Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 18 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jaji
"NAPZA adalah suatu ancaman paling mengkhawatirkan bagi remaja di hampir lebih dari 100 negara di dunia. Indonesia diketahui dari 3,2 juta orang adalah pengguna NAPZA. Setiap tahun jumlah pengguna NAPZA bertambah 1 juta orang, dari 1 juta pengguna yang bertambah, diketahui 5,3% di antaranya adalah kalangan pelajar dan mahasiswa, artinya dari 100 pengguna NAPZA terdapat lima pelajar atau mahasiswa sebagai penyalah guna NAPZA. Desain penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian berjumlah 384 remaja, prosedur pengambilan sampel dengan proportional stratified random sampling, dan simple random sampling. Penelitian ini menggunakan uji statistik Chi Square yang bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan variabel independen dengan dependen. Variabel independennya yaitu: faktor sosial, spiritual, umur, jenis kelamin, dan pendidikan berhubungan dengan penyalahgunaan NAPZA pada remaja di kota Palembang. Sedangkan untuk mengetahui faktor yang paling dominan diantara faktor-faktor yang diteliti, peneliti menggunakan uji statistik multivariat yaitu regresi logistik ganda. Hasil penelitian didapatkan ada hubungan antara sosial dan tingkat pendidikan remaja dengan risiko penyalahgunaan NAPZA, dan tidak ada hubungan antara usia, jenis kelamin, dan spiritual dengan risiko penyalahgunaan NAPZA, dan variabel yang paling berpengaruh adalah variabel sosial. Penelitian yang dilakukan memberikan gambaran bahwa risiko penyalahgunaan NAPZA pada remaja lebih beriko pada sosial remaja yang tinggi, dan spiritual remaja yang tidak mendukung.

Drugs is a threat most feel concemed abouts for adolescent in can be more than 100 countries in the world. Indonesia are known from 3,2 million people is user drugs. Every year user amount drugs increases 1 million people, from 1 million user that increase, known 5,3% among others is student community and student, that means from 100 users drugs are existed five student or students as abuse to drugs. This research Design uses descriptive analytic method with approach cross sectional. Sampel research amounts to 384 adolescent, intake procedure sampel with random proportional stratified sampling, and random simple sampling. This Research uses statistic test Chi Square that bent on to know there is independent variable relation with dependen. Independent Variable its that is: social factor, spiritual, age, gender, and education reiates to abuse drugs at adolescent in Palembang city. Whereas to know factor the most dominani range from to factors, researcher uses statistic test multivariat that is double logistics regression. Research Resuit is got there is relation between social and education level adolescent and risk drugs abuse, and there is no relation between age, gender, and spiritual with risk drugs abuse, and variable the most having an effect on is social variable. Research that conducted give picture that abuse risk drugs at adolescent more beriko at high adolescent social, and spiritual adolescent that not support."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
T26555
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Deni Priyanto
"Gaya hidup manusia "modern" ala Barat yang serba mewah sebagaimana disaksikan di kota-kota besar, yang tidak lepas dari penyalahgunaan Napza dan pergaulan bebas ("free sex"), tidak hanya dapat menimbulkan kesenjangan/kecemburuan sosial, tetapi juga dapat mengakibatkan kesengsaraan dan kehancuran. Narkotika, alkohol, psikotropika, dan zat adiktif lainnya (selanjutnya disebut Napza) adalah zat yang diperlukan bagi upaya penyembuhan dan pelayanan kesehatan serta untuk pengembangan ilmu pengetahuan tetapi banyak disalahgunakan sehingga menimbulkan banyak korban yang terancam dalam aspek fisik, mental, dan sosial.
Tujuan dari penelitian ini mengidentifikasi hubungan antara penyalahgunaan Napza dengan aktivitas seksual di Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor. Design dari penelitian ini adalah Korelasi. Jumlah populasi penyalahguna Napza di Rumah Sakir Dr. H. Marzoeki Mandi sekitar 60 orang. Sampel yang digunakan 50 dengan karakteristik usia antara 16-40 tahun dan penyalahguna Napza.
