Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
Defy Oktaviani
"
Rantai nilai global (GVC) diasumsikan menyebabkan pelemahan hubungan nilai tukar dan ekspor. Dengan menggunakan data spesifik industri, studi ini bertujuan menyelidiki dampak GVC pada hubungan Nilai Tukar Efektif Riil (REER) dan ekspor di empat negara ASEAN. Estimasi dilakukan menggunakan Least Square Dummy Variable (LSDV) dari tahun 2009-2015. Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk Indonesia dan Malaysia, integrasi ke GVC dengan berbagai pengukuran akan menurunkan elastisitas ekspor terhadap REER Sebaliknya, koefisien elatisitas dan partisipasi GVC untuk Filipina tidak signifikan secara statistik. Selanjutnya, estimasi terhadap Thailand dan kelompok empat negara ASEAN mengimplikasikan partisipasi pada GVC mengubah nilai dan tanda elastisitas ekspor terhadap REER.
Global Value Chain (GVC) is assumed as the source of the weakening link between exchange rates and export. By employing industry-specific data, this study aims to investigate the impact of GVC on the relationship of the Real Effective Exchange Rate (REER) and exports in four ASEAN countries. The estimations are conducted using Least Square Dummy Variable (LSDV) from 2009 to 2015. The findings of this study suggest that for Indonesia and Malaysia, integration to GVC, with various measurements, will reduce the REER elasticity of exports. Conversely, the coefficients of elasticity and participation to GVC are not statistically significant for the Philippines. Furthermore, the estimation on Thailand and a group of four countries implies that the presence of GVC changes both the value and the sign of REER elasticity of exports.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Khosirotul Fajri Hududurohim Al Khoir
"This paper aimed to describe and analyze current state of electronics industry in Indonesia and also makes a particular attempt to analyze the close links between economic and social upgrading within Global Value Chain GVC . Mostly past studies only focused on finding ways to improve the economy, while the social issues are not addressed. The economists have found that increase in FDI and export indicates industrial development as well as deeply integrated in global value chain, known as economic upgrading. Economic upgrading move along with social development. This paper applies a parsimonious measurement approach which refer to the economic and social index that consist of four dimension of growth, i.e. high road growth low road growth high road decline and low road decline to examine how the Indonesian electronics industry has performed during 2000 2014. This paper finds that the electronic industry experienced in economic and social downgrading or, in other words, suffered from low road decline dimension.
Artikel ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis keadaan industri elektronika saat ini di Indonesia dan juga melakukan upaya tertentu untuk menganalisis hubungan erat antara economic upgrading dan sosial di dalam rantai nilai global. Dalam studi sebelumnya, para ekonom kebanyakan berfokus pada menemukan cara untuk memperbaiki ekonomi, sementara isu sosial yang terjadi di sektor industri tidak dibahas. Para ekonom berpendapat bahwa peningkatan FDI dan ekspor mengindikasikan perkembangan industri dan juga terintegrasi secara mendalam dalam rantai nilai global, yang dikenal sebagai economic upgrading. Economic upgrading sejalan dengan aspek sosial. Artikel ini menerapkan parsimonious measurement approach yang mengacu pada indeks ekonomi dan sosial yang terdiri dari empat dimensi pertumbuhan, yaitu high-road growth; low-road growth; high-road decline; dan low-road decline untuk menguji bagaimana kondisi industri elektronik Indonesia selama tahun 2000-2014. Artikel ini menemukan bahwa industri elektronik mengalami penurunan ekonomi dan sosial atau, dengan kata lain, berada dalam dimensi low-road decline."
Depok: Universitas Indonesia, 2017
S67229
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Elmyra Noor Khalida
"
ABSTRACTBenchmarking is one of the most effective means to develop and learn from successful cases. Benchmark study to Incheon Free Economy Zone IFEZ and Shenzhen Special Economic Zone Shenzhen would provide insights for Indonesian government, as the country now prepares to face the challenges of developing Nongsa Digital Park, the first industrial park to foster digital and technology enterprises. This paper discovers the key success factors behind IFEZ and Shenzhen. Besides located in the worlds most powerful economies ndash Republic of Korea and China ndash both are also among the most prominent and advanced SEZs, now pursuing the development of high technology industries. This study utilizes qualitative method with in depth interview and literature study as data collection technique. Several key success factors of IFEZ and Shenzhen found from the research 1 support from central and local government 2 clear strategic direction and purposes 3 efficient investment services 4 investment in research and development 5 develop linkage between local enterprise and foreign investors and 6 attract high quality talents from partnerships with universities.
