Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 13 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mochamad Reyhan Qois
"Penelitian ini membahas tentang perubahan penutup lahan di Sub Daerah Aliran Ci Manuk Hulu, Kabupaten Garut. DAS ini memiliki kondisi geologi dan topografi yang beragam. Disamping itu, terjadi peningkatan lahan terbangun yang terdapat pad Sub DACi Manuk Hulu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode statistik untuk mengetahui perubahan penutup lahan dalam kurun waktu 2005-2017 sertaperubahan penutup lahan dominan. Untuk menguji akurasi dan kalibrasi digunakan Root Mean Square Error RMSE dengan nilai 1.23091491. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data Digital Elevation Model, dan data penutup lahan. Hasilpenelitian menunjukan bahwa pola perubahan penutup lahan di Sub-DA Ci Manuk Hulu. Sub sub-DAS 3 dan 4 memiliki perubahan tutupan lahan dominan, yaitu pertanian lahan kering, pertanian lahan kering bercampur dengan semak dan sawah. Sub sub-DAS1 dan 2 memiliki perubahan tutupan lahan dominan pertanian lahan kering. Sementara itu, sub sub-DAS 5 memiliki perubahan tutupan lahan dominan berupa badan air.

This study discusses the change of land cover in Sub Area Ci Manuk Hulu Flow, Garut regency. This watershed has diverse geological and topographic conditions. In addition, there is an increase in the built land located in Sub DA Ci Manuk Hulu. The method used in this research is statistical method to know the change of land cover in the periodof 2005 2017 and the dominant land cover change. To test the accuracy and calibrationu sed Root Mean Square Error RMSE with the value 1.23091491. Data used in this research is Digital Elevation Model data, and land cover data. The results showed that the pattern of land cover change in Sub DA Ci Manuk Hulu. Sub watersheds 3 and 4have dominant land cover changes, dryland farming, dryland farming mixed with shrub sand rice fields. Sub watersheds 1 and 2 have the dominant land cover change of dry land farming. Mean while, sub sub watershed 5 has a dominant land cover change in the formof water bodies.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ryan Leonardo Pribadi
"Pada Bulan Mei tahun 2022, terjadi hujan berintensitas tinggi di Desa Citengah, Air hujan tersebut tidak mampu terserap oleh kawasan Hutan Gunung Kareumbi dan langsung mengalir ke Sungai Citengah dan Citandun sebagai water runoff pada saat yang bersamaan hingga meluap sehingga terjadi banjir bandang. Kejadian banjir bandang yang menimpa Desa Citengah diasumsikan terjadi akibat alih fungsi lahan di kawasan hulu sungai. Penelitian ini menggunakan Google Earth Data untuk membuat peta penggunaan lahan serta penutup lahan. Hasil menunjukan Perubahan Penggunaan lahan terluas pada Tahun 2015-2022 adalah sawah menjadi semak belukar, disusul oleh perubahan hutan menjadi sawah. Secara topografi, pemanfaatan lahan di Desa Citengah mulai mengubah hutan menjadi permukiman dan persawahan dan terus mengarah kepada pegunungan. sehingga perubahan penggunaan lahan tergolong kedalam skema D. Perubahan penutup lahan terluas pada Tahun 2015-2022 adalah Vegetasi Sedang menjadi Lahan Terbangun, Perubahan tersebut terdistribusi di sekitar jalan sehingga tergolong ke dalam pola distribusi perubahan memanjang mengikuti jalan. Penggunaan Lahan di Desa Citengah tidak sesuai dengan teori Wilayah Tanah Usaha, dimana pada kawasan terbatas kedua terdapat alih fungsi lahan perkebunan teh menjadi permukiman, tepatnya pada hulu DAS Cihonje. Diasumsikan banjir di Desa Citengah berasal dari limpasan air DAS Cihonje. Perubahan penggunaan lahan tanpa terjadi perubahan penutup lahan terluas pada Tahun 2015-2022 adalah Sawah menjadi semak belukar. Perubahan penutup lahan tanpa terjadi perubahan penggunaan lahan terluas adalah vegetasi sedang menjadi vegetasi rendah. Perubahan penggunaan lahan dapat terjadi tanpa disertai perubahan penutup lahan dan perubahan penutup lahan dapat terjadi tanpa disertai perubahan penggunaan lahan pula.