Teknik pengambilan sampel penelitian ini adalah dengan random sampling. Variabel dari penelitian adalah penyalahgunaan Napza dengan aktivitas seksual. Metode pengumpulan data dengan menggunakan kuisioner terstruktur, dan analisa data menggunakan 'chi-square test dengan tingkat kemaknaan p<0,05. Hasil penelitian menunjukan gambaran dengan menggunakan Fisher's exact test, menunjukan hubungan antara penyalahgunaan Napza dengan aktivitas seksual dengan tingkat kemaknaan dengan p<0,01."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2006
TA5726
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Jaji
"NAPZA adalah suatu ancaman paling mengkhawatirkan bagi remaja di hampir lebih dari 100 negara di dunia. Indonesia diketahui dari 3,2 juta orang adalah pengguna NAPZA. Setiap tahun jumlah pengguna NAPZA bertambah 1 juta orang, dari 1 juta pengguna yang bertambah, diketahui 5,3% di antaranya adalah kalangan pelajar dan mahasiswa, artinya dari 100 pengguna NAPZA terdapat lima pelajar atau mahasiswa sebagai penyalah guna NAPZA. Desain penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian berjumlah 384 remaja, prosedur pengambilan sampel dengan proportional stratified random sampling, dan simple random sampling. Penelitian ini menggunakan uji statistik Chi Square yang bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan variabel independen dengan dependen. Variabel independennya yaitu: faktor sosial, spiritual, umur, jenis kelamin, dan pendidikan berhubungan dengan penyalahgunaan NAPZA pada remaja di kota Palembang. Sedangkan untuk mengetahui faktor yang paling dominan diantara faktor-faktor yang diteliti, peneliti menggunakan uji statistik multivariat yaitu regresi logistik ganda. Hasil penelitian didapatkan ada hubungan antara sosial dan tingkat pendidikan remaja dengan risiko penyalahgunaan NAPZA, dan tidak ada hubungan antara usia, jenis kelamin, dan spiritual dengan risiko penyalahgunaan NAPZA, dan variabel yang paling berpengaruh adalah variabel sosial. Penelitian yang dilakukan memberikan gambaran bahwa risiko penyalahgunaan NAPZA pada remaja lebih beriko pada sosial remaja yang tinggi, dan spiritual remaja yang tidak mendukung.

Drugs is a threat most feel concerned abouts for adolescent in can be more than 100 countries in the world. Indonesia are known from 3,2 million people is user drugs. Every year user amount drugs increases 1 million people, from 1 million user that increase, known 5,3% among others is student community and student, that means from 100 users drugs are existed five student or students as abuse to drugs. This research Design uses descriptive analytic method with approach cross sectional. Sampel research amounts to 384 adolescent, intake procedure sampel with random proportional stratified sampling, and random simple sampling. This Research uses statistic test Chi Square that bent on to know there is independent variable relation with dependen. Independent Variable its that is: social factor, spiritual, age, gender, and education relates to abuse drugs at adolescent in Palembang city. Whereas to know factor the most dominant range from to factors, researcher uses statistic test multivariat that is double logistics regression. Research Result is got there is relation between social and education level adolescent and risk drugs abuse, and there is no relation between age, gender, and spiritual with risk drugs abuse, and variable the most having an effect on is social variable. Research that conducted give picture that abuse risk drugs at adolescent more beriko at high adolescent social, and spiritual adolescent that not support."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nuning Kurniasih
Jakarta: Pusat Data dan Informasi, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2004
362.29 NUN g
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Lukita Purnamasari
"Dukungan keluarga adalah dukungan yang diberikan secara sistematis oleh anggota keluarga lainnya meliputi dukungan emosional, instrumental, dukungan informasi dan penghargaan, dan dukungan untuk memfasilitasi anggota keluarga dalam melakukan kontak sosial dengan masyarakat. Motivasi merupakan suatu proses yang menjelaskan tentang intensitas, arah, dan ketekunan seseorang untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Penelitian bersifat kuantitatif dengan deskripsi korelasi, menggunakan teknik total sampling dengan jumlah sampel 51 orang. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah dukungan keluarga dan variabel terikat adalah motivasi. Pengambilan data penelitian ini menggunakan kuesioner.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 56,9% pasien memperoleh dukungan keluargayang baik dan 56,9% pasien memiliki motivasi tinggi. Dari hasil uji korelasi chi square diperoleh tidak ada hubungan antara dukungan keluarga dengan motivasi mengikuti program rehabilitasi, nilai α 0,152 (˃0,05). Ini berarti motivasi dipengaruhi oleh banyak faktor lain tidak hanya dukungan keluarga. Fenomena yang muncul saat ini dimana pasien penyalahguna NAPZA datang ke tempat rehabilitasi tersangkut masalah hukum yang menurut undang-undang wajib mengikuti rehabilitasi. Penelitian ini perlu ditindak lanjuti lebih mendalam dengan penelitian kualitatif, tentang faktor - faktor lain yang mempengaruhi motivasi penyalahguna NAPZA mengikuti program rehabilitasi.

