Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 174 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Anson, Edward M.
San Diego: Harcourt Brace Jovanovich, 1985
907.6 ANS c
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Novatra Cipto
"Kebutuhan bola pelumat (grinding ball) pada industri semen khususnya masih tinggi. Secara teknis Indonesia belum dapat membuanya sendiri. Penelitian yang dilakukan dalam beberapa tahun ini merupakan studi optimasi demi tercapainya pemenuhan kebutuhan diatas oleh bangsa sendiri dan bukan tidak mungkin prospek ekspor ke Iuar negeri. Pada tahun Ialu dilaksanakan pada industri besar berskala nasional dan ternyata belum juga dapat menghasilkan kualitas bola pelumat yang menyamai kualitas impor. Belum lagi masih diragukan konsistensinya untuk memproduksi secara massal. Oleh sebab itu studi optimasi sekarang ini mencoba memberi kesempatan kepada industri Kecil Menengah dengan kapasitas terbatas untuk mencoba menjajaki peluang produksi bola pelumat di Indonesia dengan menerapkan prosedur operasional standa dan juga menjajaki kemampuan teknis IKM.
Rangkaian penelitian dilakukan unruk menindaklanjuti bola pelumat yang sudah dihasilkan lndustri Kecil Menengah agar dapat menyamai kualitas ekspor. Adapun penelitian yang dilakukan meliputi pembuatan bola pelumat di IKM mengevaluasi secara visual, melakukan perlakuan panas terhadap produk dan mengkarakterisasi produk pada setiap tahap proses tersebut, yaitu : annealing hardening, dan tempering, Adapun pengujian yang dilakukan untuk mengkarakterisasinya adalah uji komposisi selelah proses pengecoran, uji kekerasan, foto mikrostruktur dan penghitungan fasa karbida yang terbentuk.
Coran yang dihasilkan masih terdapat beberapa kekurangan pada produksi bola pelumat pada IKM misalnya adanya cacat pada coran berupa shrinkage dan gas hole. Komposisinya sebagian kurang sesuai target. Kekerasan yang dihasilkan pada akhir proses perlakuan panas dapat dikatakan baik karena sudah memenuhi kekerasan yang diharapkan yaitu 450-550 BHN. Sedangkan setelah proses aniling kekerasan terletak pada tingkat yang paling bawah demi mudahnya proses permesinan yang akan dilakukan, Jaringan karbida (karbida primer) yang terbentuk cukup dikalakan baik dan sesuai dengan pola perlakuan panas yang dilerapkan meskipun masih sulit mengindentifikasi karbida sekunder pada matriknya. Diharapkan pada penelitian selanjutnya dapat menyertakan pengujian yang lebih mendekati keadaan pada saat pemakaian, seperti uji spalling, impair dan abrasi."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S41435
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Martiningsih
"Hipertensi merupakan masalah kesehatan kronik yang ditandai dengan terjadinya peningkatan tekanan darah ≥ 140/90 mmHg. Prevalensi hipertensi meningkat sejalan dengan perubahan gaya hidup. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian hipertensi primer ditinjau dari perspektif self-care Orem. Jenis penelitian diskriptif analitik dengan pendekatan cross-sectional. Jumlah sampel sebanyak 112 responden.
Hasil penelitian diperoleh ada hubungan antara usia (P = 0.061), pendidikan (P = 0.0005), pekerjaan (P = 0.004), merokok (P = 0.0005), sumber daya (P = 0.0005) dengan derajat hipertensi. Hasil analisis multivariat menunjukkan faktor yang paling berpengaruh dengan derajat hipertensi adalah pekerjaan (P = 0.001, OR = 21.501).
Hasil penelitian menyarankan untuk meningkatkan kemampuan perawat dalam melakukan pengkajian faktor resiko hipertensi, memberikan pendidikan kesehatan untuk meningkatkan kemampuan self-care, dukungan dalam kontrol tekanan darah dan modifikasi gaya hidup sehat.

Hypertension is a chronic health problem which is indicated by the increasing of the blood pressure ≥ 140/90 mmHg. Hypertension prevalence increases in accordance with the changing of life style. This study aims at identifying factors concerned with the primary hypertension accident which were observed from selfcare Orem perspective. The study is an analytical descriptive used acrosssectional approach. There were 112 participated as the respondents.
