Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fikri Haikal
"Kaizen merupakan nilai budaya yang berasal dari Jepang. Kaizen adalah perubahan yang berkesinambungan baik dalam pribadi, keluarga maupun tempat kerja. Penerapan nilai kaizen di tempat kerja dilakukan antara karyawan dan manajer. Perusahaan Jepang yang beroperasi di Indonesia juga menerapkan nilai-nilai kaizen kepada karyawannya salah satunya adalah PT. A. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan nilai kaizen di PT. A. Teori yang digunakan adalah Masaaki Imai mengenai kaizen. Penelitian ini berpusat kepada kaizen yang diberikan individu kepada perusahaan dan kaizen perusahaan kepada individu. Metode penelitian ini adalah dengan menggunakan metode kuantitatif berdasarkan hasil kuesioner kemudian data diolah berdasarkan kebutuhan analisis. Teknik pengambilan data yang digunakan dalam penelitian adalah teknik purposive sampling. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa PT. A memberikan fasilitas kepada karyawannya dengan kotak saran, hotline, peningkatan kualitas karyawan dengan program pelatihan, dan menerapkan nilai disiplin. Nilai-nilai PT. A tidak memberikan pemahaman secara eksplisit tentang kaizen kepada karyawannya. Perbedaan lainnya dengan perusahaan Jepang lainnya yang beroperasi di Indonesia adalah PT. A tidak memiliki divisi yang memperkenalkan kaizen kepada karyawannya.

Kaizen is a culture value originated in Japan. Kaizen is a continuous improvement in personal, family and workplace. The implementation of kaizen in the workplace is carried out by employees and managers. Japanese companies operating in Indonesia also apply kaizen. The aim of study is to find out  the implementation of kaizen in PT. A. The theory used is Masaki Imai about individual-oriented kaizen. This research is centered on kaizen given by individuals to companies and kaizen companies to individuals. The research method uses quantitative method based on the results of the questionnaire then the data is processed based on the needs of the analysis. Data collection technique used by researcher is purposive sampling. The results showed that PT. A gives facilities to its employees with suggestion boxes, improves the quality of employees with training programs, and applies the discipline. PT. A does not tell an explicit about kaizen to its employees. Another difference with other Japanese companies operating in Indonesia is PT. A does not have a division that introduces kaizen to its employees."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Rowland, Diana
Jakarta: Bumi Aksara, 1992
395.52 ROW e
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Retty Retno Mustikaningrum
"ABSTRAK
Dari berbagai permasalahan yang ada mungenai Jepang, kami mencitapkan tema karya tulis yaitu, Polo Dasar Susu_nan Sosial masyarakat Tradisional mendasari Sistim Kepegawaian Perusahaan Jepang Modern.
Dalam tema ini kami membahas susunan kemasyarakatan yang; bersifat tradisionil yang dapat dilihat dari susunan sosial koluarga Jepang di jaman permerintahan feodal Toku_gawa (1603-1867), yang mampunyai pengaruh besar terhadap sistim kepegawaian perusahaan--perusahaan modern pada umumnya. Mungkin dapat dikatakan bahwa, pembahasan ini merupakan suatu studi pebandingan mengenai susunan sosial masyarakat Jepang pra--Perang Dunia II dan pasca peering dunia II.
Mengenai hal hubungan sosial diantara organisa_si perusahaan Jepang dapat dikatakan unik, karena ditandai oleh ciri rasa kebangsaan dan rasa kebersamaan yang hu_at. Ada dua hal yang utama dalam hal ini yaitu, bahiwa anggota organisasi perusah aan memandang didinya bukan sebagai orang yang bebas atau berdiri sendiri, melainkan sebagai anggota dari sebuah keluarga besar yaitu paruahaan, yang dipimpin oleh seseorang yang diangap sebagai kepala keluarga,_

"
1985
S13771
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Pangastoeti
"ABSTRAK
Perdagangan merupakan sektor yang amat berpengaruh besar dalam kehidupan ekonomi Jepang. Aktivitas perdagangan di. Jepang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan dan dalam hal ini swasta memegang peranan panting. Di antara sekian banyak perusahaan yang terdapat di Jepang, ada sembilan perusahaan besar yang membentuk sebuah persatuan yang disebut Sogo Shosha. Sogo Shosha marupakan perusaha_an perdagangan umum yang terdiri dari Mitsubishi Corpora_tion, Mitsui & Co, Sumitomo Corporation, Marubeni Corporation, C. Itoh & Co. Nissho Iwai Co, Toyomenka Kaisha, Kanematsu Gosho Ltd, dan Nichimen Company.
Sogo Shosha mempunyai sejarah yang amat panjang. Dalam skripsi ini penulis mengawali pembahasan dari zaibat_su yang merupakan cikal Bakal terbentuknya Sogo Shosha. Sejak awal masa pembentukannya aktivitas zaibatsu yang paling dominan adalah dalam bidang keuangan yang diwujudkan dalam bentuk perbankan, dan industri yang diwujudkan dalam bentuk perusahan-perusahaan besar . Mereka banyak membantu pemerintah dalam menyediakan dana untuk pembangunan di dalam negeri, juga untuk membiayai peperangan di luar regeri dimana Jepang telibat. Kerjasama yang erat antara pemerintah dan zaibatsu berlangsung sampai pemerintahan diambil alih oleh Sekutu akibat kekalahan Jepang dalam Perang Dunia II. Tahun 1946 zaibatsu dibubarkan oleh pemerintah pendudukan. Meskipun demikian aktivitas mereka tetap berjalan dalam bentuk perusahaan-perusahaan kecil yang merupakan pecahannya. Tahun 1951 perintah pembubaran dicabut sehingga zaibatsu dapat bergerak lebih luas lagi. Karena luasnya wilayah dan usaha yang mereka tangani maka istilah zaibatsu sudah tidak sesuai lagi, dan mereka lazim disebut Sogo Shosa.
Aktivitas initi Sogo Shosa adalah perdagangan dengan tidak mengutamakan kepentingan sekelompok produk atau wilayah tertentu saja. Usaha-usaha lain dilakukan untuk mendukung usaha intinya. Soga Shosha bukan merupakan (conglomerats) produsen, tetapi merupakan persatuan perdagangannya, jadi me_reka tidak melakukan usaha yang memproduksi barang. Untuk membiayai aktivitas perdagangannya, masing-masing perusahaan mempunyai bank induk, dan menjadikannya sebagai partner dalam bentuk zaikai. Ada tiga hal pokok yang menunjang kemajuan Sogo Shosha yaitu sumberdaya manusia, organisasi, dan informasi. Ketiganya disusun dan dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk kemajuan perusahaan.

