Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 75 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tran, Van Doan
Washington: The council for research in values and philosophy, 2001
128.33 TRA r
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Hetty Wulandari
"Berdasarkan World Health Organization (WHO), penggunaan obat rasional terjadi bila pasien menerima obat dan dosis sesuai dengan kebutuhan klinis, dalam periode adekuat, dan harga termurah. Pengobatan yang tidak rasional di klinik diduga cukup banyak terjadi pada penggunaan antibiotik dan kortikosteroid. Tujuan penelitian adalah memperoleh gambaran pola peresepan dan kerasionalan antibiotik dan kortikosteroid pada pasien anak rawat jalan di RSIA Restu Jakarta dari segi dosis, indikasi dan lama penggunaan obat. Studi cross-sectional pada April-September 2008 ini menggunakan desain deskriptif yang melibatkan 292 pasien anak rawat jalan berusia 0-12 tahun. Data diambil secara retrospektif dari rekam medis dan resep pasien berusia 0-12 tahun yang menggunakan antibiotik dan kortikosteroid. Hasil penelitian menunjukkan pola peresepan terbanyak adalah kombinasi sefadroksil dan triamsinolon dalam satu R/ sebesar 12,67%; dosis antibiotik yang termasuk rasional sebesar 97,80% sedangkan seluruh dosis kortikosteroid memenuhi kategori rasional; indikasi penggunaan antibiotik dan kortikosteroid berturut-turut yang termasuk kategori rasional sebesar 56,25% dan 95,85%, tidak rasional 17,28% dan 0,00%, dan tidak dapat dipastikan 26,47% dan 4,15%; lama penggunaan antibiotik dan kortikosteroid berturut-turut yang termasuk kategori rasional sebesar 40,81% dan 95,85%, tidak rasional 33,09% dan 0,00%, dan tidak dapat dipastikan 26,10% dan 4,15%."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S32555
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fierdini Hapsari Lil Nastiti
"ABSTRAK
Obat-obat antimikroba ditujukan untuk mencegah dan mengobati penyakit penyakit infeksi. Namun belakangan ini, para pakar dan dokter menemukan bahwa efektivitas antimikroba tidak sekuat dahulu. Frekuensi pemakaian antimikroba yang tinggi tetapi tidak diimbangi dengan ketentuan yang sesuai atau tidak rasional dapat menimbulkan dampak negatif, salah satunya dapat terjadi resistensi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola peresepan dan
kerasionalan penggunaan antimikroba pada pasien balita di Puskesmas Kecamatan Jatinegara. Pengambilan data secara retrospektif pada Juli ? Desember 2010 melalui pengambilan data sekunder. Pengambilan sampel penelitian menggunakan metode random sampling. Populasi sampel penelitian adalah 293 pasien balita. Hasil penelitian menunjukkan penggunaan antimikroba terbanyak adalah kotrimoksazol (43,33%), jenis penyakit yang banyak diderita pasien adalah ISPA
(88,05%), Pola peresepan antimikroba terbanyak adalah satu jenis antimikroba dalam satu resep, yaitu peresepan kotrimoksazol (43,68%), dosis antimikroba yang memenuhi kategori rasional sebesar 97,95% dan kategori tidak rasional sebesar 2,05%, indikasi antimikroba yang menunjukkan kategori rasional sebanyak 80%, tidak rasional sebanyak 5% dan tidak dapat dipastikan sebanyak 15%, lama penggunaan antimikroba yang termasuk kategori rasional sejumlah
86%, kategori tidak rasional sejumlah 10,67% dan tidak dapat dipastikan sejumlah 3,33%

ABSTRACT
