Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jakarta: EGC, 2015
617.69 FUN
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Zela Puteri Nurbani
"ABSTRAK
Proses penuaan pada lansia dapat menjadi faktor risiko kehilangan gigi sehingga akan memberikan dampak buruk bagi kesehatan gigi dan mulut lansia. Dalam upaya menghindari hal tersebut, maka dibutuhkan perawatan prostodontik pada lansia. Namun, tidak seluruh kebutuhan berubah menjadi permintaan dikarenakan banyak faktor lain yang dapat mempengaruhi permintaan termasuk kesediaan membayar. Tujuan: Menganalisis hubungan antara kesediaan membayar dan kebutuhan dengan permintaan perawataan prostodontik pada lansia. Dilakukan juga analisis antara faktor sosiodemografi (jenis kelamin, tingkat pendidikan, status ekonomi, jarak, waktu tempuh) dengan kesediaan membayar, kebutuhan, dan permintaan perawatan prostodontik pada lansia. Metode: Penelitian ini dilakukan dengan desain cross sectional pada 100 pasien Puskesmas Kecamatan Kramat Jati yang berusia 60 tahun keatas. Data faktor sosiodemografi diperoleh dari pencatatan data diri subjek, kesediaan membayar dan permintaan perawatan prostodontik diperoleh dari kuesioner, dan kebutuhan perawatan prostodontik ditentukan berdasarkan kebutuhan fungsional berdasarkan Shortened Dental Arch dan kebutuhan normatif berdasarkan WHO oral health assessment form (1997) di setiap rahang. Hasil Penelitian: Kesedian membayar dan kebutuhan (fungsional dan normatif rahang bawah) memiliki hubungan bermakna dengan permintaan perawatan prostodontik pada lansia p<0.05. Terdapat hubungan bermakna p<0.05 antara jarak dan waktu tempuh ke fasilitas kesehtan dengan permintaan perawatan prostodontik, tingkat pendidikan dengan kebutuhan fungsional, waktu tempuh ke fasilitas kesehatan dengan kebutuhan normatif rahang bawah, dan waktu tempuh ke fasilitas kesehatan dengan kesediaan membayar perawatan prostodontik. Kesimpulan: Terdapat hubungan bermakna antara kesedian membayar dan kebutuhan (fungsional dan normatif rahang bawah) dengan permintaan perawatan prostodontik pada lansia.

ABSTRACT
Background: The aging in the elderly can be a risk factor for tooth loss. Tooth loss might adversely affect elderly dental and oral health. In an effort to overcome these problems, prosthodontic treatment is needed for elderly. However, not all needs of prosthodontic treatment are changed to demand because many factors affect demand including the willingness to pay. Objectives: To analyze the relationship between sociodemographic factors (gender, education, economic status, distance, travel time), willingness to pay, needs (functional and normative) with demand of prosthodontics treatment in the elderly. Method: This was a cross-sectional study involving 100 subjects from Kramat Jati Sub-district Health Center who were 60 years old or older. Sociodemographic data was obtained from the recording of subjects personal data, willingness to pay and demand for prosthodontic treatment was obtained from questionnaires modification Kamal Shigli et al with Dandekeri S et al, and prosthodontic treatment needs were determined by functional need based on shortened Dental Arch (SDA) and normative needs based on the WHO oral health assessment form 1997 in each jaw. Result: The willingness to pay and needs (functional and normative on the mandible) had a significant relationship with the demand of prosthodontic treatment in the elderly There is a significant relationship between distance and travel time to health facilities with demand for prosthodontic treatment, education with the functional need, travel time to health facilities with the normative need on the mandible, and travel time to health facilities with willingness to pay for prosthodontic treatment. Conclusion: There is a significant relationship between willingness to pay and needs (functional and normative on the mandible) with the demand of prosthodontic treatment in the elderly."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Talitha Kyla Ardinda
