Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 56 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Rian Faisal Asqhor
"Artikel ini menginvestigasi arsitektur yang mendukung proses purifikasi dalam suatu konteks lingkungan. Proses purifikasi dalam arsitektur kerap terbatas pada pembahasan akan skin atau kulit bangunan yang mendefinisikan batasan antara inside dan outside. Tulisan ini mengangkat bagaimana proses purifikasi dalam arsitektur dapat hadir bukan hanya dari batasannya melainkan sebagai sistem menyeluruh yang membentuk permeabilitas yang menghubungkan antara ruang dalam dan luar. Pemahaman akan sistem tersebut erat terhadap pandangan ekologis yang memahami bagaimana antar organisme saling terkait dalam menciptakan purifikasi di dalam ruangnya, sehingga berpotensi mendukung pandangan baru dalam menciptakan arsitektur yang hadir sebagai sistem purifikasi. Purifikasi ekologi merupakan suatu bentuk sistem yang terjadi secara alami terjadi melalui material yang terbentuk secara organik di dalam lingkungan sehingga mampu menciptakan respon terhadap substansi yang tidak diinginkan. Melalui studi literatur, tulisan ini mengidentifikasi bagaimana konfigurasi material yang terbentuk secara organik dari berbagai macam organisme menciptakan subsistem dalam proses purifikasi. Pemahaman akan konfigurasi tersebut kemudian dieksplorasi lebih lanjut melalui studi berbagai macam organisme yang berada di sepuluh halaman rumah yang berbeda-beda. Studi tersebut kemudian mengolah berbagai konfigurasi yang hadir menjadi basis arsitektur purifikasi, membentuk program ruang yang dapat mengolah substansi yang ada sehingga terjadi adaptasi antara ruang dalam dan luar.

This article investigates architecture that supports the process of purification in an environmental context. The discussion of purification process in architecture is often limited in the discussion of skin that defines the boundary between inside and outside. This paper highlights that the process of purification in architecture is not limited on its boundary but rather exists as an integrated system that forms a connection between the inside and outside. Such understanding of system is closely related to other views on ecology of how inter-organisms create purification in their space so that this paper potentially contribute in developing architecture that exists as a purifying system. Ecological purification is a system that naturally occurs through materials that are formed organically in the environment so as to respond towards unwanted substances. Through a literature study, this article identifies the different composition of organically formed materials from a wide variety of organisms that create sub-systems in the purification process. It has an architectural skin position associated with purification that actually produces a complex system in processing existing substances.This understanding will be explored further through case studies of ten different dwelling interfaces.This study will then develop different configuration of organic materials so as to create a synthesis of systems that can be implemented as an architectural design program that generates adaptation between the outside and inside environments."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wakid Ali Muntoha
"Mekanisme serapan gelombang elektromagnetik oleh material penyerap adalah mekanisme resonansi yaitu dalam hal ini bila terdapat kesamaan antara nilai impedansi gelombang elektromagnetik diudara dengan nilai impedansi material, maka penyerapan energi oleh material berjalan maksimal. Metode Nicolson Rose Wear merupakan metode yang cukup efektif dalam menghitung nilai pernyerapan gelombang tersebut pada suatu material penyerap gelombang elektromagnetik. Metode ini dihitung menggunakan instrumen bantuan yaitu Vector Network Analyser. Instrumen ini sangat efektif untuk menghitung nilai penyerapan gelombang elektromagnetik. Namun, instrumen Vector Network Analyser yang kebanyakan ada di lembaga-lembaga penelitian tidak bisa menghitung nilai magnetik dan nilai eletrik dari material penyerap gelombang elektromagnetik. untuk meghitung nilai permeabilitas dan nilai permitivitas tersebut dibuatlah alat bantu pehitungan menggunakan programming dan diaplikasikan dalam suatu server sehingga memudahkan siapapun untuk mengakses dan menggunakannya dalam penelitian yang dilakukan.

