Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Intan
"Postpartum Hemorrhage (PPH) merupakan suatu keadaan dimana kehilangan darah 500 ml atau lebih dalam 24 jam setelah persalinan ibu. PPH menduduki posisi pertama pada penyebab langsung pada kematian ibu dengan menyumbang 19,7% kematian ibu pada tingkat global. Berbagai kebijakan telah dikeluarkan untuk mengatasi masalah tingginya angka PPH, namun sampai saat ini angka kejadian PPH masih dapat dikatakan tinggi. Untuk dapat mengetahui penyebab yang mempengaruhi proses implementasi kebijakan pencegahan PPH dapat dilakukan melalui studi implementasi kebijakan publik. Penelitian ini membahas mengenai implementasi kebijakan pencegahan PPH diberbagai negara di dunia tahun 2022. Analisis implementasi kebijakan dilakukan menggunakan gabungan teori implementasi kebijakan publik yang dikemukakan oleh Van Meter and Van Horn, Grindle, Sabatier and Mazmanian, Edward III dan Peters. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui analisis implementasi kebijakan pencegahan Postpartum Hemorrhage pada ibu dari berbagai negara di dunia. Penelitian ini menggunakan studi literature review melalui delapan database, yaitu Ebsco, Emerald, Sage, Science Direct, Scopus, Pubmed, BMC dan PMC. Terdapat 13 artikel terinklusi dari 7.153 artikel yang diidentifikasi dari kedelapan database. Hasil studi menunjukkan terdapat hubungan faktor komunikasi, sumber daya, disposisi, struktur birokrasi, standar dan sasaran kebijakan dan lingkungan terdapat pelaksanaan implementasi kebijakan PPH di berbagai negara.

Postpartum Hemorrhage (PPH) is a condition in which blood loss of 500 ml or more within 24 hours after delivery of the mother. PPH occupies the first position in the direct cause of maternal death by contributing 19.7% of maternal deaths at the global level. Various policies have been issued to address the problem of the high rate of PPH, but until now the incidence of PPH is still high. To be able to find out the causes that affect the process of implementing PPH prevention policies, it can be done through a study of the implementation of public policies. This study discusses the implementation of PPH prevention policies in various countries in the world in 2022. Analysis of policy implementation is carried out using a combination of public policy implementation theories proposed by Van Meter and Van Horn, Grindle, Sabatier and Mazmanian, Edward III and Peters. The aim of this study was to determine the analysis of the implementation of Postpartum Hemorrhage prevention policies in mothers from various countries in the world. This study uses a literature review study through eight databases, namely Ebsco, Emerald, Sage, Science Direct, Scopus, Pubmed, BMC and PMC. There were 13 included articles out of 7,153 articles identified from the eight databases. The results of the study show that there is a relationship between communication factors, resources, disposition, bureaucratic structure, policy standards and objectives and the environment on the implementation of PPH policies in various countries."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Depok : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia , 2019
610 JKI 22:1 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Bakri Abdullah author
"Pemerintah semakin serius memperhatikan masalah kematian ibu akibat Perdarahan Postpartum (PPp) khususnya mamasuki periode Pembangunan Jangka Panjang Kedua. Angka kematian ibu di Indonesia masih cukup tinggi, yaitu 390/100.000 kelahiran hidup pada tahun 1994 (SDKI). 10%-20% kematian ibu tersebut disebabkan PPp. Faktor resiko kesakitan hingga terjadinya PPp dapat membawa kaum ibu mengakhiri hidupnya, yakni kematian. Usaha menurunkan angka kematian ibu menjadi 2251100.000 kelahiran hidup pada Pelita VI, ada penurunan angka kematian tersebut sebesar (57,69%.).
Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian PPp dengan "Cross Sectional Survey": Terdapat proporsi Ibu Bersalin, Berdasarkan PPp 193 (12,22%); umur: 20-35 tahun mempunyai proporsi kehamilan tertinggi 1.002 (64,42%) dan terendah umur 20 tahun 262 (16,58%); Paritas < 3 merupakan proporsi tertinggi 1.136 (71.90%) dan paritas > 4 merupakan terendah 123 (7,78%); Tingkat Pendidikan Tamat SMP merupakan yang terendah 120 (7,60%) sedangkan Tidak Sekolah menempati posisi yang signifikan1.335 (84,49%); Kadar Hb> atau=l l gr% tidak anemia sebanyak 583 (36,90%); sedangkan Kadar Hb<11 gr% anemia sebanyak 997 (63,10%); Bengkak Pada Tubuh, . yang tidak pemah bengkak terdapat 1.062 (67,22%); Konsumsi Tablet Fe < 60 tablet sebanyak 576 (36,46%) > 60 tablet 563 (35,63%); Lama Partus sebanyak 1.535 (97,15%) tertinggi dengan Partus Normal; Lepasnya Plasenta < I jam sebanyak 1.535 (97,15%); Penolong Persalinan Bukan Nakes sebanyak 940 (59,49%), Tenaga Kesehatan 640 (40,51%); Tempat Bersalin bukan Puskesmas sebanyak 940 (59,49%).
Terdapat hubungan PPp yang bermakna adalah terhadap variabel umur, tingkat pendidikan, bengkak pada tubuh, konsumsi tablet Fe, lama partus, lepasnya plasenta, penolong persalinan dan tempat bersalin. Hendaknya ditingkatkan managemen penanggulangan perdarahan postpartum dan penelitian selanjutnya hingga ke tingkat analisis multivariat."
Universitas Indonesia, 2000
T605
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rita Dewi Sunarno
"Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk menentukan derajat kesehatan ibu. AKI secara nasional masih relatif tinggi. Penyebab AKI antara lain perdarahan setelah persalinan, eklamsia, dan infeksi. Selain itu, AKI juga disebabkan oleh faktor tiga terlambat dan empat terlalu. Perdarahan menempati persentase tertinggi penyebab kematian ibu. Laporan ini memberikan gambaran tentang pelaksanaan praktik residensi Ners Spesialis Keperawatan Maternitas fokus pada kasus perdarahan postpartum dengan penerapan kedua teori yaitu "Need for Help Wiedenbach" pada keadaan emergensi dan teori "Conservation Levine" untuk pemulihan ibu postpartum dengan perdarahan. Fokus teori keperawatan “Need for Help Wiedenbach” adalah memberikan pertolongan sesuai dengan kebutuhan pasien saat ini yaitu pada kasus ini saat terjadi perdarahan. Kemudian setelah fase akut teratasi, asuhan keperawatan diberikan untuk mempertahankan keseimbangan energi ibu postpartum setelah mengalami perdarahan. Perawat perlu memahami dan melaksanakan perannya sebagai pemberi asuhan keperawatan, pendidik, konselor, advokat, koordinator, kolaborator, peneliti, dan agen pembaharu dalam pelayanan praktik keperawatan.

MMR is still relatively high nationally. The causes of MMR may include postpartum hemorrhage, eclampsia, and infection. In addition, MMR is also caused by the “three delays” and “four frequently occurring factors” among women. Bleeding is the highest percentage of the causes of maternal death. This report provided an overview of the practice implementation by resident maternity nursing specialist focused on the application theories of Need for Help from Wiedenbach during acute stage and Conservation from Levine during recovery stage with postpartum hemorrhage. The nursing theory of "Need for Help Wiedenbach" is indented to provide help in accordance with the needs of patients here and now in case of postpartum hemorrhage. Then after the acute phase is managed, the nursing care is given to maintain energy balance of postpartum women after bleeding. The nurses need to understand and carry out their roles as providers of nursing cares, educator, counselor, advocate, coordinator, collaborator, researcher, and innovator in the nursing maternity practices.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library