Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 53 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Syarifah Khodijah
"ABSTRAK
Angka kasus HIV di dunia saat ini masih tinggi. Jumlah kasus HIV yang mengalami
peningkatan saat ini adalah pada kelompok penasun (Pengguna NAPZA Suntik).
Prevalensi HIV pada kelompok penasun di Asia Tenggara tahun 2012 mencapai 28%.
Hal ini terjadi karena pencegahan perilaku berisiko pada penasun belum berhasil.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dari 240 penasun di DKI
Jakarta. Penelitian ini menggunakan desain potong lintang untuk mengetahui
determinan status HIV pada penasun di DKI Jakarta tahun 2013. Pengetahuan tentang
determinan status HIV pada penasun diharapkan dapat menjadi masukan untuk
program pencegahan dan penanggulangan HIV di DKI Jakarta. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa prevalensi HIV pada penasun di DKI Jakarta tahun 2013
mencapai 49,2%. Selain itu, proporsi penasun yang positif HIV terbanyak pada
penasun yang memiliki umur tidak lebih dari 31 tahun dan berjenis kelamin laki-laki.
Kemudian proporsi penasun yang positif HIV terbanyak pada penasun yang
berpendidikan tinggi dan penasun yang memiliki pekerjaan tidak tetap. Pada perilaku
penasun, proporsi penasun yang positif HIV juga paling banyak pada penasun yang
menyuntik NAPZA setiap hari, yang menggunakan kondom tidak konsisten dan yang
mengunjungi LASS tidak lebih dari 4 kali dalam sebulan.

ABSTRACT
Today, number of HIV cases in the world is still high. The number of HIV cases has
increased is in the group of IDUs (Injecting Drug Users). HIV prevalence among
injecting drug users groups reached 28% in Southeast Asia 2012. This happens due to
the prevention of risk behavior in IDUs has not been successful. This study uses a
quantitative research methode of 240 IDUs in Jakarta. This study used a crosssectional
design to determine the determinants of HIV status in IDUs in Jakarta 2013.
Knowledge about determinants of HIV status in IDUs expected to become inputs for
HIV prevention and treatment program in DKI Jakarta. Results of this study showed
that the prevalence of HIV in IDUs in Jakarta in 2013 reached 49.2%. In addition, the
proportion of HIV-positive IDUs highest in IDUs who have aged under 31 years and
male sex. Then the proportion of HIV-positive IDUs in the most highly is educated
IDUs and IDUs are IDUs employment not permanent. On the behavior of injecting
drug users, the proportion of HIV-positive IDUs also most IDUs who inject drugs
every day, use condoms inconsistently and visit LASS less than 4 times a month."
2014
S55269
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ching, Francis D.K., 1943-
Hoboken : John Wiley & Sons, 2015
720.1 CHI a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Bagoes Wiryomartono
Jakarta: Penerbit Erlangga, 2016
729 BAG k
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Blackwell, William
New York: Wiley, 1984
729 BLA g
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Krier, Rob
Jakarta: Erlangga, 2001
729 KRI kt
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Krier, Rob
New York: Rizzoli, 1988
729 KRI a
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Krier, Rob
New York: Rizzoli, 1988
729 KRI a
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Lusiana Idawati
"ABSTRAK
Disertasi ini bertujuan untuk mempelajari kelindan antara kaidah proporsi matematis, seni, dan takhingga melalui telaah irisan kencana (golden section) dalam dialektika seni. Berawal dari argumentasi ontologis seni, ditemukan bahwa keindahan seni terletak pada ketepatan hubungan-hubungan proporsional antara gagasan dan bentuk. Melalui telaah dialektis irisan kencana dalam langgam-langgam seni pada estetika Hegel ? seni simbolik, seni klasik, dan seni romantik ? dibuktikan bahwa irisan kencana adalah wujud universal konkret hubungan-hubungan proporsional antara gagasan dan bentuk sebagai keseluruhan dan bagian. Perkembangan irisan kencana dalam dialektika seni merupakan wujud dialektika kesadaran dalam memahami takhingga dalam seni. Ketika kesadaran mampu mewujudkan kesatuan antara isi rohani seni dan rupa artistiknya dengan hubungan-hubungan proporsional layaknya, ketika itulah ananta ? sebagai takhingga sejati ? dalam seni terwujud.