In May 2022 there was rain with high intensity on the south side of Citengah Village, Mount Kareumbi Forest area was unable to absorb the rain water and immediately flowed into the Citengah River and Citandun River as water runoff at the same time until it overflowed causing flash floods. The occurrence of flash floods in Citengah Village is assumed to have occurred due to land changes in the upstream area of ​​the river. This study uses Google Earth Data to create land use and land cover maps. This Study aims are Analyzing patterns of land use and land cover change that occurred in Citengah Village, and Analyzing the relationship between changes in land use and land cover. The results show that the largest change in land use in 2015-2021 is paddy fields with continuous rice to become shrubs, and classified into scheme D. The widest land cover change in 2015-2021 is Medium Vegetation to Built-up area and classified into distribution pattern of changes extending along the road. Land use in Citengah Village is still in accordance with the theory of Land Utility Area, where in the second restricted area there is only high density primary highland forest, while settlements and rural areas are found in the second main area. Changes in land use can occur without being accompanied by changes in land cover and changes in land cover can occur without being accompanied by changes in land use as well."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Olivina Tria Qanitah
"Kecamatan Cileungsi, Kabupaten Bogor merupakan salah satu kecamatan yang dilintasi oleh proyek pembangunan jalan Tol Cimanggis-Cibitung. Adanya pembangunan jalan tol tersebut diasumsikan memiliki dampak terhadap perkembangan urban sprawl yang dilihat dari perubahan penutup lahan permukiman tidak terencana dan membuat terjadinya alih fungsi lahan. Agar terkendali, prediksi urban sprawl perlu dilakukan melalui prediksi perkembangan permukiman yang disesuaikan dengan rencana pada RTRW. Penelitian ini menggunakan citra Maxar dan Airbus yang diperoleh dari Google Earth untuk membuat klasifikasi penutup lahan dengan metode Support Vector Machines (SVM) supervised classification. Prediksi penutup lahan hingga tahun 2037 dilakukan berbasis Cellular Automata Markov Chain (CA-MC) pada perangkat IDRISI Selva 17 yang didasari oleh faktor penentu. Hasil menunjukkan bahwa wilayah sekitar lokasi jalan tol, mengalami perubahan penutup lahan dari permukiman, lahan terbuka, dan vegetasi pertanian menjadi vegetasi non pertanian. Penutup lahan permukiman meningkat perkembangannya secara signifikan ke bagian selatan dan timur Kecamatan Cileungsi mengikuti jaringan jalan, termasuk dengan permukiman yang tidak terencana pada RTRW, yang menandakan proses urban sprawl terjadi secara perembetan memanjang atau ribbon development.

Cileungsi District, Bogor Regency is one of the districts crossed by the Cimanggis-Cibitung toll road construction project. The construction of the toll road indicates that it has had an impact on the development of urban sprawl as seen from unplanned organizational land cover changes and resulting land conversion. In order to be under control, predictions of urban sprawl need to be done through predictions of organizational development that are adjusted to plans in the RTRW. This research uses Maxar and Airbus images obtained from Google Earth to create land cover classifications using the Support Vector Machines (SVM) supervised classification method. Land cover predictions until 2037 are carried out based on Cellular Automata Markov Chain (CA-MC) on the IDRISI Selva 17 device which is based on determining factors. The results show that the area around the toll road location experienced changes in land cover from organization, open land, and agricultural vegetation to non-agricultural vegetation. Organizational land cover increases its development significantly to the southern and eastern parts of Cileungsi District following the road network, including unplanned organization in the RTRW, which indicates that the urban sprawl process occurs in a ribbon development."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meisheila Viera Fatimah
"ABSTRAK
Alih fungsi lahan yang tidak terkendali dan tidak memperhatikan syarat konservasi menyebabkan lahan menjadi kritis. Sub DAS Keduang merupakan salah satu bagian dari DAS Bengawan Solo Hulu yang luas lahan kritisnya terus meningkat, sehingga untuk itu diperlukan prediksi yang dapat menggambarkan kondisi tingkat kekritisan lahan Sub DAS Keduang secara spasial sebagai upaya menanggulangi lahan kritis. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perubahan penutup lahan tahun 2005, 2011, dan 2018, serta memprediksi model spasial konservasi lahan kritis tahun 2031 berdasarkan prediksi tingkat kekritisan lahan menggunakan pemanfaatan model Cellular Automata-Markov Chain. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah penutup lahan, produktivitas lahan, kemiringan lereng, tingkat bahaya erosi, jarak dari jalan, jarak dari sungai, jarak dari pemukiman, dan ketinggian wilayah. Metode analisisnya adalah spasial dan temporal komparatif deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perubahan penutup lahan Sub DAS Keduang terjadi secara dinamis dan permukiman merupakan penutup lahan yang paling signifikan mengalami peningkatan luasan. Prediksi tingkat kekritisan lahan menunjukkan Sub DAS Keduang didominasi oleh lahan dengan tingkat kritis. Prediksi model spasial konservasi lahan kritis pada tahun 2031 lebih didominasi oleh metode vegetatif dibandingkan dengan metode kombinasi (vegetatif dan mekanik), karena wilayahnya berada di lereng yang landai sehingga pengendalian lereng tidak terlalu dibutuhkan.