ABSTRAKBenchmarking adalah salah satu metode paling efektif untuk berkembang dan belajar dari kasus-kasus yang terbukti berhasil. Benchmark study kepada Incheon Free Economic Zone dan Shenzhen Special Economic Zone sebagai Kawasan Ekonomi Khusus KEK dapat memberikan wawasan dan pengetahuan kepada Pemerintah Indonesia yang sedang bersiap menghadapi tantangan dari pengembangan Nongsa Digital Park, industrial park pertama di Indonesia yang ditujukan untuk perusahaan digital dan teknologi. Riset ini mempelajari kunci-kunci penting di balik kesuksesan IFEZ dan Shenzhen. Selain keduanya berlokasi di negara dengan ekonomi terbesar dunia ndash; Korea Selatan dan Cina ndash; keduanya juga termasuk KEK paling unggul dan maju, karena sudah berfokus pada pengembangan industri high-tech. Riset ini menggunakan metode kualitatif dengan in-depth interview dan studi iterature sebagai teknik pengumpulan data. Beberapa kunci kesuksesan IFEZ dan Shenzhen yang ditemukan dari riset ini: 1 dukungan dari Pemerintah pusat dan lokal; 2 strategi dan tujuan yang jelas; 3 service untuk investor yang efisien; 4 investasi pada kegiatan research and development; 5 menciptakan hubungan antara perusahaan lokal dengan investor asing; dan 6 menarik tenaga kerja dengan keterampilan tinggi melalui kerjasama dengan universitas atau institusi pendidikan."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Rarasati Prameswari Manoto
"Industri garmen terintegrasi dengan baik dengan Rantai Nilai Global GVC dapat dilihat dengan realisasi investasinya kebanyakan datang dari FDI. Penelitian sebelumnya telah mendapatkan bahwa mengintegrasikan GVC kepada suatu industry akan mendorong economic upgrading. Akan tetapi, hal tersebut tidak selalu mengarah kepada social upgrading. Studi ini mencoba untuk mengklarifikasi mengimplementasikan GVC kepada industri garmen di Indonesia dan kondisi ekonomi dan sosialnya dalam bentuk economic dan social uprading. Selanjutnya, studi ini juga menganalisis kondisi-kondisi yang membuat di dalam industri tersebut terjadi upgrading maupun downgrading dengan memilih indikator-indikator untuk menentukan bagaimana kondisi ekonomi dan sosial industri pada tahun 2000 sampai 2014. Studi menerapkan best fit linear regression dengan menggunakan empat dimensi dari pembangunan untuk menentukan dimana posisi ekonomi dan sosial dari industri. Studi ini mendapatkan bahwa industri garmen berada di low-road decline yang berarti terjadi downgrading untuk kedua ekonomi dan sosialnya.
Apparel industry is well integrated with Global Value Chain GVC as the investment realization mostly came from FDI. Previous studies have found that integrating GVC in the industry leads to economic upgrading. Nevertheless, it doesn rsquo t always translate to social upgrading. This study makes a particular attempt to clarify implementing GVC in Indonesian apparel sector and its economic and social realm in the form of economic and social upgrading. Furthermore, the study also analyzes the conditions which lead the industry to undergone an upgrading or downgrading by carefully selecting indicators to determine how is the economic and social condition in the industry during 2000 until 2014. It applies best fit linear regression using four dimensions of growth to determine which dimension the sector rsquo s economy and social realm stand. This study finds that the Indonesian apparel industry has undergone low road decline which means that the industry experienced both downgrading in its economic and social aspects."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
S68548
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Ahmad Mudhofarul Baqi
"Keputusan pemerintah Indonesia melakukan hilirisasi komoditas nikel menimbulkan resistensi domestik maupun internasional. Meskipun demikian, kebijakan hilirisasi telah menghasilkan peningkatan pada ekspor produk turunan nikel. Penelitian ini bertujuan menjelaskan dan mendeskripsikan peran pemerintah Indonesia dalam meningkatkan partisipasi rantai nilai global komoditas nikel serta memetakan resistensi domestik maupun internasional yang muncul. Memanfaatkan konsep upgrading dan governance dalam rantai nilai global. Studi ini menemukan empat bentuk peningkatan partisipasi dan empat jenis peran pemerintah. Bentuk peningkatan partisipasi secara produk, proses, fungsi, dan sektoral. Sementara, peranan pemerintah antara lain sebagai fasilitator, regulator, produsen, dan konsumen dalam mendukung kebijakan hilirisasi. Selain itu, kebijakan hilirisasi nikel memicu gugatan dari negara Uni Eropa, dan investasi dari Cina, Jepang, Korea Selatan, serta pengusaha domestik.