"
1989
S13873
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elisa Carolina Marion
"ABSTRAK
Dalam penelitian ini, penulis akan membahas mengenai fenomena penggunaan yakushokumeishoo dan keigo sebagai bagian dari kerangka honorifics yang dilihat dengan konsep power distance dalam komunikasi di perusahaan Jepang. Keigo yang dimaksud adalah penuturan bahasa sopan, atau bahasa hormat, sedangkan honorifics adalah dalam arti luas, merupakan suatu sistem komunikasi bahasa yang bermakna sopan, hormat dan merendahkan diri. Penulis membatasi penelitian pada pembahasan mengenai fenomena penggunaan Yakushokumeishoo dan Keigo sebagai bagian dari kerangka honorifics yang dilihat dengan konsep power distance dalam komunikasi di perusahaan Jepang, oleh karyawan perusahaan Jepang di daerah Kansai, Jepang.
Dari kuisioner dan wawancara didapatkan hasil bahwa bentuk sapaan yang digunakan oleh karyawan terhadap atasan ketika berkomunikasi di dalam perusahaan adalah bentuk panggilan jabatan, nama keluarga+san. Dari hasil ini menunjukkan bahwa di Jepang sudah mulai terjadi perubahan terhadap penggunaan bentuk sapaan terhadap atasan, dari sebelumnya adalah panggilan jabatan, sekarang muncul panggilan biasa yaitu “-san”. Bentuk panggilan ini tidak berpengaruh terhadap jauh dekatnya jarak emosional dari bawahan terhadap atasan. Karyawan Jepang bisa menyampaikan pendapat dan ketidaksetujuan meskipun menggunakan panggilan jabatan. Sebaliknya ada pula responden yang menggunakan bentuk panggilan biasa yaitu nama keluarga+san namun mereka tidak bisa menyampaikan pendapat atau ketidaksetujuan terhadap atasan.

ABSTRACT
In this study, the authors will discuss about the phenomenon of the use of yakushokumeishoo and keigo, as part of the framework of honorifics that are seen with the concept of power distance in communications in the Japanese company. Keigo is a polite form in Japanese. And honorifics is in a broader sense, is a system of communication language which means polite, respectful and humble themselves. Authors restrict the discussion of research on the phenomenon of use of yakushokumeishoo and keigo as part of the framework of honorifics are seen with the concept of power distance in communication in Japanese companies, by employees of Japanese companies in the Kansai region, Japan. From questionnaires and interviews showed that the shape of address forms used by the employee to the superior when communicating in the office is address forms related with position, last name + san. This result shows that Japan have started a change to the use of address forms to the superior, from address forms related with position, now appear normal call is "-san". The shape of this address forms has no effect on emotional distance from subordinates to superiors. Japanese employees can express their opinions and disagreements despite using address forms which related with position. Instead there are also respondents who use form of the surname + san, but they could not express an opinion or disagreement to superiors."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adisty Anggaranti
"Skripsi ini membahas bagaimana dampak perubahan sistem manajemen perusahaan Jepang setelah krisis ekonomi tahun 1990 terhadap meningkatnya jumlah haken rodosha. Penelitian ini menggunakan metode penelaahan kepustakaan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana perubahan sistem manajemen perusahaan Jepang, khususnya sistem kerja seumur hidup, dapat mempengaruhi jumlah haken rodosha. Kesimpulannya, naiknya jumlah haken rodosha merupakan salah satu dampak dari berubahnya sistem manajemen perusahaan Jepang yang ingin melakukan penghematan dan mempekerjakan pekerja yang lebih fleksibel.
The focus of this study is the increase of dispatched worker and the changes of Japanese management firm system after economic crisis on 1990. The purpose of this study is to understand how the changes of Japanese management firm system, especially life time employment system, have influence on the total of dispatched worker. This research is library study. Conclusion from this research is the increase of dispatched worker is one of impact from the changes of Japanese management firm which is become more economical and emphasis on worker flexibility."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2009
S13468
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library