Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Syechan Ari Rinaldo
"Pneumotoraks spontan sekunder adalah kondisi ketika udara atau gas lain memasuki rongga pleura yang dapat disebabkan oleh tuberkulosis paru. Pasien dengan pneumotoraks memiliki beberapa manifestasi klinis seperti nyeri dada pleuritik, meningkatknya frekuensi pernapasan, dan sesak napas. Diagnosa keperawatan yang dirumuskan pada pasien adalah pola napas tidak efektif, ketidakstabilan kada glukosa darah, risiko cedera, risiko perluasan infeksi, dan risiko jatuh. Salah satu intervensi keperawatan harus segera dilakukan untuk meningkatkan status pernapasan pada pasien dengan pneumotoraks adalah penerapan posisi Fowler dan latihan pernapasan. Beberapa penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa posisi Fowler dan latihan pernapasan dapat meningkatkan status pernapasan. Hasil dari penerapan intervensi tersebut menunjukkan adanya peningkatan status pernapasan dengan indikator keluhan sesak, laju pernapasan, dan oksimetri.

Secondary spontaneous pneumothorax is a condition when air or other gases enter the pleural space that can be caused by pulmonary tuberculosis. Patients with pneumothorax have several clinical manifestations such as pleuritic chest pain, increased respiratory rate and shortness of breath. Nursing diagnosis occured in patient included an ineffective breathing pattern, unstable blood glucose level, risk for suffocation, risk for infection spreading, and risk for fall. Nursing interventions must be carried out immediately mainly to improve respiratory status. There are several interventions that can be performed to improve respiratory status in patients with pneumothorax, including the application of Fowler's position and breathing exercises. Previous studies have shown that Fowler's position and breathing exercises can improve respiratory status. The results of implementing these interventions showed an increase in respiratory status indicated by shortness of breath, respiratory rate, and pulse oximetry.
"
Jakarta: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dipdo Petrus Widjaya
"Latar Belakang : Pneumotoraks merupakan kasus kegawat daruratan yang harus ditatalaksana segera. Penilaian berbagai penyakit paru dan faktor-faktor penyebab secara tepat sangat penting diketahui sebagai panduan dalam kerjasama antardisiplin ilmu dan untuk meningkatkan penatalaksanaan pneumotoraks secara menyeluruh. Faktor risiko yang mempengaruhi kesintasan pasien pneumotoraks adalah usia dan infeksi HIV, namun data di Indonesia masih belum ada.
Tujuan : Untuk mengetahui karakteristik pasien pneumotoraks dan faktor-faktor yang mempengaruhi kesintasannya selama perawatan di RSCM.
Metode : Penelitian desain kohort retrospektif, dilakukan terhadap pasien pneumotoraks yang dirawat inap di RSCM pada kurun waktu Januari 2000 sampai Desember 2011. Kesintasan kumulatif selama 8 hari perawatan dan faktor yang mempengaruhi dianalisis secara bivariat dengan metode Kaplan Meier dan uji Log-rank serta analisis multivariat dengan Cox proportional hazard regression model untuk menghitung hazard ratio (HR) dan interval kepercayaan 95%.
Hasil : Seratus empat pasien pneumotoraks yang memenuhi kriteria penelitian ditemukan lebih banyak pada laki-laki 78(73,1%) dengan rerata usia 39,7(simpang baku[SB],16,2) tahun. Keluhan respirasi terbanyak berupa sesak napas 103(99%) dan kelainan pada pemeriksaan fisik hipersonor 101(97,1%). Foto polos toraks menunjukkan hiperlusen avaskular 95(91,4%). Faktor penyebab kejadian yang didapatkan adalah merokok 43(41,3%), pneumonia 42(40,3%), tuberkulosis 37(35,5%), trauma dada 13(12,5%), kejadian iatrogenik 6(5,7%), keganasan paru 6(5,7%), PPOK 5(4,8%), asma bronkiale 5(4,8%) dan artritis reumatoid 1(1%). Jenis pneumotoraks terbanyak adalah pneumotoraks spontan sekunder 49(47,1%). Tatalaksana sebagian besar dengan pemasangan WSD 98(94,2%). Keluaran pasien pneumotoraks hidup 69(66,3%), meninggal 35(33,7%). Penyebab kematian terbanyak pada pasien pneumotoraks saat perawatan adalah gagal napas 16(45,8%). Faktor-faktor yang memperburuk kesintasan pasien pneumotoraks adalah trauma dada (HR=3,49 (IK 95% 1,52;8,04)) dan tuberkulosis paru (HR=3,33 (IK 95% 1,39;7,99)).
