Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 74 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mochammad Mahdi
"Curah hujan merupakan salah satu unsur iklim yang sangat bervariasi terhadap ketinggian dalam distribusi spasial dan temporalnya. Distribusi curah hujan spasial dan temporal didapatkan dari radar cuaca dan stasiun observasi. Melalui pemetaan spasial dan temporal penelitian ini akan mengungkapkan perbandingan distribusi curah hujan antara radar cuaca dengan stasiun observasi curah hujan terhadap ketinggian.
Hasil pengolahan data menunjukan distribusi curah hujan terbanyak pada ketinggian 500-1.000 mdpl dimana semakin tinggi ketinggian tempat maka distribusi curah hujannya semakin menurun baik dari hasil radar cauca maupun stasiun observasi. Analisis temporal memberikan hasil kesamaan waktu kejadian curah hujan tertinggi dari radar cuaca dan stasiun observasi pada pukul 12:00 sampai 18:00.

Rainfall is one of the climate element that highly variable from elevation in spatial and temporal distribution. The spatial and temporal rainfall distribution obtained from weather radar and observation stations. This research will reveal rainfall distribution comparison between weather radar with rainfall observation station of elevation. Through spatial and temporal mapping of.
The results of data processing shows rainfall distribution at an altitude 500-1.000 meters above sea level where the higher altitude of the distribution of rainfall decreases both from the weather radar and observation stations. Temporal analysis provides results in common occurrence time of the highest rainfall weather radar and weather observation station at 12:00 to 18:00.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S62163
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"The identification of climate change impacts on rainfall (annual ,seasonnal and monsoon rainfall) was studies using hundreds of rainfall data ranging from 1916 - 2006. The existence of trend in annual and seasonnal rainfall series was detected by statistical test, namely mann - Kendall and the Difference of two populations in monsoon series using Mann - Whitney..."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Asti Asokawati
"Isu perubahan iklim telah menjadi topik yang sering dibicarakan pada saat ini. Salah satu dampak dari perubahan iklim adalah meningkatnya intensitas kejadian cuaca ekstrem, salah satunya kejadian hujan ekstrem. Kejadian ekstrem ini terjadi karena tingginya tingkat evaporasi air laut yang menyebabkan tingginya tingkat presipitasi dan berpotensi mengakibatkan bencana di lokasi tertentu khusunya yang berbatasan langsung dengan laut. Banten berbatasan langsung dengan Samudera Hindia dan Laut Jawa memiliki kerentanan yang relatif tinggi terhadap fenomena hujan ekstrem.
Metode yang digunakan dalam penelitian adalah klasifikasi kejadian hujan ekstrem berdasarkan indikator hujan ekstrem Zhang dan Feng serta BMKG menjadi empat klasifikasi yaitu R50, R75, R100, dan R125 yang kemudian dianalisis menggunakan metode analisis deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hujan ekstrem umumnya terjadi di wilayah yang memiliki elevasi yang relatif tinggi dengan kelas lereng yang relatif curam dan umumnya hujan ekstrem terjadi pada musim hujan.

The issue of climate change has become a topic that is often discussed nowadays. One of the impacts of climate change is increasing the intensity of extreme weather events, one of which extreme rainfall events. Extreme events occur due to the high rate of evaporation that causes high rate of precipitation and potentially leads to disaster in some area, especially the areas that directly face the ocean. Banten Province directly adjacent to Java Sea and Hindian Ocean and relatively has a high vulnerability to extreme rainfall.
The method used in the study is the classification of extreme rain events based on indicators of extreme rain Zhang and Feng along with BMKG into four classifications, namely R50, R75, R100, and R125 were then analyzed using descriptive analysis.
