Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Krisanti Juwati
"ABSTRAK
Penelitian efek hipoglisemik ramuan ekstrak daun tapak dara dengan biji petai cina ini merupakan penelitian lanjutan. Hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa pemberian ekstrak etanol ramuan daun tapak dara dengan biji petai cina (0,10 g serbuk daun tapak dara + 1,04 g serbuk biji petai cina per kg berat badan) menunjukkan efek yang lebih baik dibandingkan dengan penggunaan dosis lain.
Pada penelitian ini dilakukan pengulangan dengan menggunakan dosis: T: 0,10 g serbuk daun tapak dara + 1,04 g serbuk biji petai cina (T2P1); II: 0,115 g serbuk daun tapak dara + 1,196 g bubuk giji petai cina (T21P11); dan III: 0,085 g serbuk daun tapak dara + 0,88 g bubuk biji petal Gina (T211P111) masing-masing per kg berat badan. Selain itu dilakukan pula uji standarisasi ekstrak ramuan dengan fraksionasi kolom dan dilanjutkan dengan analisis menggunakan GCMS.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak ramuan daun tapak dara dengan biji petai cina memberikan efek hipoglisemik dan dosis yang paling baik diantara 3 dosis yang digunakan dalam percobaan adalah T21P1 I, yaitu 0,115 g serbuk daun tapak dara + 1,196 g bubuk petal cina per kg berat badan. Standarisasi dilakukan dengan menggunakan prosedur ekstraksi etanol; pengasaman dengan HC1; ekstraksi dengan petroleum eter; lapisan air diekstraksi dengan khloroform, selanjutnya, lapisan air bersifat basa diekstraksi ulang dengan khloroform: metanol. Puncak-puncak yang mungkin digunakan pada standarisasi adalah dengan waktu retensi 23,09; 28,57; dan 40,28 menit. "
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2001
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Misbahul Fitri Hanifah
"Leucaena leucocephala (Lam.) de Wit (petai cina) merupakan tanaman yang tumbuh subur dan tersebar di wilayah tropis dan subtropis. Tanaman ini banyak dimanfaatkan sebagai pakan ternak ruminansia, namun penggunaannya dibatasi akibat kandungan mimosin di dalamnya yang bersifat toksik. Di sisi lain, mimosin memiliki aktivitas biologis seperti antimikroba, antiinflamasi, antikanker, antitumor, antifibrosis, antivirus, dan bioherbisida. Hal menarik diketahui bahwa belakangan ini ada penelitian yang menjadikan mimosin sebagai senyawa utama yang dikembangkan sebagai inhibitor spesifik RAC/CDC42- activated kinase 1 untuk pengobatan kanker. Pada penelitian ini, senyawa mimosin diekstraksi dari biji petai cina menggunakan pelarut NADES berbasis kolin klorida-asam organik menggunakan Ultrasound Asissted Extraction (UAE). Hasil yang didapat akan dibandingkan dengan metode maserasi menggunakan etanol 30%. Optimasi kondisi ekstraksi NADES-UAE ditentukan melalui metode analisis Response Surface Methodology oleh aplikasi Design Expert-12. Optimasi dilakukan pada kombinasi pelarut terbaik. Pada penelitian ini didapatkan kombinasi kolin klorida-asam laktat sebagai pelarut terbaik yang akan dioptimasi kondisi ekstraksinya terhadap tiga variabel yaitu penambahan air pada NADES (40, 60, dan 80%), waktu ekstraksi (20, 30, dan 40 menit), dan rasio pelarut terhadap serbuk (5, 10, dan 15 mL/g). Penetapan kadar senyawa mimosin dilakukan menggunakan spektrofotometri UV-Vis pada panjang gelombang maksimum 534 nm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar tertinggi senyawa mimosin yang didapatkan pada ekstrak UAE-NADES berbasis kolin klorida-asam laktat sebesar 28,79 mg/g serbuk dengan kondisi penambahan air pada NADES sebanyak 80%, waktu ekstraksi 30 menit, dan rasio pelarut terhadap serbuk sebanyak 15 mL/g, sedangkan kadar yang didapatkan pada ekstrak maserasi-etanol 30% sebanyak 13,49 mg/g serbuk. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa penggunaan ekstraksi UAE-NADES berbasis kolin klorida-asam laktat lebih efektif menarik senyawa mimosin dari biji petai cina dibandingkan dengan penggunaan ekstraksi maserasi-etanol 30%.