ABSTRACT
This dissertation studies the connection among mathematical systems of proportion, art, and the infinite through the study of the golden section in the dialectics of art. Started with an ontological perspective of art, it is found that the beauty of art lies in the precision of the proportional relationships between its idea and form. Through the dialectical study of the golden section in Hegel?s types of art ? symbolic art, classical art, and romantic art ? it is proven that the golden section is a concret universal manifestation of the proportional relationships between idea and form as the whole and the part. The development of the golden section concept in the dialectics of art also reveals the dialectics of consciousness in its effort to grasp the infinite in art. When consciousness is finally able to manifest the unity of the idea and its artistic shape in its proper proportional relationships, the true infinite in art becomes concrete."
Depok: 2011
D1517
UI - Disertasi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hadianti
"ABSTRAK
Latar Belakang. Prevalensi demam tifoid hingga saat ini diperkirakan lebih tinggi pada pasien yang menderita demam akut dibandingkan pada demam yang disebabkan oleh infeksi lainnya terutama didaerah endemis. Berbagai pemeriksaan penunjang diagnostik demam tifoid pada pasien demam akut selama ini masih banyak kendala. Keberadaan sistem skor diagnostik demam tifoid pada pasien demam akut diperlukan untuk membantu penegakan diagnosis pasti pasien yang memerlukan pemeriksaan kultur kuman sebagai baku emas diagnostik atau uji PCR. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proporsi dan determinan dari sistem skor diagnostik demam tifoid pada pasien demam akut. Metode. Penelitian ini merupakan studi disain potong lintang yang dilakukan di bagian rawat inap RSU Kota Tangerang Selatan, RSU Hermina Ciputat dan RSPI Pondok Indah dalam kurun waktu Oktober 2015 sampai Februari 2017. Subjek menjalani anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium serta pemeriksaan baku emas diagnostik. Data penyerta yang dikumpulkan adalah jenis kelamin, usia, pola demam sore hari ge; 38,3oC, gangguan saluran cerna, typhoid tongue, bradikardi relatif, leukopenia, trombositopenia, aneosinofilia, kenaikan kadar ALT, kenaikan kadar qCRP dan uji widal positif. Analisis data dilakukan dengan program SPSS statistics 17.0 untuk analisis univariat, bivariat dan multivariat dan Receiving Characteristics Operator ROC dan SPSS Statistics 20.0 untuk analisis bootstrapping pada Kalibrasi Hosmer-Lameshow Hasil. Sebanyak 200 sampel dianalisis untuk mendapatkan proporsi dan determinan demam tifoid. Sebanyak 32 sampel 16 terdiagnosis demam tifoid dan 84 sebagai demam nontifoid. Determinan demam tifoid pada pasien demam akut adalah gangguan saluran cerna dengan OR sebesar 20,172 95 Interval Kepercayaan/IK1,980-205,52 p = 0,011 , bradikardi relatif dengan OR sebesar 15,406 95 IK 1,261-188,23 p= 0,032, trombositopenia dengan OR sebesar 6,979 95 IK 1,846-26,392, p=0,004 , kenaikan kadar ALT dengan OR sebesar 4, 177 95 IK 1,335-13,069, p= 0,014 , kenaikan kadar qCRP dengan OR sebesar 12, 753 95 IK 2,950-55,132, p= 0,001 dan uji Widal positif dengan OR sebesar 3,493 95 IK 0,857-14,242 p= 0,081 , sedangkan nilai Cut off point adalah total skor ge; 5, dengan AUC 93,2 95 IK 89,3 -97,1 . Kualitas kalibrasi sistim skor didapatkan nilai 0,987 baik dan diskriminasi adalah 94,6 sangat kuat Simpulan. Proporsi demam tifoid pada pasien demam akut adalah 16 . Yang menjadi determinan diagnosis dan komponen sistem skor demam tifoid pada pasien demam akut adalah gangguan saluran cerna, bradikardi relatif, trombositopenia, kenaikan kadar ALT, kenaikan kadar qCRP dan uji widal positif.

