Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 26 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mifta Rahmiza
"ABSTRAK
Nama : Mifta RahmizaProgram Studi : Ilmu Kesehatan MasyarakatJudul : Konsentrasi PM2,5 dalam Rumah dan Asma Pada Ibu Rumah Tangga diPemukiman sekitar Industri Semen Kecamatan KlapanunggalKabupaten Bogor Tahun 2018Pembimbing :Dr. R. Budi Haryanto SKM., M.Kes., M.Sc.Asma merupakan penyakit inflamasi peradangan kronik saluran napas. Asmatermasuk penyakit dengan fatalitas yang rendah namun kasusnya cukup banyakdijumpai di masyarakat. WHO memperkirakan 100-150 juta penduduk dunia menderitaasma dan akan terus bertambah sebesar 180.000 orang setiap tahunnya. Asma pada usiadewasa dapat disebabkan oleh polusi udara. Ibu rumah tangga yang tinggal dipemukiman sekitar industri semen serta menghabiskan sebagian besar waktunya didalam rumah dengan berbagai aktivitas rumah tangga berisiko terpapar polutanpartikulat PM2,5 . Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi hubungan konsentrasiPM2,5dalam rumah dan asma pada ibu rumah tangga di pemukiman sekitar industrisemen Kecamatan Klapanunggal. Penelitian menggunakan studi cross-sectionalyangdilaksanakan pada April-Mei 2018. Jumlah sampel sebanyak 110 ibu rumah tanggadengan metode simple random sampling. Rata-rata konsentrasi PM2,5dalam rumahsebesar 50,5 ? g/m3. Ditemukan sebanyak 30 ibu rumah tangga menderita asma. Hasilpenelitian menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara konsentrasiPM2,5dalam rumah dan asma pada ibu rumah tangga di pemukiman sekitar industrisemen Kecamatan Klapanunggal, namun terdapat satu variabel konfounding, yaitulubang asap dapur dimana p=0,013; OR= 3,52 1,38-8,93 . Penelitian inimengkonfirmasi bahwa terdapat hubungan antara konsentrasi PM2,5dalam rumah danasma pada ibu rumah tangga yang dipengaruhi oleh lingkungan fisik rumah, sumberpolutan dalam rumah, serta faktor individu tertentu. Perlu dilakukan pengendalian risikodengan pengaturan ventilasi untuk pertukaran udara, tidak merokok di dalam rumah,tidak menggunakan bahan bakar berisiko, tidak menggunakan obat nyamuk bakar, sertapengendalian status obesitas.Kata kunci:Polusi udara dalam ruang, PM2,5, Asma

ABSTRACT
Name Mifta RahmizaStudy Program Public Health SciencesTitle PM2,5 Consentrations in Home and Asthma on Housewives atSettlements around Cement Indusrty Klapanunggal sub DistrictBogor Regency 2018Consellor Dr. R. Budi Haryanto SKM., M.Kes., M.Sc.Asthma is a chronic airway inflammatory disease inflammation . Asthma is adiseasewith low fatalities yet the case is quite common in the society. WHO estimates 100 150million people of the world suffer from asthma and will continue to grow by 180,000people every year. Asthma in adulthood can be caused by air pollution. Housewiveswho live in settlements around the cement industry and spend most of their time in thehome with various household activities is at risk of exposure to particulate pollutants PM2.5 . This study aims to identify the relationship between PM2.5 concentrations in thehome with asthma on housewives at settlement around cement industry Klapanunggalsub District. The study used a cross sectional study conducted in April May 2018. Thesample size is 110 housewives with simple random sampling method. The averageconcentration of PM2.5 in the house is 50.5 g m3. Found as many as 30 ofhousewives suffered from asthma. The result showed no significant correlation betweenPM2.5 concentration in house with asthma on housewife at settlement around cementindustry Klapanunggal sub district, but there is still one confounding variable, that iskitchen smoke hole where p 0.013 OR 3.52 1.38 8.93 . This study confirms thatthere is a relationship between PM2.5 concentrations in the home and asthma onhousewives who are affected by the physical environment of the home, the source ofhome pollutants, as well as certain individual factors. Risk control is required withventilation arrangements for air exchange, non smoking within the home, no use ofrisky fuels, no use of mosquito coils, and controlling the obesity status.Keywords Indoor air pollution, PM2.5, Asthma"