Leucaena leucocephala (Lam.) de Wit (petai cina) is a plant that thrives in tropical and subtropical areas. This plant is widely used as fodder for ruminants, but its used is limited due to the content of mimosine in it which is toxic. On the other hand, mimosine has biological activities such as antimicrobial, anti-inflammatory, anticancer, antitumor, antifibrosis, antiviral, and bioherbicide. It is interesting that recently there have been studies that have made mimosine to the main compound developed as a specific inhibitor of RAC/CDC42-activated kinase 1 for the treatment of cancer. In this study, mimosine compounds will be extracted from petai cina seeds using NADES based on choline chloride-organic acid and Ultrasound Assisted Extraction (UAE). The results obtained will be compared with maceration method with 30% ethanol as solvent. Optimization is carried out on the best combination of solvents. In this study, the combination of choline chloride-lactic acid was found as the best solvent which will optimize the extraction conditions for three variables, the addition of water to NADES (40, 60, and 80%), extraction time (20, 30, and 40 minutes), and the ratio solvent to powders (5, 10, and 15 mL/g). The determination of mimosine levels was carried out using UV-Vis Spectrophotometry at a wavelength of 534 nm. The results showed that the highest levels of mimosine compounds obtained in UAE-NADES extract based on choline chloride-lactic acid were 28.79 mg/g powder with the condition of adding water to NADES as much as 80%, extraction time of 30 minutes, and the ratio of solvent to powder is 15 mL/g, while the concentration obtained in 30% maceration-ethanol extract was 13.49 mg/g powder. Therefore, it can be concluded that the use of UAE-NADES extraction based on choline chloride-lactic acid is more effective for extracting mimosine compounds from petai cina seeds compared to the use of maceration-ethanol 30% extraction."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faliana Helma Luthfiah
"Lamtoro atau lebih dikenal dengan petai cina (Leucaena leucocephala (Lam.) de Wit) merupakan tanaman yang mengandung senyawa sulfhidril yang memiliki khasiat sebagai antioksidan. Tanaman ini juga mengandung senyawa beracun yaitu mimosin, sehingga pengonsumsiannya tidak boleh berlebih. Namun dalam beberapa tahun terakhir diketahui mimosin dapat berperan sebagai senyawa aktif yang mempunyai peran biologis. Ionic liquid (IL) merupakan pelarut alternatif yang sedang dikembangkan dan memiliki potensi sebagai pelarut hijau. Penelitian ini dilakukan untuk menentukan kombinasi IL terbaik untuk mengekstraksi senyawa mimosin dari biji tanaman lamtoro menggunakan metode Microwave Assisted Exraction (MAE). Kadar senyawa mimosin dari metode non- konvensional tersebut akan dibandingkan dengan metode konvensionalnya, yaitu dengan maserasi dan pelarut etanol dan dilakukan evaluasi dengan senyawa sulfhidril. Optimasi dilakukan dengan dua variabel bebas, yaitu konsentrasi IL yang digunakan (0,5; 1,0; dan 1,5 mol/L) dan rasio sampel-pelarut (1:5; 1:10; dan 1:15 g/mL). Kedua variabel tersebut dirancang dengan menggunakan Response Surface Methodology (RSM). Penetapan kadar senyawa mimosin dilakukan dengan Spektrofotometri UV-Vis dengan waktu optimalnya 3 menit. Panjang gelombang maksimum yang berhasil diidentifikasi berada pada 534 nm. Dari hasil analisis, kondisi ekstraksi optimum senyawa mimosin dihasilkan dari kombinasi IL berbasis imidazolium dengan anionnya yaitu 1-Heksil-3-metilimidazolium klorida [(HMIM) Cl] dengan rasio 1:15 g/mL dan konsentrasi IL 0,5 mol/L yaitu pada run 8. Pada kondisi tersebut dihasilkan kadar mimosin sebesar 68,77 mg/g. Berdasarkan hasil tersebut, IL terbukti lebih efektif digunakan untuk menarik senyawa mimosin dibandingkan metode maserasi etanol yang hanya menarik mimosin sebesar 10,88 mg/g. Selain itu, pada kondisi optimum tersebut, pelarut IL dapat menarik senyawa sulfhidril sebesar 0,70 mg/g.

