Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 27 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nida Amalina
"ABSTRAK
Meningkatnya penduduk lansia mengakibatkan penaikan pada UHH dari 70,2
tahun menjadi 72 tahun di tahun 2014 .Berdasarkan Hasil Susenas tahun 2012
jumlah lansia yang bergantung dengan orang lain sebesar 934505 jiwa sedangkan
di Kota Depok sebesar 15.369 jiwa. Tujuan Penelitian ini adalah untuk menilai
dan mengetahui faktor faktor ysng mempengaruhi kemandirian lansia di Posbindu
Kota Depok tahun 2012.Penelitian ini menggunakan data sekunder dari laporan
bulanan kegiatan pelayanan lansia di Posbindu pada bulan desember tahun
2012.Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain ekologi . Prevalensi
lansia yang mandiri sebesar 99%, prevaleni hipertensi sebesar 16 %, prevalensi
obesitas sebesar 13,1%, prevalensi gangguan mental sebesar 9% dan prevalensi
lansia yang mengikuti penyuluhan sebesar 27,5%.Tidak ada hubungan yang
signifikan antara prevalensi mandiri dengan prevalensi hipertensi,gangguan
mental,obesitas dan penyuluhan.

ABSTRACT
The increasing elderly population resulting in the increase of the life expectancy
of 70.2 years to 72 years in 2014. Based on the results Susenas in 2012 the
number of elderly who depend on others for life 934 505 while in Depok for 15
369 inhabitants. The purpose of this study was to assess and determine the factors
affecting the independence of the elderly arrives in Depok Posbindu 2012.This
research using secondary data from the monthly reports of activities at Posbindu
elderly services in December 2012.Yhis research using ecological design. The
prevalence of independent elderly at 99%, 16% prevalence hypertension, obesity
prevalence of 13.1%, the prevalence of mental disorders was 9% and the
prevalence of elderly who followed the extension of 27.5%. There was no
significant association between the prevalence of self-prevalence hypertension,
mental disorders, obesity, and counseling."
Universitas Indonesia, 2014
S53661
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Rahmawaty
"Posbindu lansia merupakan pelayanan kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan para lansia. Keterampilan kader merupakan salah satu kunci keberhasilan pelayanan di posbindu lansia. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peran kader dalam pemanfaatan posbindu lansia. Jenis penelitian yaitu deskriptif analitik dengan metode kualitatif. Informan utama adalah 17 orang kader dan informan kunci yang terdiri dari 1 orang Kepala Puskesmas Bantargebang Bekasi, 1 orang Pemegang Program Lansia, dan 3 orang Lansia yang memanfaatkan posbindu lansia di wilayah kerja Puskesmas Bantargebang Bekasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kader belum berperan besar dalam pemanfaatan posbindu lansia di wilayah kerja Puskesmas Bantargebang sehingga diperlukan adanya upaya pelatihan dan pembinaan untuk petugas kesehatan dan kader posbindu lansia, serta sosialisasi kepada seluruh sasaran posbindu lansia. Penyediaan fasilitas posbindu lansia yang lengkap diharapkan dapat memaksimalkan peran kader dalam usaha pemanfaatan posbindu lansia. Komunikasi sesama kader juga harus dibangun agar mereka dapat bertukar informasi dan pengalaman mengenai peran mereka dalam pemanfaatan posbindu lansia.

Elderly's integrated health care is health services which aims to improve the health status of the elderly. Skills of cadres is one of the keys to success in elderly's integrated health care. This study aims to analyze the role of cadres in the use elderly's integrated health care. This research is descriptive analytic with qualitative method. The main informants were 17 cadres and key informants consisting of 1 chief of Bantargebang Public Health Care Bekasi, 1 holder of elderly programs, and 3 elderly peoples who utilize elderly's integrated health care in Bantargebang Public Health Care Bekasi working area.
