Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 10 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Trulyana Tantiani
"Salah satu transisi gaya hidup yang teljadi adalah perubahan perilaku makan. Hal ini terutama paHng berdampak pada kaum perempuan karena bagi perempuan penting sekali untuk tedihat cantik dan menarik dengan tubuh yang kurus dan tinggi (Logue, 1998). Salah satu caranya adalah dengen berdiet berlebihan yang dapat menjurus ke arah Perilaku Makan Menyimpang (PMM) (Weiss, 2005). Walaupun peda awalnya laporan mengenai terjadinya PMM hanya terjadi di Negara Barat, sejak 5 tahun terakhir ini PMM mulai merambah ke Negara-negara di Timur (Efron, 2005). Penyebab PMM rnenurut Logue (1998), Krummel (1996), dan McComb (2001) antara lain latar beiakang etnis informan, kebiasaan makan keluarga, usia dan jenis kelamin infom1an, pengaruh citra tubuh dan konsep diri, stress, pengaruh media massa. adanya masalah keiuarga, adanya pengalaman pelecehan seksual di masa lalu, adanya anggota keluarga lain yang bermasalah dengan berat badan, adanya faktor sosial ekonomi, sosial budaya, genetik, ternan sebaya, peketjaan, ketakutan menjadi dewasa, acuan makanan, trcn makanan dan pola asuh keluarga.
Prevalensi penderita anoreksia nervosa di Amerika adalah sebesar 0,5u/o pada perempuan (Holmes, 2006). Prevalensi di Jepang adalah sebesar 0,025%-0,030%. Sementara itu di Cina menurut suatu studi, prevalcnsi penderita anoreksia nervosa adalah sebesar 0,01% (Lee, 2005). Sedangkan prevalensi penderita bulimia nervosa di Amerika adalah sebesar l-3% (Holmes. 2006), Dl Asia setengah dari seluruh pasien yang melaporkan kejadian PMM adalah penderita bulimia nervosa (Lee, 2005). Prevalensi penderita PMM di Indonesia sendiri belum tercatat.
Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui penyebab, mekanisme, dan proses teljadinya PMM dari persepsi penderita. Desain penelitian ini adalah kualitatif dan kuantitatif. Subjek peneltian kualitatif, akan disebut dengan lnfonnan, diperoleh sebanyak 3 informan dari mereka yang pemah/sedang mengalami PMM. Subjek penelitian kuantitatif, akan disebut dengan responden, diperoleh sebesar 397 orang diperoleh dari mereka yang belum terdeteksi mengalami PMM. Waktu pengambilan data adalah bulan Mei-Juni 2007, Data akan diambil dengan menggunakan metode wawancara mendalam untuk penelitian kualitatif dan pengisian kuesioner untuk penelitian kuantitatif.
Hasil dari penelitian kualitatif menunjukkan bahwa semua informan penelitian kualitatif memiliki masa1ah dengan anggota keiuarganya, memiliki pengaruh pola asuh keluarga yang cukup besar memiliki citra tubuh dan konsep diri yang terdistorsi, dan berada di lingkungan yang tidak mendukung adanya orang yang gemuk. HasH penelitian kuantitatif menemukan prevalensi kecenderungan PMM yang terjadi di Jakarta dengan menggunakan kuesioner dari Sarafino 0994) diperoleh sebesar 37,3%. Prevalensi kecenderungan PMM di Jakarta dengan menggunakan kuesioner darl Stice (2000) diperoleh preva!ensi kecenderungan rnengalarnJ anoreksia nervosa sebesar 11,6 % dan prevalensi kecenderungan bulimia nervosa sebesar 27 %.
Dari hasil tersebut diharapkan akan muncul peneHtian-penelitian lain untuk mendalami mengenai PMYI. Perlu juga dilakukan pendidikan gizi pada anak~anak sekolah dan orang tua agar dapat menurunkan dan mencegah terjadinya PMM dan dapat menerapkan perilaku makan dengan gizi yang seimbang untuk menjaga kesehatan. Orang tua juga diharap dapat menanamkan konsep diri dan citra tubuh yang benar pada anak-anaknya.

