Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Anaya Shaqira Salim
"Artikel ini menjelaskan tentang perubahan industri film, khususnya setelah pandemic COVID-19. Merebaknya COVID-19 memberikan pengaruh yang signifikan terhadap industri perfilman. Akibat pandemi, terlihat bahwa transisi dari teater tradisional ke platform media streaming semakin cepat (Changsong et al, 2021). Di sisi lain, hal ini menguntungkan bagi platform streaming mengingat industri film konvensional beralih ke platform-platform streaming sehingga memudahkan akses bagi khalayak. Artikel ini akan menganalisis kasus tersebut menggunakan Komunikasi Pemasaran Terpadu (Fill, 2006) dan mengambil contoh bagaimana Netflix, sebagai salah satu platform streaming daring terbesar, mempertahankan hubungan virtual yang kuat dengan penontonnya (Riaz, 2018) saat dan sesudah pandemi. Tulisan ini berargumen bahwa Netflix mengaplikasikan strategi komunikasi pemasaran terpadu yang menitikberatkan pada platform media sosial.

This article describes the changes in film industries, specifically after the COVID-19 pandemic situation. The rampant COVID-19 has had a significant influence on the film industry. The transition from traditional theatres to streaming media platforms has quickened (Changsong et al., 2021). On the other hand, this situation creates an opportunity for streaming platforms industries as filmmakers try to make their products more accessible for audiences in the post-pandemic era, where restrictions on mobility are imposed. In order to understand this particular case, this article will be using Integrated Marketing Communication (Fill, 2006) and taking a case of how Netflix, as one of the biggest online streaming platforms, maintains a solid virtual relationship with the audiences (Riaz, 2018) during and after the pandemic. This paper argues that Netflix implies an integrated marketing communication strategy focusing on social media platforms.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Evelyn Hendarta
"Pendahuluan: IGD berperan sebagai pintu masuk pasien ke rumah sakit, yang harus selalu siap memberikan pelayanan pasien 7 hari 24 jam sesuai standar pelayananan minimum yang diatur dalam Permenkes 47 tahun 2018. Selama pandemi Covid-19, rumah sakit dan IGD terdampak langsung, terlihat pada berbagai metriks operasional IGD seperti jumlah pasien yang datang, pola penyakit dan tingkat triase pasien, admisi dan lama pelayanan di IGD, dan juga kejadian pulang paksa. Usai pandemi, perlu dikaji ulang berbagai metriks operasional itu untuk keperluan pengelolaan dan perencanaan ke depan.
Metodologi: Penelitian ini sifatnya deskiptif, menggunakan sumber data primer (obervasi dan wawancara mendalam dengan informan) dan data sekunder (laporan operasional, rekam medis pasien IGD dan SPO). Data yang diteliti adalah untuk periode Januari – Desember 2019, 2022 dan 2023.
Hasil: Dengan menggunakan data tahun 2019 sebagai pembanding, didapatkan bahwa di masa pandemi jumlah pasien lebih tinggi 13% dan usai pandemi masih lebih rendah 3%. Salah satu top-10 penyakit adalah infeksi corona virus di tahun 2022, namun 9 penyakit lainnya sama untuk ketiga periode yang diteliti. Konversi admisi pasien IGD ke rawat inap stabil di sekitar 30%, dan tingkat triase pasien 75% - 90% di ATS4 dan ATS5 yang tidak mengancam/berpotensi mengancam nyawa. Lama rawat memanjang saat pandemi namun usai pandemi sudah kembali normal. Ada trend kenaikan kejadian pulang paksa, yang harus diteliti lebih lanjut untuk perspektif dari pasien.
Kesimpulan: Pandemi Covid-19 berdampak pada berbagai metriks operasional IGD. Teridentifikasi beberapa masukan yang dapat diterapkan oleh manajemen rumah sakit untuk perbaikan, juga beberapa rekomendasi untuk pembuat kebijakan.

