekonomian seperti WP KK Cekungan Bandung dan WP Bodebekpunjur. 

The level of regional development differs from one region to another, both in terms of economic and social development. Different regional characteristics can cause different effects for each region if a development intervention is carried out in a particular area (Kustiawan, 2009). West Java Province is one area that has other regional developments. Therefore, the government makes policies regarding regional development plans in West Java Province, where each region has its function. Therefore, this study was conducted to determine the level of regional development in each district/city in West Java Province and assess the relationship between the level of regional development and the direction of regional development of West Java Province. This study uses the composite index method to determine the level of regional development of West Java Province and descriptive analysis to see the relationship between the level of regional development and the direction of development. The results of this study indicate that the level of regional development in West Java Province in 2020 is different. A high level of regional development is found in the central government area and areas close to the government center. Then the level of regional development that is currently dominant is in the northern part of West Java Province, which is influenced by the accessibility and sloping topography of the area. In comparison, the low level of development dominated in the southern part of West Java Province. Regional development in West Java Province concentrated in government and economic centers such as WP KK Bandung Basin and WP Bodebekpunjur. "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library