One of the life style changes that occur lately is the eating behavior. This changes gives it affect mostly to women because it is important for women to look beautiful with a thin and tall body (Logue, 1998). One way to achieve this figure is to diet which can lead to eating disorders (Weiss, 2005). Even though early reports of eating disorders state that eating disorders only happens in the Western Country, in the last 5 years eating disorders has been rising in the East (Efron, 2005). The cause of eating disorders according to Logue ( 1998), Krummel (1996), annd McComb (200 I) are the patient ethnic background~ family eating pattern, age, sex, self-concept, body image, stress, mass media, family problems, sexual abuse1 members of family have a weight problem, social economic, social culture, genetics, peer influence, occupation. fear or growling up, food reference, food trends, and parenting practice.
The prevalence for anorexia nervosa in the US are 05% females (Holmes, 2006). Anorexia nervosa prevalence in Japan are 0.025% - 0.030o/o, while in China, according to some studies, anorexia nervosa prevalence are 0.01% (Lee, 2005). Prevalence of bulimia nervosa in the US are 1-3% (Holmes, 2006). In Asia, half of the eating disorders reported are bulimic (Lee, 2005). In Indonesia, there hasn't been any report of eating disorders prevalence.
The objective of this research is to understand about what are the cause, mechanism; and process of eating disorders. The methods in this research are qualitative and quantitative. The subjects of the qualitative research are three persons who are willing to be the subject and hove a past history of eating disorders. The quantitative subjects are 397 respondent that have not been diagnose with eating disorders. The research is being held at May~June 2007, The information are being gathered by inF depth interview for the qualitative research and by filling a self reported questioner for the quantitative research.
The result from qualitative research shows that aU of the subjects have problems with their family, the parenting practice have a big influence in their life, they also have a distorted body image and poor self:.concept, and they are living in an environment that have a negative behavior towards overweight problems. TI1e quantitative research shows that using Sarrlino (!994) questioner, there are 37.3% adolescents who have a tendency toward eating disorders. By using the Stice (2000) questioner, there are 1 L6% adolescents that have a tendency towards anorexia nervosa, and 27% adolescents that have a tendency towards bulimia nervosa.
From the results, we hope that there will be more research about eating disorders. There should also be a nutritional education for students and parents so they can adopt a balance diet to a healthy body. Parents should also be encourages to tell their children about the right body image and self concept.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007
T32501
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nabila Arifai Arrieta
"Perilaku makan menyimpang merupakan penyimpangan psikologis yang melibatkan perilaku dan komplikasi yang berhubungan dengan gizi dan atlet putri memiliki resiko untuk mengalaminya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan perilaku makan menyimpang yang meliputi faktor internal yaitu citra tubuh, rasa percaya diri, riwayat diet, dan tingkat stress serta faktor eksternal yaitu pengaruh dari pelatih, teman, keluarga, durasi olahraga dan tuntutan sebagai atlet. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional dengan total responden sebanyak 97 atlet putri DKI Jakarta cabang olahraga estetik, ketahanan, dan bela diri. Penelitian dilaksanakan pada bulan April-Mei 2014. Pengumpulan data menggunakan kuesioner termasuk EDDS untuk melihat perilaku makan menyimpang serta pengukuran tinggi dan berat badan responden. Analisis data menggunakan uji chi square dan uji t independen. Hasil penelitian menunjukkan 37,1% responden memiliki perilaku makan menyimpang dengan spesifikasi anoreksia nervosa 0%, bulimia nervosa 12,4%, binge eating disorder 10,3% dan EDNOS 14.4%. Hasil analisis bivariat menunjukkan terdapat hubungan bermakna antara citra tubuh (p=0.000), riwayat diet (p=0.034), tingkat stress (p=0.019) sebagai faktor internal dan pengaruh pelatih (p=0.001), teman (p=0.047), keluarga (p=0.005), durasi olahraga (p=0.005), tuntutan sebagai atlet (p=0.000) sebagai faktor eksternal dengan perilaku makan menyimpang. Berdasarkan hasil tersebut, diharapkan KONI DKI Jakarta dapat memberikan intervensi terhadap atlet dan pelatih mengenai citra tubuh dan gizi untuk mencegah atlet memiliki perilaku makan menyimpang.