The results showed that the cadres have not played a major role in the utilization of elderly's integrated health care in Bantargebang Public Health Care Bekasi working area thus efforts are required in training and coaching for health workers and cadres elderly's integrated health care, and socialization to all elderly's integrated health care target. Provision of complete elderly's integrated health care facilities is expected to maximize the role of cadres in the utilization of it. Communication fellow cadres should also be constructed so that they can exchange information and experiences regarding their role in the utilization of elderly's integrated health care.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T42111
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Wigati Ratna Sari
"Masuknya Penyakit Tidak Menular sebagai salah satu target dalam SustainableDevelopment Goals SDGs 2030,mengisyaratkan bahwa PTM secara global telahmendapatkan perhatian khusus yang menjadi prioritas nasional. Salah satu cara dalamprogram pengendalian PTM adalah melalui kegiatan Pos Pembinaan Terpadu Posbindu PTM. Puskesmas Kecamatan Setiabudi dalam menjalankan skrining melaluiPosbindu PTM menerapkan Permenkes No.43 tanu 2016 tentang standar pelayananminimal bidang kesehatan yaitu setiap warga usia 15-59 tahun mendapatkan skriningsesuai standar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yangberhubungan dengan pemanfaatan Posbindu PTM di wilayah kerja PuskesmasKecamatan Setiabudi Tahun 2018. Desain penelitian ini adalah cross sectional denganpendekatan kuantitatif. Populasi penelitian ini yaitu warga usia 15-59 tahun dengansampel 145 orang. Analisis data penelitian ini menggunakan uji Chi Square dan ujiRegresi Logistik Sederhana. Hasil penelitian adalah warga yang memanfaatkanPosbindu PTM sebanyak 57,9 . Variabel yang berhubungan dengan pemanfaatanPosbindu PTM adalah jenis kelamin p=0,026 OR=2,856, pekerjaan p=0,024 OR=2,382, pengetahuan p=0,010 OR=2,553, akses ke Posbindu PTM p=0,013 OR=2,748, ketersediaan sarana Posbindu PTM p=0,012 OR=2,567, dukungankeluarga p=0,037 OR=2,153, dukungan petugas kesehatan p=0,004 OR=2,825,dukungan kader p=0,000 OR=6,970, kebutuhan akan Posbindu PTM p=0,035 OR=2,397. Variabel yang paling dominan adalah dukungan kader OR= 4,680 95 CI2,2-10,8 . Kesimpulan penelitian ini adalah dukungan kader menjadi faktor yang palingdominan dalam pemanfaatan Posbindu PTM.

The introduction of Non Communicable Diseases as one of the targets inSustainable Development Goals SDGs 2030, suggests that PTM globally has gainedspecial attention which is a national priority. One of the ways in PTM control programis through Posbindu PTM. Public Health Center Setiabudi in running screening throughPosbindu PTM apply Permenkes No.43 in 2016 about minimum service standard ofhealth field that every citizen age 15 59 year get standard screening. This study is aimedat determining the factors associated with the utilization of Posbindu PTM in theworking area of Setiabudi Pubic Health Center in 2018. The design of study is crosssectional with quantitative approach. The population of this study is citizens age 15 59years with the samples are 145 people. The data analysis are Chi Square test and SimpleLogistic Regression test. Result of the study is the people who utilize active PosbinduPTM is 57,9 . Variables related to the utilization of Posbindu PTM that gender P 0.010 OR 2,382, knowledge p 0,010 OR 2,553, access to Posbindu PTM p 0,013 OR 2,784, family support P 0,037 OR 2,153, the support of healthworkers p 0,004 OR 2,825, cadre support p 0,000 OR 6,970, needs willPosbindu PTM p 0.035 OR 2,397. The most dominant variable is cadre supportOR 4,680 95 CI 2,2 10,8 . The conclusion is cadre support become the mostdominant factor in the utilization of Posbindu PTM."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T50219
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Khodijah Parinduri
"Pada tahun 2015 kematian akibat PTM sebanyak 68% dan diproyeksikan di tahun 2030 meningkat menjadi 74%. Indonesia tahun 2013 berdasarkan data Riskesdas menunjukkan bahwa 69,6% dari diabetes melitus dan 63,2% dari hipertensi masih belum terdiagnosis. Upaya proaktif pemerintah ialah melalui pelaksanaan Posbindu PTM dimana menunjukkan jumlah kunjungan yang sangat berbeda di wilayah binaan Puskesmas Pasir Mulya. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui lebih dalam gambaran manajemen, komunikasi, kemitraan dan inovasi dalam pelaksanaan Posbindu PTM dan faktor yang menentukan hasil evaluasi pelaksanaan Posbindu PTM. Penelitian ini merupakan studi kualitatif dengan metode wawancara mendalam, focus group discussion (FGD), telaah dokumen dan observasi di dua Posbindu PTM dengan kunjungan tertinggi dan terendah pada masyarakat dengan karakteristik yang hampir sama. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa manajemen SDM menjadi faktor yang memberikan banyak kontribusi dalam pelaksanaan Posbindu PTM, kemudian komunikasi dan inovasi perlu didukung oleh kemitraan. Pelaksanaan Posbindu PTM didukung oleh optimalisasi faktor-faktor manajemen, komunikasi, kemitraan dan inovasi yang saling berkaitan dalam meningkatkan keberhasilan pelaksanaan.

