Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jung In June
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas perbandingan karya sastra zaman Penjajahan Jepang di Indonesia dan Korea. Indonesia dijajah Jepang selama 3 tahun, tepatnya pada 1 Maret 1942. Berbeda dari Indonesia yang terbilang singkat, Korea dijajah Jepang selama 35 tahun, di era Joseon (1910--1945). Dalam rentang waktu tersebut, sebagian pengarang mengangkat tema kemerdekaan meskipun berada dalam tekanan Jepang. Pengarang dua negara tidak menyerah ataupun mundur, mereka tetap mengobarkan semangat kemerdekaan. Tujuan penelitian ini adalah membandingkan dua novel, Kadarwati Wanita dengan Lima Nama karya Pandir Kelana dan Mister Sunshine karya Kim Eun Seuk. Aspek yang akan dibandingkan, antara lain latar, penokohan, alur, dan pesan yang terdapat dalam kedua karya.

ABSTRACT
This study discusses the comparison of literary works of Japanese occupation in Indonesia and Korea. Indonesia was colonized by Japan for 3 years, precisely on March 1, 1942. Different from Indonesia which was relatively short, Korea was colonized by Japan for 35 years, in the Joseon era (1910--1945). In this period, some authors raised the theme of independence despite being under Japanese pressure. Authors of two countries did not surrender or retreat, they still ignited the spirit of independence. The purpose of this study is to compare two novels, the Female Kadarwati with Five Names by Pandir Kelana and Mister Sunshine by Kim Eun Seuk. Aspects that will be compared include background, characterization, plot, and message contained in the two works."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Lovelyta
"Penelitian ini mengkaji tema pada novel Korea yang berjudul Redimeideu Insaeng karya Chae Man Shik melalui gagasan-gagasan pendukung dan gaya penceritaannya. Metode penelitian yang digunakan adalah metode close reading dengan seluruh analisis yang merujuk pada teks. Pendekatan new historicism juga digunakan karena adanya keterkaitan antara karya sastra dengan berbagai kekuatan sosial, ekonomi, dan politik yang melingkupinya. Temuan dari penelitian ini mengungkapkan bahwa tema dari novel Redimeideu Insaeng adalah penolakan terhadap pendidikan pemerintah kolonial Jepang. Karya ini juga merupakan upaya pengarang untuk menumbuhkan semangat nasionalisme dalam diri rakyat Korea.

This research is focused on a study of theme in Korean short novel, Redimeideu Insaeng, written by Chae Mansik through its supporting ideas and writing style. The research method used in this thesis is a close reading method with all its analysis refers to the text. The new historicism approach is also used because of the relationship between literature and the power of social, economy, and politic around it. The result of the study is that the theme of Redimeideu Insaeng is the rejection of the Japanese colonial government education. It is also found that this work is the author‟s effort to encourage Korean people of their awareness to nationalism."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S45932
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kania Permata Sukma
"Upaya ekspansi dan pendudukan Jepang ke wilayah Indonesia pada tahun 1942-1945, khususnya Pulau Jawa untuk mendapat dukungan moril dan materiil demi menghadapi Perang Asia Pasifik tidak lepas dari peran masyarakat muslim Jawa pada saat itu. Karakter khas masyarakat muslim Jawa yang tumbuh dalam lingkungan pendidikan pesantren menjadi landasan bagi pemerintah Jepang dalam melancarkan propagandanya. Melalui analisis terhadap teknik propaganda pada artikel majalah Pandji Poestaka tahun 1942 dan 1943 serta koran Asia Raya tahun 1944 dan 1945, didapati bahwa teknik Transfer, Glittering generalities, dan Bandwagon lebih dominan digunakan dibanding teknik propaganda lainnya. Hal ini berkaitan dengan karakter masyarakat muslim Jawa hasil didikan pesantren yang memiliki kecenderungan taat pada ulama, bersemangat juang tinggi ketika yang digaungkan adalah memperjuangkan kemerdekaan dan kebangkitan Islam.

The expansion and occupation of Japanese colonial government to Indonesian territory in 1942-1945, especially Java island in order to get moral and material support for facing the Asia Pacific War, could not be separated from the role of Javanese Muslim society at that time. The distinctive characters of Javanese Muslim society growing up in Pesantren-based environment become the basis for the Japanese government in doing their propaganda. Through an analysis of propaganda techniques on Pandji Poestaka magazine articles in the period of 1942 and 1943 as well as Asia Raya newspaper articles in the period of 1944 and 1945, it is found that the technique of Transfer, Glittering generalities, and Bandwagon are dominantly used than the other propaganda techniques. This relates to the Javanese Muslim society as the outcomes of Pesantren educational system that are likely own characters of following scholars and high-spirited when it comes to the independence and the rise of Islam."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2015
S62587
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Koh, Young Hun
"Images of Japanese troops which drawn by Pramoedya in his works indeed related with his own experiences. Pramoedya through his characters portrays his view on humanities. Pramoedya depicted the brutality of Japanese troops in their occupation in Indonesia. All Japanese propaganda delivered false messages and caused disasters for Indonesian people. Japanese culture retardation and their brutality made the author suffer and down. Even though his novels associate with anti Japanese occupation and patriotism among the youth, humanities issues in fact appear as a strong theme in all his works."
Depok: Faculty of Humanities University of Indonesia, 2006
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Amanda Anindita
"ABSTRAK
Terbukanya Korea disebabkan oleh Perjanjian Kanghwa antara Korea dan Jepang di tahun 1876. Pada tahun 1910 secara resmi Jepang menjajah Korea. Pada awal penjajahan, Jepang menduduki korea dengan kebijakan militernya yang sangat kejam. Jendral Saito Makoto merupakan Jendral Jepang ke-3 yang menduduki di Korea. Tidak seperti Jendral sebelumnya, Jendral Saito memerintah Korea dengan kebijakan baru yang dinamakan Kebijakan Kebudayaan. Jendral Makoto Jurnal ini menganalisis tentang strategi pemerintahan Saito Makoto dalam modernisasi di Korea . Tujuan dari jurnal ini adalah untuk menganalisis rahasia dari administrasi Saito . Berdasarkan hasil dari penelitian Administrasi Saito memberikan dampak pada perubahan modernisasi di Korea .

ABSTRACT
The opening of Korea occured because of Kanghwa Treaty between Korea dan Japan in 1876. In 1910 Japan has officially began the colonialization in Korea. At the first period Japan has begun with Military Policy and Cruelity in order to rule Korea. General Saito Makoto is the 3rd General Governor in Korea. Unlike the previous General Governor in Korea, General Saito Makoto rule Korea with the new policy which has been called as Cultural Policy. This paper analyzed the strategy administration of Saito Makoto in Korea . The purpose of this paper is to analyze the secret behind Saito rsquo s Administration. Based on the result of this paper, Saito rsquo s Administration gave a huge impact on Korea Modernisation"
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2017
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library