Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Arini Sabila
"Phlebitis merupakan komplikasi paling umum akibat pemasangan infus. Perawat berperan penting dalam pencegahan phlebitis akibat pemasangan infus. Namun, belum semua primary nurse menjalankan peran dan fungsinya dengan baik. Studi ini bertujuan untuk menganalisis peran dan fungsi primary nurse dalam pencegahan phlebitis di ruang rawat inap. Data didapatkan melalui wawancara, observasi dan telusur dokumen. Hasil wawancara menunjukkan bahwa primary nurse memiliki pengetahuan yang baik mengenai pencegahan phlebitis, tetapi data observasi menunjukkan bahwa terdapat ketidaksesuaian antara pendokumentasian VIP score dengan kondisi infus pasien. Hasil penelusuran regulasi ditemukan tidak adanya SPO monitoring iv line dengan menggunakan instrumen VIP score. Kurang optimalnya fungsi perencanaan pencegahan phlebitis menyebabkan kurang maksimalnya implementasi yang dilakukan dalam pencegahan infeksi. Peran informasional PN dalam monitoing risiko phlebitis berpengaruh terhadap kejadian infeksi pada area infus. Peningkatan peran dan fungsi PN sebagai manajer terdepat di ruang perawatan dalam pencegahan kejadian phlebitis pada pasien.

Phlebitis is the most common complication of IV insertion. Nurses play an important role in the prevention of phlebitis due to infusion. However, not all primary nurses carry out their roles and functions properly. This study aims to analyze the role and function of primary nurses in the prevention of phlebitis in the inpatient room. Data were obtained through interviews, observations and document searches. The interview results showed that the primary nurse had good knowledge about phlebitis prevention, but observation data showed that there was a mismatch between VIP score documentation and the condition of the patient's infusion. The results of regulatory searches found the absence of SPO monitoring iv line using the VIP score instrument. The less than optimal function of phlebitis prevention planning leads to less than optimal implementation in infection prevention. The informational role of the PN in monitoing the risk of phlebitis affects the incidence of infection in the infusion area. Improving the role and function of PN as the fastest manager in the treatment room in preventing phlebitis in patients."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ratna S. Sudarsono
"Model Praktek Keperawatan Profesional (PKP) diartikan sebagai suatu sistem (struktur, proses dan nilai-nilai profesional) yang memungkinkan perawat profesional mengatur pemberian asuhan keperawatan termasuk lingkungan yang diperlukan. Melalui pengembangan model ini terdapat otonomi & akuntabilitas perawat, pengembangan profesional dan penekanan pada mutu asuhan keperawatan. Berdasarkan hal tersebut pada model PKP yang dikembangkan di RSCM diperlukan penataan 3 (tiga) komponen utama dalam pemberian asuhan keperawatan yaitu ketenagaan; metoda pemberian asuhan dan dokumentasi keperawatan. Pada model ini metoda pemberian asuhan keperawatan yang digunakan adalah tim primer (kombinasi metoda keperawatan primer dan metoda tim).
Model ini dikembangkan di ruang rawat penyakit dalam dengan kapasitas 30 tempat tidur. Setelah model diimplementasikan ± 8 bulan, hasilyang dicapai menunjukkan, secara kualitatif perawat primer merasakan kebanggaan profesional, perawat asosiet mengatakan pekerjaan lebih terencana dan dokter menilai, bahwa mereka merasakan kerjasama dengan perawat lebih baik dibandingkan dengan ruang rawat lainnya
"
1998
JJKI-II-5-Okt1998-157
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sheilla Fatima Az-Zahra
"Implementasi keselamatan pasien oleh perawat pelaksana di Indonesia masih rendah, sehingga penting dilakukan pelaksanaan supervisi oleh kepala ruangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan pelaksanaan supervisi dengan implementasi keselamatan pasien di rumah sakit. Metode penelitian menggunakan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian diambil menggunakan teknik total sampling terhadap 131 perawat pelaksana yang bekerja di ruang rawat inap. Alat pengumpulan data menggunakan kuesioner dengan 50 item. Data yang terkumpul dianalisis secara univariat dengan tendensi sentral dan proporsi serta analisis bivariat dengan uji spearman correlation. Hasil penelitian ini menunjukkan hubungan signifikan antara implementasi keselamatan pasien dengan pelaksanaan supervisi (p=0.001; r=0.290). Semakin baik kepala ruangan melakukan supervisi akan semakin baik perawat pelaksana melakukan implementasi keselamatan pasien, sehingga prinsip supervisi yang sudah baik harus dipertahankan bahkan ditingkatkan.