2018
T51348
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dortua Lince Sidabalok
"Pneumonia merupakan penyebab kematian terbesar akibat infeksi pada balita di seluruh dunia, terutama di negara berkembang termasuk Indonesia. Polusi udara dalam ruangan menjadi salah satu faktor risiko yang mempengaruhi kejadian pneumonia disamping faktor individu dan infeksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara PM2,5 dalam udara ruang rumah dengan kejadian pneumonia pada balita. Penelitian ini bersifat analitik observasional menggunakan desain studi kasus kontrol. Sampel penelitian sebanyak 78 balita dari wilayah kerja Puskesmas Citeureup yang terdiri dari 26 kasus dan 52 kontrol. Data penelitian dikumpulkan menggunakan alat mini particle counter dan kuesioner, serta dianalisis menggunakan chi square dan regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa status gizi (OR=12,14; 95%CI: 1,33-110,29), status imunisasi (OR=5,51; 95%CI: 1,82-16,69), ASI eksklusif (OR=3,89; 95%CI: 1,27-11,88), luas ventilasi (OR= 4,09; 95%CI: 1,43-11,75), dan kebiasaan merokok dalam rumah (OR=4,09; 95%CI: 1,51-11,12) berhubungan dengan kejadian pneumonia pada balita. Konsentrasi PM2,5 dalam rumah berhubungan dengan pneumonia pada balita (aOR=4,092; 95%CI: 1,08-15,45) setelah dikontrol oleh status imunisasi, ASI eksklusif, luas ventilasi dan adanya orang yang merokok di dalam rumah.

Pneumonia is the major causes of death due to infection in children under five around the world, especially in developing countries including Indonesia. Indoor air pollution is one of the risk factors that increased the incidence of pneumonia besides individual factors and infections. This study aimed to determine the relationship between indoor PM2,5 with the incidence of pneumonia in children under five. This was an analytic observational study with case control design. The sample study was 78 children under five selected from working area of Puskesmas Citeureup consisted of 26 cases and 52 controls. The data were collected by mini particle counter and a set of questionnaire, analyzed by chi square and multiple logistic regression. The results showed that nutritional status (OR=12.14; 95% CI: 1.33 to 110.29), immunization status (OR=5.51; 95% CI: 1.82 to 16.69), exclusive breastfeeding (OR=3.89; 95% CI: 1.27 to 11.88), ventilation (OR=4.09; 95% CI: 1.43 to 11.75), and smoking habits at home (OR=4.09; 95% CI: 1.51 to 11.12) associated with the incidence of pneumonia. Indoor PM2.5 were associated with pneumonia in children under five (aOR=4,092; 95%CI: 1.08 to 15.45) after being controlled by immunization status, exclusive breastfeeding, ventilation and smoking habits at home."
Depok: Fakultas Kesehatan masyarakat Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mega Utami Basra
"Pencemaran udara yang berasal dari sektor transportasi, industri, dan aktivitas domestik menjadi masalah bagi kesehatan masyarakat di Indonesia. Pengolahan semen banyak melepaskan partikulat di udara, ditambah dengan kegiatan transportasi untuk distribusinya. Menurut data yang diperoleh dari laporan tahunan Puskesmas Klapanunggal dari tahun 2016-2018, penyakit gangguan pernapasan terbanyak berada di desa sekitar industri semen.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan konsentrasi PM2,5 di dalam rumah dengan gangguan fungsi paru pada ibu rumah tangga di sekitar industri semen, Kecamatan Klapanunggal. Penelitian ini menggunakan studi cross-sectional yang dilaksanakan pada Bulan April-Mei 2018. Jumlah sampel sebanyak 97 orang ibu rumah tangga usia 20-55 tahun. Pengukuran konsentrasi PM2,5 dilakukan dengan menggunakan alat Haz-Dust EPAM 5000 dan pengukuran fungsi paru dilakukan dengan uji spirometri menggunakan alat spirometer.