"Latar belakang: Kondisi kehilangan gigi dapat menurunkan kemampuan tubuh seperti saat mastikasi, bicara, estetika, maupun gangguan pada sendi temporomandibular. Salah satu solusi untuk menggantikan gigi yang hilang adalah dengan menggunakan gigi tiruan lepasan. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan perawatan, di antaranya adalah pengetahuan dan kepercayaan diri yang dimiliki oleh operator. Kepercayaan diri dapat menunjang terlaksananya prosedur dengan benar. Pengetahuan yang dimiliki didapatkan selama proses pembelajaran. Persepsi yang positif terhadap proses pembelajaran dapat meningkatkan semangat dan kepercayaan diri mahasiswa. Tujuan: Mengetahui distribusi frekuensi kepercayaan diri mahasiswa profesi dalam melakukan perawatan dengan gigi tiruan lepasan, melakukan tahapan perawatan gigi tiruan lepasan, dan mengetahui persepsi mahasiswa profesi mengenai sistem pembelajaran prostodontik. Metode: Studi deskriptif observasional dengan desain potong lintang. Pengambilan data menggunakan kuesioner yang disebarkan secara daring kepada seluruh mahasiswa profesi dan diisi oleh mahasiswa profesi yang yang telah melakukan perawatan gigi tiruan lepasan, yaitu 1 kasus gigi tiruan lengkap dan 1 kasus gigi tiruan sebagian lepasan. Selanjutnya mahasiswa dikelompokan berdasarkan angkatan tahun memasuki program profesi. Data dianalisis dengan uji desktriptif untuk mencari tahu nilai reratanya. Hasil Penelitian: Didapatkan 80 mahasiswa profesi yang memenuhi kriteria inklusi dan bersedia mengsi kuesioner. Kepercayaan diri mahasiswa profesi saat melakukan perawatan prostodontik paling tinggi dimiliki kelompok angkatan 2013 saat melakukan perawatan gigi tiruan sebagian lepasan (8,00) dan melakukan pencobaan gigi tiruan sebagian lepasan (wax) (9,00) serta kelompok angkatan 2014 saat melakukan pencetakan untuk membuat model studi untuk perawatan gigi tiruan lengkap (9,00). Lebih dari 95% mahasiswa profesi FKG UI yang mengisi kuesioner memiliki persepsi positif terhadap pembelajaran prostodontik yang diterimanya. Kesimpulan: Kepercayaan diri mahasiswa profesi paling tinggi dalam menangani perawatan gigi tiruan sebagian lepasan, serta pada tahapan perawatan gigi tiruan lepasan paling tinggi pada pencetakan untuk membuat model studi dan pencobaan gigi tiruan (wax). Mayoritas mahasiswa profesi yang terlibat dalam penelitian memiliki persepsi positif terhadap pembelajaran prostodontik di FKG UI.
Latar belakang: Kondisi kehilangan gigi dapat menurunkan kemampuan tubuh seperti saat mastikasi, bicara, estetika, maupun gangguan pada sendi temporomandibular. Salah satu solusi untuk menggantikan gigi yang hilang adalah dengan menggunakan gigi tiruan lepasan. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan perawatan, di antaranya adalah pengetahuan dan kepercayaan diri yang dimiliki oleh operator. Kepercayaan diri dapat menunjang terlaksananya prosedur dengan benar. Pengetahuan yang dimiliki didapatkan selama proses pembelajaran. Persepsi yang positif terhadap proses pembelajaran dapat meningkatkan semangat dan kepercayaan diri mahasiswa. Tujuan: Mengetahui distribusi frekuensi kepercayaan diri mahasiswa profesi dalam melakukan perawatan dengan gigi tiruan lepasan, melakukan tahapan perawatan gigi tiruan lepasan, dan mengetahui persepsi mahasiswa profesi mengenai sistem pembelajaran prostodontik. Metode: Studi deskriptif observasional dengan desain potong lintang. Pengambilan data menggunakan kuesioner yang disebarkan secara daring kepada seluruh mahasiswa profesi dan diisi oleh mahasiswa profesi yang yang telah melakukan perawatan gigi tiruan lepasan, yaitu 1 kasus gigi tiruan lengkap dan 1 kasus gigi tiruan sebagian lepasan. Selanjutnya mahasiswa dikelompokan berdasarkan angkatan tahun memasuki program profesi. Data dianalisis dengan uji desktriptif untuk mencari tahu nilai reratanya. Hasil Penelitian: Didapatkan 80 mahasiswa profesi yang memenuhi kriteria inklusi dan bersedia mengsi kuesioner. Kepercayaan diri mahasiswa profesi saat melakukan perawatan prostodontik paling tinggi dimiliki kelompok angkatan 2013 saat melakukan perawatan gigi tiruan sebagian lepasan (8,00) dan melakukan pencobaan gigi tiruan sebagian lepasan (wax) (9,00) serta kelompok angkatan 2014 saat melakukan pencetakan untuk membuat model studi untuk perawatan gigi tiruan lengkap (9,00). Lebih dari 95% mahasiswa profesi FKG UI yang mengisi kuesioner memiliki persepsi positif terhadap pembelajaran prostodontik yang diterimanya. Kesimpulan: Kepercayaan diri mahasiswa profesi paling tinggi dalam menangani perawatan gigi tiruan sebagian lepasan, serta pada tahapan perawatan gigi tiruan lepasan paling tinggi pada pencetakan untuk membuat model studi dan pencobaan gigi tiruan (wax). Mayoritas mahasiswa profesi yang terlibat dalam penelitian memiliki persepsi positif terhadap pembelajaran prostodontik di FKG UI.