Lamtoro or well known as petai cina (Leucaena leucocephala (Lam.) de Wit) is a plant that contains sulfhydryl compounds which have antioxidant properties. This plant also contain a toxic compound, called mimosine, so its consumption should not be excessive. However in recent years, it is known mimosine can be an active compound that has a biological role. Ionic liquid (IL) is an alternative solvent that is being developed and has potential as a green solvent. This research was conducted to determine the best IL combination for extracting mimosine compounds from lamtoro seeds using Microwave Assisted Extraction (MAE) method. The mimosine content from non-conventional method will be compared with the conventional method, spesifically by maceration and ethanol solvent, and evaluated with the sulfhydryl compound. Optimization was carried out with two independent variables, the IL’s concentration (0,5; 1,0; and 1,5 mol/L) and the sampel-solvent ratio (1:5; 1:10; and 1:15 g/mL). Both variables were designed using Response Surface Methodology (RSM). The determination of mimosine levels was analyzed using UV-Vis Spectrophotometry with an optimal time 3 minutes. The maximum wavelength that was identified was at 534 nm. From the results of the analysis, the optimum extraction conditions for mimosine compound resulted from the combination of imidazolium-based IL with its anion, namely 1-Hexyl-3- methyllimidazolium chloride [(HMIM) Cl] with a ratio of 1:15 g/mL and an IL concentration of 0.5 mol/L at run 8. These conditions produce mimosine levels of 68,77 mg/g. Based on these results, IL was proven to be more effective to attract mimosine compounds than the ethanol maceration method which only attract 10.88 mg/g mimosine. Moreover, at that optimum condition, IL solvent can attract sulfhydryl compounds of 0,70 mg/g."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Wardatun
"Siklofosfamid merupakan obat kemoterapi yang secara luas digunakan dalam penanganan berbagai jenis kanker. Sistitis hemoragik pada kandung kemih merupakan salah satu efek samping yang sering muncul dari penggunaan siklofosfamid. Akrolein sebagai metabolit siklofosfamid teridentifikasi sebagai penyebab sistitis hemoragik. Akrolein dalam tubuh akan mengalami metabolisme melalui konjugasi dengan glutation menghasilkan asam 3-hidroksipropil merkapturat (3-HPMA) yang dieksresikan melalui urin. Senyawa sulfidril diantaranya Mesna dan N-asetilsistein digunakan untuk mencegah teijadinya sistitis hemoragik. Biji petal cina mengandung senyawa sulfidril dan berpotensi digunakan sebagai altematif untuk mencegah teijadinya sistitis hemoragik melalui induksi produksi dan metabolisme glutation. Penelitian ini bertujuan untuk menilai potensi ekstrak biji petal cina dalam mencegah teijadinya sistitis hemoragik pada tikus terinduksi siklofosfamid dengan menganalisis senyawa 3-HPMA dfilfltn urin dan 4-hidroksisiklofosfamid dalam plasma pada tikus. Optimasi ekstraksi biji petal cina dilakukan terhadap perendaman dengan akuades dan maserasi menggunakan pelarut etanol 30, 50, 70 dan 96%. Ekstrak basil optimasi distandarisasi lalu digunakan untuk uji secara in vivo. Sebanyak 30 ekor tikus yang terbagi dalam 3 kelompok digunakan dalam uji ini. Kelompok pertama merupakan kelompok kontrol negatif yang diberikan akuades selama satu minggu. Kelompok kedua diberikan akuades selama satu minggu dan pada hari ketujuh diberikan injeksi siklofosfamid secara intraperitoneal dengan dosis 50 mg/kg. Kelompok ketiga diberikan ekstrak biji petal cina melalui per oral sekali sehari dengan dosis 300 mg/kg selama satu minggu, lalu pada hari ketujuh satu jam setelah pemberian ekstrak terakhir diinjeksi siklofosfamid dengan dosis 50 mg/kg. Darah diambil dari vena ekor tikus pada menit ke 30 dan ke 60 setelah pemberian injeksi siklofosfamid sedangkan urin dikumpulkan selama 24 jam. Analisis 3-HPMA dan 4-hidroksisiklofosfamid dilakukan dengan kromatografi cair kineija ultra tinggi tandem spektrometri massa (KCKUT-SM/SM). Analisis 3-HPMA menggunakan internal standar 3-HPMA-D3 (asam 3-hidroksipropil merkapturat-Deuterium), dengan fase gerak = 0,1% asam format dalam air:0,l% asam format dalam asetonitril = 90:10j kolom KCKUT BEH Cig (2,1 x 100mm, l,7p.m), laju alir 0,2 mL/menit; waktu analisis 7 menit; deteksi MS pada m/z 221,968>90,993 untuk 3-HPMA dan 225,032>17 untuk 3-HPMA-D3. Analisis 4-hidroksisiklofosfamid menggunakan internal standar heksametilfosforamid dengan fase gerak = 0,1% asam format dalam ainmetanol =50;50; kolom KCKUT BEH Ci8 (2,1 x 100mm, l,7}im), laju alir 0,3 mL/menit; waktu analisis 7 menit; deteksi MS pada m/z 333,65>221,01 untuk 4- hidroksisiklofosfamid dan 180,07>134,9 untuk heksametilfosforamid. Hasil penelitian menunjukkan bahwa etanol 70% merupakan pelarut yang menghasilkan ekstrak dengan kadar sulfidril tertinggi dan kadar mimosin terendah pada biji petal cina yang telah direndam selama 24 jam. Ekstrak etanol 70% biji petal cina memenuhi standar mutu ekstrak obat tradisional. Metode analisis 3-HPMA dalam urin dan 4- hidroksisiklofosfamid dalam plasma menggunakan KCKUT SM/SM telah tervalidasi sesuai acuan FDA, 2018 dan EMA, 2011 dan dapat diterapkan dalam analisis in vivo. Pemberian ekstrak etanol 70% biji petal cina dapat meningkatkan kadar 3-HPMA dalam urin dan tidak mempengaruhi kadar metabolit aktif 4-hidroksisiklofosfamid dalam plasma. Pemberian ekstrak biji petal cina memberikan pengaruh positif pada hasil uji histopatologi kandung kemih dan pada profil hematologi tikus. Ekstrak biji petal cina berpotensi untuk digunakan sebagai altematif dalam mencegah teijadinya sistitis hemoragik pada penggunaan siklofosfamid.

