Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 29 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Callista Dara Ninggar
"Teknik grafting dengan media radikal bebas adalah metode yang umum digunakan untuk mengoptimalkan fungsionalitas turunan pati seperti maltodekstrin dalam aplikasinya pada industri pangan dan kesehatan. Teknik ini menggunakan inisiator radikal bebas yang berperan sebagai tahap awal reaksi radikal yang terjadi. Inisiator radikal bebas yang digunakan adalah radikal askorbat dari reaksi asam askorbat/hidrogen peroksida dan asam ferulat untuk meningkatkan aktivitas antioksidan dari maltodekstrin. Proses dilakukan dalam dua tahap, yaitu tahap inisiasi dan grafting. Inisiasi dilakukan dengan pencampuran asam askorbat dengan hidrogen peroksida pada suhu rendah untuk menghasilkan askorbat radikal, kemudian grafting dilakukan dengan mencampurkan asam ferulat dan larutan maltodekstrin. Reaksi kemudian diinkubasi selama 48 jam. Konfirmasi grafting dilakukan dengan uji FTIR untuk melihat perubahan ikatan yang terjadi, serta uji fenolik menggunakan Folin- Ciocalteu untuk mengetahui total bilangan fenol, kemudian diukur aktivitas antioksidannya dengan uji DPPH. Diketahui bahwa teknik ini dapat digunakan terhadap asam ferulat dan maltodekstrin dari perubahan gugus pada hasil uji FTIR, uji fenolik dengan metode Folin- Ciocalteu pada sampel sebesar 11,67 mg/mg sampel dengan IC50 sebesar 188,47 ppm terhadap reagen DPPH.

Free radicals grafting is a common grafting method used in food and health industry to improve the use of maltodextrin and other derivatives of starch. This process utilizes free radicals’ agent as initiator of the aimed reaction. The aimed reaction is free radicals grafting with ascorbic acid/hydrogen peroxide as free radicals’ agents and ferulic acid to improve the property, thus usage, of maltodextrin that is commonly used in food industry. This process proceeds in two parts, the first one being initiation and the second one is grafting. Initiation is carried with mixing ascorbic acid with hydrogen peroxide to produce ascorbic radical, then grafting is carried by adding the ascorbic radicals to ferulic acid, then to maltodextrin mixture. The reaction will take 48 hours, and it is confirmed that this technique succeeded by changes in chemical bonds as seen in FTIR results, up to 11,67 mm/mg sample in total phenolic content result using Folin- Ciocalteu reagents and antioxidant activity up to 118,47 ppm using DPPH reagents."
Depok: Fakultas Teknik, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Diniharini
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2006
T22680
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lingga Hermanto
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2003
T40289
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dama Aliya Izza
"Pajanan radikal bebas yang terlalu tinggi pada tubuh dapat menyebabkan keadaan stres oksidatif. Stres oksidatif mengarah pada timbulnya berbagai penyakit terutama penyakit tidak menular yang saat ini menduduki prevalensi penyakit tertinggi di Indonesia. Untuk mencegah penyakit tersebut, dibutuhkan agen protektif berupa antioksidan. Daun pandan wangi (Pandanus amaryllifolius) merupakan tumbuhan yang memiliki kandungan antioksidan salah satunya adalah flavonoid. Pada penelitian ini, ekstrak daun pandan wangi digunakan untuk melihat efek hepatoprotektif dengan mengukur aktivitas alkali fosfatase (ALP) dan alanin aminotransferase (ALT) pada plasma tikus jantan yang diberi CCl4. Dua puluh empat ekor tikus Sprague-Dawley dibagi ke dalam 4 kelompok perlakuan yaitu kontrol normal, kelompok CCl4, kelompok pandan, dan kelompok pandan + CCl4. Pemberian pandan dilakukan selama 7 hari dengan dosis 85- mg/kgBB dan CCl4 diberikan pada hari ke 8 dengan dosis 0,55 mg/kgBB. Berdasarkan hasil penelitian, pemberian ekstrak daun pandan wangi tidak menunjukkan penurunan pada aktivitas ALP, namun menunjukkan penurunan pada aktivitas ALT hanya saja penurunan tersebut tidak bermakna secara statistik (p < 0,05). Oleh karena itu, disimpulkan bahwa pemberian ekstrak daun pandan wangi dengan dosis 85 mg/kgBB selama 7 hari tidak memberikan efek hepatoprotektif pada hati tikus jantan yang diberi CCl4 karena dosis terlalu rendah.