Family support is kind of support given systematically by other family members that includes. Emotional support, material, information and services, and support to facilitate family members to do social contact with community. Motivation is a process that describes the intensity, direction and persistence of a person to achieve the expected goals.This research is a quantitative study with correlation design that used total sampling technique with a sample of 51 people. The independent variable in this study is family support and the dependent variable is the motivation. Datas were collected by a questionnaire.
The results showed that 56.9% samples got the support of their families and had high motivation. The chie square test showed that there is no correlation between family support and motivation to undergo the rehabilitation program (α = 0,152). This means that the motivation is influenced by many factors beside the family support. a phenomenon that currently happens is drugs abusers come to a rehabilitation program due to legal problems in which they have an obligation to undergo a rehabilitation. This study needs to get followed up with a qualitative study, about other factors affecting the substance abusers attending rehabilitation program.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
S64852
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mardha Raya
"Tujuan: Perawat sebagai salah satu bagian dari multidisiplin yang memiliki peran penting dalam menangani individu dual diagnosis. Tujaan penelitian untuk mengetahui penanganan individu dual diagnosis dari perspektif perawat selama ini. Metode: Desain deskriptif kualitatif dengan wawancara in-depth interview semi terstruktur via daring. Total partisipan 31 perawat di 4 tempat penelitian yaitu BNN LIDO Bogor, RSKO Jakarta Selatan, RS Marzoeki Mahdi Bogor dan Puskesmas Tebet, dengan menggunakan convenience sampling. Analisis data dengan pendekatan analisis tematik. Penelitian ini disetujui oleh komite etik. Hasil: Penelitian ini menghasilkan 5 tema; (1) gambaran pelayanan kesehatan individu dual diagnosis belum ada ke khasan saat ini (2) dominasi peran interkolaborasi perawat pada penanganan dual diagnosis (3) kondisi emosional perawat saat merawat individu dual diagnosis (4) faktor pendukung dan penghambat perawat saat penanganan individu (5) harapan pemenuhan kebutuhan perawat untuk peningkatan kualitas pelayanan dual diagnosis. Kesimpulan: Penanganan individu dual diagnosis belum ada ke khasan saat ini dikarenakan individu bergabung dengan individu NAPZA murni dalam perawatan program rehabilitasi NAPZA dan masih sedikit perhatian terhadap masalah gangguan jiwa yang dialaminya. Belum adanya pedoman, panduan ataupun standar keperawatan khusus untuk dual diagnosis perlu dilakukan pembahasan lebih lanjut berbagai sektor, sehingga individu dual diagnosis dapat ditangani secara tepat dan terstandar.

Aims: Nurses as part of multidisciplinary have an important role in dealing with individual dual diagnosis. The research objective is to determine the individual handling of dual diagnoses from the perspective of nurses so far. Methods: Qualitative descriptive design with semi structured in-depth interviews online. The total participants were 31 nurses in 4 research sites, namely BNN LIDO Bogor, RSKO South Jakarta, Bogor Marzoeki Mahdi Hospital and Tebet Public Health Center, using convenience sampling. Data analysis with a thematic analysis approach. This study was approved by the ethics committee. Results: This study resulted in 5 themes; (1) the description of dual diagnosis individual health services has no specificity at this time (2) the dominance of the inter-collaboration role of nurses in handling dual diagnosis (3) the emotional condition of nurses when caring for dual diagnosis individuals (4) supporting and inhibiting factors for nurses when handling individuals (5) ) the hope of fulfilling the needs of nurses to improve the quality of dual diagnosis services. Conclusion: The treatment of dual diagnosis individuals is not specific at this time because the individual joins a pure drug individual in the treatment of a drug rehabilitation program and there is still little attention to the mental problems they experience. The absence of specific nursing guidelines or standards for dual diagnosis requires further discussion of various sectors, so that individual dual diagnoses can be handled appropriately and in a standardized manner."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyudi Mulyaningrat
"ABSTRAK