The mechanism for absorption of electromagnetic waves by absorbing materials is a resonance mechanism, in this case if there is a similarity between the value of the impedance of electromagnetic waves in the air and the impedance of the material, the absorption of energy by the material is maximized. Nicolson Rose Wear method is a method that is quite effective in calculating the value of the absorption of these waves on an electromagnetic wave absorbing material. This method is calculated using an auxiliary instrument, namely the Vector Network Analyzer. This instrument is very effective for calculating the absorption value of electromagnetic waves. However, the Vector Network Analyzer instrument which is mostly available in research institutions cannot calculate the magnetic value and the electrical value of the electromagnetic wave absorbing material. To calculate the permeability and permitivity values, a calculation tool was made using programming and applied to a server, making it easier for anyone to access and use it in the research being conducted. "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aji Wirawan Sudarwo
"Permeabilitas formasi batuan merupakan salah satu unsur parameter reservoir yang penting. Perkembangan teknologi logging yang akhir-akhir ini demikian pesat, memungkinkan kita untuk mendapatkan profit data permeabilitas formasi batuan secara kontinu. Salah satu teknologi yang dapat digunakan untuk mengestimasi profit data permeabilitas tersebut adaiah dengan melakukan survai logging monopole array acoustic. Dari survai tersebut kita dapat melakukan pengolahan data gelombang Stoneley (tabung) untuk melakukan estimasi permeabilitas formasi batuan. Teknologi baru ini relatif murah dan cukup efektif dibandingkan dengan teknologi pengukuran permeabilitas formasi batuan yang lain.
Permeabilitas Akustik atau Stoneley diturunkan berdasarkan pada perhitungan atenuasi dan waktu tempuh gelombang Stoneley, yang secara langsung berhubungan dengan permeabilitas formasi batuan (gerakan fluida dan gangguan tekanan gelombang).
Penjalaran gelombang Stoneley dalam lubang bor akan menggerakkan fluida dalam rongga formasi batuan yang memotong lubang bor, sehingga akan terjadi kelambatan waktu tempuh dan atenuasi gelombang Stoneley. Hubungan tersebut dirumuskan oleh X.M. Tang et al. 1991 sebagai berikut:
(atenuasi, kelambatan waktu tempuh)
K/
p Kr
K : permeabilitas formasi p : viskositas fluida Kf : inkompresibilitas
Suatu model gelombang Stoneley sintetik dibuat tanpa memasukkan unsur permeabilitas kedalamnya. Perbandingan antara data gelombang Stoneley pengukuran dan model gelombang Stoneley sintetik akan menghasilkan pergeseran frekuensi dan kelambatan waktu tempuh. Adanya pergeseran frekuensi menunjukkan adanya atenuasi gelombang. Dengan melakukan inversi dari pergeseran frekuensi dan kelambatan waktu tempuh gelombang akan menghasilkan profit permeabilitas Stoneley atau Akustik.
Analisis data permeabilitas dilakukan pada sumur Rengan Condong, mengintegrasikannya dengan data lain seperti penurunan permeabilitas hasil survai NMR (Nuclear Magnetic Resonance), hasil uji formasi dan pemerian litologi data serbuk pemboran.

Rock Formation Permeability Analysis from the Monopole Acoustic Data EstimationRock formation Permeability is one of the most important elements in the reservoir characterization and fluid management. For last decade, new techniques have been developed to invert the continuous reservoir permeability profile estimation. One of the techniques is the wire-line monopole array acoustic logging. Stoneley (tube) wave which is preserved during acoustic logging, could be processed to estimate the reservoir permeability profile. This technique is cheaper and more effective than the other permeability determination techniques.
Stoneley or Acoustic Permeability is determined based on the attenuation and delay times of the Stoneley wave propagations in the reservoir. During the propagation in a porous media, the Stoneley wave moves the formation pore fluid at the borehole interface, results the attenuation and travel time delay. The relations are formulated by X.M. Tang et al. 1991 :
(Attenuation, Travel Time Delay) --K
K : formation permeability p : fluid viscosity Kr : incompressibility
The Stoneley wave model creates only for formation elasticity and borehole effects, without permeability effect. The measured data contain of all effects, permeability, formation elasticity and borehole. Comparison of the model and measured wave data yields the centroid frequency shift and travel time delay. The centroid frequency shift indicates the measure of wave attenuation. Applying the inversion method to the centroid frequency shift and travel time delay results the Stoneley permeability profile.