By 2015 the deaths due to PTM are 68% and projected in 2030 to increase to 74%. Indonesia in 2013 based on Riskesdas data shows that 69.6% of diabetes mellitus and 63.2% of hypertension are still undiagnosed. The government's proactive efforts are through the implementation of Posbindu PTM which shows a very different number of visits in the target area of the Pasir Mulya Public Health Center. The purpose of this study is to know more in the description of management, communication, partnership and innovation in the implementation of Posbindu PTM and the factors that determine the results of the evaluation of the implementation of Posbindu PTM. This study is a qualitative study with in-depth interviews, focus group discussions (FGD), document review and observation at two Posbindu PTM with the highest and lowest visits to people with similar characteristics. The results of this study indicate that human resource management is a contributing factor in the implementation of Posbindu PTM, communication and innovation need to be supported by partnership. The implementation of Posbindu PTM is supported by the optimization of management, communication, partnership and innovation factors that are interrelated in improving the successful implementation."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kartika Pratiwi
"Penyakit kardiovaskular adalah penyebab nomor satu kematian akibat PTM, menurut WHO pada tahun 2015 kematian akibat penyakit kardiovaskular mewakili 31 17 juta dari total semua kematian secara global dan 7,4 juta diantaranya disebabkan oleh PJK. Di Indonesia, peningkatan angka kesakitan dan kematian akibat PTM mendapat sumbangsih terbesar dari penyakit kardiovaskular, dimana PJK adalah penyakit kardiovaskular yang memiliki angka kejadian tertinggi. PJK disebabkan oleh faktor risiko yang dapat dimodifikasi dan faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi. Angka kejadian PJK dapat dikendalikan apabila faktor risiko dapat terkendali, mengingat terdapat faktor risiko dari PJK yang dapat dimodifikasi atau dikendalikan kondisinya. DKI Jakarta menjadi daerah kedua tertinggi dengan kejadian PJK di Indonesia. Namun, hubungan antara faktor-faktor risiko yang dapat dimodifikasi dengan kejadian PJK serta faktor risiko yang paling dominan diantaranya masih belum diketahui di DKI Jakarta. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana hubungan antara beberapa faktor risiko yang dapat dimodifikasi dengan kejadian PJK di DKI Jakarta serta menelusuri faktor risiko yang paling berhubungan dominan dari kejadian PJK tersebut dengan melakukan analisa lanjutan data Posbindu PTM tahun 2015-2018. Desain penelitian menggunakan desain cross sectional dan analisa dilakukan sampai tahap analisa multivariat menggunakan uji regresi logistik. Dari 30.459 responden usia ge;15 tahun diperoleh prevalensi PJK sebesar 3,4 . Perilaku merokok p value= 0,000; OR= 6,53 95 CI 4,826 ndash; 8,838, kurang aktivitas fisik p value= 0,045; OR= 0,745 95 CI 0,558 ndash; 0,993, konsumsi alkohol p value= 0,000; OR= 3057,076 95 CI 1786,92 ndash; 5230,06, diabetes melitus p value= 0,000; OR= 0,161 95 CI 0,161-0,508, dan hipertensi p value= 0,000; OR= 0,284 95 CI 0,284-0,526 menjadi faktor yang memiliki hubungan signifikan dengan kejadian PJK. Faktor risiko dominan dari kejadian PJK di DKI Jakarta adalah konsumsi alkohol. Upaya promotif dan preventif diharapkan lebih digencarkan guna menekan angka kejadian PJK serta perlu adanya survey lebih lanjut terkait konsumsi alkohol masyarakat mengingat konsumsi alkohol menjadi faktor dominan pada penelitian ini dan menurut literatur pengaruhnya memang besar terhadap kerusakan fungsi jantung.