Antimicrobial medications intended to prevent and treat infectious diseases. But lately, experts and doctors found that the effectiveness of antibiotics is not as strong as before. A high frequency of antibiotic usage but not matched by corresponding provisions or irrational it may cause negative impacts, one of which resistance can occur. This study aims to determine patterns of prescribing and the rationality of antibiotic use in patients under five in sub-district health centers Jatinegara. Retrospective data collection in July-December 2010 through secondary data collection. Sampling studies using random sampling method. Population study sample was 293 patients toddlers. The results showed the use of most antibiotics is cotrimoxazole (43.33%), type of disease that affects many patient is ISPA (88.05%), the highest antibiotic prescribing patterns is one type of antibiotic in one prescription, namely prescribing cotrimoxazole (43.68% ), doses
of antibiotics that meet the category of 97.95% rational and irrational categories by 2.05%, an indication of antibiotic that showed as much as 80% category of rational, irrational as much as 5% and can not be ascertained as much as 15%, length of antibiotic use category 86% rational number, irrational number of categories of 10,67% and can not be ascertained a number of 3,33%"
Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2011
S1667
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Olivia Tamara
"Program Rujuk Balik (PRB) dikelola BPJS Kesehatan yang neliputi pasien dengan penyakit jantung, stroke, asma, paru obstruksi kronik, epilepsi, skizofren dan lupus. Penyakit hipertensi merupakan penyakit yang paling banyak ditemukan pada resep PRB BPJS. Golongan obat antihipertensi adapun golongan ACEI, ARB, CCB atau diuretik sebagai lini pertama. Obat yang rasional ketika pasien menerima pengobatan yang sesuai dengan kebutuhan klinisnya, sesuai dengan dosis kebutuhan serta dalam waktu interval yang sesuai dan biaya terendah yang bisa didapatkan pada komunitasnya.

Program Rujuk Balik (PRB) is managed by BPJS Kesehatan which includes patients with heart disease, stroke, asthma, chronic obstructive pulmonary disease, epilepsy, schizophrenia and lupus. Hypertension is the most common disease found in BPJS PRB prescriptions. The antihypertensive drug class is the ACEI, ARB, CCB or diuretic class as the first line. Rational medicine when the patient receives treatment according to his clinical needs, according to the dosage needed and at the appropriate time interval and the lowest cost that can be obtained in his community."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nasution, Harun, 1919-
Jakarta: Penerbit UI,
297.01 NAS m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Priharika Septyowati
"Dalam tesis ini dibahas cara pemilihan penggunaan obat bebas oleh kader CBIA (Cara Belajar Ibu Aktif) dan non CBIA di Pandeglang (2009), serta faktor pendorong penghambatnya. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode wawancara mendalam dan diskusi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kader CBIA menggunakan obat dengan sesuai aturan. Pada kader non CBIA meskipun tepat dalam dosis obat namun tidak tepat dalam hal jenis dan lama penggunaan obat. Selanjutnya, hasil penelitian juga menunjukkan bahwa pengetahuan obat cenderung meningkatkan kewaspadaan penggunaan obat, serta iklan obat elektronik diduga mempengaruhi pilihan nama obat yang akan digunakan. Faktor karakteristik individu, akses, keterpaparan informasi obat media elektronik serta dukungan tenaga kesehatan dan keluarga cenderung mempengaruhi perilaku pemilihan penggunaan obat bebas.