Background: Loss of teeth can reduce the ability of the body such as during mastication, speech, aesthetics, and disorders of the joints. One solution to replace missing teeth is to use removable dentures. There are several factors that influence the success of treatment, including knowledge and confidence possessed by the operator. Confidence can support the implementation of the procedure correctly. Knowledge is gained during the learning process. A positive perception of the learning process can increase student enthusiasm and confidence. Objective: To determine the frequency distribution of clinical year students' confidence in handling removable denture treatment, and the stage prosthodontic treatments, also to determine their perception of the quality of prosthodontic studies. Method: An observational descriptive study with a cross-sectional design. Retrieval of data using a questionnaire distributed online to all clinical year students and will be filled by clinical year students who have done 1 case of complete denture and at least 1 case of partial denture. Furthermore students are grouped according to the year of entering the professional program. Data were analyzed with descriptive test to find out the mean value. Results: There were 80 clinical year students who met the inclusion criteria and were willing to fill in the questionnaire. The highest confidence levels of clinical year student in performing removable prosthodontic treatment are found in the 2013 group when performing partial denture treatment (8,00) and try-in stage of partial denture (wax) (9,00) and also the 2014 group taking primary impression for complete denture (9,00). More than 95% of the FKG UI clinical year students who filled out the questionnaire had a positive perspective on the prosthodontic learning they received. Conclusion: The confidence of clinical year students is higher in handling removable partial denture treatment and in specific treatment is higher when taking primary impession and try-in stage (wax). The majority of professional students have positive perceptions of prosthodontic learning at FKG UI."
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Francisca Lindawati Soetanto
Jakarta: UI-Press, 2012
PGB 0270
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
Merry Elisa
"ABSTRACT
Latar Belakang: Kehilangan gigi masih menjadi masalah dalam kesehatan gigi dan mulut orang dewasa di Indonesia. Namun, karena kurangnya kesadaran dan faktor sodiodemografi lainnya, biasanya pasien tidak langsung mencari perawatan prostodontik setelah mengalami kehilangan gigi. Tujuan: Menganalisis hubungan antara status kehilangan gigi berdasarkan jumlah dan lokasinya dengan tingkat kesadaran mengenai perawatan prostodontik. Metode: Studi analitik observasional dengan desain penelitian cross sectional. Penelitian ini dilakukan dengan teknik consecutive sampling pada pasien usia 20 tahun ke atas dengan satu atau lebih gigi yang hilang. Subjek diperiksa untuk mengetahui jumlah dan lokasi gigi hilang dan menjawab kuesioner mengenai kesadaran akan perawatan prostodontik. Penelitian ini dianalisis dengan Kruskal-Wallis dan uji Mann Whitney ?=5 . Hasil: Jumlah dan posisi kehilangan gigi memiliki hubungan dengan tingkat kesadaran dengan perawatan prostodontik.