ABSTRACT
Land coversion that uncontrolled and not in accordance with the regulation of conservation can cause the critical land. Keduang Sub Watershed is one part of Bengawan Solo Upper Watershed where the critical land area is always increased, so spatial prediction is required to describe the critical land level of Keduang Sub Watershed as an effort to cure the critical land. This research aims to analyze the land cover changes in 2005, 2011, and 2018, and also predict the spatial model of critical land conservation 2031 based on the critical land level prediction of Keduang Sub Watershed using utilization of Cellular Automata-Markov Chain model. The variable used in this research is land cover, land productivity, slope, erosion hazard level, distance from the road, distance from the river, distance from the settlement, and height of area. The analysis method is spatial and temporal comparative descriptive. The results showed that land cover of Keduang Sub Watershed is changed dinamically and settlements were the land cover that most significant increased. The prediction of critical land level shows that Keduang Sub Watershed is dominated by critical level. The prediction of spatial model of critical land conservation shows that Keduang Sub Watershed is more dominated by vegetative method than combination method (vegetative and mechanic), because the region is located on flat slope, then the slope-control is not so necessary.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fadila Muchsin
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola sebaran kelembaban tanah di Kabupaten Subang berdasarkan pada interpretasi citra Landsat-7_ETM bulan April dan September tahun 2002 serta faktor-faktor yang mempengaruhi pola sebaran kelembaban tanah seperti penutup lahan, topografi dan kerapatan vegetasi. Metode yang digunakan adalah ?metode segitiga (triangle method)? yang menggambarkan hubungan antara suhu pemukaan (Ts) dan fraksi vegetasi (Fr) yang diturunkan dari citra NDVI. Suhu pemukaan dan fraksi vegetasi diperoleh dari kanal termal, visible dan inframerah dekat citra Landsat-7_ETM. Hasil yang diperoleh adalah pola sebaran kelembaban tanah dengan nilai yang tinggi umumnya terdapat di bagian selatan Kab. Subang yang merupakan daerah pegunungan dan sebaliknya nilai kelembaban tanah yang rendah umumnya menyebar di bagian tengah dan utara Kab. Subang yang merupakan daerah dataran rendah.
Analisis yang dilakukan terhadap penutup lahan secara umum yang terdapat di Kab. Subang yaitu vegetasi budidaya lahan basah, vegetasi budidaya lahan kering dan lahan terbangun pada ketinggian 0 sampai diatas 1000 mdpl menunjukkan bahwa faktor ketinggian sangat mempengaruhi nilai kelembaban tanah. Vegetasi budidaya lahan basah memiliki nilai kelembaban tanah yang tinggi dibandingkan dengan penutup lahan lainnya dengan kisaran nilai antara 0.5 - 0.7. Sebaliknya lahan terbangun memiliki nilai kelembaban tanah yang rendah dengan kisaran 0.1 - 0.5. Selain penutup lahan dan ketinggian, kerapatan vegetasi merupakan variabel yang sangat signifikan mempengaruhi variasi kelembaban tanah. Pada bulan April dan September, tampak bahwa semakin tinggi kerapatan vegetasi, maka nilai kelembaban tanah semakin tinggi. Namun nilai korelasi antara keduanya berbeda. Pada bulan April, korelasi antara kerapatan vegetasi dan kelembaban tanah lebih kuat dengan r2 = 0.327, sedangkan pada bulan September memiliki korelasi sangat lemah dengan r2 = 0.054.