Hasil penelitian menunjukkan rata-rata konsentrasi PM2,5 di udara rumah adalah 70,51 g/m3. Semua sampel mengalami gangguan fungsi paru restriktif dan 8,2 diantaranya mengalami gangguan fungsi paru obstruktif. Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa tidak ada hubungan signifikan antara konsentrasi PM2,5 dengan gangguan fungsi paru restriktif pada ibu rumah tangga di Kecamatan Klapanunggal dengan nilai p=0,199. Perlu dilakukan monitoring dan penyuluhan kepada masyarakat mengenai cara menjaga kualitas udara rumah sekaligus bekerja sama dengan perguruan tinggi atau lembaga kesehatan lingkungan daerah setempat serta mengupayakan pemeriksaan fungsi paru secara berkala bagi masyarakat.

Air pollution from the transportation, industrial and domestic activities are problems for public health in Indonesia. Cement processing releases many particulates in the air, even with transport activities for its distribution. According to data obtained from the annual report of Klapanunggal Puskesmas from 2016 2018, most respiratory diseases are in the villages around the cement industry.
This study aims to analyze the correlation of PM2.5 concentration in household with impaired lung function among housewife around cement industry area, Klapanunggal sub district. This study used a cross sectional study conducted in April May 2018. The sample size is 97 housewives aged 20 55 years. Measurement of PM2.5 concentration was done by using Haz Dust EPAM 5000 and pulmonary function measurement was done by spirometry test using spirometer tool.
The results showed that the average concentration of PM2.5 in the house air was 70.51 g m3. All samples had impaired restrictive lung function and 8.2 of them had impaired obstructive lung function. The result of bivariate analysis showed that there was no significant correlation between PM2.5 concentration with restrictive lung function disorder in housewife in Kecamatan Klapanunggal with p value 0,199. Monitoring and counseling needs to be done to the public about how to maintain the quality of house air as well as working with local universities or environmental health agencies and seek fo regular lung function checks for the community.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T49806
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simanullang, Rumondang
"Salah satu zat pencemar yang cukup banyak dihasilkan oleh kegiatan antropogenik adalah partikulat (Particulate Matter/PM). Pencemar partikulat apabila terhirup dalam jumlah banyak dalam waktu yang lama dapat menyebabkan kerusakan fungsi organ pernapasan. Faktor penting yang mempengaruhi konsentrasi partikulat yakni partikulat sumber emisi domestik, sumber emisi eksternal dan kondisi meteorologi seperti suhu, kelembaban relatif, arah dan kecepatan angin. Penelitian ini bertujuan mendesain sistem pemantauan digital PM10 dan PM2.5 berbasis IoT yang terintegrasi dengan parameter suhu, kelembaban, arah dan kecepatan angin. Desain sistem ini terdiri dari perangkat keras sensor partikulat ZH03A, sensor suhu dan kelembabab SHT11, dan sensor kecepatan dan aran angin JL-FS2. Data diproses pada mikrokontroler berbasis ATMega2560 dan kemudian dikirim ke server menggunakan internet sehingga dapat ditampilkan di situs web secara real time. Setiap sensor dilakukan proses kalibrasi dan komparasi dengan alat standar dimana hasil yang didapatkan memiliki nilai koreksi sesuai standar dan dilakukan proses regresi linier agar data yang dihasilkan akurat. Pengukuran PM10 dan PM2.5 telah dilakukan di lima titik pengamatan daerah Jabodetabek dalam rentang waktu yang berbeda beda. Hasil dari penelitian ini menunjukkan dari lima titk pengamatan data PM10 dan PM2.5 memiliki hubungan dengan data suhu dan kelembaban dimana termasuk dalam korelasi sedang dimana korelasi rata rata didapat yaitu sebesar 0,5. Pengolahan data Arah dan Kecepatan Angin dengan data PM10 dan PM2.5 diolah menggunakan WindRose dan PollutantRosemenunjukkan bahwa sebaran polusi di udara serta dipengaruhi oleh topografi dan permukaan bangunan.