The research showed that there is a significant correlation among age (P = 0.061), education (P = 0.0005), job (P = 0.004), smoking (P = 0.0005), resources (P = 0.0005) and the hypertension grade. Multivariate analysis revealed that the most influencing factor for the hypertension grade is job (P = 0.001, OR = 21.501).
This study suggests the hospital to increase its nurse competence to look into the hypertension risk factor, to provide support and health education for self-care improvement for blood pressure control and healthy life style modification.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2011
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ramadhina
"[ABSTRAK
Latar Belakang: Kualitas hidup dan fertilitas merupakan isu yang ingin ditangani pada kasus amenorhea primer, dan kedua masalah ini menjadi alasan utama pasien mencari pengobatan. Penundaan diagnosis dan tatalaksana dapat mempengaruhi masa depan jangka panjang pasien. Walaupun prevalensi amenorhea primer sangat jarang (<0.1%), belum didapatkan data di senter pelayanan rawat jalan poliklinik Endokrinologi-Reproduksi RSCM. Tujuan: Meneliti karakteristik pasien amenorhea primer yang ditemui di poliklinik endokrinologi RSCM selama tahun 2014. Metode: Telaah retrospektif rekam medik dengan desain studi deskriptif kategorik terhadap pasien amenore primer yang berobat jalan di poliklinik imunoendokrinologi-reproduksi RSCM selama tahun 2014. Hasil dan simpulan: Terdapat 57 subyek penelitian. Selama 1 tahun terdapat 74% kasus baru dan 26% kasus lama, mayoritas kasus rujukan (79%) dengan karakteristik: Usia pada awal kontrol 22 ± 5.9 tahun. Keluhan utama yang tersering ditemukan adalah belum menstruasi (91.2%). Keluhan penyerta lain berupa gangguan pertumbuhan seks sekunder (8.7%). Sebanyak 93% tidak memiliki riwayat operasi dan obatan. Setengah populasi (50%) pasien tidak pernah mengalami perdarahan haid. Indeks massa tubuh pasien sebesar 20.77±3.5 kg/m2. Sebanyak 22.8% pasien amenore primer berperawakan kecil, serta 56.14% pasien amenore primer tidak memiliki pertumbuhan seks sekunder. Sebanyak 98.3% pasien tanpa hirsutisme, pembesaran tiroid, galaktore atau massa inguinal. Sebanyak 68.5 % dengan genitalia eksterna normal. Sebanyak 56.2% pasien dengan hipoplasi uterus, dan 49.1% dengan hipoplasi ovarium. Amenore primer hipergonadotropin-hipogonadisme adalah profil lab yang tersering ditemukan (33.33%). Dari gambaran kariotipe tersering 38% adalah 46XX. Etiologi dasar pada yang tersering adalah disgenesis gonad (36.8%), diikuti kelainan pembentukan duktus muller (28.07%) dan kelainan sentral (15.79%). Tatalaksana yang dilakukan terhadap kasus amenore primer berupa, induksi haid 42.1% dengan terapi hormonal. Pasien yang mendapat terapi hormonal, 24.56% mengalami perdarahan sela; Pada 28% mengalami perubahan klasifikasi Tanner. Operasi penyesuaian jender dilakukan pada 5 kasus (11%).