Introduction: The Emergency Department (ED) acts as the patient's entrance to the hospital, which must be ready to provide patient services 7 days 24 hours in accordance with the minimum service standards regulated in Minister of Health Regulation 47 of 2018. During the Covid-19 pandemic, hospitals and EDs were directly affected, as seen in various ED operational metrics such as the number of patients, disease patterns and patient triage levels, admissions and length of service in the ED, and the incidence of leaving against medical advice. After the pandemic, those operational metrics need to be reviewed for future management and planning purposes.
Methodology: This research is descriptive in nature, using primary data sources (observations and in-depth interviews with informants) and secondary data (operational reports, medical records of ED patients and standard operating procedure). The data studied is for the periods January – December 2019, 2022, and 2023.
Results: Using 2019 data as a comparison, it was found that during the pandemic the number of patients was 13% higher and after the pandemic it was still 3% lower. One of the top 10 diseases in 2022 is corona virus infection, but the other 9 diseases are the same for the three periods studied. The conversion rate of ED patient to inpatient is stable at around 30%, and the proportion of patient triage categorized as non-life-threatening/potentially life-threatening ATS4 and ATS5 is 75% - 90%. The length of service lengthened during the pandemic, but after the pandemic it has returned to normal. There is an increasing trend in the incidence of leaving against medical advice, which should be further investigated from the patient's perspective.
Conclusion: The Covid-19 pandemic has impacted various ED operational metrics. Several inputs were identified that could be implemented by hospital management for improvement, as well as several recommendations for policy makers.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Noveri Maulana
"Setelah dua tahun pandemi COVID-19, penelitian tentang persepsi risiko berwisata didominasi oleh penelitian tentang risiko kesehatan sebagai faktor signifikan yang memengaruhi perilaku pembelian wisatawan terhadap produk pariwisata dan perhotelan, seperti pemilihan akomodasi. Namun, penelitian tentang faktor terkait risiko berwisata lainnya masih terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk mengisi kesenjangan ini dalam literatur. Melalui mix method analysis, studi ini mengeksplorasi berbagai faktor persepsi risiko terhadap perilaku menginap di akomodasi wisata di kalangan wisatawan selama pelonggaran pembatasan perjalanan di Indonesia. Focus group Discussion (FGD) dan survei lapangan terhadap wisatawan lokal dan asing digunakan untuk mengumpulkan data analisis selama Maret hingga Juli 2022. Lima ratus enam puluh delapan wisatawan berpartisipasi dalam survei, sedangkan 11 wisatawan berpartisipasi dalam FGD. Untuk menjawab pertanyaan penelitian, penelitian ini menggunakan analisis faktor eksplorasi, analisis kluster, uji ANOVA, tabulasi silang, model persamaan struktural, dan analisis text mining. Temuan riset ini menyimpulkan bahwa ada 21 item persepsi risiko yang dikategorikan ke dalam lima dimensi risiko yaitu; Risiko kehilangan peluang (enam item, varians 44%), Risiko psikologis (lima item, varians 8,8%), Risiko kesehatan (empat item, varians 5,6%), Risiko sosial (tiga item, varians 5,5%), dan Risiko keuangan ( tiga item, varians 4,8%). Analisis klaster hierarkis dan K-means digunakan untuk memeriksa persepsi risiko tersebut lebih lanjut untuk membangun segmentasi wisatawan. Empat solusi klaster menunjukkan perbedaan yang signifikan pada persepsi risiko di antara anggota klaster. Berdasarkan preferensi persepsi risiko mereka, segmen-segmen tersebut diberi label sebagai The Performer (tidak mempersepsikan dimensi risiko apa pun), The Valuator (memahami semua faktor risiko terutama risiko kehilangan peluang), The Avoider (memahami risiko sosio- psikologis), dan The Hesitator (mempersepsikan faktor risiko kesehatan). Beberapa sosio-demografis, variabel perilaku terkait perjalanan, dan atribut akomodasi digunakan untuk membuat profil segmen yang dihasilkan. Mungkin temuan ini akan berkontribusi pada industri pariwisata dan perhotelan dalam mengembangkan strategi pemasaran berdasarkan segmentasi yang diusulkan dan perilaku wisatawan pasca pandemi COVID-19 di Indonesia.
...."