One of the pollutants that is quite a lot produced by anthropogenic activities is Particulate (PM). These activities will produce particulates that have an impact on the decline in air quality in an area. The distribution of PM in the air is influenced by the condition of pollutant sources and by the physical and chemical processes of these pollutants in the atmosphere. This pollutant will be carried by the wind and will accumulate at the destination of the wind direction. Particulate pollutants if inhaled in large quantities for a long time can cause damage to respiratory organ function. Important factors that influence particulate concentrations are domestic emission sources, external emission sources and meteorological conditions such as temperature, relative humidity, wind direction and speed. This study aims to design an IoT-based PM10 and PM2.5 digital monitoring system that is integrated with temperature, humidity, direction and wind speed parameters. The design of this system consists of ZH03A particulate sensor hardware, SHT11 temperature and humidity sensor, and JLFS2 wind speed and flow sensor. Data is processed on an ATMega2560-based microcontroller and then sent to the server using the internet so that it can be displayed on the website in real time. This device will be tested by calibration and comparison methods with standard and operational tools. With this air quality monitoring tool can be an alternative for monitoring air quality and analyzing the influence of meteorological factors on the concentration of PM10 and PM2.5 particulates in the city of Depok."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
T55079
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Deny Tri Wulandari
"ABSTRAK
Pajanan PM2.5 berhubungan dengan kematian akibat penyakit kardiovaskular dan
pernafasan. Konsentrasi PM2.5 meningkat sejalan dengan pertumbuhan jumlah
kendaraan bermotor. Penelitian ini bertujuan untuk mengestimasi besarnya risiko
yang muncul pada pekerja sebagai populasi berisiko di Terminal Terpadu Kota
Depok akibat pajanan PM2.5 di udara ambien. Besar risiko dianalisis
menggunakan metode analisis risiko kesehatan lingkungan. Untuk menghitung
besarnya risiko dilakukan sampling konsentrasi PM2.5 pada 3 titik yang diukur
pada pagi, siang, dan sore, serta survei antropometri dan pola aktivitas pada 63
pekerja di terminal. Konsentrasi rata-rata PM2.5 adalah 61,67 μg/m3. Hasil
perhitungan risiko realtime maupun lifetime menunjukkan bahwa seluruh
kelompok pekerja memiliki risiko non karsinogenik (RQ>1) dengan asupan
sebesar 0,005 mg/kg/hari dan 0,0106 mg/kg/hari. Berdasarkan jenis pekerjaan,
perhitungan secara realtime maupun lifetime, semua jenis pekerjaan memiliki
risiko non karsinogenik. Manajemen risiko yang dapat dilakukan adalah
menurunkan konsentrasi PM2.5 hingga pada batas aman yaitu 23 μg/m3 atau
membatasi waktu pajanan menjadi 5 jam sehari atau 123 hari setahun atau 11,3
tahun.