ABSTRACT
Background Edentulism still represents a significant oral health concern among Indonesian adults. Due to lack of awareness, and other sociodemographic factors, mostly patients do not seek prosthetic treatment immediately after tooth loss. Objective This study was analyzed the relationship between number and position of tooth loss with perception of patient rsquo s awareness about prosthodontic treatment. Methods Analytic observational study with cross sectional design. This study was done using a consecutive sampling on patient age of 20 years and above with one or more missing teeth. Patients were evaluated to determine the number and position of tooth loss and answered questionnaire about awareness of prosthodontic treatment. This research was analyzed with Kruskal Wallis and Mann Whitney test a 5 . Results The number and position of missing tooth had a relationship with patient rsquo s awareness of prosthodontic treatment."
2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Labiyan Asri Laili
"Latar Belakang: Kehilangan gigi merupakan masalah yang sering ditemukan pada lanjut usia (lansia) dan berdampak buruk pada sistem fungsional, struktur anatomi, estetika, emosional, dan sosial. Dokter gigi perlu merekomendasikan perawatan prostodontik untuk merehabilitasi kondisi tersebut, namun kebutuhan perawatan gigi tiruan dikalangan lansia masih sangat terbatas. Dalam kebutuhan perawatan, keadaan sosiodemografi (usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan) dan jumlah kehilangan gigi dapat memengaruhi prosesnya. Tujuan: Mengetahui gambaran dan menganalisis hubungan kebutuhan perawatan prostodontik pada pasien lansia berdasarkan keadaan sosiodemografi (usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan) dan jumlah kehilangan gigi. Metode: Studi analitik observasional dengan desain cross sectional dan menggunakan data sekunder dari rekam medik pasien baru yang datang pada bulan Januari – November 2022. Rekam medik yang digunakan adalah rekam medik konvensional dan digital dengan dengan teknik pengambilan consecutive sampling. Hasil Penelitian: Distribusi frekuensi kebutuhan perawatan prostodontik didominasi oleh kelompok usia 60-69 tahun (56.9%), perempuan (58.8%), tingkat pendidikan Perguruan Tinggi (PT) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) (39.2%), jumlah kehilangan gigi sebanyak gigi (74.5%), dan jenis perawatan yang paling banyak dibutuhkan yaitu Gigi Tiruan Lengkap (GTL) (54.9%). Uji chi-square menunjukkan adanya hubungan antara jumlah kehilangan gigi dengan kebutuhan perawatan Gigi Tiruan Jembatan (GTJ), Gigi Tiruan Sebagian (GTS), dan GTL (p=0.000) serta terdapat hubungan antara tingkat pendidikan dengan kebutuhan perawatan GTL (p=0.017). Namun, tidak terdapat hubungan antara usia dan jenis kelamin dengan kebutuhan perawatan GTJ, GTS, dan GTL (p 0.05). Kesimpulan: Penelitian ini menunjukkan adanya hubungan kebutuhan perawatan prostodontik dengan tingkat pendidikan dan jumlah kehilangan gigi pada pasien lansia di RSKGM FKG UI.

Background: Tooth loss is a problem that is often found in the elderly and has a negative impact on functional systems, anatomical structures, aesthetics, emotional and social. The dentists will recommend prosthodontic treatment to rehabilitate this condition, but the need for denture treatment among the elderly is still limited. In terms of treatment needs, sociodemographic (age, gender, level of education) and the number of missing teeth can influence the process. Objective: Knowing the description and analyzing the relationship between the need for prosthodontic treatment in elderly patients based on sociodemographic conditions (age, gender, level of education) and the number of missing teeth. Methods: Observational analytic study with cross-sectional design and using secondary data from the medical records of new patients who arrived in January – November 2022. The medical records used were conventional and digital medical records with consecutive sampling technique. Result: The frequency distribution of the need for prosthodontic treatment was dominated by the age group 60-69 years (56.9%), women (58.8%), higher education level and senior high school (39.2%), the number of missing teeth was >6 teeth (74.5%), and the type of treatment most needed is complete denture (54.9%). The chi-square test showed that there is a relationship between the number of missing teeth and the need for fixed partial denture, removable partial denture, and complete denture treatment (p=0.000) and there is a relationship between education level and complete denture treatment needs (p=0.017). However, there is no relationship between age and gender with the need for fixed partial denture, removable partial denture, and complete denture treatment (p 0.05). Conclusion: This study shows that there is a relationship between prosthodontic treatment need with education level and the number of missing teeth in elderly patients at RSKGM FKG UI. "
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library