An integrated data analyzing of permeability applied to the Rengan Condong well. They are the acoustic permeability, NMR (Nuclear Magnetic Resonance) permeability, DST (Drill Stem Test) and lithology description data.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2001
T8125
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Sejalan dengan semakin meningkatnya jumlah limbah radioaktif maka PTLR-BATAN berencana untuk membangun fasilitas Near Surface Disposal (NSD), terutama pada tahap awal adalah fasilitas Demo Plant NSD. NSD merupakan suatu konsep penyimpanan limbah radioaktif tingkat rendah sampai dengan menengah. Aspek yang sangat penting dalam hal studi tapak untuk rencana NSD adalah aspek hidrogeologi terutama yang berkaitan dengan migrasi radionuklida ke lingkungan. Dalam studi migrasi radionuklida parameter awal yang harus diketahui adalah konduktivitas hidraulik. Nilai konduktivitas hidraulik tanah dan batuan di lokasi tapak dapat diperoleh dengan melakukan uji permeabilitas secara in-situ. Berdasarkan hasil pengujian didapatkan nilai konduktivitas tanah dan batuan yang berkisar antara 10-6 sampai 10-2 cm/det. Nilai terbesar konduktivitas hidraulik berada pada satuan tanah lanau kerikilan yang merupakan akuifer di tapak, dengan kedalaman antara 8-24 m, dan nilai konduktivitas hidraulik mencapai 10-2 cm/det."
551 EKSPLOR 34:1 (2013)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Wisnu Gunarso
"
ABSTRAK
Lapis Asbuton Agregat (Lasbutag) adalah campuran yang terdiri dari agregat kasar, agregat halus, asbuton, dan bahan peremaja yang dicampur, dihampar, dan dipadatkan secara dingin. Fungsinya adalah sebagai lapis permukaan dan melindungi lapis di bawahnya dari pengaruh air dan cuaca.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai permeabilitas dan koefisien kekuatan relatif dari campuran Lasbutag dengan menambahkan bahan peremaja ROB50.
Adapun bahan peremaja ROB50 ini didapat dari hasil campuran residu oli, aspal minyak, dan minyak tanah dengan komposisi sebesar 50 : 30 : 20. Bahan peremaja ini kemudian dikombinasikan dengan bitumen asbuton dan didapat komposisi 48 : 52 sehingga karakteristik dari bitumen asbuton mendekati karakteristik aspal pen 60/70. Setelah itu dilakukan perecanaan campuran.
Hasil uji Marshall menunjukkan bahwa perencanaan campuran dengan variasi kadar aspal antara 6% sampai 8.3% masuk ke dalam spesifikasi, sehingga diperoleh nilai kadar aspal optimum 7.15 % dengan nilai stabilitas sebesar 439 kg. Sedangkan dari hasil uji permeabilitas dapat dilihat bahwa setiap penambahan kadar aspal sebesar 0.5% termasuk penambahan ROB50 sebesar 0.3615% akan semakin mengisi rongga-rongga yang ada di dalam campuran sehingga daya rembes air yang melewati medium yang porous akan menurun.
Koefisien kekuatan relatif didapat dari nilai stabilitas, sehingga koefisien yang didapat berkisar antara 0.297 sampai 0.318."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S34615
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Bangunan-bangunan fisik yaitu bangunan sarana dan prasarana yang diperlukan sehari-hari oleh masyarakat pemakainya, karena itu perlu adanya kemudahan bagi para pemakainya antara lain berupa kedekatan. Agar sarana dan prasarana yang dibangun dapat efisien dan efektif, maka pembangunannya harus dapat dialokasikan di mana saja. Namun tidak mudah untuk merealisasikan hal tersebut, karena ada factor-faktor yang perlu diperhatikan, salah satu diantaranya adalah factor lingkungan."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S34823
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rijali Isnain Haripa
"Kars Gunung Sewu adalah kawasan kars tropis dengan ciri ciri morfologi yang unik yaitu memiliki sinkhole atau dolina. Sinkhole atau dolina ini biasanya terbentuk akibat adanya amblesan. Kecamatan Ponjong, Rongkop dan Semanu yang berada di Kabupaten Gunung Kidul merupakan daerah yang termasuk kawasan kars Gunung Sewu yang memiliki frekuensi bencana amblesan tanah yang tinggi. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi karakteristik tanah sekitar amblesan di Kecamatan Ponjong, Rongkop dan Semanu dengan cara mengetahui bagaimana kondisi sifat fisik tanah pada amblesan yang terjadi di Kecamatan Ponjong dan Semanu, Kabupaten Gunung Kidul dalam skala unit geomorfologi. Metode penelitian ini adalah dengan melakukan pemetaan titik amblesan, investigasi geoteknik seperti ketebalan tanah, dan drainase dan uji laboratorium untuk mengetahui sifat fisik tanah seperti index properties, permeabilitas, dan bulk density. Unit analisis yang digunakan adalah analisis unit geomorfologi. Amblesan yang ada di Kecamatan Ponjong, Rongkop dan Semanu berjumlah 41 titik dengan pembagian jenis amblesan lama dan amblesan baru. Ada enam unit geomorfologi di Kec. Ponjong, Rongkop dan Semanu, yaitu Dataran Aluvial Kars, Lembah Kering, Lereng Tengah Gunung Api Ringan, Plato Kars, Polje dan Zona Kars Konikal. Amblesan yang paling banyak terjadi pada unit geomorfologi Zona Kars Konikal. Amblesan memiliki hubungan dengan unit geomorfologi karena amblesan berasosiasi dengan pembentukan unit geomorfologi kars. Karakteristik fisik tanah sekitar amblesan di Kecamatan Ponjong, Rongkop dan Semanu menunjukan tanah yang lempung berlanau halus dengan tingkat plastisitas yang tinggi dan permeabilitas yang rendah. Selain itu memiliki ketebalan tanah yang dalam hingga dangkal dengan drainase yang baik hingga terhambat. Sifat tanah tersebut menyebabkan adanya potensi pergerakan tanah seperti amblesan, terutama ketika ada daya dorong seperti air pada saat banjir.