ABSTRACT
Background : Quality of life and fertility are the two main issues to be handled in cases of primary amenorhea, as they become the main reasons for patients to seek medical care. Delay in diagnosis and treatment may affect the patient in the long term. Prevalence of primary amenorrhea is very rare (<0.1%) and there is minimal data on our reproductive endocrinology clinic at RSCM. Aim: To study the characteristics of primary amenorrhea patients at the reproductive endocrinology outpatient clinic during 2014. Methods: retrospective medical record review with cathegorical descriptive study to patients at reproductive-imunoendocrinology outpatient clinic during 2014. Results and conclusion: There were 57 study subjects. During 1 year there wer e74% new cases and 26% old cases with majority of referred casess(79%) with characteristics as such. Age at first control was 22 ± 5.9 years old. The most frequent chief complaint were no menstruation (91.2%). Other frequent complaint were disorder of secondary sex characteristics (8.7%). As much as 93% did not have history of surgery nor medication. Half of the cases (50%) never had menstruation. Body mass index mean was 20.77±3.5 kg/m2. As much as 22.8% patients were short-statured with 56.14% with no signs of secondary sex characteristics growth. Mostly (99.3%) patients had no hirsutism, thyroid enlargement nor inguinal. Normal external genitalia was found at 68.5% cases. 56.2% patient had uterus hipoplasia, and 49.1% with hipoplasia of the ovaries. Most often laboratory profile found was hypergonadotropin-hypogonadism (33.3%). Most frequent karyotpe were 46XX (38%). Most frequent etiology of primary amenorrhe in this study is gonadal dygenesis (36.8%) and mullerian dysgenesis/agenesis, and central disorders (15.79%). Most frequent etiology found was gonadal dysgenesis (36.8%), mullerian dysgenesis (28.07%) and central disorder (15.79%). Hormonal therapy was the most frequent treatment (42.1%). on patient with hormones, 24.6% had breakthrough bleeding, 28% had Tanner stage changes, and 11% had gender change. ;Background : Quality of life and fertility are the two main issues to be handled in cases of primary amenorhea, as they become the main reasons for patients to seek medical care. Delay in diagnosis and treatment may affect the patient in the long term. Prevalence of primary amenorrhea is very rare (<0.1%) and there is minimal data on our reproductive endocrinology clinic at RSCM. Aim: To study the characteristics of primary amenorrhea patients at the reproductive endocrinology outpatient clinic during 2014. Methods: retrospective medical record review with cathegorical descriptive study to patients at reproductive-imunoendocrinology outpatient clinic during 2014. Results and conclusion: There were 57 study subjects. During 1 year there wer e74% new cases and 26% old cases with majority of referred casess(79%) with characteristics as such. Age at first control was 22 ± 5.9 years old. The most frequent chief complaint were no menstruation (91.2%). Other frequent complaint were disorder of secondary sex characteristics (8.7%). As much as 93% did not have history of surgery nor medication. Half of the cases (50%) never had menstruation. Body mass index mean was 20.77±3.5 kg/m2. As much as 22.8% patients were short-statured with 56.14% with no signs of secondary sex characteristics growth. Mostly (99.3%) patients had no hirsutism, thyroid enlargement nor inguinal. Normal external genitalia was found at 68.5% cases. 56.2% patient had uterus hipoplasia, and 49.1% with hipoplasia of the ovaries. Most often laboratory profile found was hypergonadotropin-hypogonadism (33.3%). Most frequent karyotpe were 46XX (38%). Most frequent etiology of primary amenorrhe in this study is gonadal dygenesis (36.8%) and mullerian dysgenesis/agenesis, and central disorders (15.79%). Most frequent etiology found was gonadal dysgenesis (36.8%), mullerian dysgenesis (28.07%) and central disorder (15.79%). Hormonal therapy was the most frequent treatment (42.1%). on patient with hormones, 24.6% had breakthrough bleeding, 28% had Tanner stage changes, and 11% had gender change. , Background : Quality of life and fertility are the two main issues to be handled in cases of primary amenorhea, as they become the main reasons for patients to seek medical care. Delay in diagnosis and treatment may affect the patient in the long term. Prevalence of primary amenorrhea is very rare (<0.1%) and there is minimal data on our reproductive endocrinology clinic at RSCM. Aim: To study the characteristics of primary amenorrhea patients at the reproductive endocrinology outpatient clinic during 2014. Methods: retrospective medical record review with cathegorical descriptive study to patients at reproductive-imunoendocrinology outpatient clinic during 2014. Results and conclusion: There were 57 study subjects. During 1 year there wer e74% new cases and 26% old cases with majority of referred casess(79%) with characteristics as such. Age at first control was 22 ± 5.9 years old. The most frequent chief complaint were no menstruation (91.2%). Other frequent complaint were disorder of secondary sex characteristics (8.7%). As much as 93% did not have history of surgery nor medication. Half of the cases (50%) never had menstruation. Body mass index mean was 20.77±3.5 kg/m2. As much as 22.8% patients were short-statured with 56.14% with no signs of secondary sex characteristics growth. Mostly (99.3%) patients had no hirsutism, thyroid enlargement nor inguinal. Normal external genitalia was found at 68.5% cases. 