The research was aimed to study on selecting and utilizing the non prescription drug by cadres in Pandeglang Disrict, 2009. It also examined both supporting and inhibiting factors of the self-medication behavior. It was a qualitative research which employed in depth interview and group discussion methods to obtain data. The results concluded that among CBIA's cadres were likely to use the medicine properly. On the contrary, the non CBIA's cadre tended to select the wrong medicine and utilize inappropriate length of therapy. Furthermore, the results showed that knowledge on drug use might increase the awareness in the medicine utilization. Electronic advertisement could influence the informant's preference in selecting certain medicine brand. Therefore, the selection and utilization of non prescription medicine tended to be influenced by the following factors : individual characteristics, exposure to drug information and accessibility to electronic media. It was also influenced by both health professional and family support."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
T28440
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rani Dwiharjanti
"Penggunaan obat yang tidak tepat dan berlebihan dapat mengakibatkan pemborosan sumber daya kesehatan, karena sebagian besar pasien membayar obat dengan biaya pribadi sehingga dapat menyebabkan kerugian biaya dan selain itu dapat menyebabkan reaksi obat yang merugikan dan meningkatkan gangguan kesehatan akibat dari efek samping obat. Selain itu, penggunaan antimikroba yang berlebihan dapat meningkatkan resistensi kuman terhadap obat ( untuk jenis antibiotika ) dan meningkatkan gangguan kesehatan akibat dari efek samping obat. Untuk itu WHO merekomendasikan 12 langkah intervensi untuk lebih meningkatkan penggunaan obat secara rasional.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran tentang pemahaman penggunaan obat rasional serta penerapan kebijakan RS terhadap 8 dari 12 langkah intervensi yang direkomendasikan oleh WHO untuk lebih meningkatkan penggunaan obat yang rasional.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebijakan POR sangat penting untuk dilaksanakan, dan dipahami secara keseluruhan dan RSUP Persahabatan telah menerapkan 8 dari 12 langkah rekomendasi WHO untuk lebih meningkatkan pengunaan obat rasional sebesar 70,49%.

Drugs using need to be examined and we also need a correct data of quality and quantity of antibiotic use in order the antibiotic that being recommended by the doctor was safe, rational and effective. Inaccurate drugs using could cost the patient paid more money than he should be and made the patient facing the side effect of the antibiotic that have been given by the doctor, not to mention influencing their own health. Inaccurate antimicrobial using, could increase the resistance of bacteria against the drugs (the antibiotic ones), and also force the patient facing the side effect of the drugs. For those reasons above, WHO recommended 12 steps of intervention promoting rational drugs use.
The purpose of this research was to describe the understanding of rational drugs use and also system implementation and hospital policy of eight out of twelve intervention steps recommended by WHO to enhance the rational drugs use.
The research result showed that POR policy was so essential, not just to be understood but also need to be properly and entirely done. They already implemented 8 of 12 steps to promoting rational use of medicine and show the number of 70,49%."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
T31092
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Kyra Adiavira
"Latar belakang: Swamedikasi yang dilakukan dengan rasional dan bertanggung jawab dapat memiliki banyak keuntungan, baik dari segi waktu dan biaya, sementara yang tidak rasional dapat menyebabkan kerugian. Swamedikasi yang rasional berhubungan erat dengan tingkat pengetahuan yang tinggi. Mahasiswa kesehatan kemungkinan mendapatkan paparan informasi mengenai pengobatan yang lebih tinggi dibanding mahasiswa lainnya. Di Indonesia, belum banyak dilakukan penelitian mengenai swamedikasi pada mahasiswa.
Metode: Kuesioner mengenai pengetahuan, sikap, dan perilaku swamedikasi disebarkan kepada 128 mahasiswa Rumpun Ilmu Kesehatan (RIK) dan non RIK di Universitas Indonesia. Data kemudian dianalisis dengan chi square dan dihitung rasio odds dan interval kepercayaan 95%.
Hasil: Dari 128 kuesioner yang disebarkan, seluruhnya memenuhi kriteria eligibilitas dan dapat dianalisis. Didapatkan bahwa dari 116 (90,6%) mahasiswa yang melakukan swamedikasi, 70 (94,6%) adalah mahasiswa RIK dan 46 (85,2%) adalah mahasiswa non RIK. Dari jumlah tersebut, 46 (62,2%) mahasiswa RIK dan 6 (13%) mahasiswa non RIK memiliki pengetahuan baik. M ahasiswa dengan latar belakang kesehatan memiliki pengetahuan yang lebih tinggi terkait swamedikasi dibandingkan mahasiswa non RIK (OR: 12,7; p: <0,001; CI 95% 4,75 – 34,38), sementara seluruh mahasiswa dari kedua kelompok memiliki sikap yang baik terkait swamedikasi.