The goal of this research is to study the distribution pattern of soil moisture in the Regency of Subang based on the interpretation of the Landsat-7_ETM imageries taken on April and September 2002 and factors affecting the distribution pattern of soil moisture such as land cover, topography, and vegetation index. The method being applied is ?the triangle method? which characterizes the correlation between surface temperature (Ts) and fractional vegetation cover (Fr) derived from the NDVI imagery. The surface temperature and the fractional vegetation cover are obtained from the thermal band, and the visible and/or the near infrared of the Landsat-7_ETM imagery. The high measurement of the distribution pattern of soil moisture generally can be found in southern area of the Regency of Subang which is mountain area. On the contrary, the distribution of low measurement of soil moisture generally can be found in the middle and northern area of the Regency of Subang which are lowlands.
The analysis of the general land covers spreading on the Regency of Subang, i.e.: wetland cultivated vegetation, dryland cultivated vegetation and build-up areas on the elevation of 0 to over 1.000 mdpl shows that elevation factor plays a significant role in affecting the measurement of soil moisture. Wetland cultivated vegetation has the highest measurement of soil moisture in the range of 0.5 to 0.7 whereas build-up area has the lowest measurement of soil moisture in the range of 0.1 to 0.5. Along with the land cover and the elevation, the vegetation index is also a very significant variable in affecting the variation of soil moisture. On April and September 2002, it shows that the higher the vegetation index is, the higher the measurement of soil moisture would be. However, the correlation value between both is different. On April 2002, the correlation between the vegetation index and the soil moisture is higher with r2 = 0.327 while September 2002 has the very low correlation with r2 = 0.054.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
T29086
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Emiyati
"Tesis ini membahas pola spasial Hydrologic Response Unit (HRU) pada 1997-2008 dan dampaknya terhadap aliran Daerah Aliran (DA) Ci Rasea. Pada penelitian ini digunakan model SWAT (Soil and Water Assesment Tool) berdasarkan perubahan penutup lahan untuk mendapatkan HRU dan debit aliran secara spasial dan temporal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola spasial HRU dipengaruhi oleh penutup lahan secara temporal yang berdasarkan pada perubahan jumlah dan luas HRU. Dalam periode 1997-2008, akumulasi aliran permukaan dan perubahan debit aliran secara temporal dipengaruhi oleh perubahan HRU.
Akumulasi aliran permukaan terbesar di DA Ci Rasea dipengaruhi oleh HRU tegalan yang ada pada daerah berjenis tanah liat dengan lereng agak miring. Sedangkan akumulasi aliran permukaan terkecil di DA Ci rasea dipengaruhi oleh HRU sawah yang ada pada daerah yang berjenis tanah lempung berpasir dengan lereng landai. Perubahan HRU tegalan menjadi HRU kebun campur pada daerah yang berjenis tanah liat dengan lereng agak miring dan HRU tegalan menjadi sawah pada daerah yang berjenis tanah lempung berpasir dengan lereng landai dapat mengurangi akumulasi aliran permukaan di DA Ci Rasea.

This thesis discussed the spatial pattern of Hydrologic Response Unit (HRU) in 1997-2008 and its impact on flow Ci Rasea watershed. In this study, SWAT (Soil and Water Assessment Tool) model, based on land cover changed, was used to get HRU and flow in spatially and temporally. The results shown spatial pattern of HRU temporally was affected by land cover which based on change of number and area of HRU. In period 1997-2008, accumulated surface runoff and the changing of flow were affected by changes of HRU in temporally.