Kars Sewu Kars Area is a Tropical Kars Area with unique features such as sinkhole or dolina. Sinkhole or dolina is usually formed due to subsidence. Ponjong, Rongkop and Semanu Subdistricts in Gunung Kidul Regency are areas inside the Gunung Sewu Kars Area which has high frequency of land subsidence. This study aims to identify the characteristics of soil around the subsidence in Ponjong, Rongkop and Semanu Subdistricts by knowing how its physical properties on a geomorphological unit scale. The methodology on this research is by conducting the subsidence's point mapping, geotechnical investigations such as soil thickness and drainage, laboratory tests to determine the physical properties of the soil such as index properties, permeability, and bulk density. The unit of analysis used is geomorphological unit analysis. The amount of subsidence in the Ponjong, Rongkop and Semanu sub-districts are 41 points which consists of old types subsidence and new types subsidence. There are six geomorphological units in the district Ponjong, Rongkop and Semanu, namely the Alluvial Plain of Kars, Dry Valley, Middle Slopes Volcanoes, Plato Kars, Polje and Conical Kars Zone. The most sinkhole is exist on Conical Kars Zone. There is an enough correlation between sinkhole and geomorphological units. The physical characteristics of the soil around subsidence in Ponjong, Rongkop and Semanu Subdistricts show that the soil is loamy smooth clay with high plasticity and low permeability. Besides that, it has deep to shallow soil thickness with good to bad drainage. The nature of thus soil causes a potential for ground movement such as subsidence, especially when there is thrust like water during a flood."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Sitti Ahmiatri Saptari
"[ABSTRAK
Penggunaan gelombang mikro dalam beberapa tahun terakhir ini mengalami peningkatan yang sangat pesat seiring berkembangnya teknologi komunikasi dan informasi. Hal ini menimbulkan masalah baru yakni terjadinya polusi gelombang mikro. Untuk mengimbangi dampak negatif polusi interferensi gelombang elektromagnetik, para peneliti mencoba mengembangkan material penyerap gelombang elektromagnetik. Salah satu material yang menjadi kandidat potensial untuk aplikasi penyerap gelombang mikro adalah material berbasis lantanum manganat. Pada penelitian ini dipelajari rekayasa struktur material berbasis lantanum manganat dengan sistem La0,67Ba0,33Mn1-xNix/2Tix/2O3 (x = 0; 0,02; 0,04 dan 0,06). Fasa tunggal senyawa La0.67Ba0.33Mn1-xNix/2Tix/2O3 berhasil dibuat melalui proses pemaduan mekanik menggunakan prekusor-prekusor La2O3, MnCO3, BaCO3, TiO2, dan NiO dengan tingkat kemurnian tinggi. Selanjutnya serbuk hasil pemaduan mekanik menjalani perlakuan pemanasan pada suhu 1200oC selama 10 jam. Material yang telah dipanaskan kemudian dihaluskan kembali selama 20 jam. Hasil refinement pola difraksi sinar X menunjukkan bahwa senyawa La0,67Ba0,33Mn1-xNix/2Tix/2O3 memiliki strukstur kristal monoklinik untuk seluruh variasi x. Kurva histerisis sampel menunjukkan bahwa material ini termasuk magnet lunak. Hasil evaluasi distribusi ukuran partikel material dengan komposisi terbaik yakni La0,67Ba0,33Mn0,06Ni0,03Ti0,03O3 adalah 82,4 nm. Hasil pengujian sifat serapan gelombang mikro pada rentang 8-12,4 GHz menunjukkan material mampu mereduksi gelombang mikro hingga 94 % pada frekuensi 11,4 GHz. Dengan demikian senyawa La0,67Ba0,33Mn1-xNix/2Tix/2O3 dapat dijadikan sebagai material penyerap gelombang mikro.;

ABSTRACT