56.2% patient had uterus hipoplasia, and 49.1% with hipoplasia of the ovaries. Most often laboratory profile found was hypergonadotropin-hypogonadism (33.3%). Most frequent karyotpe were 46XX (38%). Most frequent etiology of primary amenorrhe in this study is gonadal dygenesis (36.8%) and mullerian dysgenesis/agenesis, and central disorders (15.79%). Most frequent etiology found was gonadal dysgenesis (36.8%), mullerian dysgenesis (28.07%) and central disorder (15.79%). Hormonal therapy was the most frequent treatment (42.1%). on patient with hormones, 24.6% had breakthrough bleeding, 28% had Tanner stage changes, and 11% had gender change. ]"
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
SP-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sokhibul Ansor
"Penelitian ini berjudul Kontribusi Jurnal Terbitan Universitas Negeri Malang sebagai Media Komunikasi Ilmiah dalam Menumbuhkan Penggunaan Literatur Primer bagi Mahasiswa Strata 1 dan 2 Universitas Negeri Malang Teori yang digunakan untuk menggambarkan mekanisme hubungan konsep tersebut adalah model use and gratification yang menitikberatkan bagaimana media-dalam hal ini-- jurnal terbitan Universitas Negeri Malang memenuhi kebutuhan pribadi dan sosial khalayak yang aktif dan sengaja menggunakan media untuk mencapai tujuan khusus. Metode yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif. Dalam penelitian ini alat yang digunakan untuk pengumpulan data adalah observasi, wawancara, dan penyebaran angket. Yang menjadi sampel adalah pengunjung bagian serial dan informasi terseleksi di Perpustakaan Universitas Negeri Malang yang berjumlah 30 orang dengan rincian 18 orang mahasiswa strata 1 dan 12 orang untuk mahasiswa strata 2. Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa pada dasarnya jurnal terbitan Universitas Negeri Malang telah memberikan kontribusinya kepada pemakai terhadap tingkat permintaan literatur primer dan frekuensi penerbitan jurnal terbitan Universitas Negeri Malang belum secara sempurna dan kala terbitnya yang kadang-kadang atau bahkan tidak teratur"
Jakarta: Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi, 2021
020 VIS 18:3 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Halimatul Nurhikmah
"Pelayanan yang berkualitas bagi pasien berkaitan dengan metode pemberian asuhan yang diberikan oleh perawat. Metode penugasan keperawatan primer dianggap sebagai metode penugasan yang efektif berkaitan dengan otonomi dan tanggung jawab perawat serta dampak positif bagi pasien. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi pengalaman perawat dalam pelaksanaan metode penugasan keperawatan primer. Penelitian ini menggunakan desain kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Penelitian ini menggunakan desain kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Wawancara mendalam semi terstruktur dilakukan kepada 12 partisipan yang merupakan perawat primer di Rumah Sakit. Proses wawancara dilakukan satu kali untuk setiap partisipan dengan durasi 50-90 menit. Selama proses wawancara dilakukan perekaman audio dengan alat voice recorder. Hasil rekaman audio dibuat transkrip verbatim untuk dilakukan analisis tematik. Analisis tematik menghasilkan delapan tema, yaitu:  1) Paham bahwa semua perawat adalah perawat primer; 2) Membuat merasa lebih bertanggung jawab; 3) Komunikasi menjadi isu penting; 4) Memerlukan dukungan teman sejawat dan atasan; 5) Mendukung pelaksanaan kolaborasi interprofesional; 6) Pasien memberikan respon positif; 7) Menyebabkan perasaan “campur-campur” (senang, kesal, capek); 8) Berharap pelaksanaan metode Keperawatan Primer lebih baik lagi. Kesimpulan dari penelitian ini adalah perawat primer mengalami pengalaman dan perasaan positif dan negatif dalam pelaksanaan metode penugasan keperawatan primer. Namun secara keseluruhan, metode penugasan ini dipandang sebagai hal yang positif karena dampaknya bagi perawat dan pasien. Rekomendasi dari penelitian ini adalah Rumah sakit perlu menyiapkan perawat untuk menghadapi masa transisi perubahan metode keperawatan dan mensosialisasikan kebijakan metode penugasan keperawatan kepada profesional pemberi asuhan lainnya, serta terus melakukan evaluasi kepuasan pasien dan kepuasan internal  sebagai dasar PDSA untuk peningkatan mutu.