Kesimpulan : Adanya tuberkulosis paru dan trauma dada memperburuk kesintasan pasien pneumotoraks selama perawatan di RSCM.

Background : Pneumothorax is an emergency case should be managed immediately. Assessment of lung diseases and the factors that cause pneumothorax is very important to know the proper guidelines in cooperation an interdisciplinary medical science and to improve the overall management of pneumothorax. Risk factors affecting the survival rate of pneumothorax patients are age and HIV infection, but there is no data in Indonesia.
Objective : The purpose of this study was to determine the characteristics of pneumothorax patients and factors affecting survival during hospitalization in RSCM.
Methods : Retrospective cohort study design conducted on pneumothorax patients who were admitted in RSCM in the period January 2000 to December 2011. Cumulative survival rate for 8 days of hospitalization and the factors affecting analyzed by bivariate with Kaplan Meier method and log-rank test and multivariate analysis by cox proportional hazard regression model to calculate hazard ratio (HR) and 95% confidence intervals.
Results : A total of 104 pneumothorax patients were reviewed. Their mean age was 39.7 years (SD ± 16.2 years) with a male to female ratio of 3:1. Commonest symtoms was shortness of breath 103(99%) and abnormalities on physical examination was hypersonor 101(97.1%). Plain chest X-ray showed hyperlucent avascular 95(91.4%).
Etiologic factors for the incidence of secondary pneumothorax were smoking 43(41.3%), pneumonia 42(40.3%), tuberculosis 37(35.5%), chest trauma 13(12.5%), iatrogenic 6(5.7%), lung malignancy 6(5.7%), COPD 5(4.8%), asthma 5(4.8%) and rheumatoid arthritis 1(1%). Commonest type of pneumothorax was secondary spontaneous pneumothorax 49(47.1%). Most of pneumothorax patients were successfully managed by chest thoracoscopy 98(94.2%). Outcome of pneumothorax patients were live 69(66.3%), died 35(33.7%). Causes of death in pneumothorax patients was respiratory failure 16(45.8%). Factors that worsen the survival rate of pneumothorax patients were chest trauma (HR = 3.49 (95% CI 1.52 to 8.04)) and pulmonary tuberculosis (HR = 3.33 (95% CI 1.39 to 7.99 )).
Conclusions : Factors that worsen the survival rate of pneumothorax patients were pulmonary tuberculosis and chest trauma that hospitalized in RSCM.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Puspa Anggarasari
"Pneumotoraks catamenial merupakan salah satu jenis pneumotoraks spontan yang langka terjadi dan biasanya menyerang wanita usia produktif. Perubahan status kesehatan dapat memicu terjadinya ansietas. Ansietas adalah masalah psikosisal berupa perasaan yang tidak jelas. karena aktivasi sistem saraf otonom terhadap ancaman yang tidak spesifik. Karya ilmiah ini melaporkan analisis masalah dan intervensi keperawatan psikososial ansietas pada klien dengan pneumotoraks catamenial. Tindakan keperawatan yang dilakukan pada klien dengan ansietas yaitu edukasi terkait penyakit dan ansietas, teknik relaksasi napas dalam, teknik distraksi, hipnosis lima jari dan kegiatan spiritual. Metode yang digunakan dalam karya ilmiah ini adalah analisa kasus. Evaluasi akhir dari asuhan keperawatan yang diberikan menunjukkan adanya hubungan antara masalah psikososial ansietas dan masalah fisik pneumotoraks catamenial, sehingga implementasi keperawatan harus selalu dikembangkan secara terintegrasi antara masalah psikososial dan fisik untuk mengatasi ansietas klien.
Catamenial pneumothorax is one of kind spontaneous pneumothorax that rarely occurs and usually attacked women at their productive age. The changes in health condition could trigger anxiety. Anxiety is a psychosocial problem which unclearly feelings caused by activation of autonomy neuron systems towards an unspecific threat. This research reporting analytical problems and nursing care for anxiety psychosocial with patient suffered from catamenial pneumothorax. Education about anxiety and illness, deep breath relaxation technic, distraction technic, five fingers hypnosis and spiritual activities are the nursing actions for a patient with anxiety. The method used in this work is case analysis. Final evaluation from nursing care shown indicates the relationship between psychosocial problems and physical problems, so that the intervention of nursing should always be developed integrated between psychosocial and physical problems to solve anxiety problems in patient. "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library