Depok: Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Moch Januar Rizki
"Pandemi Covid-19 mengakibatkan anjloknya wisatawan asing muslim berkunjung ke Jepang. Hal tersebut berdampak langsung terhadap turunnya konsumen restoran halal Jepang di Osaka dan Tokyo. Terdapat sejumlah restoran yang tutup selama pandemi hingga saat ini. Namun, terdapat juga restoran halal Jepang di Osaka dan Tokyo yang masih bertahan hingga saat ini. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis persepsi pelaku usaha restoran halal Jepang di Jepang pasca-pandemi Covid-19. Studi ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif melalui pengamatan terhadap 10 restoran halal Jepang di Osaka dan Tokyo, serta melakukan wawancara dengan 4 orang pelaku usaha restoran halal Jepang. Penelitian menunjukkan pelaku usaha restoran halal Jepang mengalami dampak negatif akibat pandemi Covid-19, seperti penurunan jumlah pelanggan dan pembatasan kegiatan usaha, mereka tetap mempertahankan optimisme dan komitmen untuk berbisnis dalam sektor restoran halal. Namun, pelaku usaha percaya restoran halal tetap memiliki potensi pasar signifikan di Jepang. Biaya operasional yang tinggi, termasuk pemenuhan persyaratan dan sertifikasi halal, menjadi faktor yang mempengaruhi keberlanjutan bisnis mereka. Meskipun demikian, pelaku usaha restoran halal Jepang tetap optimistis dan beradaptasi dengan keadaan dengan inovasi serta bekerja sama dengan pihak terkait.

The number of international Muslim visitors to Japan has collapsed due to the outbreak of the COVID-19 pandemic. This has caused a direct impact on the decline in consumers of Japanese halal restaurants in Osaka and Tokyo. There are a number of restaurants that have been temporarily or permanently closed during the pandemic until now. However, there are also Japanese halal restaurants in Osaka and Tokyo that still survive today. This study aims to analyze the perceptions of halal-certified Japanese restaurants entrepreneurs in Japan after the Covid-19 pandemic. In this study, qualitative research method was used to collect the data by observing 10 Japanese halal restaurants in Osaka and Tokyo, and interviewing 4 Japanese halal restaurant entrepreneurs. Although the research shows that Japanese halal restaurant businesses have experienced negative impacts due to the Covid-19 pandemic, such as a decrease in the number of customers and restrictions on business activities, they keep maintaining optimism and commitment to doing business in the halal food industry. However, the business actors believe that halal restaurants still have significant market potential in Japan. High operational costs, including fulfillment of halal certification requirements, are the main factors that affect their business sustainability. Nonetheless, Japanese halal restaurant businesses remain optimistic and adapt to the situation by keep doing some innovations and cooperating with related parties."
Depok: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Joe Sakeri
"Modal ventura (VC) memiliki peran penting dalam mendorong inovasi dengan cara menyediakan dukungan finansial dan nilai tambah lainnya kepada perusahaan rintisan (startup). Startup merupakan sumber signifikan dalam menghasilkan inovasi radikal yang berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi dan lapangan kerja suatu negara. Krisis keuangan yang terjadi di masa lalu terbukti membatasi peran VC dalam memberikan dukungan finansial kepada startup, sebagaimana dibuktikan oleh penurunan tingkat investasi VC. Pandemi COVID-19, di sisi lain, diperkirakan memiliki dampak yang lebih ringan terhadap penurunan investasi karena tersedianya startup-startup dengan karakteristik risiko-imbal hasil yang menarik yang didukung oleh peningkatan pesat adopsi digital oleh masyarakat. Namun, sebagian besar penelitian yang membahas dampak pandemi terhadap industri VC dilakukan secara kuantitatif, sehingga menghasilkan pemahaman yang lebih umum daripada pemahaman yang terperinci tentang fenomena tersebut. Selain itu, penelitian yang tersedia hanya mencakup tahap awal pandemi dan tidak membahas implikasi pasca-pandemi. Terakhir, meskipun VC penting untuk pertumbuhan ekonomi dan lapangan kerja suatu negara, studi tentang VC di negara berkembang, khususnya Indonesia, masih langka. Belum ada penelitian yang mengukur dampak pandemi COVID-19 terhadap