The implementation of patient safety by primary nurse in Indonesia is still low, it is important to carry out supervision by the head nurse. This study aims to identify the correlation between the implementation of supervision and the implementation of patient safety in hospitals. The research method uses a cross sectional approach. The research sample was taken using a total sampling technique from 131 primary nurse who worked in the inpatient ward. The data collection tool used a questionnaire with 50 items. The collected data was analyzed univariately with central tendency and proportions and bivariate analysis with the pearson correlation test. The results of this study show a significant correlation between the implementation of patient safety and the implementation of supervision (p=0.001; r=0.290). The better supervision done by the head nurse makes the better implementation of patient safety by the primary nurse, so that the principles of good supervision must be maintained and even improved."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lestari Sukmarini
"Tulisan ini bertujuan membenkan suatu informasi tentang "Praktek Keperawatan Profesional" yang dilaksanakan di ruang model IRNA B Lt. IV kanan RSUPN Cipto Mangunkusumo atas kerjasama FIK-UI dengan RSUPN Cipto Mangunkusumo. Model Praktek Keperawatan Profesional (PKP) ini sebagai upaya mewujudkan pelayanan keperawatan yang bermutu dan profesional. Pada penerapan model PKP ini berfokus pada pemberian asuhan keperawatan yang komprehensif dengan didukung dinamika kerja antar anggota tim dan kolaborasi yang lebih jetas dan terpadu. Adapun mekanisme kerja pada model PKP ini memiliki tiga aspek utama, yaitu ketenagaan yang memadai dan profesional, metoda pemberian asuhan keperawatan : tim primer dan aspek sistem dokumentasi.

Professional Nursing Practice model has been being utilized either in developed countries or in developing countries. In lndonesia, specifically in Jakarta it has been employed for almost 3 years. The purpose of this article is to desiminate informalion on Professional Nursing Practice in Irna B, IV floor RSUPN Cipto Mangunkusumo. This professional practice is based on a cooperation between FlK-Ul and RSUPN Cipto Mangunkusumo to improne the delivery of nursing vice the focus is on comprehensive ness of the nursing care which is supported by group dynamic and integrated collaboration. There are 3 main aspects of working mechanism in this model namely : adequate nursing personnel, method of nursing assignment, and documentation system."
1999
JJKI-II-6-Mei1999-222
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Netrida
"Pelaksanaan menajemen pelayanan dan manajemen asuhan keperawatan jiwa terus berkembang dan mengalami perubahan. Bentuk penataan system dalam pemberian pelayanan keperawatan adalah melalui pengembangan model praktik keperawatan jiwa (MPKP Jiwa). MPKP Jiwa menggunakan 4 pilar pelayanan professional, diantaranya pendekatan keperawatan, kompensasi dan penghargaan, hubungan professional, pemberian asuhan keperawatan. Penelitian bertujuan mengetahui hubungan implementasi kegiatan MPKP Jiwa oleh perawat pelaksana dengan hasil asuhan keperawatan pada klien deficit perawatan diri di ruang MPKP Jiwa. Desain penelitian dengan cross sectional, teknik pengumpulan data dengan kuesioner dan data divalidasi melalui wawancara. Responden terdiri dari perawat, pasien, keluarga dan wawancara dengan Top Manager. Analisis data dengan pearson correlation. Hasil penelitian: ada hubungan antara implementasi MPKP jiwa dengan tanda dan gejala klien DPD (p<0,05), ada hubungan antara implementasi MPKP jiwa dengan kemampuan klien melakukan perawatan diri (p<0,05) Saran: Rumah sakit perlu menjaga keberlangsungan pelaksanaan program MPKP secara berkelanjutan agar asuhan keperawatan meningkat.