Eating disorders is psychological aberrations that involve behavior and complications associated with nutrition and female athletes have a high risk to have it. The purpose of this study is to know the factors related to eating disorders that include internal factors namely, body image, self-esteem, diet history and level of stress as well as the external factors that include influence from coaches, friends, family, duration of excercise and presssure as athletes. The study design used was cross sectional with total respondents as much as 97 DKI Jakarta aesthetic, endurance, and martial art female athletes. This study conducted in April-May 2014. Data collected using the questionnaire including EDDS to see distorted eating behavior as well as measurement of height and weight of the respondents. Data analysis using the chi square test and t-test. The results showed 37,1% of respondents have distorted eating behavior with specification of anorexia nervosa 0%, bulimia nervosa 12.4%, binge eating disorder 10.3% and EDNOS 14.4%. Results of bivariate analysis showed there were significance relationship between body image (p=0.000), diet history (p=0.034), stress level (p=0.019) as internal factors and the influence of coaches (p=0.001), friends (p=0.047), family (p=0.005), duration of exercise (p=0.043), and pressure as athletes (p=0.000) as external factors with eating disorders. Based on those results, KONI Jakarta is expected can provide interventions for athletes and coaches about body image and nutrition to prevent athlete develop eating disorders."
Depok: Universitas Indonesia, 2014
S55968
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adila Naura Iftinan Sugiharto
"Perilaku makan menyimpang (PMM) merupakan penyakit medis yang ditandai dengan gangguan parah pada perilaku makan seseorang dan dapat menyebabkan perubahan konsumsi atau penyerapan makanan, serta secara signifikan mengganggu kesehatan fisik atau fungsi psikososial. Di DKI Jakarta, diketahui sebesar 34,8% remaja memiliki kecenderungan PMM. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran dan perbedaan proporsi kecenderungan PMM berdasarkan faktor risikonya seperti literasi gizi, self-esteem, citra tubuh, pengaruh social networking sites (SNS), tingkat stres, uang saku, dan jenis kelamin pada siswa-siswi SMAN 5 Malang tahun 2020. Penelitian ini menggunakan desain studi potong lintang dengan 134 responden. Pengambilan data penelitian dilakukan pada bulan Desember 2020 dan didapatkan dari pengisian kuesioner secara daring. Hasil analisis univariat penelitian menunjukkan bahwa 81,3% memiliki kecenderungan PMM. Hasil uji Chi-square menunjukkan bahwa terdapat perbedaan proporsi antara kecenderungan PMM dan citra tubuh (p-value 0,033).

Eating disorders are serious medical illnesses characterized by a severe disruption to a person’s eating behaviors that can cause changes in food consumption or absorption, as well as significantly affect a person’s physical and mental health. In DKI Jakarta, 34.8% of adolescents have the tendency towards eating disorders. This study aims to determine the proportion differences of eating disorders’ tendency based on its risk factors such as nutrition literature, self-esteem, body image, the influence of social networking (SNS), stress, pocket money, and gender among adolescents at SMAN 5 Malang in 2020. This cross-sectional study was conducted in December 2020 through filling out online questionnaires by 134 students as respondents. Univariate analysis showed that 81.3% students have the tendency towards eating disorders. Chi-square statistic test showed that there is a significant proportion differences in the tendency towards eating disorders based on body image."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuby Abigail