ABSTRACT
Background. Prevalence of typhoid fever was greater in acute fever compared to the others etyologic especially in endemic area. There was many problem in diagnostic tools to confirm the diagnosis of typhoid fever in acute febrile patients. This diagnostic score system was needed in patients with acute fever to helping confirmation of definite diagnostic patients who need culture test as standart diagnostic or PCR test. Aim of this study was to identify the proportion and determinants of typhoid fever scoring system diagnostic in acute febrile patients. Methods. A cross sectional study was conducted in inpatient South Tangerang general hospital, Hermina Ciputat general hospital and Pondok Indah general hospital from October 2015 February 2017. All subjects underwent interview, physical examination, laboratory testing and blood culture as gold standart and PCR test. The collected data were gender, age, pattern of fever in the afternoon with ge 3,38oC, gastrointestinal disordes, typhoid tongue, relative bradicardia, leucopenia, trombositopenia, aneosinofilia, elevated level of ALT, elevated level of qCRP and positif widal test. Analysis was done by using SPSS statistics 17.0 univariate, bivariate dan multivariate and Receiving Operator Characteristics ROC and SPSS Statistics 20.0 for bootstrapping analysis in Hosmer Lameshow Calibration Results. 200 subjects met the inclution criteria, 32 subjects 16 were diagnosed as having typhoid fever and 168 84 as nontyphoid fever, Determinants for typhoid fever in acute febrile patients were gastrointestinal disorders with OR 20,172 95 convident interval CI 1,980 205,52 p 0,011 , relative bradicardia with OR 15,406 95 CI 1,261 188,23 p 0,032 , trombositopenia with OR 6,979 95 CI 1,846 26,392, p 0,004 , elevated level of ALT with OR 4, 177 95 CI 1,335 13,069, p 0,014 , elevated level of qCRP with OR 12, 753 95 CI 2,950 55,132, p 0,001 and positif widal test with OR 3,493 95 CI 0,85714,242 p 0,081 ,the Cut off point of total score was ge 5 with AUC 93,2 95 IK 89,3 97,1 . The calibration quality of this scoring system value was 0,987 good and the discriminant value was 94,6 very strong Conclusion. The proportion of typhoid fever in acute febrile patients was 16 . Determinants and components of scoring system of typhoid fever in acute febrile patients were consist of gastrointestinal disorders, relative bradicardia, trombositopenia, elevated level of ALT, elevated level of qCRP and positif widal test."
2017
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fifi Mifta Huda
"ABSTRAK
Latar belakang: Kandidosis merupakan penyakit infeksi primer atau sekunder yang disebabkan oleh jamur genus kandida terutama C. albicans pada 70-80 kasus. Penelitian yang ada melaporkan pasien rawat inap sebagai kelompok yang berisiko terjadi infeksi kandidosis kutis. Tujuan: Mengetahui proporsi dan identifikasi spesies penyebab kandidosis kutis serta faktor yang berhubungan di Unit Rawat Inap RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo. Metode: Studi ini adalah penelitian potong lintang dengan desain deskriptif dan pemilihan sampel secara consecutive sampling. Hasil: Didapatkan 14 dari 96 SP dengan kandidosis kutis. Spesies penyebab kandidosis kutis adalah C. albicans 61,7 , C. non albicans 17,6 dan C. campuran 20,5 . Subjek dengan imobilisasi memiliki kemungkinan 7,93 kali untuk terjadi kandidosis kutis. Perbedaan kelembapan udara sebesar 0,4 memiliki kemungkinan 1,49 kali untuk terjadi kandidosis kutis di atasnya. Simpulan: Ditemukan proporsi kandidosis kutis adalah 35,4 . Spesies penyebab kandidosis kutis terbanyak adalah C. albicans. Faktor yang meningkatkan kandidosis kutis adalah imobilisasi dan peningkatan kelembapan udara di ruang perawatan.

ABSTRACT
Background Candidiasis is a primary or secondary infection disease caused by the Candida especially C. albicans in 70 80 of cases. Previous research reports inpatients as a group at risk of cutaneous candidiasis infection. Objective To determine the proportion of cutaneous candidiasis, identify candida species, and the related risk factors of infection in Inpatient Unit of Dr. Cipto Mangunkusumo National General Hospital. Methods This is a cross sectional research of descriptive design using consecutive sampling technique. Results The study found that 14 out of 96 SP were 35,4 is cutaneous candidiasis, which caused by C. albicans 61.7 , Candida non albicans 17.6 and mixture candida 20.5 . The probabilty cutaneous candidiasis 7.93 times increased in subjects with immobilization and the difference of level air humidity above 0.4 increased 1.49 times. Conclusion The proportion of cutaneous candidiasis is 35.4 . The most common cause of candidiasis is C. albicans. Related risk factors that probability induce cutaneous candidiasis are immobilization and increasing level of air humidity. "
2017
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6   >>