Cardiovascular disease is the number one cause of death from NCD, according to WHO in 2015 deaths from cardiovascular disease represent 31 17 million of total all deaths globally and 7.4 million are caused by CHD. In Indonesia, the increase in morbidity and mortality due to NCD has the greatest contribution from cardiovascular disease, where CHD is the highest prevalence of cardiovascular disease. CHD is caused by modifiable risk factors and unmodifiable risk factors. The prevalence of CHD can be controlled if risk factors can be controlled, considering there are risk factors from CHD that can be modified. DKI Jakarta becomes the second highest area with the prevalence of CHD in Indonesia. However, the relation between modifiable risk factors and CHD and the most dominant risk factors among them remains unknown in DKI Jakarta. The aim of this study is to know how the relation between some risk factors that can be modified with CHD in DKI Jakarta and find the most dominant risk factor associated with PJK by doing further analysis of data Posbindu PTM 2015 2018. This study used cross sectional design and the analysis was done until multivariate analysis stage using logistic regression test. From 30.459 respondents aged ge 15 years, the prevalence of CHD was 3.4. Smoking behavior p value 0,000 OR 6,53 95 CI 4,826 ndash 8,838 , physical inactivity p value 0,045 OR 0,745 95 CI 0,558 ndash 0,993, alcohol consumption p value 0,000 OR 3057,076 95 CI 1786,92-5230,06, diabetes mellitus, value 0,000 OR 0,161 95 CI 0,161 ndash 0,508, and hypertension p value 0,000 OR 0,284 95 CI 0,284 ndash 0,526 are factors that have significant relations with CHD. The dominant risk factor of CHD in DKI Jakarta is alcohol consumption. Promotive and preventive efforts are expected to be intensified in order to reduce the incidence of CHD and the need for further surveys related to alcohol consumption because alcohol consumption is the dominant factor in this study and according to the literature it has great effect on heart function damage."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Teguh Dhika Rohkuswara
"ABSTRAK
Hipertensi sampai saat ini masih menjadi masalah kesehatan di dunia termasuk Indonesia. Prevalensi hipertensi di Indonesia, cukup tinggi yaitu sebesar 25,8 Riskesdas, 2013 . Sebagian besar penderita hipertensi termasuk dalam kelompok hipertensi derajat 1 dan separuhnya tidak menyadari sebagai penderita. Hipertensi bukan penyakit kausal tunggal, ada berbagai faktor yang berkontribusi terhadap munculnya hipertensi, salah satunya yang sering ditemukan adalah obesitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya hubungan antara obesitas dengan kejadian hipertensi derajat 1 di Posbindu PTM Kantor Kesehatan Pelabuhan Bandung. Desain penelitian adalah cross sectional, menggunakan data sekunder kegiatan Posbindu PTM KKP Bandung tahun 2016.Subjek penelitian adalah pegawai dari instansi Pemerintah dan BUMN di lingkungan Bandara Husein Sastranegara Bandung dan Pelabuhan Cirebon yang melakukan pemeriksaan kesehatan di Posbindu PTM KKP Bandung pada tahun 2016 yaitu sebanyak 206 orang. Hasil penelitian menunjukan bahwa proporsi hipertensi derajat 1 di Posbindu PTM KKP Bandung tahun 2016 yaitu sebesar 41,7 dan obesitas sebesar 54,9 . Responden yang obesitas IMT ge;25 memiliki risiko sebesar 1,681 kali untuk menderita hipertensi derajat 1 dibandingkan yang tidak obesitas setelah dikontrol variabel umur, riwayat hipertensi keluarga dan aktivitas fisik. Pengoptimalan Posbindu PTM, meningkatkan peran serta masyarakat dan mengaplikasikan perilaku GERMAS diharapkan dapat mengendalikan obesitas dan hipertensi.