ABSTRACT
Exposure to fine particulate matter (PM2.5) is associated with mortality for
cardiovascular and pulmonary disease. PM2.5 concentration increased in
accordance with motor-vehicle quantity. This study aims to estimate the risk of
PM2.5 exposure among workers as population at risk in Depok Integrated
Terminal. The risk quotient is estimated using EHRA methodology. In order to
estimate the risk, outdoor ambient air PM2.5 was observed at 3 points area
(observed in the morning, afternoon, and evening at each point), and also
individual anthropometry and activity pattern had been surveyed among 63
respondents. Average PM2.5 ambient concentration is 61,67 μg/m3. The result of
realtime and lifetime assessment showed that workers in general had non
carcinogen risk (RQ>1) with general potential average dose of 0,005 mg/kg.day
and 0,0106 mg/kg.day. Based on occupation type, both realtime and lifetime
assessment showed that all occupation type had high risk quotient. The risk
management that can be done is by decreasing the concentration to the safest, 23
μg/m3 or by limiting the time of exposure.;;"
2016
S65210
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kayla Puteri Naura
"Partikel PM2.5 dianggap sebagai salah satu polutan paling berbahaya sebab polutan ini dapat memicu berbagai permasalahan kesehatan, mulai dari peradangan saluran pernapasan hingga kematian dini. PM2.5 dihasilkan dari proses pembakaran pada kendaraan bermotor, pembangkit listrik tenaga batubara, hingga terbentuk di udara melalui reaksi kimia. Di Jakarta Selatan, sebagian besar polutan PM2.5 dihasilkan dari sektor transportasi akibat tingginya volume kendaraan yang bervariasi secara temporal. Disamping itu, vegetasi dianggap mampu mengurangi konsentrasi PM2.5 melalui penyebaran dan pengendapan partikelnya di daun. Dampak mengkhawatirkan dari PM2.5 menyebabkan pemantauan nilai PM2.5 di udara menjadi penting. Beberapa metode pemantauan yang bisa dilakukan adalah dengan menggunakan inventarisasi sumber pencemar dan sensor pemantau. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pola spasiotemporal nilai PM2.5 sektor transportasi di Jakara Selatan, dan kaitannya dengan kerapatan vegetasi. Metode yang digunakan untuk memetakan nilai PM2.5 adalah interpolasi kriging. Hasil menunjukkan bahwa semakin tinggi kerapatan vegetasi menyebabkan nilai PM2.5 inventarisasi semakin rendah, sedangkan pengukuran PM2.5 sensor cenderung tidak mengikuti pola kerapatan vegetasi tertentu. PM2.5 inventarisasi juga menunjukkan nilai yang lebih tinggi pada hari kerja dibandingkan hari libur, sementara pengukuran PM2.5 sensor justru memberikan hasil yang berlawanan akibat pengaruh faktor meteorologis.

PM2.5 particles are considered one of the most dangerous pollutants because they can trigger various health problems, ranging from inflammation of the respiratory tract to premature death. PM2.5 is produced from the combustion process in motorized vehicles, coal-fired power plants, and is formed by chemical reactions in the air. In South Jakarta, most PM2.5 pollutants are generated from the transportation sector due to the high volume of vehicles which varies temporally. Besides that, vegetation is considered capable of reducing PM2.5 concentrations through the dispersion and deposition of its particles on the leaves. The worrying impact of PM2.5 makes PM2.5 monitoring important. Several monitoring methods that can be done are by using pollutant sources inventory and monitoring sensors. Therefore, this study was conducted to analyze the spatiotemporal patterns of the transportation sector’s PM2.5 values in South Jakarta, and their relation to vegetation density. The method used in this research is kriging interpolation. The results show that the higher the vegetation density, the lower the inventory PM2.5 value, while the PM2.5 sensor measurements tend not to follow a particular pattern of vegetation density. Inventory PM2.5 also shows higher values on weekdays compared to weekends, while PM2.5 sensor measurements give opposite results due to meteorological factors’ influence. 