The results showed that the extreme rainfall generally occurs in areas that have a relatively high elevation with a relatively steep slope class and extreme rainfall generally occurs during the rainy season.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S60330
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Firman Iskandar
"Curah hujan bervariasi menurut ruang dan waktu, curah hujan juga dapat bervariasi dengan nilai rata-ratanya yang disebut variabilitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui variabilitas curah hujan dan debit sungai serta keterkaitan diantara keduanya di DAK Brantas selama tahun 1998 - 2006. Formula koefisien variasi dalam statistik digunakan untuk menghitung variabilitas terhadap data curah hujan. Hasil penelitian di DAK Brantas menunjukkan variabilitas curah hujan bulanan semakin rendah pada tempat yang semakin tinggi dengan curah hujan rata-rata bulanan semakin tinggi. Sementara itu, variabilitas debit bulanan semakin tinggi pada tempat yang semakin rendah dengan debit rata-rata bulanan semakin tinggi.

Rainfall varies over space and time, precipitation can also vary with the average value is called variability. This study aims to determine the variability of rainfall and streamflow as well as the linkages between them in the Brantas watershed during the years 1998 - 2006. Coefficient of variation in the statistical formula used to calculate the variability of rainfall data. The results in the Brantas watershed showing the variability of monthly rainfall is lower in the higher place with monthly rainfall average higher. Meanwhile, the higher the monthly discharge variability in a place that the lower the monthly average discharge greater.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S1677
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Rainfall station should be selected based on the proposed three systems nomely flood forescating, low water monitoring and irrigation area...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ratnawati
"Oldeman membuat penggolongan iklim dengan tujuan membantu
usaha pertanian. Klasifikasi Oldeman ditujukan terutama
untuk tanaman padi.
Tujuan penelitian in i adalah untuk mengetahui klasif ikasi
iklim menurut Oldeman di Jawa Barat.
Sedangkan masalah yang diajukan adalah :
1). Bagaimana klasif ikasi iklim menurut Oldeman di
Jawa Barat ? ,/
2). Bagaimana kaitan antara klasif ikasi tersebut dengan
vegetasi ?
3). Bagaimana perbandingan (persamaan dan perbedaan)
antara klasif ikasi tersebut dengan klas if ikas i yang
telah dibuat oleh Oldeman ?
Klas if ikas i 'iklim Oldeman pada wilayah penelitian (Jawa
Barat) didominasi oleh tipe iklim B1 (pada bagian barat,
tengah dan selatan Jawa Barat).
Kaitan antara klasif ikasi iklim Oldeman (agroklimat
Oldeman hasil penelitian) dengan vegetasi (tumbuhan)
adalah pada tipe iklim 0Ideman seperti "ini" dimungkinkan/
ditemukan adanya tumbuhan seperti "itu" .
Persamaan antara klas if ikas i iklim 0Ideman has i1 peneli
tian dengan klasifikasi iklim Oldeman (Penulis yang lalu)
adalah sebagian besar wilayah Jawa Barat didominasi oleh
tipe iklim B1, dari selatan ke utara, mempunyai pola tipe
iklim B,C,D dan E, dari barat ke timur, mempunyai pola
tipe iklim A, B, C dan D, sedangkan perbedaan yang terjadi
disebabkan karena data yang digunakan berbeda dan
sifat keberurutan dari buIan basah dan buIan kering yang
menghasiIkan tipe iklim, berbeda."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1996
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Suyatim
"ABSTRAK
Udara yang stabil dan angin lemah merupakan kondisi-kondisi yang memudahkan untuk terjadinya gejala haze.
Adanya haze yang tebal dapat mengurangi jarak pandang dan mengganggu lalu-lintas udara, laut dan kehidupan manusia sehari-hari. Haze dapat berasal dari asap kebakaran dan partikel-partikel padat yang halus akibat musim kemarau panjang serta dari debu letusan gunung berapi.
Catatan data meteorologi menunjukkan bahwa pada bulan-bulan Agustus, September dan Oktober tahun 1991 wilayah Sumatera bagian selatan sampai Kalimantan bagian barat mengalami gangguan haze yang parah dengan jarak penglihatan mendatar kurang dari 1 kilometer.