"Kecenderungan perilaku makan menyimpang (PMM) merupakan gangguan makan yang mengubah pola konsumsi atau penyerapan makanan hingga mengganggu kesehatan seseorang. Di Indonesia, prevalensi PMM terus meningkat dan salah satu kelompok yang paling rentan adalah remaja. Beberapa studi terdahulu yang dilakukan di Jakarta, Depok, dan Bekasi (2008-2023) menunjukkan angka kecenderungan PMM sebesar 32,7% - 91,7% di kalangan remaja. PMM merupakan masalah yang perlu memperoleh perhatian khusus karena dapat membawa berbagai dampak buruk bagi tumbuh kembang remaja bahkan dapat berujung pada kematian. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran kejadian dan faktor-faktor yang berhubungan dengan kecenderungan PMM pada remaja perempuan maupun laki – laki. Terdapat sepuluh variabel independen yang diteliti, yaitu jenis kelamin, status gizi, citra tubuh, stres, rasa percaya diri, aktivitas fisik, pengetahuan gizi, pengaruh teman sebaya, pengaruh orang tua, dan pengaruh media sosial. Desain penelitian yang digunakan adalah cross-sectional melibatkan 217 responden (kelas X dan XI) dari 15 SMA Negeri di Kota Depok, Jawa Barat. Pemilihan responden dilakukan menggunakan metode quota sampling dan pengambilan data dilakukan selama bulan April – Mei 2024. Hasil penelitian menunjukkan bahwa PMM merupakan masalah yang banyak ditemui dengan 78,8% responden ditemukan memiliki kecenderungan PMM. Hasil analisis bivariat menunjukkan hubungan yang bermakna antara kecenderungan PMM dengan stres, status gizi, pengaruh teman sebaya, pengaruh orang tua, dan pengaruh media sosial. Diperlukan adanya kolaborasi dari remaja, orang tua, sekolah, dan pemerintah untuk meningkatkan kesadaran dan mencegah peningkatan kasus PMM di kalangan remaja.

Eating disorders (EDs) tendencies are disordered eating-related behaviors that alter food consumption or absorption patterns that disrupt one's health. In Indonesia, the prevalence of eating disorders continues to rise, with adolescents being one of the most vulnerable groups. Several previous studies conducted in Jakarta, Depok, and Bekasi between 2008 and 2023 have shown a prevalence of PMM ranging from 32.7% to 91.7% among teenagers. PMM is a problem that requires special attention because it can have various negative impacts on the growth and development of teenagers, and can even lead to death. This study was conducted to understand the incidence and factors associated with EDs tendencies among both female and male adolescents. Ten independent variables were examined: gender, nutritional status, body image, stress, self-confidence, physical activity, nutritional knowledge, peer influence, parental influence, and social media influence. The research design used was cross-sectional, involving 217 respondents (10th and 11th graders) from 15 public high schools in Depok City, West Java. Respondents were selected using quota sampling method, and data collection took place during April - May 2024. Research results indicate that eating disorders are a prevalent issue, with 78.8% of respondents found to have tendencies towards EDs. Bivariate analysis results indicated significant relationships between EDs tendencies and stress, nutritional status, peer influence, parental influence, and social media influence. Collaboration among adolescents, parents, schools, and government is needed to increase awareness and prevent the rise of eating disorder cases among adolescents.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nicola Putri Sasmita
"Perilaku makan menyimpang didefinisikan sebagai gangguan makan atau perilaku terkait makan yang terjadi secara persisten, dimana hal ini menghasilkan perubahan terhadap penyerapan makanan yang secara signifikan berhubungan dengan kesehatan fisik atau fungsi psikososial Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan faktor individu dan faktor lingkungan dengan perilaku makan menyimpang. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain studi cross-sectional.
Hasil penelitian menunjukan bahwa 52.2% remaja putri memiliki kecenderungan perilaku makan menyimpang dengan distribusi perilaku makan menyimpang 46.9% pada anorexia nervosa dan 5.1% pada bulimia nervosa.Variabel yang memiliki hubungan bermakna dengan terjadinya perilaku makan menyimpang adalah citra tubuh, status gizi, pengaruh media sosia, pengaruh media massa, pengaruh teman, dan pengaruh orang tua.
Penulis menyarankan agar dilakukan konseling dan penyuluhan kepada remaja putri di Jakarta untuk meningkatkan pengetahuan mengenai pola makan yang baik dan benar sehingga kejadian perilaku makan menyimpang di kalangan remaja putri di Jakarta bisa ditekan jumlahnya.

Eating Disorder is defined as eating-related behaviors that occur persistently, and results in change to the absorption of food which is significantly associated with physical health or psychosocial functions. This study aims to determine the relationship of individual factors and environmental factors with eating disorder. The study was conducted using a cross-sectional study design.