The implementation of management of care and mental nursing care is improved and changed.The kind of system management of care in mental health nursing is mental health professional nursing model practice. Mental Nursing care is using 4 basic of professional service such as nursing solution, compentation and award, proffesionality relationship, and giving nursing care. The aim of this study was to know the implementation of the model of professional mental nursing by mental nurses and perception of the implementation of the model of professional mental nursing to client with less of self care. This study used a crosss sectional design, using a questionare and validation of data by interview. The results of this study showed there was correlation between implementation of mental nursing care and sign of less self care client (p<0,05), there was correlation between implementation of mental nursing care and abilty self care of patient (p<0,05). Rekomendasi : Hospital is used to keep the practice of mental nursing care to improving nursing care.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
T41817
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gabriela Ere Badjo
"Peran kolaborasi perawat primer dengan dokter dan klien pada metode keperawatan primer masih belum berjalan dengan baik sehingga dalam pengobatan dan perawatan klien beluin optimal. Kondisi ini menyebabkan efektifitas dan efisiensi tindakan keperawatan pada klien juga belum optimal.
Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi kontribusi karakteristik perawat primer dan pengetahuan tentang metode keperawatan primer terhadap kolaborasi perawat primer dengan dokter dan klien di unit rawat inap.
Penelitian ini dilaksanakan di unit penyakit dalam dan bedah P.K. Sint Carolus pada bulan Juli 2003.
Disain penelitian menggunakan deskriftif korelasional dengan metode pendekatan cross seesianul. Populasi adalah semua perawat primer di unit penyakit dalam - bedah di 12 unit rawat inap. Sampel dalam penelitian ini adalah total populasi dimana responden yg memenuhi kriteria penelitian adalah 109 perawat primer. Pengumpulan data menggunakan angket yang terdiri atas isian mengenai karakteristik perawat (umur, tingkat pendidikan, status perkawinan, lama kerja), kuesioner pengetahuan tentang metode keperawatan primer dan kuesioner pelaksanaan kolaborasi perawat primer dengan dokter dan klien didapatkan pada persepsi perawat primer. Uji analisis hubungan atau kontribusi menggunakan uji korelasi dari Spearman.
Hasil penelitian didapatkan hubungan atau kontribusi variabel independen yaitu umur (rs= .0,203, p = 0,034), sistem penugasan (rs= 0,322,p = 0,001), tindakan keperawatan primer (rs= 0,369, p = 0,0001), otonomi dalam pengambilan keputusan (rs= 0,477, p= 0,0001) dan total metode keperawatan primer ( rs= 0,494, p= 0,0001) terhadap variabel kolaborasi perawat primer dengan dokter dan klien. Penelitian ini juga mendapatkan model bahwa otonomi perawat primer dalam pengambilan keputusan (Beta = 3,329), dan tindakan keperawatan komprehensif (Beta =2,713) ditambah konstanta (38,091) merupakan prediktor utama terhadap pelaksanaan kolaborasi perawat primer dengan dokter dan klien.
Dari hasil penelitian ini disarankan agar perawat primer diberi penambahan pengetahuan dan pemahaman tentang otonomi dalam pengambilan keputusan dan pelaksanaan tindakan keperawatan komprehensif.
Daftar Pustaka 69 (1975 - 2443)

"The Contribution of Nurses Characteristics and Primary Nursing Method to the Collaboration of Primary Nurse -- Doctor - Client at the Medical - Surgical unit of St. Carolus Health Service". The role of Primary Nurse with the doctor and the client on the primary nursing method was not implemented well, thus the medical intervention and nursing intervention were also not optimal.
The study was conducted to identify the contribution of the characteristics of primary nurse the knowledge about primary nursing method to the collaboration process of Primary Nurse - Doctor and Client.
Using a descriptive - correlational, especially cross - sectional method, the researcher selected 109 participants from 12 wards of medical-surgical wards of PKSC, Jakarta in July, 2003. The data were gathered by using the distribution of three questionnaires, there are the nurse's characteristic data sheet (age, educational level, marital status, length of work), the knowledge about primary nursing method and the process of collaboration between the nurse - doctor and client which is based on primary nurse perception. The statistical treatment used where Spearman's correlation test and Mann - Whitney test.
The findings indicated that the relationship between the nurse's characteristics : age and the collaboration process was high with the following results; (rs=0,203, pri,034 for age. In term of primary nursing method with collaboration process, the results as follows: tasking system (rs 0,322, p=0,001; Nursing Process (1-0 ,369, p-:1.0001; autonomy in decision making (rs=0,477, p=0,0001) and the total of primary nursing method (rs,494. p=0,00010. The finding also showed that the nurse's autonomy indecition making (12,713) with constant value of the primary nurse -- doctor - client collaboration.
This findings recommend that the primary nurses need to Improve to loo given some additional knowledge and understanding about autonomy in decision making and comprehensive nursing intervention.
Biliography 69 (1975 - 2003)
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2003
T10988
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library