Penyalahgunaan NAPZA setiap tahunnya semakin merambah pasar anak muda remaja dan menjadi hal yang sangat mengkhawatirkan. Dampak penyalahgunaan NAPZA meliputi berbagai aspek khususnya jenis stimulan dan halusinogen di DIY. Peran orangtua terutama ibu sangat penting dalam merawat remaja pengguna NAPZA. Ibu merupakan sosok paling dekat dengan anak sehingga peran merawat remaja dengan masalah NAPZA sangat lekat dengannya. Pengalaman ibu tersebut belum digali secara dalam, sehingga tujuan penelitian ini yaitu untuk mendapatkan gambaran pengalaman ibu dalam merawat remaja pengguna NAPZA jenis stimulan dan halusinogen. Desain penelitian adalah kualitatif dengan pendekatan fenomenologi yang melibatkan delapan partisipan. Data dikumpulkan dengan indepth interview dan dianalisis menggunakan metode Colaizzi. Hasil penelitian didapatkan enam tema, yaitu respon berduka ibu oleh remaja pengguna NAPZA, dukungan orang terdekat memberikan motivasi dan kekuatan bagi ibu, mencari dan mempertahankan kesembuhan sebagai upaya ibu merawat remaja pengguna NAPZA, perilaku remaja sebagai penyebab penyalahgunaan NAPZA, perilaku remaja sebagai dampak penyalahgunaan NAPZA, serta beban yang dirasakan ibu sebagai akibat penyalahgunaan NAPZA oleh remaja. Hasil penelitian ini merekomendasikan bahwa ibu sebagai sosok paling dekat, merupakan kunci mencari dan mempertahankan kesembuhan remaja pengguna NAPZA dan sebagai fokus utama intervensi akibat penyalahgunaan NAPZA oleh remaja.

ABSTRACT
Drug abuse annually reaches the youth market adolescents and becomes a very worried thing. Impact of drug abuse covers various aspects, especially types of stimulants and hallucinogens in Yogyakarta. The role of parents, especially mothers, is very important in taking care of adolescent drug users. Mother is the closest person to the child so that the role of caring for adolescents with drug problems is very attached to it. The mother 39 s experience has not been explored in depth, so the purpose of this research is to get a picture of mother experience in taking care of adolescent of drug user type of stimulant and hallucinogen. The study design was qualitative with a phenomenology approach involving eight participants. Data were collected by indepth interview and analyzed using Colaizzi method. The research result got six theme, that is mothers agony response by adolescent of drug user, support of the nearest person give motivation and strength for mother, seek and maintain healing as effort of mother to take care of adolescent drug user, adolescent behavior as the cause of drug abuse, adolescent behavior as the effect of drug abuse, and the burden felt by the mother as a result of drug abuse by adolescents. The results of this study recommend that the mother as the closest person, is the key to finding and maintaining the cure of adolescent drug users and as the main focus of intervention due to drug abuse by adolescents."
2017
T48086
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wini Wulansari
"ABSTRAK
Kasus penyalahgunaan maupun ketergantungan NAPZA akibat gangguan jiwa atau
sebaliknya merupakan masalah kesehatan jiwa. Para ahli mengatakan bahwa jika
seseorang yang memiliki gangguan jiwa namun tidak terdiagnosis akan mengarah
kepada penyalahgunaan NAPZA. Begitu pula mereka yang memiliki risiko tinggi
gangguan jiwa akibat pengaruh genetik, lingkungan, masalah sosial dan lainnya
akan mendorong mereka ke arah penyalahgunaan NAPZA Laporan BNN
menyebutkan bahwa hingga akhir November 2015, jumlah penyalahguna di
Indonesia mengalami peningkatan yang signifikan dari 4,2 juta jiwa menjadi 5,9
juta jiwa. Sedangkan penyalahguna yang melakukan program rehabilitasi sebagai
upaya pengobatan tercatat baru mencapai 100 ribu jiwa. Berdasarkan hal tersebut,
pemerintah perlu membuat suatu upaya pencegahan dan pengendalian
penyalahgunaan NAPZA dengan membentuk masyarakat yang memiliki ketahanan
dan kekebalan terhadap penyalahgunaan NAPZA. Upaya tersebut adalah
melakukan skrining penggunaan zat. Skrining ini bertujuan untuk menggali
informasi pasien terkait keterlibatannya dengan penggunaan NAPZA. Skrining
dapat membantu petugas kesehatan untuk mencatat dan melaporkan kasus
penyalahgunaan zat di wilayah Puskesmas. Penelitian ini bertujuan untuk
membangun sistem informasi skrining NAPZA untuk kesehatan jiwa. Penelitian ini
menggunakan skrining dengan metode ASSIST. Sistem ini memberikan informasi
yang berguna bagi pasien untuk meningkatkan status kesehatannya dan
memberikan gambaran kasus penyalahgunaan NAPZA yang berguna bagi
Puskesmas untuk menentukan langkah yang tepat melaksanakan pencegahan dan
pengendalian penyalahgunaan NAPZA di wilayah kerja Puskesmas.