The results showed that 52.2% of young women have a tendency to eat with eating disorders, and the distributions are 46.9% with anorexia nervosa and 5.1% with bulimia nervosa. The variables that shown significant relationship with the occurrence of eating disorder is body image, nutrition, social media , mass media, peer pressure, and parental influence.
The author suggested that counseling to young women in Jakarta is needed to improve knowledge about proper diet so that the incidence of eating disorder among adolescent girls in Jakarta can be reduced in number.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S55188
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Melia Trirachma Ningtyas
"Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui faktor dominan terhadap kecenderungan perilaku makan menyimpang pada siswi SMA Labschool Kebayoran Jakarta Tahun 2014. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain cross sectional. Dari keseluruhan responden (n=145) didapatkan sebanyak 51% memiliki kecenderungan perilaku makan menyimpang dengan 1,3% mengalami kecenderungan yang serius.
Pada penelitian ini ditemukan hubungan yang bermakna antara riwayat diet (P=0,000), percaya diri (P=0,043), pengaruh keluarga (P=0,001), ejekan seputar berat badan dan bentuk tubuh (P=0,023), dan IMT (P=0,037) terhadap kecenderungan perilaku makan menyimpang. Analisis multivariat juga dilakukan pada penelitian ini, didapatkan riwayat diet merupakan faktor dominan terhadap kecenderungan perilaku makan menyimpang setelah dikontrol dengan variabel percaya diri, pengaruh keluarga dan ejekan (OR=3,589).
Hasil dari penelitian ini menyarankan agar sekolah dan dinas kesehatan dapat bekerja sama dalam melakukan kegiatan promosi gizi mengenai perilaku makan menyimpang, perhitungan berat badan ideal, perhitungan IMT/U serta mengatur pola makan yang baik agar para siswa dapat menjaga kesehatan.

The purpose of this study was to determine dominant factor to tendency of eating disorder in female high school students at SMA Labschool Kebayoran Jakarta 2014. This study used cross-sectional design.
The result showed that 51% of female high school students had the tendency of eating disorder and 1,3% had a serious tendency. Variabels that showed significance were diet behavior (P=0,000), self-esteem (P=0,043), family influence (P=0,001), teasing history related shape and weight (P=0,023), and BMI (P=0,037). Multivariate analysis is also used in this study, result show that diet behavior as dominant factor to tendency of eating disorder (OR=3,589) aftel controlling with self-esteem, family influence and teasing history.
This study suggest schools and health services can work together to held a nutritional program about the dangers of eating disorder, the calculation of ideal body weight, the calculation BMI for age, and how to set a good diet so that students can maintain their health.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S56021
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gusti Indah Lestari
"ABSTRACT
Perilaku makan menyimpang merupakan gangguan psikologis yang melibatkan obsesi terhadap makanan dan secara ekstrim memiliki perilaku makan yang kurang sehat dan cenderung tidak puas terhadap citra tubuh. Perilaku makan menyimpang berdampak pada fisiologis tubuh antara lain menurunnya kepadatan tulang, abnormalitas elektrolit tubuh, gangguan hormon, dan komplikasi kesehatan. Skripsi ini membahas pengaruh media sebagai faktor dominan kecenderungan perilaku makan menyimpang pada remaja di SMA Negeri 39 Jakarta Tahun 2018. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif menggunakan desain studi cross sectional dengan responden sebanyak 205 orang. Pengumpulan data dilakukan pada bulan April 2018 dengan cara pengisian kuesioner dan pengukuran antropometri. Analisis statistik untuk mengetahui hubungan antar variabel menggunakan uji chi-square dan faktor dominan menggunakan uji regresi logistik ganda. Pada penelitian ini diketahui 57,6 responden mengalami kecenderungan perilaku makan menyimpang. Terdapat hubungan antara perilaku diet p=0,001, jenis kelamin p=0,003, pengaruh teman

ABSTRACT