Quality service for patients is related to the method of providing care provided by nurses. The primary nursing assignment method is considered an effective assignment method related to the autonomy and responsibility of nurses as well as the positive impact on patients. The aim of this study was to explore nurses' experiences in implementing the primary nursing assignment method. This research uses a qualitative design with a phenomenological approach. Semi-structured in-depth interviews were conducted with 12 participants who were primary nurses at the hospital. The interview process was carried out once for each participant with a duration of 50-90 minutes. During the interview process, audio recording was carried out using a voice recorder. The results of the audio recordings were made into verbatim transcripts for thematic analysis.  Thematic analysis produced eight themes, namely: 1) Understand that all nurses are primary nurses; 2) Makes you feel more responsible; 3) Communication is an important issue; 4) Requires support from colleagues and superiors; 5) Support the implementation of interprofessional collaboration; 6) The patient gives a positive response; 7) Causes "mixed" feelings (happy, annoyed, tired); 8) Hope that the implementation of Primary Nursing methods will be better. The conclusion of this research is that primary nurses experience positive and negative experiences and feelings in implementing the primary nursing assignment method. However, overall, this assignment method is seen as a positive thing because of its impact on nurses and patients. The recommendation from this research is that hospitals need to prepare nurses to face the transition period of changes in nursing methods and socialize nursing assignment method policies to other care professionals, as well as continue to evaluate patient satisfaction and internal satisfaction as a basis for PDSA for quality improvement.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Slamet Suyono
"

Dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN} dikatakan bahwa segala upaya dalam pembangunan kesehatan di Indonesia diarahkan untuk mencapai derajat kesehatan yang lebih tinggi, yang memungkinkan orang hidup lebih produktif, baik sosial maupun ekonomi. SKN pada hakekatnya merupakan latanan yang mencerminkan derajat kesehatan yang optimal sebagai salah satu perwujudan kesejahteraan umum seperti yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945.

Saat ini kita sedang dalam tahap akhir Pelita V dan akan segera memasuki era lepas landas sebagai awal Pelita VI yang juga sekaligus merupakan tahap awal Pembangunan Jangka Panjang II (Bangkajang II). Dalam GBHN 1988' telah ditetapkan bahwa sasaran utama dalam Bangkajang II adalah mengembangkan sumberdaya manusia (SDM) karena sumberdaya alamiah makin lama akan makin berkurang. Di antaranya adalah menciptakan kualitas manusia dan kualitas masyarakat Indonesia yang maju dalam suasana tentram, sejahtera lahir dan batin. Dalam upaya meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia, faktor kesehatan merupakan faktor yang sangat penting di samping faktor sosial dan ekonomi.

Sebagai dampak positif pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah dalam 5 Pelita ini, pola penyakit di Indonesia mengalami pergeseran yang cukup meyakinkan. Penyakit infeksi dan kekurangan gizi berangsur berkurang, meskipun diakui bahwa angka penyakit infeksi ini masih dipertanyakan dengan timbulnya penyakit baru seperti Hepatitis B dan AIDS, juga angka kesakitan TBC yang tampaknya masih tinggi. Di lain pihak penyakit menahun yang disebabkan oleh penyakit degeneratif, di antaranya penyakit jantung koroner (PAC), meningkat dengan tajam.3 Perubahan pola penyakit itu diduga ada hubungannya dengan cara hidup yang berubah sesuai dengan bertambahnya kemakmuran. Pola makan di kota-kota telah bergeser dari pola makan tradisional yang mengandung banyak karbohidrat dan serat sayuran, ke pola makan ke barat-baratan, di mana komposisi makanan menjadi terlalu banyak mengandung protein, lemak (Label 1), gula, garam dan mengandung sedikit serat.