ABSTRACT
Abstract Hypertension is still a health problem in the world including Indonesia. The prevalence of hypertension in Indonesia is quite high at 25.8 Riskesdas, 2013 . Most people with hypertension are included in the 1st stage hypertension group and half were unaware as a sufferer. Hypertension is not a single causal disease, there are various factors that contribute to the emergence of hypertension, one of which is often found is obesity. This study aims to determine the magnitude of the relationship between obesity with incidence of hypertension stage 1 in Posbindu PTM Port Health Office PHO of Bandung. The research design is cross sectional, using secondary data of Posbindu PTM PHO of Bandung, activities in 2016.The Research subjects are employees of Government agencies and state owned enterprises in the Husein Sastranegara Bandung Airport and Cirebon Port which conducted health checks at Posbindu PTM PHO of Bandung in 2016, which were 206 people. The results showed that the proportion of stage 1 hypertension in Posbindu PTM PHO of Bandung in 2016, that is 41.7 and obesity of 54.9 . People with obesity BMI ge 25 had a risk of 1,681 times for hypertension stage 1 compared to non obese individuals after controlling for age variables, family history of hypertension and physical activity. Optimization of Posbindu PTM, increasing public participation and applying GERMAS behavior is expected to control obesity and hypertension."
2017
T48100
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Parinduri, Siti Khodijah
"Pada tahun 2015 kematian akibat PTM sebanyak 68 dan diproyeksikan di tahun 2030 meningkat menjadi 74 . Indonesia tahun 2013 berdasarkan data Riskesdas menunjukkan bahwa 69,6 dari diabetes melitus dan 63,2 dari hipertensi masih belum terdiagnosis. Upaya proaktif pemerintah ialah melalui pelaksanaan Posbindu PTM dimana menunjukkan jumlah kunjungan yang sangat berbeda di wilayah binaan Puskesmas Pasir Mulya. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui lebih dalam gambaran manajemen, komunikasi, kemitraan dan inovasi dalam pelaksanaan Posbindu PTM dan faktor yang menentukan hasil evaluasi pelaksanaan Posbindu PTM. Penelitian ini merupakan studi kualitatif dengan metode wawancara mendalam, focus group discussion FGD, telaah dokumen dan observasi di dua Posbindu PTM dengan kunjungan tertinggi dan terendah pada masyarakat dengan karakteristik yang hampir sama. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa manajemen SDM menjadi faktor yang memberikan banyak kontribusi dalam pelaksanaan Posbindu PTM, kemudian komunikasi dan inovasi perlu didukung oleh kemitraan. Pelaksanaan Posbindu PTM didukung oleh optimalisasi faktor-faktor manajemen, komunikasi, kemitraan dan inovasi yang saling berkaitan dalam meningkatkan keberhasilan pelaksanaan.