Hasil analisis data suhu udara atas, arah dan kecepatan angin serta kemarau yang kering yang diikuti oleh terbakarnya hutan di beberapa wilayah Indonesia, menunjukkan bahwa wilayah-wilayah tersebut memang memenuhi kondisi untuk terjadi haze. Sedangkan akibat adanya haze yang tebal, curah hujan di wilayah-wilayah tersebut meningkat cukup besar. "
1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Qamilah
"Pemanasan global telah menganggu sistem iklim global dan menyebabkan meningkatnya frekuensi dan intensitas kejadian iklim ekstrim. Hujan ekstrim merupakan salah satu indikasi terjadinya kejadian iklim ekstrim. Dampak akibat terjadinya hujan ekstrim di sebagian wilayah Indonesia menimbulkan bencana alam, salah satunya bencana longsor. Indonesia yang sebagian wilayahnya berupa daerah perbukitan dan pegunungan, menyebabkan sebagian wilayah tersebut menjadi daerah yang rawan kejadian longsor. Kebumen merupakan salah satu wilayah yang dinyatakan termasuk wilayah dengan kejadian longsor tinggi. Berdasarkan banyaknya titik kejadian longsor membuktikan bahwa wilayah Kabupaten Kebumen merupakan salah satu wilayah yang tergolong rentan terhadap kejadian longsor. Melalui pendekatan Modeling GIS melalui Tools SINMAP diperoleh bahwa wilayah Kabupaten Kebumen yang berpotensi longsor terluas terdapat di Kecamatan Rowokele dengan luas 60% dari total wilayah yang berpotensi tinggi.
Hasil pemodelan SINMAP kemudian dilakukan validasi berdasarkan titik kejadian longsor yang ada dan selanjutnya wilayah yang potensi dianalisis dengan Analytical Hierarchy Process (AHP), sehingga diperoleh bahwa wilayah yang dinyatakan rentan tersebar pada 149 desa, dengan desa yang memiliki rentan tinggi tersebar di 6 desa yaitu Desa Kebakalan, Desa Kajoran, Desa Kalirejo, Desa Clapar, Desa Logandu, dan Desa Wadasmalang atau 4,02% dari total wilayah yang dinyatakan rentan terhadap longsor. Terkait dengan perubahan iklim, maka kerentanan wilayah terhadap longsor sehubungan dengan perubahan Iklim terbagi atas sebaran kerentanan longsor berdasarkan rerata frekuensi hujan ekstrim yang terus meningkat sepanjang tahun dengan intensitas hujan ekstrim >20 kejadian tersebar di Desa Sawangan. Untuk sebaran kerentanan longsor berdasarkan tren hujan ekstrim dengan tingkat rentan tinggi dan nlai tren mengalami kenaikan dengan r > 0,4 terdapat di Kecamatan Sempor.

Global warming disturbing the global climate system and causing increased frequency and intensity of extreme climate events. Extreme of rain is an indication the occurrence of extreme climate events. Impacts due to the occurrence extreme rainfall in some parts of Indonesia caused natural disasters, one of the landslides. Indonesia that partly in the form of hilly and mountainous regions, causing most of the territory into areas prone to landslide. Kebumen is one of the areas declared to including areas with a high incidence of landslides. Based on the number of points landslide prove that Kebumen district is one of the region that are vulnerable to landslide. Through the GIS Modeling approach of through Tools SINMAP obtained that the district of Kebumen potentially there are the largest landslide in the district with an area Rowokele 60% of the total area of high potential.
The modeling results SINMAP then validated by a point landslide existing and further areas of potential analyzed with Analytical Hierarchy Process (AHP), to obtain that areas declared to vulnerable scattered in 149 villages, the village has a vulnerable high spread in 6 villages namely Kebakalan, Kajoran Village, Village Kalirejo, Clapar Village, Village Logandu and Wadasmalang village with a total area 5.71% of the total areas declared to vulnerable landslides. Related climate change, the vulnerability of the region to landslides in connection with climate change consists of the distribution of landslide vulnerability based on the average frequency of extreme rainfall that is continued to increase throughout the year with extreme rainfall intensity> 20 events spread in the District Sawangan. For the distribution of landslide vulnerability by extreme rainfall trends with high levels of vulnerable and value of trend has increased with r> 0.4 there are in the district Sempor.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
T45111
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8   >>