Too much exposure of free radicals in the body can cause oxidative stress. Oxidative stress leads to some non communicable diseases which currently occupy the highest prevalence in Indonesia. To prevent the disease, protection agent, namely antioxidant is required. Fragrant pandan leaves (Pandanus amaryllifolius) is a plant which have antioxidant content, one of which is flavonoid. In this research, fragrant pandan leaves extract is used to see the hepatoprotective effect by measuring the activity of alkaline phospatase (ALP) and alanine aminotransferase (ALT) in plasma rats given CCl4. 24 Sprague-Dawley rats divided into four groups of treatments, namely normal control, CCl4 group, pandan group and pandan + CCl4 group. Pandan extract was given for 7 days at a dose 85 mg/kgBW and CCl4 was given on the 8th days at a dose 0,55 mg/kgBW. Based on the result of this reasearch, fragrant pandan leaves extract did not lower ALP activity. However, it lowered ALT activity, although it was not statistically significant (p < 0,05). In conclusion, the administration of fragrant pandan leaves extract at a dose 85 mg/kgBW had not proved to give hepatoprotective effect on the liver of in male rats given CCl4 because the dosage is too low."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Astri Raya
"Ikan merupakan komoditi pangan dengan kandungan protein yang tinggi, tetapi ikan mudah sekali menjadi busuk. Pengawetan Ikan Bandeng Asap secara radiasi dapat membantu mencegah kerusakan pangan karena mempunyai berbagai keuntungan, yaitu ikan bandeng asap dapat disimpan pada suhu ruang dengan jangka waktu yang relatif lama.
Pada penelitian ini bertujuan untuk mengawetkan ikan bandeng asap agar dapat disimpan pada suhu ruang, selain itu dilihat pengaruh radiasi terhadap pembentukan senyawa MDA (Malondialdehid), PAH (Polisiklik Aromatik Hidrokarbon), dan Radikal bebas dengan variasi waktu simpan 0 minggu, 4 minggu, 12 minggu.
Hasil yang didapat dari pengolahan data menggunakan ANOVA bahwa untuk PAH dosis radiasi dan lama simpan tidak mempengaruhi konsentrasi PAH. Sedangkan pada MDA, di bagian daging bandeng dosis radiasi dan masa simpan mempengaruhi konsentrasi MDA. Untuk tulang dan kulit dosis radiasi dan masa simpan tidak mempengaruhi konsentrasi MDA.

Preservation of MilkFish, by ionizing radiation, has been shown to effectively reduce food spoilage so it can be stored in room temperature with a much long period.
This review aims at summarizing all available information regarding the impact of irradiation dose on the formation of malondialdehid (MDA), polyaromatic hydrocarbon (PAH), and free radical with store period 0 week, 4 week, and 12 week.
The result from these treatment, by using analysis of variance (ANOVA), is that radiation doses and store period does not impact PAH concentration in fish while MDA does. For bone and skin, the radiation dose and store does not impact on MDA concentration.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S30728
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Supiyanto
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2002
T39964
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Miftah Zaenuri
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2004
T39709
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wendy Damar Aprilano
"Radikal bebas yang berlebih merupakan salah satu faktor penyebab kerusakan di dalam tubuh. Untuk menghindari efek kerusakan ini, tubuh membutuhkan suatu proteksi yang diperankan oleh antioksidan. Antioksidan dapat mendonorkan elektron yang dimiliki nya untuk menstabilkan radikal bebas, sehingga dampaknya pada jaringan tidak terjadi. Antioksidan ini dapat ditemukan pada bahan alam, salah satunya Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia) yang secara luas digunakan oleh masyarakat. Penilaian aktivitas antioksidan dari air perasan, ekstrak daging buah kulit buah C.aurantifolia dalam metanol dilakukan dengan menggunakan metode diphenylpicrylhydrazyl (DPPH), suatu radikal bebas stabil organik yang dikonversi menjadi nilai hambatan reduksi molekul ini sebesar 50% yang disebut EC50.
Penelitian dilakukan di Laboratorium Departemen Farmasi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, pada Mei-Juni 2013, dengan menilai absorbansi reduksi DPPH menggunakan spektrofotometri. Data absorbansi yang didapat pada penelitian diolah dengan Microsoft Excel untuk mendapatkan grafik regresi linier dalam penghitungan EC50.