By 2015 the deaths due to PTM are 68% and projected in 2030 to increase to 74%. Indonesia in 2013 based on Riskesdas data shows that 69.6% of diabetes mellitus and 63.2% of hypertension are still undiagnosed. The government's proactive efforts are through the implementation of Posbindu PTM which shows a very different number of visits in the target area of the Pasir Mulya Public Health Center. The purpose of this study is to know more in the description of management, communication, partnership and innovation in the implementation of Posbindu PTM and the factors that determine the results of the evaluation of the implementation of Posbindu PTM. This study is a qualitative study with in depth interviews, focus group discussions FGD, document review and observation at two Posbindu PTM with the highest and lowest visits to people with similar characteristics. The results of this study indicate that human resource management is a contributing factor in the implementation of Posbindu PTM, communication and innovation need to be supported by partnership. The implementation of Posbindu PTM is supported by the optimization of management, communication, partnership and innovation factors that are interrelated in improving the successful implementation. "
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sihotang, Afrina Ferawati
"Penyakit tidak menular (PTM) merupakan penyebab utama kematian di dunia maupun di Indonesia. Salah satu intervensi kunci dan cara yang paling efektif untuk menurunkan PTM adalah pengendalian faktor risiko PTM, diantaranya pemanfaatan Posbindu PTM sebagai wadah deteksi dini faktor risiko PTM. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku masyarakat dalam pemanfaatan Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular di wilayah kerja Puskesmas Mogang Kabupaten Samosir. Penelitian ini menggunakan pendekatan mix method dengan sequential explanatory design (urutan pembuktian) diawali dengan penelitian kuantitatif terhadap 246 orang responden sesuai dengan kriteria inklusi dan dilanjutkan dengan penelitian kualitatif dengan melakukan wawancara mendalam, focus group discussion dan observasi pelaksanaan kegiatan Posbindu PTM. Data dianalisis secara univariat, bivariat, multivariat dan analisis tematik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata pemanfaatan Posbindu PTM dalam satu tahun hanya 3.2 kali. Faktor dominan yang berhubungan secara signifikan pada CI 95% secara berturut turut adalah sikap (P value 0.001), umur (P value 0.001), ketersediaan sarana (p value 0.005), dukungan tokoh masyarakat (p value 0.007), pengetahuan (p value 0.008), dukungan keluarga (p value 0.021). Disarankan kepada Dinas Kesehatan, Puskesmas Mogang untuk melaksanakan resosialisasi program Posbindu PTM, meningkatkan komunikasi, informasi dan edukasi bagi masyarakat, pembenahan terhadap sarana dan prasarana, meningkatkan kerjasama dan koordinasi dengan lintas sektor serta mengembangkan pemberdayaan masyarakat terintegrasi melalui kelompok-kelompok potensial.

Non-communicable diseases (NCD) are a major cause of death in the world and in Indonesia. One of the key interventions and the most effective way to reduce NCD is the control of NCD risk factors, including the use of IDP of NCD as a forum for early detection of NCD risk factors. This study aims to analyze the factors that are related to the behavior of the community in utilizing the Integrated Development Post of Non Communicable Disease in the working area of the Mogang Public Health Center in Samosir Regency. This study uses a mix method approach with sequential explanatory design (sequence of evidence) which begins with quantitative research on 246 respondents according to inclusion criteria and continued with qualitative research by conducting in-depth interviews, focus group discussions and observations on the implementation of IDP of NCD activities. Data were analyzed by univariate, bivariate, multivariate and thematic analysis. The results showed that the average utilization of IDP of NCD in one year was only 3.2 times. The dominant factors that are significantly related to 95% CI respectively are attitude (P value 0.001), age (P value 0.001), availability of facilities (p value 0.005), support from community leaders (p value 0.007), knowledge (p value 0.008 ), family support (p value 0.021). It is recommended to the Health Office, Mogang Health Center to carry out the resocialization of the IDP of NCD program, improve communication, information and education for the community, improve facilities and infrastructure, increase cooperation and coordination with cross-sectors and develop integrated community empowerment through potential groups."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T52793
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Handy Suryadi
"Penyakit Tidak Menular menjadi kontributor tertinggi dalam kematian secara global. Proporsi 80% PTM hadir di negara berkembang, sehingga PTM juga menjadi penyebab kematian tertinggi di Indonesia. Cakupan pelaksanaan posbindu PTM hanya mencapai 50% dan belum diketahui penyebab pasti rendahnya cakupan skrining FR PTM pada triwulan pertama tahun 2022. Tujuan penelitian untuk mengetahui kinerja Posbindu PTM dalam adaptasi kebiasaan baru di Puskesmas Kecamatan Penjaringan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, yang bertujuan untuk mengetahui kinerja dan mendapatkan informasi dari beberapa informan mengenai suatu proses dan aktivitas di Posbindu PTM. Pengumpulan data menggunakan metode wawancara mendalam, observasi dan telaah dokumen, dilakukan di Puskesmas Penjaringan II, Puskesmas Kamal muara, Puskesmas Kapuk Muara pada bulan Mei-Juni 2022. Informan kunci dalam penelitian ini adalah pelaksana program posbindu, informan pendukung adalah koordinator kader, PJ program PTM, kepala puskesmas kelurahan, Kasie Kesra kelurahan dan peserta posbindu. Hasil penelitian didapatkan kinerja posbindu PTM belum sesuai standar. Sumber daya manusia sudah mencukupi disetiap posbindu, masih ditemukan posbindu dengan sarana dan prasarana kurang memadai, kepemimpinan yang sudah cukup baik. Faktor individu ditemukan kemampuan dan keterampilan kader dalam melaksanakan pelayanan posbindu yang masih kurang, faktor psikologis motivasi instrinsik sebagian besar sudah baik.Upaya perbaikan dengan peningkatan jalinan dengan lintas sektor, pengadaan pelatihan kader dan pengajuan kebutuhan sarana dan prasarana.