Eating disorder is psychological illness that involves an obsession with food and extremely unhealthy eating behaviors, followed by body image dissatisfaction. Eating disorder impact physiological body such as decreased bone mineral density, fluid and electrolyte abnormalities, hormone abnormalities, and health complication. This thesis discusses about media influence as dominant factor as subthreshold eating disorder on adolescence at Senior High School 39 Jakarta in 2018. The research was conducted using quantitive method with cross sectional design in 205 respondent. Data were collected in April 2018 with self administrated questionnaire and anthropometric measurement. Statistical analytic for significant association between variables is analyzed using chi square test, while dominant factor is analyzed using binary logistic regression. The result showed that 57,6 respondent have subthreshold eating disorder. There are significant associations between subthreshold eating disorder and dieting behavior."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sarah Yuniar Puteri
"Eating disorders didefinisikan sebagai penyimpangan perilaku makan ekstrem serta gangguan pada pikiran dan perasaan yang dapat mempengaruhi kesehatan fisik dan mental bahkan mengancam jiwa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan proporsi faktor internal dan faktor eksternal dengan kecenderungan eating disorders serta mengetahui faktor dominan kecenderungan eating disorders pada siswa/i di SMA Negeri 81 Jakarta. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain potong-lintang. Pengambilan data dilakukan pada bulan April 2020 melalui pengisian kuesioner online oleh responden (n=151). Kuesioner yang digunakan yaitu Eating Disorder Diagnostic Scale (EDDS), Body Areas Satisfaction (BASS) dan Multidimensional Body Self Relations Questionnaire (MBSRQ) terkait distorsi persepsi tubuh, Rosenberg Self-esteem Scale terkait kepercayaan diri, jenis kelamin, Depression Anxiety Stress Scale (DASS) terkait tingkat stres, The Media and Technology Usage and Attitudes Scale terkait pengaruh media sosial serta The Perceived Friend Preoccupation with Weight and Dieting Scale terkait pengaruh teman sebaya. Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa 78,8% responden memiliki kecenderungan eating disorders. Hasil uji chi-square menunjukkan bahwa terdapat perbedaan proporsi antara pengaruh media sosial (p=0,007) dengan kecenderungan eating disorders. Uji regresi logistik menyatakan faktor dominan dari kecenderungan eating disorders adalah pengaruh media sosial (OR=3,407). Berdasarkan hasil penelitian, penulis menyarankan untuk dilakukan edukasi gizi pada remaja mengenai eating disorders dengan memanfaatkan media sosial demi meningkatkan pengetahuan kesehatan serta meningkatkan kewaspadaan terhadap eating disorders.

Eating disorders are defined as deviations in extreme eating behavior as well as disturbances in mind and feelings that can affect physical and mental health even life-threatening. This study aims to determine the tendency of eating disorders in adolescents at 81 Public Senior High School Jakarta based on several internal and external factors, and also find out the dominant factor. This study uses a quantitative method with a cross-sectional design. Data was collected in April 2020 through filling out online questionnaires by respondents (n = 151). The questionnaires used were Eating Disorder Diagnostic Scale (EDDS); Body Areas Satisfaction (BASS) and Multidimensional Body Self Relations Questionnaire (MBSRQ) related to distortion of body perception; Rosenberg Self-esteem Scale related to self-confidence; gender; Depression Anxiety Stress Scale (DASS) related to stress levels; The Media and Technology Usage and Attitudes Scale related to the social media influence; and The Perceived Friend Preoccupation with Weight and Dieting Scale related to peer influence. The results of this study indicate that 78.8% of respondents have tendency of eating disorders. Chi-square test result showed that there is a difference in the proportion between the influence of social media (p = 0.007) with the tendency of eating disorders. Logistic regression test states that he dominant factor of the tendency of eating disorders is the influence of social media (OR = 3,407). Based on the results of this study, the author suggest to do nutrition education about eating disorders in adolescents by utilizing social media for the sake of improving health knowledge and increase awareness of eating disorders."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jennifer Vidya