Hasil penelitian menunjukan bahwa air perasan memberikan aktivitas antioksidan terbesar (EC50 = 6,03%), diikuti oleh ekstrak kulit buah (EC50 = 13,75%) dan daging buah (EC50 = 14,36%) dalam metanol dari C. aurantifolia. Dapat disimpulkan, air perasan, daging buah dan kulit buah dari C. aurantifolia dapat dimanfaatkan sebagai sumber antioksidan alami dalam melawan radikal bebas.

Free radical, one of the leading causes of the damage to the body. Our body need some free radical protection from antioxidant. Antioxidant can give its electron to stabilize the free radical so it can't effect the body tissue. Antioxidant can be found from natural resources, such as Key lime (Citrus aurantifolia). Measurement antioxidant activity from juice, peel and fruit skin extract in methanol are using the diphenylpicrylhydarzyl (DPPH) method, an organic stable free radical, then the result will convert to determine the EC50, number of 50% DPPH reduction by substrate.
The research has done in Medical Pharmacy Department Laboratory of Faculty of Medicine Universitas Indonesia, on May-June 2013, by used the spectrophotometry instrument to measurement the DPPH reduction absorbance. The absorbance data then input to Microsoft Excel to draw the linear regression graph for EC50 determination.
The result of this study show that the juice give the biggest antioxidant activity (EC50 = 6,03%), then fruit skin extract (EC50 = 13,75%), and peel extract in methanol (EC50 = 14,36%) from the C. aurantifolia. In conclusion, juice, peel, and fruit skin of C. aurantifolia have antioxidant activity and can be used as natural antioxidant resources to against the free radical.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faisal Baraas
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, efek latihan fisik yang teratur dan terukur dengan intensitas ringan selama masa rawat di rumah sakit, terhadap produksi radikal bebas oksigen dan produksi nitrik oksid pada pasien-pasien pria yang dirawat karena infark miokard akut.
Latar Belakang:
Latihan fisik yang teratur dan terukur dengan intensitas berat yang dilakukan oleh pasien-pasien setelah beberapa bulan keluar rawat karena infark miokard akut, ternyata dapat menurunkan stres oksidatif-yaitu menurunnya produksi radikal bebas oksigen dan meningkatnya nitrik oksid. latihan fisik umumnya dilakukan secara bertahap dengan intensitas cukup berat dan berlangsung beberapa bulan lamanya. Penelitian pada binatang menunjukkan bahwa latihan fisik dengan intensitas cukup berat-tetapi berlangsung sangat singkat, hanya 5 hari- ternyara sudah dapat menurunkan peroksidasi lipid oleh radikal bebas oksigen dan meningkatkan kadar antioksidan internal pada diafragma tikus percobaan itu. Efek latihan fisik yang teratur dan terukur-dengan intensitas yang ringan- terhadap produksi radikal bebas oksigen dan nitrik oksid, yang diberikan ada pasien-pasien dengan infark miokard akut hanya selama masa rawat di rumah sakit, memang belum jelas sampai saat ini.
Metode penelitian
Pada 32 pasien pria yang masuk ke rumah sakitkarena serangan infark miokard akut tanpa komplikasi dirandom menjadi 2 kelompok. Kelompok pertama mendapat latihan fisik yang teratur dan terukur dengan intensitas ringan selama masa rawat di rumah sakit (berlangsung 5 hari) dan kelompok kedua sebagai kontrol, tidak mendapatkan latihan fisik seperti itu dan selama dirawat tidak melakukan aktivitas fisik apa pun, kecuali membaca-baca di kamar tidur atau menonton televisi. Semua pasien menjalani uji latih jantung dengan treadmil berdasarkan protokol modifikasi Bruce, pad awal penelitian dan 5 hari kemudian, sebelum pulang dari rumah sakit. Diperiksa kadar F2-isoprostan sebagai marka radikal bebas oksigen (stres oksidatif) dan kadar nitrit/nitrat plasma sebagai marka nitrik oksid, sebelum dan sesudah tes treadmil.
Hasil Penelitian
Tidak terdapat perbedaan yang bermakna mengenai karakteristik dasar antara kelompok latihan (15 pasien) dengan kelompok kontrol (17 pasien). Kadar F2-isoprostan sebelum dan sesudah tes treadmil pada kelompok latihan tampak sedikit meningkat, yaitu 2197.1 kurang lebih 1312,6 pg/mL menjadi 2312,1 kurang lebih 1322,0 pg/mL, tetapi tidak signifikan (p>0,05). Demikian pula halnya dengan produksi nitrik oskid, pada kelompok latihan tidak berbeda bermakna sebelum dan sesudah menjalani tes treadmil, walau pun tampak sedikit meningkat."
Jakarta: 2006
D637
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>