Non communicable disease is the highest contributor in terms of mortality globally. The proportion of 80% of PTM is present in developing countries, so that PTM is also the highest cause of death in Indonesia. The scope of the implementation of the PTM Posbindu only reached 50% and the exact cause of the low PTM FR screeningcoverage in the first quarter of 2022. The purpose of this study was to determine the performance of the PTM Posbindu in adapting new habits at the Penjaringan Subdistrict Health Center. This study uses a qualitative approach, which aims to determine the performance and obtain information from several informants regarding a process and activity at Posbindu PTM. Data collection using the deep interview method, observation, and document review, was carried out at the Penjaringan II Health Center, Kamal Muara Health Center, Kapuk Muara Health Center in May-June 2022. The key informants in this study were thePosbindu program implementer, the supporting informant was the cadre coordinator, the PJ program PTM,head of village health center, Head of Sub-district Welfare Section and participants of posbindu. The results showed that the performance of PTM posbindu was not up to standard. Human resources are sufficient in each posbindu, there are still posbindu with insufficient facilities and infrastructure, the leadership is quite good. Individual factors found the ability and skills of cadres in carrying out posbindu services were still lacking, psychological factors were mostly good. Improvement efforts by increasing crosssectoral relationships, providing cadre training and submitting requests for facilities and infrastructure."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jundi Afif Utomo
"Penelitian ini membahas hubungan antara partisipasi di Posbindu Lansia dengan tingkat kesepian lansia di kelurahan Depok Jaya Kota Depok. Hasil penelitian menemukan bahwa pengaruh partisipasi lansia dalam kegiatan posbindu sebesar hampir 5 kali terhadap tingkat kesepian lansia. Sementara dukungan keluarga dan partisipasi hanya sebesar 2 kali pengaruhnya terhadap kesepian lansia. Hal ini disebabkan kegiatan posbindu lansia yang sangat banyak dan bervariasi. saran saya selaku peneliti adalah sebagai berikut: (1) pengembangan lebih lanjut kegiatan posbindu yang sudah ada (2) partisipasi pemerintah dalam penyelanggaraan dan pengembangan kegiatan sosial-keagamaan (3) pengembangan program pemberdayaan lansia dengan sasaran keluarga lansia.

This study examines the relationship between Elderly participation in Posbindu with elderly loneliness levels at urban kelurahan Depok Jaya, Kota Depok. The study found that the effects of participation in the activities Posbindu elderly by almost 5 times the rate of lonely elderly. While family support and participation by only 2 times the effect on the lonely elderly. This is due to the activities Posbindu elderly are many and varied, such as the activities of theatre or music. Based on the findings above, my advice as a researcher is as follows: (1) develop further government Posbindu activities that have been held in each kelurahan. (2) participate in development of socio-religious activities. (3) develop empowerment programs targeting elderly seniors family.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
S64490
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>