The biggest accumulated surface runoff in DA Ci Rasea influenced by HRU of agriculture cropland which there on area of clay soil type with slope slightly oblique. While the smallest accumulated surface runoff in DA Ci Rasea influenced by HRU of paddy field which there on area of sandy loam soil type with a gentle slope. The changed of agriculture cropland HRU to be mixed cropland HRU on area which have clay soil type with slope at a slight angle and agriculture cropland HRU to be paddy field HRU on area which have sandy loam soil type with a gentle slope can decrease accumulated surface runoff in DA Ci Rasea.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
T31787
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mufidah Tartila
"Lanskap suatu wilayah selalu bersifat dinamis karena tidak terlepas dari aktivitas alam dan manusia yang terus berkembang seiring berjalannya waktu. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi perubahan lanskap sejak tahun 2010 hingga 2018 yang dikaitkan dengan kejadian bencana alam.Wilayah pesisir menjadi target kajian mengenai perubahan lanskap akibat bencana alam. Lokasi penelitian ini terletak di Kota Pelabuhanratu, Kabupaten Sukabumi yang dikenal dengan kondisi geomorfologi yang bervariasi, juga dikenal dengan daerah yang telah banyak terjadi bencana alam meliputi banjir rob, banjir bandang, dan longsor. Pengolahan data dilakukan dengan aplikasi ArcGIS 10.4.1 dan ENVI 5.1, serta dilakukan verifikasi data dengan melaksanakan survei lapangan. Metode yang digunakan adalah analisis overlay yang dijelaskan secara spasial dan deskriptif. Lanskap Kota Pelabuhanratu didominasi oleh bentuk lahan lereng vulkanik dan penutup lahan vegetasi. Total luas wilayah yang mengalami perubahan lanskap akibat bencana adalah sebesar 4,08 km2 dari keseluruhan luas 91,90 km2, dan sebagian besar perubahan terdapat pada perbandingan luas penutup lahan.

The concept of landscape is known to be always changing dynamically because of its attachment to natural and human activities that continue to grow over time. The purpose of this study is to identify landscape changes from 2010 to 2018 which are associated with natural disaster events. Coastal area is the study target on landscape changes due to natural disasters. The research took place in Pelabuhanratu District, Sukabumi Regency which is known for its varied geomorphological form and its natural disaster events occurance including coastal floods, flash floods, and landslides. The research data was proccessed using ArcGIS 10.4.1 and ENVI 5.1 softwares. Data verification was done by field surveys in the study area. The method of this study is an overlay analysis and explained in the term of spatial dan descriptive concept. The landscape of Pelabuhanratu District is dominated by volcanic landforms and vegetation cover. The total area experiencing landscape changes due to natural disasters is 4.08 km2 of the disrtict area of 91.90 km2 and major changes are involving alteration of land cover area.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abel Putri Alisha
"Penutup lahan merupakan komponen penting dalam memahami interaksi aktivitas manusia dengan lingkungannya. Perubahan penutup lahan dapat dianalisis untuk memberikan informasi yang diperlukan untuk pemahaman yang tepat mengenai bagaimana suatu lahan digunakan di masa lalu, jenis perubahan yang terjadi pada lahan tersebut, dan apa yang diharapkan dari suatu lahan tersebut di masa depan. Kota Bogor dipilih sebagai wilayah penelitian karena beberapa tahun ke belakang mengalami pertumbuhan populasi dan urbanisasi. Hal ini berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan kota yang menjadi alasan terjadinya perubahan penutup lahan. Dalam mendeteksi perubahan penutup lahan, terdapat berbagai pilihan metode yang dapat digunakan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perubahan penutup lahan yang terjadi di Kota Bogor sekaligus melihat metode klasifikasi yang paling efisien untuk dijadikan rekomendasi. Penelitian ini terdiri atas analisis spasial dan analisis statistik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perubahan penutup lahan yang terjadi di Kota Bogor pada tahun 2022 dari tahun 2013 didominasi oleh kelas Lahan Terbangun yang disebabkan oleh terjadinya urbanisasi di Kota Bogor. Informasi penutup lahan yang didapatkan dari hasil klasifikasi menggunakan berbagai metode berbasis objek dan berbasis piksel yang dianalisis kecepatan dan tingkat akurasinya. Dari proses analisis tersebut, didapatkan informasi bahwa metode klasifikasi yang dikatakan paling efisien merupakan metode berbasis piksel Random Forest karena memiliki kecepatan proses pengolahan yang cukup tinggi serta tingkat akurasi yang paling baik jika dibandingkan dengan metode-metode lainnya.