Kesimpulan: Mahasiswa Universitas Indonesia, baik dari kelompok kesehatan maupun non kesehatan, sama-sama memiliki prevalensi swamedikasi tinggi. Mahasiswa kesehatan memiliki tingkat pengetahuan yang lebih tinggi secara signifikan dibandingkan mahasiswa non kesehatan. Secara umum, mahasiswa diharapkan dapat berperan dalam meningkatkan kesadaran terkait swamedikasi yang rasional dan bertanggungjawab.

Introduction: Self-medication, if done rationally and responsibly, would bring a lot of benefits of time and cost, while irrational self-medication would on the other hand prove disadvantageous. Rational self-medication is strongly tied to sufficient knowledge on the matter. Healthcare students are likely to experience more exposure to information related to medication compared to students from other fields of study. In Indonesia, studies regarding self-medication in university students are still limited in number.
Method: Questionnaire which consists of knowledge, attitude, and practice of self- medication were distributed to 128 healthcare and non-healthcare students of University of Indonesia. The responses were then analyzed using chi square and odds ratio was calculated on 95% confidence interval.
Result: Of 128 questionnaires distributed, each fulfilled the eligibility criteria and was therefore analyzed. Among 116 (90,6%) university students practicing self-medication,
70 (94,6%) are healthcare students and 46 (85,4%) are non-healthcare students. Furthermore, 46 (62,2%) of healthcare students and 6 (13%) of non-healthcare students have sufficient knowledge of self-medication. Healthcare students have better knowledge of self-medication compared to non-healthcare students (OR: 12,7; p: <0,001; CI 95% 4,75 – 34,38), however, both groups show equally positive attitude toward self- medication.
Conclusion: Prevalence of self-medication in both healthcare and non-healthcare students of University of Indonesia is high. Healthcare students have significantly higher level of knowledge compared to non-healthcare students. University students are expected to have a role in raising awareness of rational and responsible self-medication in the general public.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elfira Amalia Deborah
"Praktik kerja profesi di Apotek Prima Sehat periode bulan Januari tahun 2018 bertujuan untuk memahami tugas dan tanggung jawab apoteker dalam pengelolaan apotek, serta melakukan praktik pelayanan kefarmasian sesuai dengan ketentuan perundang-undangan dan etika yang berlaku, memiliki wawasan, pengetahuan, keterampilan dan pengalaman praktis untuk melakukan praktik kefarmasian di apotek, memiliki gambaran nyata tentang permasalahan praktik kefarmasian serta mempelajari strategi dan kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan dalam rangka pengembangan praktik kefarmasian. Praktik kerja profesi ini dilaksanakan selama empat minggu dengan tugas khusus yaitu “Evaluasi Pemahaman Masyarakat Mengenai Penggunaan Antibiotik Amoksisilin Secara Rasional di Lingkungan Apotek Prima Sehat”. Tujuan dari tugas khusus ini adalah agar calon apoteker dapat mengetahui tingkat pemahaman masyarakat tentang penggunaan antibiotik amoksisilin secara rasional serta dapat memberikan rekomendasi unutk pemahaman masyarakat terhadap pengunaan antibiotik amoksisilin secara rasional.

Internship at Apotek Prima Sehat Period January 2018 aims to understand the duties and responsibilities of pharmacists in pharmacy management, as well as to practice pharmaceutical services in accordance with applicable laws and ethics, have the insight, knowledge, skills and practical experience to undertake pharmaceutical practices in pharmacies, can also have the insight of pharmaceutical practice issues and learn strategies and activities that can be undertaken in the course of pharmaceutical practice development. This internship at was conducted for four weeks with the special assignment "Evaluation of Community Understanding Regarding Rational Use of Antibiotic Amoxicillin in Prima Sehat Pharmacy Environments". The purpose of this special assignment is that the prospective pharmacist may know the level of public understanding about the use of antibiotics amoxicillin rationally and may provide recommendations for community understanding of the use of antibiotics amoxicillin rationally.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2018
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8   >>