"Peningkatan prevalensi Perilaku Makan Menyimpang (PMM) baik secara global maupun nasional merupakan masalah yang cukup besar. PMM yang terjadi saat masa remaja dapat memberikan dampak buruk pada kesehatan fisik dan mental, berupa terhambatnya perkembangan pubertas, defisiensi zat gizi mikro, depresi, gangguan kecemasan, penyalahgunaan obat-obatan dan gangguan kepribadian komorbid. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari media komik terhadap kecenderungan PMM pada remaja perempuan di SMA WR. Supratman 2 Medan. Media komik yang diberikan berbentuk webtoon. Penelitian menggunakan rancangan kuasi eksperimen, yang dilakukan pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol secara tidak acak. Total sampel yang digunakan adalah sejumlah 63 siswi. Hasil penelitian diperoleh melalui kuesioner secara daring, menunjukan adanya pengaruh media komik terhadap perubahan pengetahuan PMM setelah diberikan media komik pada kelompok perlakuan (nilai p= 0,032). Akan tetapi, variabel kecenderungan PMM, kepuasan terhadap tubuh serta citra tubuh tidak mengalami perubahan yang signifikan setelah diberikan media komik maupun tidak diberikan media komik. Peningkatan prevalensi PMM pada remaja perempuan karena faktor-faktor eksternal seperti sosial-budaya, dan perkembangan teknologi, sehingga perlu dilakukan pencegahan PMM. Dari hasil penelitian ini, komik dapat digunakan sebagai materi tambahan untuk meningkatkan pengetahuan mengenai PMM, namun tetap diperlukan kelas interaktif agar dapat memberikan hasil yang lebih efektif terkait pencegahan PMM.

The increasing prevalence of eating disorders globally and nationally in Indonesia is a big problem. Eating disorders that occur during adolescence could have a negative impact on physical and mental health, like delayed pubertal development, micronutrient deficiencies, depression, anxiety disorders, drug abuse and comorbid personality disorders. This study aims to determine the effect of comics as a media on adolescent girls' eating disorders at WR. Supratman 2 High School in Medan. The comic media provided is in the form of a webtoon. The study used a quasi-experimental design, which was carried out in the treatment group and the control group non randomly, with the total sample being 63 female students. The results is provided through online questionnaire showed that there was an effect of comic media on knowledge related to eating disorder changes after being given comics to the experimental group (p value = 0.032). However, the variabels of eating disorders tendency, body satisfaction and body image did not experience significant changes after being given comic media or not. The increase of eating disorder prevalence in adolescent girls is due to external factors such as social- culture, and technological developments, so it is necessary to have eating disorder prevention. From the results of this study, comics can be used as an additional material to increase knowledge related to eating disorders, but interactive classes are still needed in order to provide more effective results related to eating disorder prevention."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bernadetta Ninda Pranantia
"ABSTRAK
Perilaku makan menyimpang dapat didefinisikan sebagai perubahan signifikan pada pola makan yang berhubungan dengan perubahan psikologis. Tujuan penelitian adalah melihat faktor internal maupun eksternal yang memiliki perbedaan proporsi dengan perilaku makan menyimpang pada finalis Abang None Jakarta. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain cross sectional pada total responden 124 finalis Abang None Jakarta 2015. Hasil penelitian menunjukkan sebesar 36,3% responden memiliki perilaku makan menyimpang. Hasil uji bivariat menunjukkan faktor yang memilki perbedaan proporsi yang bermakna adalah status gizi, citra tubuh (2,84), dan riwayat diet (OR 3,615). Berdasarkan hasil tersebut diharapkan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Pemerintahan Provinsi DKI Jakarta dapat memberi pembekalan pola makan sehat dan gizi seimbang dalam pembekalan karantina angkatan Abang None Jakarta pada tahun-tahun berikutnya sebagai pencegahan terjadinya perilaku makan menyimpang.

ABSTRACT
Eating disorder is defined as a significant change to one?s eating habits as a respond to a psychological change. The objective of this research is to determine which internal or external factors have a significant proportional difference to eating disorders. This research will be based on a quantitative cross sectional research method on 124 finalists of Abang None Jakarta 2015. Results show that 36.3% of respondents were diagnosed with an eating disorder. Bivariate results show nutritional status, body image, and diet history as the three factors with significant proportional differences to eating disorders. Therefore, it is suggested that the Department of Tourism and Culture of DKI Jakarta should provide a course on healthy eating habits and balanced nutrition in the quarantines of future Abang None Jakarta finalists as prevention of eating disorder.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2015
S60671
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library