Land cover is an important component in understanding the interaction of human activities with the environment. Land cover changes can be analyzed to provide the information necessary for a proper understanding of how land was used in the past, the types of changes that occurred to the land, and what to expect from the land in the future. Bogor City was chosen as the research area because in the past few years it has experienced population growth and urbanization. This affects the growth and development of the city which is the reason for changes in land cover. In detecting changes in land cover, there are various methods that can be used. Therefore, this study aims to analyze changes in land cover methods that have occurred in Bogor City as well as to see the most efficient classification to be used as a recommendation. This research consists of spatial analysis and statistical analysis. The results of this study indicate that changes in land cover that occurred in Bogor City in 2022 from 2013 were dominated by the Built-up Land class caused by urbanization in Bogor City. The land cover information obtained from the classification results uses various object-based and pixel-based methods that are analyzed for speed and accuracy. From the analysis process, information is obtained that the classification method which is said to be the most efficient is the Random Forest pixel-based method because it has high processing speed and the best level of accuracy when compared to other methods."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Paramitha
"Penutup lahan merupakan aspek dasar untuk memperkirakan berbagai peristiwa yang terjadi di permukaan bumi seperti perubahan iklim, kerusakan lingkungan, serta evaluasi pengelolaan lahan dan tata ruang wilayah. Perubahan penutup lahan merupakan fenomena yang kompleks dan dinamis berdasarkan ruang dan waktu. Perubahan tersebut akan terus berlanjut sejalan dengan pertumbuhan penduduk. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, Kecamatan Parakansalak, Kabupaten Sukabumi adalah salah satu kecamatan dengan peningkatan laju pertumbuhan 1,49%, di atas rata-rata laju pertumbuhan Kabupaten Sukabumi, sehingga kebutuhan akan lahan juga akan meningkat seiring dengan bertingkatnya laju pertumbuhan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perkembangan penutup lahan permukiman tahun 2011, 2016, dan 2021 serta prediksi penutup lahan permukiman di Kecamatan Parakansalak pada tahun 2032 dan membuat arahan pengembangan permukiman berdasarkan kesesuaian lahan permukiman dan RTRW Kabupaten Sukabumi tahun 2012-2032 di Kecamatan Parakansalak. Variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah lereng, jarak dari jalan, jarak dari sungai, jarak dari POI, dan kawasan rawan longsor. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah model Cellular Automata-Markov Chain untuk memprediksi penutup lahan permukiman pada tahun 2032 untuk dihitung daya dukung lahan permukimannya. Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa lahan permukiman di Kecamatan Parakansalak mulai dari tahun 2011, 2016, dan 2021 terus mengalami perkembangan di Kecamatan Parakansalak, dengan peningkatan 40,63% pada tahun 2011-2016 dan 23,62% pada tahun 2016-2021. Hasil prediksi menunjukkan bahwa luas permukiman di Kecamatan Parakansalak akan meningkat 39,04% pada tahun 2032. Hasil perhitungan jumlah penduduk dan kebutuhan lahan tahun 2032 menunjukkan bahwa RTRW perlu dievaluasi. Dari hasil arahan pengembangan permukiman, dapat melakukan pengembangan pada area pengembangan I.

Land cover is a basic aspect for predicting various events that occur on the earth's surface, such as climate change, environmental damage, as well as evaluation of land management and regional spatial planning. Land cover change is a complex and dynamic phenomenon based on space and time. These changes will continue in line with population growth. Based on data from the Central Bureau of Statistics, Parakansalak District, Sukabumi Regency is one of the sub-districts with an increased growth rate of 1.49%, above the average growth rate of Sukabumi Regency, so that the need for land will also increase along with the gradual growth rate. This study aims to analyze the development of settlement land cover in 2011, 2016, and 2021 as well as predictions of settlement land cover in Parakansalak District in 2032 and to make directions for settlement development based on the suitability of residential land and the RTRW of Sukabumi Regency in 2012 – 2032 in Parakansalak District. The variables used in this study are slope, distance from the road, distance from the river, distance from POI, and landslide-prone areas. The method used in this study is the Cellular Automata-Markov Chain model to predict residential land cover in 2032 to calculate the carrying capacity of residential land. The results of data processing show that residential land in Parakansalak District starting from 2011, 2016 and 2021 continues to experience development in Parakansalak District, with an increase of 40.63% in 2011-2016 and 23.62% in 2016-2021. Prediction results shows that the area of settlements in Parakansalak District will increase by 39.04% in 2032. The results of calculating the population and land requirements in 2032 show that the RTRW needs to be evaluated. From the results of settlement development directives, development can be carried out in development area I."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hari Prayogi