"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Banurea, Dedy Swandry
"Polusi udara terjadi ketika campuran gas beserta partikel lainnya mencapai konsentrasi berbahaya baik yang terjadi di dalam maupun luar ruangan. Polusi udara juga menjadi penyebab kematian di beberapa negara dengan tingkat polusi yang parah. Salah satu polutan yang berbahaya adalah Partikulat halus (PM2.5/ Particulate Matter2.5), dimana dengan diameter kurang dari 2,5 μm, kira-kira 3% dari diameter rambut manusia, partikulat halus ini menjadi perhatian utama dalam pengamatan kualitas udara, dikarenakan PM2.5 dianggap sebagai agen pembunuh utama yang menyebabkan penyakit kardiovaskular, pernapasan dan kanker. Jakarta dinyatakan sebagai kota dengan tingkat polusi udara yang sangat signifikan, isu pencemaran udara menjadi topik pembicaraan banyak pihak, terutama kondisi kualitas udara di ibu kota. Dalam pengukuran kualitas udara di Provinsi DKI Jakarta jaringan pengamatan observasinya masih sangat terbatas. Sehingga dibutuhkan pemodelan dalam andil untuk melakukan pengukuran kualitas udara dalam hal ini adalah PM2.5. Pemodelan menggunakan algoritma pemebelajaran mesin atau machine learning random forest digunakan dalam penelitian ini dengan memanfaatkan metode regresi spasial. Adapun variabel yang digunakan berupa unsur meteorologi, partikulat dan gas yang diperoleh dengan memanfaatkan penginderaan jauh. Didapatkan variabel yang paling berpengaruh pada pemodelan spatial temporal PM2.5 ini adalah NO2 dan CO serta dengan fungsi berkebalikan pada variabel curah hujan dan Ozon. Dalam pemodelan yang telah dilakukan ini didapatkan nilai 0,90 dalam korelasi hasil prediksi dengan nilai observasi, dengan nilai ini maka prediksi yang dilakukan oleh Machine Learning Random Forest terbilang baik, serta nilai RMSE sebesar 7,83 µg/m3 juga memberikan gambaran yang baik bagi model yang dibentuk, serta nilai R2 sebesar 0,825 mengisyaratkan akurasi variabel yang digunakan mencapai 82,5 persen. Adapun pasial yang terbentuk dalam pemodelan spasial ini mengikuti pola musim hujan dan musim kemarau, dimana nilai tertinggi dari pola spasial parameter PM2.5 berada pada bulan JJA (Juni, Juli dan Agustus), serta mulai menurun di bulan SON (September, Oktober, dan November), dan pada akhirnya berada di nilai terendah pada bulan DJF (Desember, Januari dan Februari).

Air pollution occurs when a mixture of gases and other particles reach dangerous concentrations both indoors and outdoors. Air pollution is also a cause of death in some countries with severe pollution levels. One of the harmful pollutants is fine particulate matter (PM2.5), which is less than 2.5 μm in diameter, approximately 3% of the diameter of a human hair. This fine particulate matter is a major concern in air quality observations, as PM2.5 is considered a major killer agent that causes cardiovascular, respiratory diseases and cancer. Jakarta is declared as a city with a very significant level of air pollution, the issue of air pollution has become a topic of conversation for many parties, especially the condition of air quality in the capital city. In measuring air quality in DKI Jakarta Province, the observation network is still very limited. So that modeling is needed in order to measure air quality, in this case PM2.5. Modeling using machine learning algorithms or machine learning random forest is used in this study by utilizing the spatial regression method. The variables used are meteorological elements, particulates and gases obtained by utilizing remote sensing. It was found that the most influential variables in the spatial temporal modeling of PM2.5 were NO2 and CO and with the opposite function in the rainfall and Ozone variables. In the modeling that has been done, a value of 0.90 is obtained in the correlation of the predicted results with the observed values, with this value, the prediction carried out by Machine Learning Random Forest is fairly good, and the RMSE value of 7.83 µg/m3 also provides a good description of the model formed, and the R2 value of 0.825 implies that the accuracy of the variables used reaches 82.5 percent. The spatial pattern formed in this spatial modeling follows the pattern of the rainy season and dry season, where the highest value of the spatial pattern of the PM2.5 parameter is in the JJA month (June, July and August), and begins to decrease in the SON month (September, October and November), and finally at the lowest value in the DJF month (December, January and February)."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tia Prabawati Suhengsi
"Latar belakang. Pencemaran udara telah menjadi masalah global tahunan sejak beberapa tahun belakangan. Pencemaran udara dapat mengakibatkan berbagai dampak buruk bagi kesehatan. Salah satu komponen zat pencemar udara yang umum ditemukan di kota-kota besar di dunia yaitu PM2,5, polutan yang dapat menyebabkan gangguan fungsi paru. Sumber terbesar dari pencemaran PM2,5 di udara ambien perkotaan berasal dari asap kendaraan bermotor.