industri VC Indonesia. Untuk menjembatani kesenjangan tersebut, penelitian ini bertujuan untuk memahami dampak pandemi dan implikasi pasca-pandemi terhadap industri VC Indonesia melalui pendekatan metodologi kualitatif. Penelitian ini menggunakan wawancara semi-terstruktur dengan empat partisipan yang terafiliasi dengan empat perusahaan VC (VCF) berbeda yang merupakan Venture Capitalist (VC) sebelum, selama, dan setelah pandemi di Indonesia. Penelitian ini memiliki tiga tujuan utama, yaitu: Mengeksplorasi persepsi para manajer VC terkait dampak pandemi COVID-19 terhadap industri VC, mengidentifikasi startup-startup yang memiliki karakteristik risiko-imbal hasil menarik yang muncul akibat pandemi COVID-19, dan menilai kondisi terkini startup-startup dengan karakteristik risiko-imbal hasil menarik pada masa pasca-pandemi beserta implikasinya. Temuan penelitian menunjukkan bahwa pandemi berdampak positif terhadap industri VC Indonesia, yang dijelaskan dalam tiga dimensi agregat: Manfaat yang disebabkan oleh pandemi, meningkatnya startup-startup yang memiliki karakteristik risiko-imbal hasil menarik yang muncul akibat pandemi COVID-19, dan penyesuaian pasca-pandemi terhadap cara kerja VC dan startup. Kesimpulan Penelitian ini sangat berguna bagi pembuat kebijakan dan praktisi dalam memahami perubahan yang terjadi di industri VC Indonesia, memungkinkan mereka untuk mengambil keputusan yang tepat untuk mendorong ekonomi digital Indonesia. Selain itu, penelitian ini merupakan upaya awal untuk menyelidiki dampak pandemi dan implikasi pasca-pandemi terhadap industri VC Indonesia, yang menjadi landasan bagi penelitian selanjutnya.
Venture capital (VC) plays an immense role in fostering innovation by providing financial and other value-added support to startups, which are significant sources of radical innovation that contribute to a country's economic and employment growth. Past financial crises have been shown to limit the role of VC in providing financial support to startups, as evidenced by a decline in VC investment levels. The COVID-19 pandemic, on the other hand, is expected to have a less severe impact on investment decline due to the significant influx of startups with appealing risk-return characteristics, aided by the rapid increase in digital adoption. However, most studies on the pandemic's impact on the VC industry are done quantitatively, resulting in a more general rather than a detailed understanding of the phenomenon. Furthermore, the available studies covered only the early stages of the pandemic and did not investigate its post-pandemic implications. Lastly, despite the importance of VC to a country's economic and employment growth, studies on VC in emerging countries, particularly Indonesia, are scarce, with no studies measuring the impact of the COVID-19 pandemic on the Indonesian VC industry. To bridge these gaps, this study aims to understand the pandemic's impact and its post-pandemic implications on the Indonesian VC industry through a qualitative methodology approach. Four semi-structured interviews with four participants affiliated with four different VC firms (VCFs) who are Venture Capitalists (VCs) before, during, and after the pandemic in Indonesia are carried out. This study has three objectives: explore VC managers' perception of the impact of the pandemic on the VC industry, identify the new-demand side opportunities that have emerged because of the pandemic, and assess the current state of the new-demand side opportunities along with its post-pandemic implications. Thematic analysis was then used to analyse the data. The findings show that the pandemic has positively impacted the Indonesian VC industry, explained in three aggregate dimensions: Benefits caused by the pandemic, the new-demand side opportunities caused by the pandemic, and the post-pandemic adjustments to how VCs and startups work. This study is especially useful for policymakers and practitioners in understanding the changes that have occurred in the Indonesian VC industry, allowing them to make informed decisions to propel Indonesia's digital economy. Furthermore, this research is an initial attempt to investigate the pandemic's impact and post-pandemic implications on the Indonesian VC industry, which lays the groundwork for future research."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library