In recent years, application of microwaves has been increased along with the development of communication and information technology and highly produces electromagnetic wave interference. To solve this problem, scientist tries to develop a new material that could absorb electromagnetic waves. One of potential candidates for absorbing materials is lanthanum manganese-based system. In this research, La0.67Ba0.33Mn1-xNix/2Tix/2O3 (x = 0, 0.02, 0.04, and 0.06) compound were studied as a microwaves absorber materials. Single phase of La0.67Ba0.33Mn1-xNix/2Tix/2O3 were successfully synthesized by mechanical alloying method. The mixture of all precursors were first mechanically milled for 20 hours and then sintered at a temperature of 1200oC for 10 h in which a fully crystalline material is ensured. The sintered materials were then re-milled for 20 hours to obtain powder-based nanoparticle. X-ray diffraction refinement shows that the samples have monoclinic structure at all x compositions. The hysteresis curve evaluation showed that the sample materials is soft magnetic. The best composition of La0.67Ba0.33Mn1-xNix/2Tix/2O3 with x = 0.06 has been evaluated. The compound has 82.4 nm particle size distributions and it is able to absorb up to 94% microwaves at 11.4 GHz. The study concluded the material of La0.67Ba0.33Mn1-xNix/2Tix/2O3 have a good potential to be a candidate of microwaves absorbing materials.
;In recent years, application of microwaves has been increased along with the development of communication and information technology and highly produces electromagnetic wave interference. To solve this problem, scientist tries to develop a new material that could absorb electromagnetic waves. One of potential candidates for absorbing materials is lanthanum manganese-based system. In this research, La0.67Ba0.33Mn1-xNix/2Tix/2O3 (x = 0, 0.02, 0.04, and 0.06) compound were studied as a microwaves absorber materials. Single phase of La0.67Ba0.33Mn1-xNix/2Tix/2O3 were successfully synthesized by mechanical alloying method. The mixture of all precursors were first mechanically milled for 20 hours and then sintered at a temperature of 1200oC for 10 h in which a fully crystalline material is ensured. The sintered materials were then re-milled for 20 hours to obtain powder-based nanoparticle. X-ray diffraction refinement shows that the samples have monoclinic structure at all x compositions. The hysteresis curve evaluation showed that the sample materials is soft magnetic. The best composition of La0.67Ba0.33Mn1-xNix/2Tix/2O3 with x = 0.06 has been evaluated. The compound has 82.4 nm particle size distributions and it is able to absorb up to 94% microwaves at 11.4 GHz. The study concluded the material of La0.67Ba0.33Mn1-xNix/2Tix/2O3 have a good potential to be a candidate of microwaves absorbing materials.
, In recent years, application of microwaves has been increased along with the development of communication and information technology and highly produces electromagnetic wave interference. To solve this problem, scientist tries to develop a new material that could absorb electromagnetic waves. One of potential candidates for absorbing materials is lanthanum manganese-based system. In this research, La0.67Ba0.33Mn1-xNix/2Tix/2O3 (x = 0, 0.02, 0.04, and 0.06) compound were studied as a microwaves absorber materials. Single phase of La0.67Ba0.33Mn1-xNix/2Tix/2O3 were successfully synthesized by mechanical alloying method. The mixture of all precursors were first mechanically milled for 20 hours and then sintered at a temperature of 1200oC for 10 h in which a fully crystalline material is ensured. The sintered materials were then re-milled for 20 hours to obtain powder-based nanoparticle. X-ray diffraction refinement shows that the samples have monoclinic structure at all x compositions. The hysteresis curve evaluation showed that the sample materials is soft magnetic. The best composition of La0.67Ba0.33Mn1-xNix/2Tix/2O3 with x = 0.06 has been evaluated. The compound has 82.4 nm particle size distributions and it is able to absorb up to 94% microwaves at 11.4 GHz. The study concluded the material of La0.67Ba0.33Mn1-xNix/2Tix/2O3 have a good potential to be a candidate of microwaves absorbing materials.
]"
2015
D1872
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6   >>