Tujuan. Penelitian ini dilakukan untuk mengatahui hubungan antara konsentrasi pajanan PM2,5 dan gangguan fungsi paru pada sopir angkutan kota Terminal Kampung Melayu, Jakata Timur. Metode. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode observasi dengan desain studi cross-sectional untuk mengetahui hubungan konsentrasi pajanan PM2,5 dan gangguan fungsi paru pada sopir angkutan kota Terminal Kampung Melayu, Jakata Timur. 125 sopir angkutan kota terlibat sebagai subjek pada penelitian ini.
Hasil. Dari 125 sopir yang terlibat, ada 72 sopir angkutan kota yang mengalami gangguan fungsi paru dengan persentase sebesar 57,6%. Konsentrasi rata-rata PM2.5 yaitu 90,99 μg/m3. Nilai P konstan dari uji regresi logistik antara gangguan fungsi paru dengan konsentrasi PM2.5, umur, lama kerja dan riwayat penyakit paru, yaitu 0,039. Kesimpulan. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah ditemukan adanya hubungan antara gangguan fungsi paru yang dialami oleh sopir angkutan kota Terminal Kampung Melayu, Jakarta Timur dengan Konsentrasi PM2.5, setelah setelah dikontrol oleh variabel umur, lama kerja, serta riwayat penyakit paru.

Background. Air pollutions has been becoming annual global issue for the past fiew years. Air Pollutions can cause various adverse effects on health. One component of air pollutants which commonly found in major cities in the world is PM2.5, a pollutant that can cause lung function impairments. The biggest source of PM2.5 pollutions in urban air comes from motor vehicle combustion.
Purpose. The aim of this study is to determine the relationship between exposure of PM2.5 and impaired lung function on Public Transportation Drivers of Kampung Melayu Terminal, East Jakarta. Methods. This study was conducted by the observation method with a cross-sectional study design to determine the relationship between PM2.5 exposure concentration and lung function impairment in the public transportation drivers of Kampung Melayu Terminal, East Jakarta. 125 drivers were involved as subjects in this study.
Results. There were 72 public transportation drivers, of the 125 drivers involved, who experienced lung function impairments (57.6%). The mean PM2.5 concentration was 90.99 μg / m3. The constant P value from the logistic regression test between lung function impairments and PM2.5 concentrations, controlled by age, length of work and a history of lung disease is 0.039. Conclution. The conclusion from this study is lung function impairments experienced by public transportation drivers of Kampung Melayu Terminal, East Jakarta were associated with PM2.5 concentration, after being controlled by variables of age, length of work, and a history of lung disease.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Efi Kurniatiningsih
"Konsentrasi PM2,5 dalam ruang mempengaruhi kesehatan apabila terhirup oleh manusia terutama pada kelompok rentan seperti balita. Balita yang tinggal dalam rumah dengan konsentrasi PM2.5 tidak memenuhi syarat memiliki risiko terhadap gejala ISPA. Penelitian ini dilakukan dengan studi cross sectional pada balita diwilayah kerja Puskesmas Mekarmukti yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi sebanyak 130 orang. Penentuan gejala ISPA pada balita berdasarkan hasil wawancara dan observasi menggunakan kuesioner sedangkan pengukuran konsentrasi PM2,5 dalam ruang menggunakan Haz dust EPAM 5000. Analisis dilakukan dengan menggunakan analisis regresi logistik ganda. Hasil analisis menunjukkan hubungan yang signifikan antara konsentrasi PM2,5 dengan gejala ISPA pada balita (8,47 ; 3,52-20,36). Faktor lain yang mempengaruhi adalah status merokok (1,38; 0,58-3,26), jenis kelamin (1,22; 0,58-2,55), status gizi (1,64; 0,56-4,84), suhu (2,48; 0,97-6,32) dan kelembaban (1,96; 0,89-4,34). Analisis multivariat menunjukkan bahwa balita yang tinggal dalam rumah dengan konsentrasi PM2,5 tidak memenuhi syarat memiliki risiko 15,71 kali mengalami gejala ISPA setelah dikontrol dengan variabel kelembaban dan pendapatan orang tua. Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat hubungan bermakna antara konsentrasi PM2.5< dengan kejadian gejala ISPA pada balita. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengendalian dan pencegahan terhadap efek PM2.5 dengan konseling kesehatan lingkungan dan peningkatan promosi kesehatan terkait faktor risiko gejala ISPA pada balita.