Cyclophosphamide is a chemotherapy drug that is widely used in the treatment of various types of cancer. Hemorrhagic cystitis in bladder is one of side effects that often arise from using of cyclophosphamide. Acrolein as metabolite of cyclophosphamide was identified causing hemorrhagic cystitis. Acrolein in the body undergoes metabolism through conjugation with glutathione to produce 3-hydroxypropyl mercapturic acid (3- HPMA), which is excreted in urine. Sulfhydryl compounds including Mesna and Nacetylcysteine are used to prevent hemorrhagic cystitis. Leucaena leucocephala (Lam.) de Wit seeds contain sulfhydryl compounds and have the potential to be used as an alternative to avoid the occurrence of hemorrhagic cystitis through production and metabolism of glutathione. This study aims to evaluate potential of Leucaena leucocephala (Lam.) de Wit seeds extract on cyclophosphamide-induced hemorrhagic cystitis rats through analyze 3-HPMA in urine and 4-hydroxycyclophosphamide in plasma. The seed extraction was optimized with distilled water soaking treatments and maceration using 30, 50, 70 and 96% ethanol solvent. The optimized extract was standardized and then used for in vivo test. Thirty rats which is divided in 3 groups were used in this study. The first group, a negative control group, was given distilled water for one week. The second group was given distilled water for one week, and on the seventh day, they were given an intraperitoneal injection of cyclophosphamide at a dose of 50 mg/kg. The third group was given seed extract orally once a day at a dose of 300 mg/kg for one week, and then on the seventh day, one hour after administration of the last extract, they were injected with cyclophosphamide at a dose of 50 mg/kg. Blood was taken from rat vein tail 30 and 60 min after administration of the cyclophosphamide injection. Rat urine was collected for 24 h. Analysis of 3-HPMA and 4- hydroxycyclophosphamide was carried out by LCMS/MS. 3-HPMA analysis was conducted using the internal standard 3-hydroxypropyl mercapturic acid-Deuterium (3- HPMA-D3) with the mobile phase = 0.1% formic acid in water: 0.1% formic acid in acetonitrile = 90:10; column UPLC BEH Cis (2.1 x 100mm, 1.7pm); flow rate 0.2 mL/min; analysis time 7 minutes; and MS detection at m/z 221.968> 90.993 for 3- HPMA and 225.032>17 for 3-HPMA-D3. Analysis of 4-hydroxycyclophosphamide was conducted using internal standard hexamethylphosphoramide with a mobile phase = 0.1% formic acid in water: methanol = 50:50; column UPLC BEH Ci8 (2.1 x 100mm, 1.7pm); flow rate 0.3 mL/min; analysis time 7 minutes; and MS detection at m/z was 333.65>221.01 for 4-hydroxycyclophosphamide and 180.07>134.9 for hexamethylphosphoramide. The results show that 70% ethanol produced extracts with the highest sulfhydryl content and the lowest mimosine content in soaked Leucaena leucocephala (Lam.) de Wit seeds. The 70% ethanol extract of seeds was made of qualified traditional medicinal extracts. The analysis method of 3-HPMA in unne and 4- hydroxycyclophosphamide in plasma using LCMS/MS has been validated according to 2018 FDA guidelines and 2011 EMA guidelines and can be applied to in vivo analysis. Administration of 70% ethanol extract of Leucaena leucocephala (Lam.) de Wit seeds can increase the level of 3-HPMA in urine and does not affect the level of the active metabolite 4-hydroxycyclophosphamide in plasma. Administration of Leucaena leucocephala (Lam.) de Wit seeds extract had a positive effect on the results of bladder histopathology and hematological profiles. The Leucaena leucocephala (Lam.) de Wit seed extract has the potential to be used as an alternative to avoid the occurrence of hemorrhagic cystitis in the use of cyclophosphamide.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia , 2022
D2798
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library