ABSTRACT
The problem of mental health is very large and cause a significant health burden. Some causes of mental health problems include genetic factors and other common factors such as brain disorders due to injury and accidents, depression due to economic problems, family problems, and abuse of narcotics, psychotropic substances and other addictive substances. The BNN report says that by the end of November 2015, the number of drugs abuser in Indonesia has increased significantly from 4.2 million people to 5.9 million people. While drugs abuser who perform the rehabilitation program as a treatment effort recorded only 100.000 people. Based on this, the government needs to make an effort to prevention and control of drug abuse by forming a society that has resilience and immunity against drug abuse. The effort is to screen for substance use. This screening aims to explore patient information related to their involvement with drug use. Screening can help health workers to record and report substance abuse cases in the public health center area. This study aims to build a system of drug screening information for mental health. This research used screening with ASSIST method. The drugs screening information system provides useful information for patients to improve their health status and provides an illustration of drug abuse cases that are useful for public health center to determine appropriate measures to implement prevention and control of drug abuse in public center health working areas.
"
2017
T48427
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alfunafi Fahrul Rizzal
"Remaja merupakan kelompok usia yang rentan mengalami adaptasi negatif terhadap proses perubahan yang terjadi pada masa pertumbuhan dan perkembangannya. Penyalahgunaan NAPZA merupakan salah satu bentuk adaptasi remaja dalam menghadapi perubahan yang terjadi. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh terapi kelompok terapeutik dan assertiveness training terhadap aspek perkembangan, kemampuan penolakan penyalahgunaan NAPZA, dan Penggunaan NAPZA pada remaja.. Penelitian ini menggunakan desain quasi-experimental pre-posttest with control group dengan dua tahap penelitian, yaitu penelitian pertama melakukan survey penggunaan NAPZA menggunakan Drugs Abuse Scale Test (DAST-20) pada 613 responden. Tahap kedua 174 responden dengan kategori bersih penggunaan NAPZA yang terbagi menjadi dua kelompok intervensi 1 dan intervensi 2. Kelompok intervensi 1 mendapatkan terapi kelompok terapeutik dan assertiveness training dan kelompok 2 mendapatkan terapi kelompok terapeutik dan latihan mandiri. Hasil survey menunjukkan bahwa 79% remaja bersih dari penggunaan NAPZA.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan aspek perkembangan yang signifikan setelah mendapatkan terapi kelompok terapeutik (p-value < 0.05) dan semakin meningkat setelah mendapatkan assertiveness training. Kemampuan penolakan penyalahgunaan NAPZA meningkat dignifikan setelah terapi kelompok terapeutik dan assertiveness training (p-value<0.05) tetapi tidak meningkat setelah terapi kelompok terapeutik dan latihan mandiri (p-value>0.05). Penggunaan NAPZA tidak meningkat dan bertahan berseih setelah terapi kelompok terapeutik dan assertiveness training. Terapi kelompok terapeutik di rekomendasikan untuk upaya pencegahan penyalahgunaan NAPZA pada remaja pada remaja.

Adolescent are vulnerable group whi can shown negative adaptation according the process of change. Substance abuse is a responses related negative adaptation in adolescent. This research goals is examine influence of the therapeutic group therapy the assertiveness training on developmental aspects, the ability to rejected susbsatnce abuse, and Substance Abuse Level in adolescents. The research uses quasi-experimental design pre-posttest with control group with two stages of research, which is the first research to conduct a survey using Drugs Abuse Scale Test (DAST-20) in 613 respondents. The second phase is 174 respondents has clear from substance abuse was divided into two intervention groups 1 and Intervention 2. Intervention Group 1 gets therapeutic group therapy and assertiveness training and Group 2 get therapeutic Group therapy and self-training.
The survey showed that 79% of teenagers were clean from substance abuse. The results showed that there was an increase in the significant developmental aspects after obtaining therapeutic Group therapy (P-value of < 0.05) and increasing after obtaining assertiveness training. The ability to decline the abuse of NAPZA increases significantly after therapeutic group therapy and assertiveness training (P-value < 0.05) but does not increase after therapeutic group therapy and self-training (p-value > 0.05). The use of NAPZA does not increase and persist after therapeutic group therapy and assertiveness training. Therapeutic group therapy is recommended for the prevention of abuse of NAPZA in adolescents in adolescents.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
T53248
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>