"Jumlah penduduk yang selalu bertambah mengakibatkan kebutuhan akan tempat tinggal dan fasilitas pendukung juga meningkat. Bertambahnya tempat tinggal dan fasilitas-fasilitas pendukung hidup mengakibatkan terjadinya perubahan penutup lahan. Adanya pembangunan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) dan pertambahan jumlah penduduk mengakibatkan perubahan penutup lahan yang terjadi di Kabupaten Majalengka. Perubahan penutup lahan dapat di analisis menggunakan data citra satelit dengan teknologi penginderaan jauh dan sistem informasi geografi. Model prediksi perubahan penutup lahan dapat di analisis dengan menggunakan metode cellular automata markov chain. Penelitian ini menggunakan teknik pansharpening dan algoritma machine learning random forest untuk melihat perubahan penutup lahan tahun 2014, 2018, 2022. Metode cellular automata markov chain dengan sepuluh driving factor (ketinggian lahan, kemiringan lereng, jarak dari jalan, jarak dari sungai, jarak dari pusat pemerintahan, jarak dari fasilitas kesehatan, jarak dari fasilitas pendidikan, jarak dari pusat perdagangan dan bisnis, jarak dari bangunan eksisting, dan kepadatan penduduk) digunakan untuk melakukan analisis model prediksi penutup lahan tahun 2016 dan 2030 di Kabupaten Majalengka. Hasil klasifikasi penutup lahan selama periode 2014 sampai 2022 menunjukkan peningkatan luas penutup lahan pada lahan terbuka dan lahan terbangun, sedangkan vegetasi alami mengalami penurunan luas. Pada model prediksi penutup lahan tahun 2030, terjadi peningkatan luas pada penutup lahan pada vegetasi budidaya, lahan terbuka, dan lahan terbangun berturut-turut yaitu 136,172 Km2, 57,768 Km2, dan 30,774 Km2 sedangkan vegetasi alami mengalami penurunan luas menjadi 225,241 Km2 pada tahun 2030. Peningkatan luas lahan terbangun terjadi pada daerah pusat pemerintahan, BIJB, dan daerah perbatasan dengan kabupaten Indramayu, Kabupaten Cirebon, Kabupaten Sumedang, dan Kabupaten Kuningan. Model prediksi penutup lahan tahun 2030 memiliki keseuaian dengan tingkat moderate atau substansial dengan peta pola ruang tahun 2011-2031. Luas lahan terbangun pada tahun 2030 memiliki luas tertinggi pada masing-masing potensi bencana banjir, gempa bumi, dan tanah longsor yaitu berturut-turut memiliki tingkat potensi sedang, rendah, dan tinggi pada data BNPB dan memiliki luas tertinggi pada masing-masing bencana banjir, gempa bumi, dan tanah longsor yaitu berturut-turut memiliki tingkat potensi rendah, rendah, dan tinggi berdasarkan data Bappedalitbang Kabupaten Majalengka.

The ever-increasing population has resulted in the need for housing and supporting facilities also increasing. The increase in housing and living support facilities has resulted in changes in land cover. The construction of the West Java International Airport (BIJB) and the increase in the population have resulted in land cover changes occurring in the Majalengka Regency. Land cover changes can be analyzed using satellite image data, remote sensing technology, and geographic information systems. The prediction model for land cover changes can be analyzed using the cellular automata Markov chain method. This research uses pansharpening techniques and random forest machine-learning algorithms to see changes in land cover in 2014, 2018, and 2022. The cellular automata Markov chain method with ten driving factors (height of land, slope, distance from road, distance from river, distance from center government, distance from health facilities, distance from educational facilities, distance from trade and business centers, distance from existing buildings, and population density) has used to conduct a prediction model analysis of land cover in 2016 and 2030 in Majalengka Regency. The results of land cover classification for the period 2014 to 2022 show an increase in the area of land cover on open land and built-up land, while the area of natural vegetation has decreased in this area. In the 2030 land cover prediction model, there is an increase in the area of land cover in cultivated vegetation, open land, and built-up land, respectively 136,172 Km2, 57,768 Km2, and 30,774 Km2, while the area of natural vegetation decreases to 225,241 Km2 in 2030. The increase in the built-up land area occurred in the central government area, BIJB, and border areas with Indramayu Regency, Cirebon City, Sumedang Regency, and Kuningan Regency. The 2030 land cover prediction model is in moderate or substantial agreement with the 2011-2031 spatial pattern map. The built-up land area in 2030 has the highest area for each potential flood, earthquake, and landslide disaster, respectively, medium, low, and high potential levels in BNPB data; and has the highest area for each flood and earthquake, and landslides disaster, respectively, have low, low, and high potential levels based on data from the Majalengka Regency Bappedalitbang."
Depok: Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>