Menjamurnya restoran siap santap (fast food) di kota-kota menyebabkan orang lebih suka makan di luar karena lebih praktis, dengan harga relatif tidak terlalu mahal. Hal ini memang tidak bisa dibendung, karena memang pedal, mengingat pola hidup di kota besar, tidak memungkinkan orang dapat makan di rumah karena bekerja di kantor sampai sore hari.

"
Jakarta: UI-Press, 1992
PGB 0129
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
Morgan, Lynn Marie
New York: Cambridge University Press, 1993
362.1 MOR c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Maya Nurningsih
"Telah dilaksanakan suatu studi kuantitatif kualitas citra mammografi sebagai fungsi jarak air gap. Studi dilaksanakan pada alat mammografi General Electric Senographe 700T dengan menggunakan metoda Bernstein dan Muntz dan modifikasinya. Metode ini menggunakan Low Shield Contrast dengan memvariasikan gap pada kondisi paparan, SID (Source to Image Distance), field size (luas lapangan) dan otomatic processing yang sama. Modifikasi metode Bernstein dan Muntz menggunakan fantom mammografi PMMA dengan memvariasikan gap pada SID (Source to Image Distance), field size (luas lapangan) dan automatic processing yang sama, namun dengan kondisi paparan yang berbeda untuk masing-masing penambahan ketebalan PMMA. Didapatkan hasil bahwa dengan bertambahnya gap, S/P (Scatter to Primary ratio ) menurun, S/P untuk masing-masing gap 1 cm, 2 cm, 3 cm, 4 cm, dan 5 cm berturut-turut yaitu menurun sebesar 0.24%, 0.49%, 0.75%, 1.015%, dan 1.29%, dan kualitas citra yang diperoleh menjadi lebih baik. Penambahan ketebalan fantom menghasilkan berkurangnya kualitas citra.

A quantitative study has been done on the influence of air gap on image quality by using Bernstein and Muntz’ method and its modification. Work was accomplished on General Electrical Senographe 700T mammography unit. The method use Low Shield Contrast with variety of different gaps on same voltage, SID (Source to Image Dista nce), field size and automatic processing unit. The modification used PMMA pantom, but with the different voltage each additional thickness for different exposure. The result is that with increasing gap, S/P (Scatter to Primary ratio) decreases, S/P decreases for 1 cm, 2 cm, 3 cm, 4 cm, and 5 cm gap are 0.24%, 0.49%, 0.75%, 1.015%, and 1.29%, and the image quality increased. Image quality decreases as the PMMA thickness increased."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
S29209
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizky Priambodo
"Transferin merupakan salah satu faktor yang berperan penting dalam transportasi zat besi dalam darah dan dapat mampu menyebabkan ikan nila (Oreochromis niloticus) hidup pada rentang salinitas yang cukup besar. Penelitian bertujuan merekonstruksi primer PCR spesifik untuk gen transferin pada ikan nila (Oreochromis niloticus). Gen transferin yang diuji berasal dari 10 strain ikan nila yang mewakili populasi ikan nila di Indonesia. Hasil PCR gen transferin ikan nila strain GESIT, Red Nifi, dan Selfam kemudian diklona dan disekuensing. Sekuen DNA yang didapatkan dihomologikan dengan sekuen gen transferin yang terdapat pada gene bank. Hasil homologi menunjukkan adanya daerah yang conserved sebesar 83 pb. Primer didesain untuk mengamplifikasi fragmen gen transferin tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa primer TrfNF dan TrfNR mampu mengamplifikasi gen transferin dari 10 strain ikan nila.

Transferrin is one of many factors that makes Nile Tilapia fish (Oreochromis niloticus) can live in very wide salinity range. The purpose of this research is to reconstruct specific primer for transferrin gene in Nile tilapia fish (Oreochromis niloticus). The transferrin gene was taken from 10 variant of Nile Tilapia fish which represent the population of Nile Tilapia fish in Indonesia. The result from amplification process of transferrin gene from Nile Tilapia variant GESIT, Red Nifi, and Selfam was cloned and was sequenced. The result of sequencing process was arranged to find the conserved region. The conserved region has found and the size is 83 bp. PCR primer was designed to amplify transferrin gene fragmen. The result of this research is TrfNF primer and TrfNR primer can amplify transferrin gene from 10 variant Nile Tilapia fish."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
S1240
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>