The concentration of PM2.5 in space affects health when inhaled by humans, especially in vulnerable groups such as toddlers. Toddlers who live in homes with concentrations of PM2.5 do not meet the requirements have a risk for the ARI symptoms. This research was conducted with a cross-sectional study design on children under five in the working area of ​​the Mekarmukti Public Health Center that met the inclusion and exclusion criteria as many as 130. Determination of ARI symptoms in toddlers based on the results of interviews and observations using a questionnaire while measuring the concentration of PM2.5 in the room using Haz dust EPAM 5000. The analysis was carried out using multiple logistic regression. The results of the analysis showed a significant relationship between the concentration of PM2.5 with ARI symptoms in toddlers (8.47 ; 3.52-20, 36). Other influencing factors were smoking status (1.38; 0.58-3.26), gender (1.22; 0.58-2.55), nutritional status (1.64; 0.56-4, 84), temperature (2.48; 0.97-6.32) and humidity (1.96; 0.89-4.34). Multivariate analysis showed that toddlers living in homes with PM2.5 concentrations did not meet the requirements had a risk of 15.71 times experiencing ARI symptoms after controlling for humidity and parental income variabels. The conclusion of this study is that there is a significant relationship between PM2.5 concentration and the ARI symptoms in toddlers. Therefore, it is necessary to control and prevent the effects of PM2.5 with environmental health counseling and increased health promotion related to risk factors for ARI symptoms in toddlers."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hendri Satria WD
"Particulate Matter (PM) merupakan material utama yang biasa digunakan untuk menunjukkan derajat polusi udara. Material PM yang terkandung pada polusi udara berdampak pada kesehatan manusia dan visibilitas atmosfer. Pengukuran gravimetri standar dan instrumen komersial saat ini untuk pengukuran lapangan masih mahal dan terbatas dibeberapa titik pengamatan yang tersebar di Indonesia. Pada penelitian ini dirancang sebuah instrumen ukur PM2.5 dan PM10 biaya rendah, dengan penerapan Internet of Things (IoT) sebagai pendukung monitoring secara real time yang dapat meningkatkan resolusi spasial dan temporal. Sistem menggunakan sensor ZH03A dengan komparasi yang menghasilkan korelasi yang sangat kuat diatas 0,75. Data sensor diproses oleh data logger yang terkoneksi dengan internet melalui modul ESP32 dengan 98 % data terkirim. Data hasil pantauan instrumen ditampilkan pada aplikasi web secara aktual dan dilengkapi dengan perhitungan komparasi sebagai representasi Urban Air Quality. Prediksi dengan metode LSTM menghasilkan nilai galat yang relatif kecil dibawah 35 dan korelasi diatas 0,50.

Particulate Matter (PM) is the main material commonly used to show the degree of air pollution. PM material contained in air pollution has an impact on human health and the visibility of the atmosphere. Standard gravimetric measurements and current commercial instruments for field measurements are still expensive and limited in several observation points spread across Indonesia. In this study, a low cost PM2.5 and PM10 measuring instrument was designed, with the application of the Internet of Things (IoT) as a support for real-time monitoring which can improve spatial and temporal resolution. The system uses a ZH03A sensor with comparisons that produce a very strong correlation above 0.75. Sensor data is processed by a data logger that is connected to the internet via the ESP32 module with 98% of the data sent. The data from the monitoring of the instrument is displayed on the web application in real time and is equipped with a comparison calculation as a representation of Urban Air Quality. Prediction using the LSTM method produces a relatively small error value below 35 and a correlation above 0.50."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>