The decision of the Indonesian government to downstream nickel commodities has reacted to domestic and international resistance. However, the downstream policy has been increasing nickel derivative product exports. This study aims to explain and describe the role of the Indonesian government in upgrading nickel commodities in the global supply chain and mapping the rise of domestic and international resistance. Adopted the concept of upgrading and governance in global value chains. This study found four forms of upgrading and four types of government roles. The form of upgrading is in products, processes, functions, and sectors. Meanwhile, the role of government includes being a facilitator, regulator, producer, and consumer in supporting downstream policies. In addition, the nickel downstream policy has been disputed by the European Union in WTO and generated investment from Cina, Japan, South Korea, and domestic players."
2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Gardini Dena Raditha
"Peran rantai nilai global menjadi sangat penting bagi suatu negara yang memiliki tujuan meningkatan mempromosikan pembangunan inklusif, meningkatkan lapangan kerja, dan menambah nilai bagi industri dalam negerinya melalui integrasi ekonomi global. Guna mendorong pertumbuhan inklusif, pembererdayaan perempuan perlu dimaksimalkan. Indonesia mengalami pertumbuhan penduduk perempuan diatas 15 tahun dan TPT yang cenderung stagnan selama tujuh tahun terakhir, dan dengan partisipasi perempuan yang cendurung tumbuh. Studi ini bertujuan untuk meneliti pengaruh dari partisipasi rantai nilai global, yaitu partisipasi backward dan forward terhadap tingkat partisipasi angkatan kerja perempuan pada sektor manufaktur. Analisis dilakukan dengan memanfaatkan data Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS) dan Trade in Value Added dari OECD, dengan menggabungkan klasifikasi ISIC rev.4 dengan KBLI dari tahun 2000-2018 didapatkan 8 kelompok sektor, yaitu 3 kelompok sektor manufaktur padat karya dan 5 kelompok sektor manufaktur padat modal. Hasil regresi fixed-effect dan random-effect digunakan untuk menemukan pengaruh antara GVCs dengan TPAK perempuan pada model, pada sektor manufaktur padat karya tidak ditemukan adanya hubungan secara signifikan. Sedangkan pada sektor manufaktur padat modal dan sektor manufaktur keseluruhan, ditemukan hubungan signifikansi positif antara partisipasi forward dengan TPAK perempuan. Di sisi lain, variabel tingkat pendidikan dan tingkat fertilitas juga menunjukkan signifikansinya di keseluruhan sektor maupun sektor spesifik, padat modal dan padat karya. Selain itu, penelitian ini menemukan tingkat pendidikan yang semakin tinggi pada para pekerja perempuan di sektor manufaktur akan menurunkan tingkat partisipasi angkatan kerjanya.
The role of GVCs is essential for a country whose goals are to promote inclusive development, increase employment, and add value to its domestic industry through global economic integration. To encourage inclusive growth, women's empowerment needs to be maximized. Indonesia has experienced a population growth of women over 15 years, TPT, which tends to stagnate for the last seven years, and female participation which tends to grow. This study examines the effect of global value chain participation, namely backward and forward participation, on the level of female labor force participation in the manufacturing sector. The analysis was carried out by utilizing the Survey Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS), and Trade in Value Added data from the OECD; by combining the ISIC rev.4 classification with the KBLI from 2000-2018, there were 8 sector groups, namely 3 labor-intensive manufacturing sector groups and 5 sector groups. Capital intensive manufacturing. Fixed-effect and random-effect regression results were used to find the effect between GVCs and female LFPR in the model; there was no significant relationship in the labor-intensive manufacturing sector. Meanwhile, in the capital-intensive manufacturing sector and the overall manufacturing sector, a significant positive relationship was found between forwarding participation and female LFPR. On the other hand, the variables of education level and fertility level also show their significance in all sectors as well as specific sectors, capital intensive and labor intensive. In addition, this study found that the higher the education level of female workers in the manufacturing sector, the lower the labor force participation rate."
Depok: Fakultas Ekonomi dan BIsnis Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library